Beranda / Young Adult / PAMANKU SUAMIKU / 120 Arjuna memanggil Aruna

Share

120 Arjuna memanggil Aruna

Penulis: Wolfy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-31 11:12:20

120 Arjuna memanggil Aruna

''Lo kenapa Run?'' tanya Kania yang mulai cemas karena sudah beberapa hari melihat Aruna kehilangan semangat.

''Kagak...'' jawab Aruna singkat sambil memainkan sendok yang berulang kali keluar masuk ke dalam mangkuk dengan soto masih saja belum berkurang isinya.

''Run, itu soto nangis, lu maenin kek gitu...'' ujar Indira yang juga punya pemikiran sama dengan Kania.

Sempat terdiam sesaat Aruna setelah mendengar ucapan Indira, lalu dia menghela nafas seolah memperlihatkan betapa dia sedang banyak masalah.

''Run, cerita dong ama kita... Lo kenapa sih?!'' seru Kania membujuk Aruna.

''Gue paham perasaan elo bedua ama gue... tapi, sorry, laen kali aja...

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • PAMANKU SUAMIKU   121 Arjuna terluka

    Arjuna yang bersikap tegas meminta Aruna untuk segera masuk ke kelasnya membuat dua orang yang mengapitnya lengah. Tentu saja celah itu yang ditunggu Aruna sejak tadi. Pegangan tangan mereka mengendur, ujung pisau yang sudah tidak lagi menekan pinggang Aruna, lalu perhatian dua orang pria yang jelas punya niat buruk terhadapnya teralih kepada Arjuna.DUG BRAKAruna mendorong kedua pria yang mengapitnya sekuat tenaga, Aruna berusaha keras agar bisa lolos dari mereka berdua, hal itu juga langsung terlihat oleh Arjuna yang dengan cekatan segera menghampirinya. Tangan Aruna ditarik dengan kasar oleh Arjuna sampai Aruna hampir terjatuh.Dua pria yang mengapit Aruna dan mengancamnya dengan pisau terkejut tapi mereka juga bisa dengan segera bergerak. Pisau yang masih erat di genggaman salah satu pria refleks di ayunkan untuk melukai Aruna tapi segera di tepis oleh Arjuna hingga mengakibatkan darah segar keluar dari luka sayatan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • PAMANKU SUAMIKU   122 Casting drama

    ''Ada apa, kok rame bener?'' tanya Gavin kepada salah seorang yang berbaur di dalam hiruk pikuk keramaian ketika dalam perjalanan menuju ruangan Arjuna karena di telefon Aruna barusan. ''Gavin!'' pekik Alisa dari belakanng Gavin saat menyadari kehadiran Gavin, ''Emang lu belom dapet kabar dari Aruna?'' ''Aruna?!... Emang ada apaan?'' tanya Gavin heran. ''Tadi sempet ada keributan, gue juga enggak tahu apa masalahnya, tapi gue lihat Pak Juna kek lagi negur gitu... enggak tauk Runa apa orang-orang yang lagi sama dia, eh tauk-tauk malah ribut, enggak lama Pak Juna luka, terus dipapah ama Aruna...'' ''Kok lu tauk?!'' ''Ya 'kan gue liat, tapi cuma dari jauh... makanya, gue enggak tauk jelas...'' ''Ya udah, makasih infonya Lis...'' ''Eh, Vin!'' pekik Alisa ketika Gavin bergegas meninggalkannya dengan wajah panik tapi Gavin tetap t

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • PAMANKU SUAMIKU   123 Anak ayam mengikuti induknya

