Mendengar ucapan Bu Nia dan Janu. Membuat semangat Felix kembali berkobar lagi. Dia juga telah berjanji kepada dirinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi mulai dari sekarang. Felix juga akan mencoba untuk bijaksana dalam menyikapi setiap masalah yang terjadi nantinya dalam kehidupan pernikahannya dengan Cyra.Sementara di sebuah sudut parkiran, Cyra dan Charles baru saja turun dari mobil. Mereka pun mulai melangkah menuju makam Ayah Beni. Dari kejauhan perempuan itu dapat melihat dua orang sosok yang dirinya kenal selama ini."Bukankah itu Ibu dan Janu? Mereka kok bisa berada di sini?" tutur Cyra pelan.Cyra semakin kaget saat melihat penampilan ibunya yang tidak lagi menggunakan tongkat dan terlihat sangat segar saat ini. Sang gadis juga dapat melihat jika penglihatan sang ibu telah pulih kembali.Karena sangat penasaran, Cyra pun mempercepat langkahnya menuju kepada keduanya. Dia tak peduli lagi dengan Charles yang menyuruhnyamenunggunya, karena dirinya sedang menerima tele
"Apa?" kaget semua orang terutama Felix.Pria itu tak menyangka jika Charles tega menabrak Mopi, Anjing kesayangannya.Charles akhirnya tersungkur jatuh ke tanah dengan bersimbah darah. Beberapa orang segera menahan tubuh Janu saat ini."Janu! Apa yang kamu lakukan? Kamu bisa membunuhnya!" tukas Cyra kepada adiknya."Biarkan dia merasakan akibat dari perbuatannya! Asal Kakak tahu, Mopi itu adalah anjing milik Kakak yang Bapak berikan kepada Kak Felix yang berada di kota saat itu!" terang Janu lagi."Apa?" Cyra semakin kaget mendengar penuturan adiknya. Apalagi sang ibu juga turut menguatkan perkataan Janu."Ja ... jadi Mopi adalah anjing milikku?" Cyra kembali menangis. Dia sangat ingat bagaimana tatapan sendu Mopi kepadanya kala itu, mengisyaratkan kerinduan mendalam kepadanya. Kejadian pagi itu disaat Mopi ditabrak,Cyra yang panik segera turun dari motornya dan meraih tubuh anjing yang penuh darah itu ke dalam pangkuannya.Sejenak kedua mata anjing itu menatap sendu ke arah Cyra
"Mami sangat kangen kepadamu," seru Nyonya Mili lalu mengajak menantunya untuk duduk.Bu Nia yang melihat kedekatan diantara ibu mertua dan putrinya. Membuat dirinya sangat lega. Ternyata kehadiran Cyra sebagai menantu keluarga kaya raya itu, diterima dengan baik. Kasih sayang Nyonya Mili terhadap Cyra sangatlah tulus. Terbukti saat ini, ibu mertuanya terlihat sibuk menyeka air mata menantunya dengan tisu. Karena terus saja menangis."Cyra, kamu jangan menangis terus. Nanti kamu bisa jatuh sakit," ujar sang ibu mertua."I ... iya, Mi." sahut Cyra. Dia mencoba untuk tidak menangis lagi, namun tidak bisa. Air matanya terus saja mengalir. Cyra tak kuasa untuk membendungnya.Entah kenapa belakangan ini Cyra sering kali menangis. Gadis itu juga selalu saja kangen dengan suaminya.Tak lupa juga saat ini, Nyonya Mili dan Tuan Doni menyambut hangat besan mereka, Bu Nia dan juga Janu."Tuan, saya sungguh-sungguh meminta maaf. Gara-gara menyelamatkan saya. Kak Felix menjadi terluka seperti s
