Home / Romansa / Orang Ketiga Di Pernikahanku / Bab 3 – Malam Pertama

Share

Bab 3 – Malam Pertama

Author: Mayangsu
last update Last Updated: 2021-06-12 23:09:37

Sheril mengusap wajahnya yang basah di bawah guyuran air shower.

Riasan serta air matanya luruh jatuh ke bawah, tetapi tidak dengan rasa sakit di hatinya.

Dadanya terasa sesak setiap kali mengingat reka adegan di mana suaminya mengatakan kelak akan menceraikannya jika dia meminta untuk berpisah.

Sheril bertanya-tanya dalam hati....

Sekarang, apa yang harus ia lakukan?

Tidak mungkin juga, kan, Sheril menceritakan ini semua kepada orang tuanya? Yang ada mereka akan khawatir kepadanya.

Sheril mengembuskan napas berat, selesai mandi ia mengambil baju ganti yang sebelumnya diberikan oleh ibu mertuanya.

Agak ragu bagi Sheril ketika hendak mengenakan baju tidur berwarna biru dengan potongan rendah tersebut.

Sheril menelan ludah. Sangat rendah, sangat menerawang. Ini... terlalu seksi.

“Dara... jangan nangis lagi. Aku cinta sama kamu, Dar. Aku janji kalau nanti dia minta pisah. Aku bakalan nyeraiin dia dan kita bisa hidup bersama-sama.”

Lagi, perkataan itu terngiang kembali untuk kedua kali.

Sheril menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Rasanya ia ingin membuang saja baju tidur ini ke tempat sampah.

Tapi nyatanya ia tidak bisa.

Haruskah malam ini ia melayani suaminya?

Pasrah. Mau tidak mau akhirnya Sheril mengenakan baju tidur tersebut. Karena bagaimanapun juga inilah kewajibannya sebagai seorang istri.

Lebih baik saat ini ia berpura-pura tidak tahu saja apa yang sebenarnya telah terjadi meskipun Sheril yakin waktu itu Mas Ais tahu kalau dia memergokinya sedang berduaan dengan Dara.

Keluar dari kamar mandi Sheril memeluk erat handuk di depan tubuhnya untuk menyembunyikan lekuk tubuhnya karena ia malu. Baju ini terlalu tipis.

“Mas. Aku udah selesai man—” ucap Sheril terhenti ketika melihat ternyata suaminya sudah tertidur sambil menyangga kepalanya menggunakan tangan.

Sheril memang pernah mendengar obrolan orang dewasa yang mengatakan sebagian pengantin melakukan hubungan malam pertamanya justru di hari kedua karena mereka lelah setelah padatnya acara resepsi.

Tapi... kenapa jantung Sheril terasa berdenyut ngilu lagi?

Sheril merasa ditolak secara tidak langsung. Apakah sebegitunya Mas Ais tidak menginginkannya?

Bahkan Sheril berpikir apa mungkin Mas Ais menyuruhnya untuk mandi terlebih dahulu supaya dia bisa menghindari malam pertama mereka?

“Mas... kamu beneran udah tidur?” tanya Sheril memastikan. Namun tidak ada jawaban yang artinya suaminya sudah tertidur.

Tangan Sheril terulur hendak menyentuh lengan suaminya namun urung, ditariknya kembali tangan tersebut.

Lelah. Ya, sudahlah. Apa mau dikata. Tidak mungkin juga Sheril membangunkannya hanya demi menjalankan malam pertama mereka. Yang ada malahan Mas Ais akan mengira dirinya wanita macam apa.

Sheril membaringkan tubuhnya di sebelah Ais. Mereka tidur dengan saling memunggungi satu sama lain. Ini bukan seperti malam pertama, malahan seperti pasangan suami istri yang sedang bertengkar saja.

Malam ini Sheril mencoba tidur dengan perasaan yang berkecamuk.

***

Setelah diyakin Sheril sudah terlelap. Perlahan Ais membuka kelopak matanya. Ia mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya ruangan yang masih terlihat buram.

Aim menengok ke belakang, memastikan Sheril sudah tertidur atau belum.

