Share

Bab 5. Rekaman CCTV

Setelah tiba di rumah dan mengamati suasana yang masih sepi, Yulia merasa semakin yakin dengan keputusannya untuk memasang CCTV. Ia membawa perangkat CCTV yang baru dibelinya dan mulai memikirkan tempat yang tepat untuk memasangnya.

Pertama-tama, Yulia memutuskan untuk memeriksa kamar tidur dan ruang kerja Arya. Dia ingin memastikan bahwa pemasangan CCTV dilakukan dengan hati-hati dan tidak mengganggu privasi mereka, tetapi juga efektif dalam memantau situasi di rumah. 

Yulia mulai dengan mengatur posisi kamera di kamar tidur. Dia memilih lokasi yang strategis, yang memungkinkan kamera untuk menangkap sudut-sudut penting tanpa terlihat terlalu mencolok. Selanjutnya, dia bergerak ke ruang kerja Arya, memilih tempat yang memungkinkan untuk memantau aktivitas di ruangan tersebut dengan jelas.

Saat melakukan pemasangan, Yulia juga memastikan untuk menyembunyikan kabel dan perangkat dengan baik agar tidak mengganggu penampilan ruangan dan tidak menimbulkan kecurigaan. Dia memastikan semua perangkat terhubung dengan benar dan berfungsi sesuai harapan.

Setelah selesai memasang CCTV di beberapa lokasi, Yulia merasa sedikit lebih tenang. Meskipun dia tahu bahwa pemasangan ini mungkin tidak sepenuhnya mengatasi semua kekhawatirannya, dia merasa ini adalah langkah yang diperlukan untuk merasa lebih aman dan memastikan segala sesuatu di rumah terpantau dengan baik.

Ketika Arya tiba di rumah setelah seharian di kantor, dia disambut oleh Yulia yang sedang berdiri di ruang tamu. Yulia terlihat lebih ceria dan tenang daripada sebelumnya, dan senyumnya menyambut kedatangan Arya.

Saat Arya memasuki rumah, Yulia segera menghampirinya dengan lembut dan memegang tangannya. "Selamat datang pulang, Mas. Aku senang kamu sudah kembali," ujar Yulia dengan nada hangat.

Arya membalas senyuman Yulia, merasa senang melihat istrinya dalam suasana hati yang lebih baik. "Terima kasih, Sayangl. Aku juga senang bisa pulang. Bagaimana harimu?"

Yulia menggenggam tangan Arya sedikit lebih erat, "Hari ini aku memutuskan untuk melakukan sedikit perawatan diri dan berbelanja. Aku merasa lebih baik setelahnya."

Arya menatap Yulia dengan penuh perhatian, merasa lega melihat perubahan positif dalam diri istrinya. "Itu bagus. Aku senang mendengarnya. Apakah ada yang perlu kita bicarakan atau lakukan malam ini?"

Yulia menggelengkan kepala, "Tidak ada yang mendesak. Aku hanya ingin kita menikmati waktu bersama dan bersantai malam ini."

Arya tersenyum, mengangguk setuju. "Baiklah, mari kita nikmati malam ini. Aku juga ingin berbicara tentang beberapa hal denganmu nanti."

Dengan tangan mereka masih saling menggenggam, Yulia dan Arya melangkah bersama menuju ruang makan, siap untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama setelah hari yang panjang.

Sesampainya di kamar, Yulia dengan lembut melepaskan dasi yang melingkar di leher Arya. Dia melakukan ini dengan penuh perhatian, menggenggam dasi tersebut dengan satu tangan sementara tangan lainnya membelai leher Arya.

Arya menatap Yulia dengan senyuman penuh kasih sayang, merasakan sentuhan lembut dari istrinya. "Terima kasih, Sayang," katanya dengan nada hangat.

Yulia tersenyum, lalu melipat dasi tersebut dan meletakkannya di meja samping tempat tidur. Dia kemudian kembali mendekat dan memeluk Arya dengan lembut, merasakan kedekatan mereka dalam suasana yang tenang dan intim.

Mereka berdua duduk bersama di tepi tempat tidur, berbagi momen kehangatan dan keintiman setelah hari yang panjang. Suasana di kamar terasa nyaman, dan kedekatan fisik serta emosional ini semakin memperkuat ikatan mereka.

Malam itu, Yulia dan Arya sepenuhnya fokus pada satu sama lain, menikmati kebersamaan mereka tanpa gangguan dari pikiran atau masalah lainnya. Mereka berbagi momen-momen intim dengan penuh perhatian, merasakan kedekatan yang mendalam dan saling memberi dukungan emosional.

