Hai, aku wolfy... Penulis cerita ini. Simak juga ceritaku yang lainnya... WANITA UNTUK MANUSIA BUAS (sudah tamat tapi sulit sekali mendapat kontrak dari GOODNOVEL) PAMANKU SUAMIKU MENJEMPUT ISTRIKU DUNIA MANUSIA BUAS SUAMIKU YANG BERBAHAYA KARENA KEBODOHANKU, AKU HAMPIR KEHILANGAN SUAMIKU SINGA BETINA MILIKKU (sequel lanjutan dari WANITA UNTUK MANUSIA BUAS, hanya saja kali ini wanita dari DUNIA MANUSIA BUAS yang terlempar ke DUNIA MODERN dan bertemu dengan CEO gahar.
Glock 19Aruna dan Ardan masih menikmati perbincangan serius tapi juga santai, di dalam kamar Ardan yang sempit. Rasa canggung Aruna saat memasuki kamar Ardan tadi, sekarang sudah menghilang, berganti dengan rasa penasaran yang ingin segera di selesaikan.''Ihh!... Apaan sih?! Iya kesambet!... Kesambet gombalan Muhammad Ardan Wiryawan yang telah membuat hati Aruna Hashifa meleleh!'' seru Aruna lantang dan berani tapi langsung mengalihkan pandangannya menghindari kontak mata dengan Ardan.Aruna sendiri yang mengatakan kata-kata itu, tapi dia juga yang merasa malu. Hal itu tentu saja membuat Ardan semakin gemas dengan istri yang baru sepuluh hari di nikahinya.Terbelalak mata Ardan mendengar jawaban manis dari istrinya, mengembang senyumnya karena bahagia. Ardan sempat terkejut, dia baru menyadari ternyata pengantin baru itu memang manis, walau pernikahan ini tanpa cinta sebelumnya. Tapi, bukan tidak mungkin cinta itu akan terbentuk setelahnya. Apa lagi, pernikahan ini direstui oleh oran
Tertangkap basah oleh Mang TatangSelesai shalat subuh, Aruna tidak tidur, tapi melanjutkan dengan jadwal kerjaan pagi ala seorang ibu rumah tangga, Ardan membantu Aruna membersihkan halaman dan juga kebun kecil di belakang, sedangkan Gavin membantu membersihkan kamar mandi dan mengepel lantai.''Bang, kopinya...'' ujar Aruna sambil meletakkan kopi dan beberapa cemilan sisa suguhan tahlil semalam, ''Gavin, nih Mocachinonya!'' seru Aruna.''Eum... Makasih'' jawab Ardan sambil memperhatikan smartphone di tangannya.''Thankyou, Run...'' sahut Gavin sembari menyambar cemilan.PLAKAruna segera menepuk tangan Gavin, ''Cuci tangan dulu, jorok ih!'' seru Aruna, dia kesal karena Gavin, baru saja bermain dengan kucing.''Iya, iya... Bawel!'' sahut Gavin sembari nyelonong ke belakang menuruti Aruna untuk mencuci tangannya.''Bang... Mau nyarap?'' tanya Aruna kemudian.''Boleh, Runa mau bikin apa?'' jawab Ardan yang kemudian malah balik bertanya, ''Atau beli aja .... '' tambah Ardan lagi menganju
Tertangkap basah oleh Mang Tatang bag 2Suasana canggung terlihat antara Aruna dan Tatang, jerit tangis dua adiknya membuat Aruna semakin salah tingkah.''Emang enggak ada orang selaen elu Run?'' tanya Tatang sembari mengangkat salah satu bayi.Tatang tidak tega melihat dua bayi yang telah jadi yatim piatu menangis, walau kaku, tapi Tatang tetap mengusahakan yang terbaik untuk membuat Raisya kembali tenang. Dia juga kasihan melihat Aruna yang hanya bisa menggerakkan sebelah tangannya.''Lagi pada ada urusan mang, biasanya ada Gavin yang bantu, tapi enggak tahu kemana tadi...'' jawab Aruna yang juga sedang berusaha menenangkan Raffa.''Kenapa enggak ambil baby sister Run?'' tanya Tatang menyelidik, ''Kan elu juga enggak bisa ngurus mereka kalo tangan elu masih kek gini. Yang ada malah enggak sembuh-sembuh...'' tambahnya lagi dengan nada kesal.''Belom dapet mang, lagi dicari...'' jawab Aruna lembut, ''Biasanya ada Cing Karsih yang jaga, sementara belom dapet baby sister. Tapi, hari ini,
Laporan Mang Tatang pada ArdanFlashback...Dering bunyi panggilan telefon berderu di saku jaket Ardan, dia yang kala itu sedang dalam pembicaraan serius dengan beberapa orang. Ardan mengernyitkan dahi dan memicingkan matanya ketika membaca siapa yang memanggilnya.''Mang Tatang.'' Nama yang tertera, dan terhitung sudah lebih dari tiga panggilan. Dia hanya bisa melihat ke layar ponselnya, dia tidak bisa menjawabnya, di tengah meeting pentingnya, apa lagi ada big boss bersamanya.''Kenapa Ndra?'' tanya seorang pria dengan jas mahal tersemat di tubuhnya.''Spam!'' jawab Ardan acuh.''Jangan ilang fokus Ndra, ini misi penting!'' seru pria berjas mahal itu serius memperingatkan Ardan.''Iya, gue ngerti!'' lagi-lagi Ardan menjawab dengan lagaknya yang cuek.''Gue enggak percaya ama yang laen, kecuali elu...'' ujar pria berjas itu.''Gue tauk!'' seru Ardan menyahut dengan nada ketus, ''Engak usah juga diulang-ulang... Capek gue dengernya!''''Ngambek?!'' seru pria berjas itu meledek.Pria ti