Perlahan Ais beringsut duduk sambil bersandar di sandaran tempat tidur. Ia menarik rambutnya ke belakang. Satu helaan napas keluar dari mulutnya.

Sebenarnya... apa yang saat ini sedang ia lakukan?

Sejujurnya... di dalam hati nuraninya, Ais merasa kasihan dengan Sheril yang tidak tahu apa-apa namun harus menerima semuanya.

Ais tahu tadi ketika ia berbicara dengan Dara, Sheril ada di situ.

Tubuh Ais terasa membeku ketika ia mendengar suara Sheril memanggil namanya.

Ketika Ais hendak mengejar, langkahnya terhenti karena Dara memeluknya erat-erat dari belakang. Dara mencegahnya untuk pergi.

“Jangan pergi,” mohon Dara sambil menangis terisak.

Ais berbalik badan, menatap manik Dara yang berkaca. Beberapa bulir bening di pelupuk matanya terjatuh, menetes ke bawah.

“Kamu cinta, kan, sama aku?” tanya Dara kepada Ais.

Ais mengangguk. Kemudian mengusap air mata Dara.

Ais juga mencintai Dara, sangat malahan. Tetapi kenapa ketika dia sudah bekerja keras agar secepat mungkin bisa menikahi Dara. Ketika dia ingin mengenalkan Dara kepada orang tuanya. Tiba-tiba Sheril datang, masuk ke dalam kehidupannya dan mengacaukan segalanya.

“Ais... kalau kamu cinta sama aku... kamu nggak boleh tidur sama dia,” ucap Dara sambil menggenggam erat baju yang Ais kenakan.

Terkejut. Mata Ais membola mendengar ucapan Dara barusan.

“Kenapa?”

Bukan Ais yang berkata barusan, melainkan Dara. Kenapa ketika Dara mengajukan persyaratan itu, Ais malah terlihat bimbang?

Bibir dara gemetar, “Apa jangan-jangan kamu juga menginginkan pernikahan in—”

“Aku janji aku nggak bakalan nyentuh dia,” potong Ais saksama.

Dara merasa lega mendengarnya. Karena setahunya, setelah lima tahun menjalin hubungan bersama, Dara tahu Ais adalah tipe lelaki yang selalu memegang teguh perkataannya.

“Kalau kamu ingkar janji. Aku bakalan marah.”

Mengangguk, Ais menggenggam erat tangan Dara yang terasa dingin.

“Nanti, kalau aku udah ada waktu, aku janji bakalan ke tempat kamu buat jelasin ini semua.”

Jadi, itulah alasan sebenarnya kenapa Ais pura-pura tertidur ketika tadi Sheril mandi duluan.

***

Ais berjalan pelan menuju balkon kamarnya. Ais tahu kalau dia telah keterlaluan membohongi Sheril. Tapi apa mau dikata, nasi sudah jadi bubur. Tidak mungkin bisa diperbaiki lagi.

Jika dia menceraikan Sheril. Pasti Umi dan Abatinya akan kecewa. Bukan hanya itu saja, pasti Om Sean—alias Papanya Sheril—akan menghajarnya sampai mati kalau sampai Beliau tahu Ais membuat putri kesayangan menangis.

Langkah Ais sudah terlalu jauh. Sangat jauh. Sampai-sampai Ais tidak tahu bagaimana caranya untuk kembali.

Ais menggulir ponselnya yang menampilkan foto di mana Dara sedang mencium pipinya. Senyum Dara sangat manis. Ais tidak akan bosan berulang-ulang memandanginya. Seingat Ais, foto itu diambil setengah tahun yang lalu ketika mereka merayakan hari jadi mereka yang kelima.

Jari Ais berkutat menghubungi seseorang di seberang sana.

Nada sambung terdengar, selaras dengan detak jantungnya yang tak karuan.

“Halo....”

Suara yang terdengar familier menyambut indra pendengarannya. Sangat halus, namun sedikit serak, menandakan si penerima telepon mungkin sedang menangis.

“Halo. Kamu... baik-baik aja, kan?” tanya Ais dengan suara yang sengaja ia buat selirih mungkin, takut orang lain mendengarnya terutama istrinya.