Tak berapa lama setelah itu, dokter kembali ke luar dari ruang operasi dan mengabarkan jika Felix telah melewati masa kritisnya. Operasi juga baru saja selesai. Luka tusuk tersebut dapat ditangani dengan baik oleh para tim dokter terkait."Terima kasih dok, atas usahanya menyelamatkan putra saya," tutur Tuan Doni lega. "Sama-sama Tuan. Itu sudah menjadi tugas kami selaku tenaga medis. Oh ya, sebentar lagi Tuan Muda akan di antar ke ruang rawatan," sahut sang dokter.Tak lupa juga dokter itu mengucapkan selamat kepada Tuan Doni atas kehamilan Cyra, sang menantu."Saya juga sudah mendengar Khabar jika Nona Muda sedang mengandung saat ini. Selamat Tuan, sebentar lagi Anda akan menjadi seorang kakek.""Terima kasih, dokter.""Saya permisi dulu," tutur sang dokter.Lalu tiba-tiba seorang perawat mulai ke luar dari ruang operasi, sambil berkata,"Keluarga Tuan Felix," ucapnya."Ya, Suster. Ada apa?" tanya dokter Doni."Maaf, Tuan. Tuan Muda telah sadar. Beliau sekarang ada di ruang observa
Setelah selesai makan, Cyra pun merasa mengantuk dan tertidur karena kelelahan. Sebenarnya selama beberapa minggu tinggal di rumah Jane, gadis itu tidak benar-benar bisa tidur dengan nyenyak.Cyra selalu merindukan suaminya dan komunitasnya dengan Puspa dan para pekerja di sana. Namun Cyra tidak dapat berbuat apa-apa. Felix sedang marah kepadanya gara-gara pil KB yang sempat dirinya minum dua kali diawal pernikahan mereka dulu. Namun setelah itu Cyra malah melupakan tentang pil KB itu dan secara sukarela melayani suaminya di atas ranjang.Sang gadis juga tidak tahu sudah sejak kapan dirinya mencintai suaminya. Namun sepertinya Cyra tidak bisa jauh dari Felix. Hari-hari berada di rumah Jane, sungguh benar-benar sangat menyiksanya. Felix pun mulai dipindahkan ke dalam ruangan di mana istrinya sedang di rawat. Ranjang mereka juga sengaja didekatkan. Hanya kain sekat layar yang menjadi pembatas diantara mereka.Untungnya disaat Felix dipindahkan di ruang rawatan istrinya. Sang tuan muda
Ternyata Lio masih belum bisa melupakan Cyra. Bayang-bayang gadis itu masih saja merasukinya setiap saat. Apalagi disaat dirinya mengetahui jika Cyra sedang mengandung buah cintanya bersama Felix. Membuat dirinya semakin terpuruk.Lio mendengarkan semua cerita dari Jane. Demikian juga Lio yang ikut curhat tentang perasaannya kepada Cyra."Apa? Ja ... jadi Lo naksir Cyra juga, Lio?" tukas Jane tak percaya."Yap! Gue mencintai Cyra dari dulu sampai sekarang. Hanya saja, gue tidak mau egois. Selama Cyra berbahagia bersama Felix. Bagi gue itu sudah sangat cukup," tuturnya."Wah keren banget prinsip Lo, Bro!" Jane ikut memuji Lio yang memiliki sifat dewasa dan pengertian. Berbeda jauh dengan kakaknya, Charles yang masih saja bersifat kekanakan dan egois tinggi.Kembali ke rumah sakit,Felix akhirnya bangun dan melihat jika hanya dirinya yang ada di atas ranjang. Tidak ada seorang pun yang menjaganya. Namun di sebelah layar sekat putih itu, terdengar suara sang ibu yang sedang mengobrol de
"Mas Felix, apakah kamu marah kepadaku?" gumam Cyra dalam hatinya.Kesedihan yang mendalam mulai merasukinya saat ini. Sementara Felix sengaja mendiamkan istrinya karena tidak mau membuat Cyra menjadi banyak beban pikirannya. Semua Felix lakukan demi kebaikan istrinya dan bayi mereka yang ada di dalam kandungan Cyra.Padahal saat ini sang istri ingin sekali berada di samping suaminya dan memeluknya dengan erat. Kedua orang tua Felix juga seakan tidak peduli dengan keberadaan putra mereka. Tuan dan Nyonya Domil dari tadi sibuk mencurahkan perhatiannya kepada Cyra dan melupakan Felix. Padahal sang putra saat ini masih terbaring lemah akibat insiden penikaman tadi.Namun pasangan suami istri itu seakan tak peduli dengan keadaan dan kondisi putra mereka. Dengan inisiatifnya sendiri, Bu Nia mendekati menantunya dan menawarkan untuk minum air putih."Nak Felix, ayo minum dulu. Kamu pasti masih sangat kelelahan," ucap sang ibu mertua lalu membantu Felix untuk minum."Iya, Bu. Terima kasih,