    ''Jadi, apa masalahnya?'' tanya Ardan dengan nada datar. ''Lo, kek lagi nginterogasi gue...'' jawab Arjuna dengan lagak seolah sedang menantangnya. ''Menurut lo gitu?!'' sahut Ardan tak kalah santai Ardan menanggapi Arjuna, ''Terserah, pikirin apa yang lu mau, bebas... jadi, bisa jawab pertanyaan gue?'' tanya Ardan kemudian dengan ekspresi menantang Arjuna yang sedang bermain-main dengannya. ''Bini lo, nyaris diculik...'' ''Lo ada andil?'' ''Menurut lo?!'' ''Apa gue akan tanya kalo gue tauk?!'' ''Jadi elu juga bingung...'' ''Juga!'' seru Ardan menyahut dengan alis naik, ''Jadi, elo juga enggak tauk rupanya...'' ujar Ardan melanjutkan ucapannya. Ardan merasa tenang karena ternyata Arjuna tidak berhubungan dengan percobaan penculikan Aruna, tapi di sisi lain dia juga merasa gusar k

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • PAMANKU SUAMIKU   124 Sikap posesif Aruna sebagai seorang istri

    Aruna menanggapi Ardan dengan nada suara seperti sedang merengek, dengan tubuh gemetar dia memperlihatkan ekspresinya yang menunjukkan kalau dia kecewa. ''Runa... Abang...'' ''Kalau abang tanya itu, Runa enggak ngerti...'' ujar Aruna menyela ucapan Ardan yang ragu-ragu, ''Runa enggak bisa misahin antara perasaan Runa saat abang ninggalin Runa, sama perasaan Runa setelah ngerasaain hampir diculik tadi... Runa enggak tahu gimana misahinnya...'' tambah Aruna dengan suaranya yang bergetar menahan tangis agar tidak tumpah ruah memperlihatkan kelemahannya yang berusaha disembunyikan. Emosi Aruna sedang berusaha memberontak setelah selama beberapa hari Aruna bahkan nyaris tidak tidur karena benaknya tidak bisa tidak memikirkan bagaimana suaminya meninggalkannya setelah menghardiknya dengan sangat keras saat itu. Ardan dengan segera memeluk istrinya yang hanya dalam hitungan detik akan segera meledak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-28
  • PAMANKU SUAMIKU   125 Villa

    Wajah Ardan memelas menanggapi reaksi istrinya yang tidak bisa menerima penjelasannya. Hatinya terenyuh dengan perasaan kecewa istri kecilnya yang jelas merasa tidak puas dengan keputusannya. Tanpa bicara, Ardan membelai wajah istri kecilnya, menatapnya dengan sorot mata yang redup, mengisyaratkan kalau dirinya juga merasa tersakiti karena tidak bisa membuat istrinya merasa aman dan nyaman. Sepasang suami istri saling bertatapan selama beberapa waktu, keduanya menunjukkan perasaan terluka. Pada akhirnya, Aruna kembali mengalah setelah melihat kekecewaan yang juga tersirat dibalik wajah tampan suaminya yang muram. Aruna menundukkan kepalanya, mengukuhkan perasaannya agar kembali tenang dan tetap tabah dengan konsekuensi yang harus diterima karena dia memiliki suami yang punya beban tanggung jawab besar karena tugas dan kewajibannya sebagai aparat pemerintah yang spesial. Tanpa melihat ke arah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • PAMANKU SUAMIKU   126 Terbentuknya benih iri dan dengki

    126 Terbentuknya benih iri dan dengkiBaru saja kembali dari yang kata Ardan adalah bulan madu terlambatnya antara Ardan dan Aruna. Ardan dikejutkan oleh mobil mewah yang tiba-tiba memblokir jalan ketika Ardan hendak masuk ke pekarangan rumah.''Astaghfirullah...'' pekik Aruna karena terkejut.Di bangku kemudi Ardan mengernyitkan dahi dengan sorot mata kesal menatap pemandangan di hadapannya. Dia tahu siapa pengemudi mobil mewah di depannya.''Kak Karissa?!'' pekik Aruna pelan saat dia melihat dengan jelas pengemudi mobil mewah di hadapannya. Sontak saja Aruna segera menoleh ke arah suami di sebelahnya dengan ekspresi bertanya.Ardan tidak berkata apa-apa, tapi, dia tersenyum manis menanggapi wajah khawatir istri kecilnya, seolah berkata, ''tenang saja,

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • PAMANKU SUAMIKU   127 Penolakan