“Menurut kamu?”

Diam sejenak, Ais pun menjawab, “Kamu masih nangis?”

“Hmm... pacarku selama lima tahun ini tiba-tiba nikah sama orang lain. Jadi apa aku salah kalau aku nangis karena hal itu?”

Ais membuka mulutnya hendak menjawab, namun urung, dikatupkannya kembali mulutnya rapat-rapat.

“Bukannya kamu lagi malam pertama sama istri baru kamu? Aku terkejut suami orang lain malahan nelepon aku malam-malam begini,” ucap Dara sarkastik.

Ais menengok ke belakang. Di sana, dalam keremangan cahaya ruangan, Ais memastikan apakah Sheril masih tidur terlelap.

“Kamu sendiri yang minta aku buat nggak nyentuh dia, kan?”

Dara meremas seprainya yang bermotif bunga sakura. Padahal Dara belum pernah bertemu dengan Sheril sebelumnya, tetapi sekarang Dara begitu membencinya.

Kenapa wanita itu tiba-tiba muncul di kehidupan mereka dan dengan teganya wanita itu juga memisahkannya dari Ais!

Padahal hanya Ais yang Dara miliki.

Dara benci, benar-benar benci!

Untung saja saat ini Ais masih cinta mati kepadanya, bagaimana kalau tidak?

“Besok aku bakal ke tempat kamu.”

“Hmm.” Dara bergumam menjawab perkataan.

“Ais....”

“Ya?”

“I love you...”

Suara Dara terdengar lirih ketika mengucapkan hal tersebut. Samar-samar kembali tenggelam dalam isakan.

Biasanya Ais dan Dara bertukar kata good night atau I love you ketika sedang berteleponan dengan Dara. Tapi kali ini Ais tidak berani menjawabnya. Dia takut Sheril terbangun atau kemungkinan buruknya lagi Sheril akan mendengarnya

“Kenapa kamu cuma diem aja?”

Ais menelan ludah. Dia tidak tega mendengar Dara menangis.

“I Love you too. Jangan lupa istirahat.”

Sudahlah, lagian Sheril juga sudah tidur.

Telepon mereka berakhir.

Suara dentuman pintu terdengar. Ais keluar sebentar untuk menenangkan pikiran.

Ketika lengang memenuhi ruangan, Sheril membuka matanya. Setetes bulir bening mengalir ke bawah. Ternyata sesakit ini, ya, berpura-pura buta dan tuli atas semuanya?

Tidak tahan lagi, Sheril meremas kain seprai kuat-kuat. Tangisnya pecah.

‘Haruskah dia bercerai saja?’

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nova Ugara
tenangkan diri mu sheril..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 4 – Bukannya Kamu Juga Suka Dengannya?

    Ais melangkahkan kakinya keluar dari kamar tipe honeymoon suite tempatnya bermalam untuk mencari udara segar. Mungkin membeli kopi instant di minimarket dekat hotel ini adalah opsi yang terbaik. Lorong hotel yang dilaluinya tampak sepi. Pun sama, di dalam lift tempatnya berpijak juga hanya ada dirinya seorang. Lagi pula siapa juga yang kurang kerjaan keluyuran di malam hari kecuali dia yang sedang lari dari kenyataan bahwa sekarang ini dia sudah resmi menjadi seorang sumi. Yang berengsek. Ais menekan tombol ke lantai paling dasar, kemudian ia menyandarkan punggungnya pada dinding lift yang terasa dingin sampai meresap ke punggung. Ketika denting lift berbunyi, seketika indra pendengaran Ais disambut selamat datang oleh suara cekikikan yang terdengar sangat familier. Merasa penasaran, Ais mengedarkan pandangan ke sekitar, mencari di mana sumber suara berasal. Di depan sana, Ais melihat kembarannya sedang duduk dengan kaki naik sebelah ala oran

    Last Updated : 2021-06-12
  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 5 – Flashback Lamaran