Kembali ke dalam ruang rawatan VVIP di mana Cyra dan Felix sedang dirawat,Setelah mengetahui jika Puspa telah ke luar dari ruangan itu, Felix pun segera berjalan menghampiri ranjang istrinya.Tangisan Cyra begitu sungguh menyayat hatinya saat ini. Setelah sampai di samping ranjang istrinya. Felix segera naik ke atas ranjang dan langsung memeluk istrinya yang sedang menangis membelakanginya.Cyra kaget saat mengetahui jika ada seseorang yang sedang memeluknya saat ini dari arah belakang. Dia sangat yakin jika itu adalah Felix, suaminya. Perempuan itu sangat kenal dengan aroma parfum dari sang suami."Sayang ... kamu kenapa menangis? Nanti Si kecil yang ada di dalam perutmu juga ikut bersedih," ucapnya pelan, sambil membelai lembut perut datang istrinya. "Berhentilah menangis, aku tahu aku sangat bersalah kepadamu. Aku sungguh sangat menyesali semua perlakuanku kepadamu selama ini. Terutama soal pil KB itu. Aku telah menuduhmu yang bukan-bukan. Padahal kamu sama sekali tidak melakukan
Pagi yang cerah ceria. Secerah hati kedua pasangan romantis sepanjang masa Cyra dan Felix. Mereka baru saja selesai joging santai di sekitar area perumahan. Felix dengan setia tetap mendampingi istrinya ke mana pun Cyra pergi, seperti pagi ini.Apalagi usia kandungan istrinya, telah genap sembilan bulan. Tinggal menunggu hari yang tepat untuk Cyra dapat melahirkan."Mas ... setelah mandi kita jalan ke mall, ya?" ucap Cyra kepada suaminya."Lho? Kok malah ke mall? Bukannya hari ini kita mau ziarah ke makam Bapak?" tutur Felix tak mengerti jalan pikiran sang istri."Eh ... iya, Mas. Maksud aku, setelah kita ke mall baru ke makam Bapak," ujarnya cengengesan."Sayang, memangnya kakimu nggak capek? Kita baru selesai joging, lho?" seru Felix lagi. Sang suami tak menyangka jika istrinya akhir-akhir ini memiliki energi berlebih dari biasanya. Padahal waktu untuk melahirkan akan segera tiba. "Aku nggak capek kok, Mas. Aku malah semakin bersemangat.""Apa?" kaget Felix dengan perkataan Cyra
Pagi yang cerah, jet pribadi milik Felix baru saja mendarat di bandar udara Thira, yang ada di Santorini, Yunani. Kedua sejoli itu segera menuju hotel yang akan mereka tinggali selama seminggu berada di kawasan indah itu.Sesampai di hotel, Cyra terlihat sangat kelelahan. Sang suami pun segera menyuruh istrinya untuk beristirahat sebentar."Sayang, kamu tidur sebentar deh. Kita jalan-jalannya agak sorean nantinya. Kamu pasti sangat kelelahan selama berada di pesawat nanti," tutur Felix."Iya, Mas. Aku sangat capek, nih." lirih Cyra."Tidurlah, aku akan membangunkanmu pada saat jam makan siang tiba," ucap Felix lalu mencium kening istrinya.Tak lupa sang suami juga mengecup lembut perut buncit istrinya, seraya berkata,"Terima kasih atas kerjasamanya, jagoan Daddy! Tetap kuat di dalam sana. Kamu, Mommy dan Daddy akan berada di tempat ini selama seminggu. So ... Daddy sangat berharap kamu ikut enjoy juga." Felix beberapa kali mencium perut Cyra membuat istrinya menjadi kegelian."Mas g