    127 Penolakan''Maksud lo apa?'' tanya Ardan serius saat menghampiri Karissa di ruangan kantornya.''Ndra, kenapa sih, jutek amat... ada apa?'' tanya Karissa dengan wajah polosnya.''Enggak usah belagak pilon!'' seru Ardan ketus menjawab Karissa.''Ndra, semakin hari semakin hari kamu kok makin kasar sama aku... salah aku apa?!''Karissa masih memperlihatkan ekspresi yang menunjukkan kalau dia tidak mengerti maksud pertanyaan Ardan.''Sa, Nata mati di tabrak, itu semua elo kan?!'' sahut Ardan menanggapi Karissa dengan nada curiga.''Nata, mati ditabrak?!'' sahut Karissa dengan ekspresi heran, ''Kasian amat...'' kali ini wajahnya menampilkan ekspr

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • PAMANKU SUAMIKU   128 Perbincangan Aruna dan Arjuna

    128 Perbincangan Aruna dan ArjunaArjuna mengelus dada di dalam hatinya melihat kelakuan nyeleneh dari anak didiknya yang satu ini. Dia kesal tapi dia sendiri juga heran dengan dirinya sendiri. Kenapa dia tidak bisa marah? Justru dia malah merasa kagum dengan tindakan berani sekaligus nekat Aruna meski yang juga terbilang tidak sopan.''Saya tahu, saya tidak sopan... tapi, pak... saya kan minta ijin bapak dulu...'' ujar Aruna kembali menjelaskan setelah melihat reaksi Arjuna yang juga membuat Aruna merasa bersalah.''Apa yang mendasari tindakan kamu kali ini?''''Kejadian kemarin pemicunya...''''Insiden percobaan penculikan kamu itu?!''''Iya pak...''

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26

Bab terbaru

  • PAMANKU SUAMIKU   152 Berakhir bahagia

    Ardan duduk di samping tempat tidur Aruna yang sedang tertidur setelah mendapat perawatan di rumah sakit dengan air mata berlinang.Ardan yang baru saja bangun setelah menjalani operasi karena luka tembak di bahu kirinya tidak mau mendengar ketika dokter dan perawat memintanya untuk tetap beristirahat. Dia tetap nekat untuk berada di samping Aruna. Pada akhirnya pihak rumah sakit yang mengetahui apa yang terjadi terhadap sepasang suami istri yang baru saja mengalami musibah membiarkan Ardan dan Aruna berada dalam satu ruangan.''Maaf... maafin abang, Run...'' gumam Ardan sambil memegang erat tangan Aruna, ''Maaf karena kamu harus mengalami ini semua gara-gara abang...'' Ardan terus bergumam menyalahkan dirinya dengan tangan Aruna yang didekap dekat wajahnya, ''Abang enggak tahu kalau kamu hamil... maafin abang karena enggak bisa lindungin dia...''''Bang, berisik!'' seru Aruna yang terbangun dengan semua penyesalan Ardan

  • PAMANKU SUAMIKU   151 Amira kembali hidup

    ''Kenapa sama Aruna?!'' pekik Ardan dengan sorot mata penuh amarah melotot pada Karissa.''Hehehe...'' kekek Karissa menaggapi Ardan yang sedang meradang karena pernyataannya barusan, ''Aku suka tampilanmu sekarang... kali ini, mata kamu bener-bener ngeliat aku.''''Brengsek Karissa, jawab aku!!!'' hardik Ardan yang semakin kesal dengan Karissa.''Dia pasti sedih... aku yakin dia masih belum tahu apa yang terjadi padanya... pasti seru ngeliat dia nangis...'' gumam Karissa yang seolah tdiak peduli dengan betapa marahnya Ardan.''Kamu bukan manusia,'' ujar Amira dengan suara bergetar, ''Bisa-bisanya kamu... KAMU BUKAN MANUSIA!'' teriak Amira histeris sambil menangis, ''Kamu sudah membunuh Raihan... kamu bunuh dia dengan sangat kejam... kamu tega, dasar perempuan jalang busuk!''Jeritan Amira menarik perhatian petugas yang sedang mengolah TKP sambil menunggu ambulans dan mobil tahan

