Share

83. Mimpi Buruk

Keringat dingin mengucur deras di pelipis, aku tersentak dengan mata terbuka lebar. Jantungku berdegup kencang. Aku terduduk, mencondongkan badan ke arah meja nakas lalu menghidupkan lampu tidur. Astaga! Baru saja aku bermimpi buruk. Otakku berputar cepat, memikirkan kejadian apa yang akan terjadi bak seorang peramal handal. Walau sebenarnya aku tak paham apapun tentang penafsiran. Dan terlebih aku tak percaya pada hal-hal seperti itu. Namun, akhir akhir ini pemikiranku berubah. Semuanya bisa saja terjadi. Apa mungkin mimpi burukku ini adalah sebuah pertanda sesuatu.

Kenop pintu diputar. Langkah seorang wanita paruh baya terdengar.

“Kau mimpi buruk sayang?” tanyanya sambil memasang wajah cemas. Wajah panik ibu yang tengah berlari menghampiri tempat tidur membuatku tersadar. Seolah mengatakan kalau semua ini nyata.

Aku memejamkan mata sembari mengusap kepala dengan kedua tangan. Ibu mengusap punggungku dengan raut wajah paniknya yang masih terpasang.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status