Dengan balutan kebaya berwarna baby blue, Cyra melangkah ke depan podium dengan didampingi oleh Felix yang memakai baju batik dengan warna senada. Sang suami menemani istrinya ke depan untuk menerima penghargaan sebagai salah satu mahasiswa yang lulus dengan predikat Cum Laude.Apalagi perut buncit Cyra sudah mulai kelihatan. Felix tidak mau terjadi sesuatu kepada istrinya karena sedang mengandung buah hati mereka.Felix juga diberikan kesempatan oleh pihak kampus untuk menyampaikan sepatah dua kata, untuk memotivasi para wisudawan dan wisudawati hari ini agar tidak pantang menyerah saat memasuki dunia kerja.Felix menyampaikan pidato tersebut dengan sangat piawai. Diam-diam Cyra semakin kagum dengan kepintaran suaminya. Bahkan Felix juga membuka jalan bagi para lulusan hari ini untuk melamar pekerjaan di perusahaan miliknya."Saya tunggu surat lamaran Anda semua di meja HRD di perusahaan saya. Kalian akan diseleksi dengan sangat ketat, tidak ada korupsi atau nepotisme. Semua ser
Apalagi setelah kehamilannya ini, Felix semakin over protektif kepadanya. Mendengar ancaman dari kedua orang tuanya yang akan membawa pergi istrinya, mau tidak mau, Felix pun mengikuti keinginan istrinya yang ingin menyelesaikan kuliahnya tahun ini.Malam pun tiba,Felix sedang berbaring di tempat tidur. Sedangkan Cyra masih duduk bersandar di dashboard ranjang. Sang istri terlihat sedang belajar saat ini. Besok pagi gilirannya untuk sidang skripsi.Beberapa buku bertebaran di atas kasur mereka. Felix ingin sekali protes karena istrinya yang dari tadi terus belajar tanpa jeda sedikit pun. Felix tidak mau jika Cyra menjadi kelelahan gara-gara belajar. Akan tetapi sang suami tidak bisa berbuat apa-apa. Karena dirinya telah berjanji di hadapan kedua orang tuanya. Jika dia akan mendukung penuh Cyra yang akan menamatkan kuliahnya pagi ini.Dari tadi pandangan Felix terus saja tertuju kepada jam di dinding kamar mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun Cyra belum selesai
Di sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan,"Bagaimana dengan hasil pemeriksaan Anda, dokter?" tanya Felix kepada dokter kandungan langganan istrinya.Saat ini Cyra dan Felix sedang berada di ruang pemeriksaan. Sang istri baru saja selesai di USG."Over all semua baik-baik saja, Tuan Muda. Kondisi Si kecil juga terlihat kuat di rahim ibunya. Perkembangannya juga normal. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." tutur sang dokter kepada keduanya."Oh ya, dok. Kalau istri saya ingin bepergian ke luar negeri menggunakan pesawat, apakah bisa?""Bisa, Tuan. Hanya saja, usia kehamilan tidak boleh lebih dari tiga puluh dua minggu. Saya juga harus memeriksa kondisi Nona Cyra sebelum melakukan penerbangan." jelas sang dokter.Felix merasa senang mendengar penjelasan sang dokter. Pasalnya, dia ada rencana untuk mengajak Cyra ke sebuah tempat di luar negeri. Apalagi saat ini sedang musim panas. Felix ingin menghabiskan waktu bersantai dengan istrinya.Hari minggu pun tiba,Saat ini sepasan
Acara resepsi telah usai, Menyisakan kedua sejoli itu, yang sedang berada di kamar president suite di hotel Fairmont tersebut.Felix terlihat sedang memijit kaki istrinya yang sedikit pegal. "Kakimu masih sakit, Sayang?" tanya Felix kepada Cyra."Nggak terlalu kok, Mas. Sudah mulai agak mendingan setelah kamu pijitin. Terima kasih ya, Sayang." ucap Cyra lalu mengecup kening suaminya.Felix menjadi gemas sendiri melihat tingkah istrinya. Sebenarnya saat ini, dirinya ingin menerkam Cyra dan membawanya ke atas langit ke tujuh. Akan tetapi Felix takut istrinya akan kelelahan nantinya.Sepertinya Cyra mengetahui kemauan hati suaminya. Dia pun segera berkata,"Kamu kenapa, Mas? Apakah kamu mau malam ini?" seru Cyra penuh selidik ke arah Felix."Eh ... nggak kok, Sayang. A ... aku bisa menahannya. Apalagi kamu pasti sangat capek saat ini," seru Felix lagi. Sang suami segera tidur membelakangi istrinya. Dia tidak mau ketahuan jika saat ini alat tempurnya telah tegak berdiri dan siap tempur