  • PAMANKU SUAMIKU   150 Akhir pencarian

    Satu orang lagi tewas di tangan Karissa dan hal itu membuat para preman lain yang ingin berontak itu ciut nyalinya. Mereka tidak berkutik menghadapi Karissa yang sudah tidak lagi bisa mengontrol emosinya.''Buka, kasih dia masuk!'' seru Karissa memberi perintah, ''Atau... ada lagi yang mau ngerasain timah panas?!''Preman terdekat dengan pintu akhirnya menyerah dengan kebrutalan Karissa. Dia pasrah membuka pintu menuruti perintah Karissa.''Woy!'' pekik Casdi yang masih tidak menyetujui keputusan Karissa, ''Jangan di buka!''Preman yang sedang membuka pintu terkejut dan pintu terhenti sekitar sejengkal saat dia mendengar Casdi memekik kesal.''Buka!'' seru Karissa dengan mata melotot sambil mengarahkan moncong senjatanya ke arah si pembuka pintu.Perhatian Karissa teralih, lalu seketika itu juga beberapa preman mendekat hendak merebut senjata Karissa.

  • PAMANKU SUAMIKU   149 Terpojok

    ''...segera menyerah, kalian sudah di kepung!''Peringatan dari pengeras suara tiba-tiba terdengar ketika Karissa dan yang lainnya baru saja selesai mengikat Aruna, Amira, Dion dan Rafli.Karissa dan yang lainnya yang panik dan fokus dengan kubu masing-masing saat perseteruan belum lama terjadi barusan, mereka tidak menyadari deru mesin kendaraan yang datang mendekat, karenanya mereka semua terkejut ketika tiba-tiba saja mereka terkepung.Tanpa aba-aba kedua kubu segera mengadakan gencatan senjata lalu dengan cekatan menutup jendela dan pintu atau apa pun yang bisa menjadi akses dari luar untuk melihat situasi di dalam bangunan. Mereka semua tahu jika masih ada kesempatan karena mereka punya empat sandera yang bisa digunakan.***''Pak, mereka semua ada di dalam...'' ujar salah seorang petugas memberi laporan, ''Kemungkinan besar, Dion dan Rafli yang bertugas juga sudah di tangka

  • PAMANKU SUAMIKU   148 Perpecahan

    Dion dan Rafli bertindak mengikuti improvisasi dari situasi yang mereka ciptakan setelah terdesak.Desakan para preman yang meminta mereka untuk menyerahkan kunci mobil membuat mereka kesulitan mengulur-ulur waktu. Tapi, kreativitas dengan modal nyali nekat sekaligus bukti bahwa diklat yang mereka jalani menunjukkan kepiawaian mereka dalam melaksanakan tugas.''Lah, mana ya?!'' sahut Dion sambil kasak-kusuk berlagak mencari kunci di saku pakaiannya, ''Fli, mana kunci?''''Lah, bukannya ama elu?!'' jawab Rafli mengikuti skenario dadakan di lapangan.''Pe'a, kagak ada di gua... ama lu, kan...''''Kagak, kagak ada... tuh, liat!'' seru Rafli sambil menarik kantong pakaiannya keluar.''Ngelawak lu bedua!'' pekik preman yang menunggu kunci mobil mereka untuk di serahkan dengan mata melotot.''Ka-kagak bang, beneran dah... cek aja... kagak ada i

  • PAMANKU SUAMIKU   147 Parta

    ''Di mana ini?!" pekik Aruna ketika tali yang mengikat mulutnya dibuka saat sudah berada di sebuah ruangan, ''Mau apa kalian?!''Mereka yang ada di ruangan itu tersenyum sinis menanggapi kegelisahan Aruna dan Amira yang terkejut ketika tudung hoodie yang menutupi separuh wajah mereka dibuka, memperlihatkan suasana di sekeliling dengan lebih jelas sekarang.Salah seorang dari beberapa pria yang baru di lihat oleh Aruna dan Amira datang menghampiri.Pria itu mengangkat dagu Aruna dan Amira, memiringkannya ke kanan dan ke kiri, melihat mereka dengan seksama, menilai penampilan fisik mereka berdua.''Lumayan, biarpun enggak bisa laku mahal, tapi masih cukup ngejual,'' ujar Parta, pria paruh baya tapi punya aura mendominasi yang membuat Aruna dan Amira merasa sangat tidak nyaman, ''Enggak banyak duit yang bisa kamu dapet dari mereka berdua...'' tambah Parta seraya melirik kepada Karissa.