Kekesalan GavinKembali di saat Ardan menginterogasi Aruna, di bab 45.''Mang Tatang yang kasih tahu, tapi, Mang Tatang enggak tahu siapa yang bikin... Runa pasti tahu. Kelakuan siapa sampe merah begini?'' tanya Ardan serius, ''Vin, elu di rumah, elu enggak tahu?!'' seru Ardan melirik serius pada Gavin.''Apa'an? Emang si Runa kenapa?'' tanya Gavin kebingungan, dia juga merasa tidak enak dengan penampakan Ardan yang sangat berbeda dari biasanya.''Elu kagak tahu...''''Enggak bang...'' jawab Aruna dengan segera, dia merasa tidak enak pada Gavin karena Ardan bertanya dengan nada yang sangat tidak enak didengar, ''Gavin emang lagi kagak di rumah, tapi, Runa enggak apa-apa kok...''''Aruna serius!'' seru Ardan menghardik Aruna dengan ekspresi serius, ''Bukan masalah Runa enggak apa-apa ato kenapa-napa! Tapi itu namanya ikut campur dalam urusan rumah tangga... Siapa dia?! Maen tampar-tampar aja suka hati dia...''''Ha?!'' pekik Gavin terkejut, ''Tampar?! Elu di tampar Run? Ama siapa?'' tan
Perseteruan dengan kerabat bag 1Ardan, Aruna, Gavin, dan si kembar kembali dari pusat perbelanjaan. Mereka makan di resto, lalu setelah itu membeli susu dan popok untuk si kembar, mereka juga membeli beberapa keperluan rumah tangga. Sekitar pukul sembilan mereka kembali ke rumah, dan ternyata, beberapa kerabat mereka telah berkumpul di teras depan rumah.Ternyata sesampainya di rumah, beberapa sanak keluarganya menunggu di rumah. Ardan sudah merasakan hal yang tidak enak melihat kehadiran mereka semua di rumah kala itu."Assalamualaikum..." sapa Ardan pada mereka yang tengah duduk di teras rumahnya."Waalaikum salam..." jawab mereka hampir berbarengan."Abis dari mana Dan?" tanya Aminah, dia salah satu sepupu Ardan dari pihak kakek ayahnya, dia seumuran dengannya."Belanja kebutuhan di rumah, tadi susunya bocah abis, jadi sekalian..." jawab Ardan.Ardan kemudian memberi mereka kode untuk tenang karena Gavin hendak keluar membawa Raffa, lalu Aruna juga menyusul turun, Ardan membantunya
Perseteruan dengan kerabat bag 2''Yah... Enggak sih... Dan! Gavin!'' jawab Toto dengan wajah terkejut dan malu.''Enggak apa-apa sih...'' ujar Rico yang juga memiliki ekspresi tidak jauh berbeda.''Iya... Ini pan rumah bapak lu juga, Dan, sebelumnya...'' ujar Hasan dengan wajah kecewa, ''Sekarang ya di tempatin ama elu, ama Gavin juga.''''Lah, pan emang dari dulu juga Om Ardan di sini?!'' sahut Gavin menimpali.''Iya, kita juga tahu, entu... Tapi, pan si Ardan udah lama enggak ada di rumah...''''Biarpun begitu, pan ada Gavin... Gavin enggak punya niatan mau kemana-mana...'' sahut Gavin lagi, dengan tegas dia menegaskannya.''Iya... Iya... Vin, kita tauk...''''Nah, terus apa masalahnya?'' tanya Gavin dengan sengaja, ''Gavin bukan bocah... Udah gede, udah kagak lagi kudu di momong kek bayi!''''Lah kok elu nyolot Vin?!''''Kagak nyolot, Cing... Gavin cuma ngasih tahu... Jangan Baper napa!'' seru Gavin tidak mau kalah.Dia sudah jengah, dia ingin segera menyudahi pembicaraan yang dia
Perseteruan dengan kerabat bag 3Ketegangan di antara Ardan, Gavin dan para kerabatnya semakin menjadi, perdebatan mereka juga jadi semakin panas. Tampak jelas mereka sudah semakin emosi walau begitu kedua paman dan keponakan ini saling menyemangati untuk berusaha menghadapi mereka dengan tenang dan tidak terpancing oleh amarah.''Lu jangan pura-pura bego, Dan! Kenapa, mentang-mentang elu punya pendidikan tinggi sok-sok'an mau ngetes kita?!''Mereka menghardik Ardan dengan ekspresi marah, nada suara mereka juga sudah tidak lagi terdengar lembut.''Bukan begitu bang... Kita pan dari tadi muter-muter enggak ketemu ujungnya. Biar clear aja, jadi kita juga enggak salah paham!'' Ardan mengalah, dia tetap tenang agar masalah bisa segera selesai.''Iya, cang... Kan kagak enak, kalo kita-kita sodara tapi malah pada tegang gegara masalah yang belom jelas...'' sahut Gavin ikut bicara.''Elu Gavin, biarpun elu juga bukan anak-anak. Tapi, tetep aja... Elu masih bego sama hal kek gini. Sedikit, gue