Ballrom Hotel Fairmont, Jakarta Pusat,Hari ini tepatnya hari Sabtu. Sungguh menjadi akhir pekan yang indah terutama bagi pasangan Felix dan Cyra. Pasalnya hari ini, Keluarga besar Domil sedang mengadakan ceremony. Perayaan empat bulanankandungan Cyra sekaligus juga dengan resepsi pernikahan mereka.Kedua pasangan itu pun memilih hotel Fairmont yang berada di pusat kota Jakarta. Mereka pun memilih Thema acara megah itu, dengan kalimat 'memiliki cinta dan memberi kebahagiaan selamanya kepada orang terkasih' Hotel bintang lima ini sungguh sangat mewah dengan yang gaya megah. Detail Ballroom yang indah, interior canggih, dan ruang VIP yang berdekatan. Sehingga calon pengantin memiliki banyak pilihan elegan untuk hari istimewa mereka.Berbagai macam kuliner asal Indonesia dan beberapa makanan western juga terhidang istimewa saat ini. Ballroom pun mulai dipenuhi para tamu undangan yang mulai berdatangan. Hampir seribu orang yang menghadiri acara megah itu.Tuan Doni mengundang semua k
"Nak Felix, terima kasih atas kebaikanmu kepada keluarga Ibu," sahut Bu Nia."Aku juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Kakak kepadaku." Janu juga ikut menimpali. "Bu, Janu ... sekarang kita adalah keluarga. Sudah seharusnya anggota keluarga saling mendukung satu sama lain. Kalian berdua adalah bagian dari keluarga ku sekarang," tutur Felix panjang lebar kepada Bu Nia dan Janu.Mendengar ucapan suaminya, Cyra menjadi sangat terharu.Saat ini keduanya sedang berada di dalam kamar. Cyra semakin terharu dengan suaminya saat ini. Pasalnya Felix sedang menunjukkan sertifikat kepemilikan rumah megah ini atas nama Cyra. Sang istri dapat memperkirakan aset yang berikan suaminya kepada berjumlah milyaran rupiah.Cyra menjadi tercengang-cengang membaca isi dokumen resmi itu yang benar-benar sangat menguntungkan dirinya."Mas? Apakah ini tidak berlebihan?""Yap tentunya harus berlebihan, Sayang. Kamu kan istriku tercinta!" sahut Felix."Maksud aku bukan berlebihan yang seperti itu, Ma
Setelah seminggu dirawat di rumah sakit. Hari ini Felix diizinkan oleh dokter untuk pulang ke rumah. Cyra juga telah pulih kembali. Perkembangan janin di dalam rahimnya juga sehat-sehat saja.Untuk melepas rasa trauma di hati istrinya, karena awal perkenalan mereka yang telah melewati banyak drama. Maka dari itu Felix telah menyiapkan hunian baru di sebuah kawasan perumahan elit, Permata Hijau di daerah Jakarta Selatan. Letak rumah baru mereka itu, tidak begitu jauh dari rumah kedua orang tuanya. Di rumah baru tersebut Bu Nia dan Janu juga ikut tinggal bersama mereka. Para ART di rumah lama telah diangkut dua hari yang lalu dan tetap bekerja di rumah baru Felix dan Cyra.Tak tanggung-tanggung rumah baru ini diberikan Felix kepada istrinya. Sertifikat rumah dan segala fasilitasnya atas nama Cyra, sang istri.Saat ini, Felix dan Cyra sedang dalam perjalanan menuju rumah baru mereka. Sang istri tiba-tiba merasa ada yang aneh dengan perjalanan mereka kali ini. Cyra segera melirik ke ar