  • PAMANKU SUAMIKU   146 Nekat

    CKIITTTRem berdecit dan mobil yang dikendarai oleh para petugas yang mengikuti Karissa berhenti mendadak.''Dimana Pak Ardan?!" tanya Dion, salah satu petugas yang ditugaskan untuk mengawasi.''OTW,'' jawab Rafli yang jadi rekan bertugas Dion, ''Enggak jauh... dia pasti bentar lagi nyampe...''''Oke... keknya target udah sampe di tujuan. Gimana, kita lanjut masuk?''''Enggak tauk, tapi tempat ini sarang mafia, cuma kita bedua... ini mah nganter nyawa...''Dion dan Rafli berdiskusi tentang bagaimana langkah selanjutnya karena intruksi selanjutnya belum turun dari atasan mereka.''Terus gimana, target udah turun... iya kalo tujuan dia disini, kalo dia lanjut ke tempat laen... bakal repot...'' ujar Rafli dengan nada gemas.''Sialan!'' pekik Dion kesal, ''Gue juga bingung, kita cuma ditugasin buat ngintai... terjun langs

  • PAMANKU SUAMIKU   145 Harapan

    Ardan bergegas bergerak segera setelah mendapat laporan dari anak buahnya yang mengawasi rumah Amira.''Dua orang di seret paksa... kenapa dua?!'' tanya Ardan di dalam hatinya, ''Apa mungkin bukan Runa?!''Tidak banyak laporan yang diberikan anak buahnya selama dua hari terakhir karena sama sekali sulit untuk menemukan celah guna mengintip lebih dekat untuk melihat situasi di dalam rumah Amira supaya lebih jelas.Ardan bahkan meminta pada Ibunya Lita untuk menghubungi Amira dan menanyakan apakah ada hal lain yang dibutuhkannya supaya ada kesempatan baginya untuk bisa masuk ke dalam rumah Amira. Tapi, sayangnya, karena baru saja mendapat pasokan, Amira menolak tawaran bibinya.''Terserah deh... liat yang ini aja dulu. Enggak tauk kenapa tapi feeling gue beda tentang yang ini. Entah kenapa semangat gue naik buat ngejar yang ini... mudah-mudahan enggak salah...'' gumam Ardan d

  • PAMANKU SUAMIKU   144 Memantau

    Ardan memberikan beberapa foto Karissa dari berbagai posisi sebagai referensi agar Lita tidak salah mengenali.''Maafkan saya pak, saya tidak begitu yakin karena saya hanya melihat sekilas. Tapi pak, Ini bukan hal yang biasa di lakukan Kak Amira... Meski Kak Amira yang sekarang sangat jauh berbeda dengan Kak Amira tujuh tahun yang lalu. Tapi, tetap saja, saya merasa ada yang janggal...''Lita dengan jujur mengemukakan opininya karena dia juga tidak mau membohongi orang yang sedang kesulitan.''Saya tahu kalau ini tidak tepat,'' ujar ibu Lita menambahkan dengan wajah memelas menatap Ardan, ''Di saat bapak sedang susah saya malah merepotkan... tapi pak, bapak juga kan seorang petugas. Tolong bantu kami pak... Amira adalah anak baik yang ceria sebelumnya. Tapi, sejak tujuh tahun yang lalu tiba-tiba dia berubah... kami yakin ada sesuatu karena setelah tujuh tahun dia berdiam diri, tiba-tiba dia menghubungi kami.''&nb

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status