Suasana di kamar terasa tenang dan nyaman, memungkinkan mereka untuk melepaskan stres dan kekhawatiran sehari-hari. Dengan penuh kasih sayang, mereka berdua merasakan kehadiran dan kebersamaan satu sama lain, membuat malam itu menjadi pengalaman yang menyenangkan dan mempererat hubungan mereka.

***

Saat berada di kantor, Yulia tiba-tiba merasa pikirannya melayang kembali ke CCTV yang baru saja dipasangnya di rumah. Meskipun dia berusaha untuk fokus pada pekerjaannya, rasa penasaran dan kekhawatiran tentang bagaimana semuanya berjalan di rumah membuatnya sulit untuk berkonsentrasi.

Yulia membayangkan bagaimana kamera-kamera tersebut berfungsi dan bagaimana hasil rekamannya. Dia bertanya-tanya apakah ada aktivitas mencurigakan yang mungkin terekam, atau apakah pemasangan perangkat tersebut benar-benar memberikan rasa aman seperti yang diharapkannya.

Kekhawatiran ini membuatnya ingin segera memeriksa hasil rekaman dari CCTV, namun dia tahu bahwa dia harus menunggu hingga dia kembali ke rumah. Untuk sementara, Yulia mencoba untuk mengalihkan pikirannya dengan fokus pada tugas-tugas kantor dan berbicara dengan rekan kerja, tetapi ketidaknyamanan dan rasa penasaran tentang keadaan di rumah tetap menghantui pikirannya.

Setibanya di rumah, Yulia tidak menemukan Arya, yang mungkin masih berada di kantor atau sedang berada di luar. Dia melihat bahwa Zizi dan Bi Imah sudah beristirahat di kamar mereka masing-masing. Dengan rasa penasaran yang memuncak, Yulia segera menuju kamarnya.

Dia mengambil perangkat CCTV dan menghubungkannya ke ponselnya untuk memeriksa rekaman. Dengan hati-hati, Yulia membuka aplikasi CCTV di ponselnya dan mulai melihat rekaman dari beberapa hari terakhir. 

Dia mencari momen-momen tertentu yang membuatnya merasa khawatir, seperti aktivitas mencurigakan atau perubahan perilaku di rumah. Setiap detik rekaman diperiksa dengan teliti, berharap untuk menemukan informasi yang bisa memberikan kejelasan dan mengurangi rasa cemasnya.

Yulia menunggu dengan sabar saat video diputar, merasa campur aduk antara rasa ingin tahu dan kekhawatiran tentang apa yang mungkin dia temukan. Saat Yulia memeriksa rekaman CCTV, matanya langsung melebar ketika melihat gambar dari kamar utamanya. 

Yulia tidak bisa menahan air matanya yang mengalir deras. Hatinya terasa hancur melihat kenyataan yang baru saja dia temukan. Dengan suara bergetar, Yulia bergumam, "Aku tidak percaya, Mas. Aku tidak bisa percaya kalau kamu bisa mengkhianatiku seperti ini."

Kata-katanya penuh dengan rasa sakit dan kekecewaan yang mendalam. Dia berdiri di tempat, merasa kehilangan dan bingung tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Emosinya meluap, dan dia merasa sulit untuk menghadapi kenyataan bahwa seseorang yang sangat dia percayai bisa melakukan hal seperti ini.

Yulia tidak bisa menahan air matanya yang mengalir deras. Hatinya terasa hancur melihat kenyataan yang baru saja dia temukan. Dengan suara bergetar, Yulia bergumam, "Aku tidak percaya, Arya. Aku tidak bisa percaya kalau kamu bisa mengkhianatiku seperti ini."

Kata-katanya penuh dengan rasa sakit dan kekecewaan yang mendalam. Dia berdiri di tempat, merasa kehilangan dan bingung tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Emosinya meluap, dan dia merasa sulit untuk menghadapi kenyataan bahwa seseorang yang sangat dia percayai bisa melakukan hal seperti ini.

Di tengah isak tangis yang tak tertahan, Yulia berteriak memanggil nama Arya dengan penuh emosi. Suaranya menggema di dalam kamar yang sepi dan tenang, penuh dengan kepedihan dan kemarahan."ARYA!" teriaknya, suaranya pecah dan penuh dengan rasa sakit. "Kenapa kamu melakukan ini padaku?"Yulia meluapkan semua emosinya, merasakan betapa hancur dan tersinggungnya dia akibat apa yang baru saja dia temukan. Tangisan dan teriakannya menjadi cara dia untuk melepaskan semua perasaan yang menumpuk dan sakit hati yang mendalam.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status