    Sejak kecil Sheril memang dimanja oleh kedua orang tuanya. Apa pun yang ia inginkan, pasti akan dituruti. Pun juga, mungkin salah satu alasan Sean menjodohkan putrinya dengan Ais karena sejak kecil Sheril sangat menyukai Ais. “Mommy Celil pengin cepedaaaa!” Suara cempreng anak berusia tujuh tahun menggema memenuhi ruangan. April memijit keningnya, pusing bukan main. Astaga, padahal rumah ini sangat besar tapi bisa-bisanya teriakan Sheril terdengar di mana-mana. “Mommy Pleasee, beyiin Celil cepeda,” mohonnya lagi untuk kesekian kalinya sambil menampilkan ekspresi sememelas mungkin. “Nggak Sheril. Kan, Mommy udah bilang kalau kamu mau sesuatu itu kamu harus nabung dulu buat ngedapetin apa yang kamu mau.” Sheril tidak mau mendengarkan penjelasan Mommy-nya. Pokoknya dia tidak akan berhenti menangis sampai keinginannya dituruti. “Lagian kamu kemarin udah beli barbie satu set, lho, ya. Inget nggak?” tambah April mengingatkan.

    Last Updated : 2021-06-28
  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 6 – Perjodohan yang Tak Diinginkan

    “Maksud Om apa?” tanya Sheril, bingung. Dia masih belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi. “Om pengin ngejodohin kamu sama AIS.” Mendengar pernyataan tersebut seketika mata Ais membola. Ia terkejut bukan main. Saking terkejutnya sampai-sampai tanpa disadari Ais berdiri dari posisi duduknya. A-apa? Sheril hendak dinikahkan dengannya?! Jelas saja Ais marah. Kenapa orang tuanya tidak mendiskusikan hal ini dengan dirinya terlebih dahulu?! Padahal pernikahan bukan hal sesepele itu. Tadi Umi dan Abati juga mengatakan kalau tujuan mereka datang ke sini hanya untuk makan malam, bukan lamaran. “Kamu kenapa, Ais?” Anha mengerutkan kening. Anha cukup tertegun dengan reaksi putranya barusan. “Mungkin saking senangnya karena mau dinikahkan sama gadis secantik Sheril makanya Ais jadi kaget kayak gitu,” tambah Hamkan membuat semua orang yang berada di ruang makan tertawa. Namun hal tersebut tidak berlaku kepada Aim, Ais d

    Last Updated : 2021-07-01
  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 7 - Goyah

    Ais menarik napas dalam-dalam. Tatapannya mengarah ke atas, menatap kosong langit-langit ruangannya yang berwarna putih bersih. Alasan dia akhirnya berubah pikiran dan mau menikah dengan Sheril adalah; Abati menjanjikan memberikan jabatannya kepadanya. Itu artinya dia memiliki uang untuk mensejahterakan kehidupan Dara. Alasan yang kedua, Umi sangat menyayangi Sheril. Anggap saja menikah dengan Sheril adalah salah satu bentuk baktinya kepada Umi. Lalu alasan ketiga, Ais tidak mau mengecewakan banyak hati. Biarlah dia berkorban asal keluarganya bahagia, asal Om Sean dan Tante April bahagia. Bahkan untuk saat ini Ais masih belum tahu apakah esok dia bisa jatuh cinta kepada Sheril seperti kata kebanyakan orang tentang cinta datang karena terbiasa. Ais merubah posisinya ke samping. Ia menyentuh rambut hitam Sheril yang sudah tertidur pulas. Merabanya secara perlahan. Merasakan gesekan satu per satu sulur rambutnya deng

    Last Updated : 2021-07-10
  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 8 – Pelakor Lebih Galak

    Dara menatap kedua baju yang tergeletak di atas ranjangnya. Yang satu berwarna cokelat dan satunya lagi berwarna tosca. Ia bingung harus memilih yang mana karena semuanya terlihat sangat cantik. Ponsel Dara yang berada di saku bergetar, tanda satu pesan w******p masuk. Ais: Kamu suka bajunya? Dara mengukir senyuman. Kemarin Ais membawakannya banyak sekali baju kerja dan juga baju harian. Dara: Suka banget! Makasih, ya. Memangnya wanita mana yang tidak suka diberi hadiah seperti ini. Ais: Iya, sama-sama. Ini aku lagi urus surat pembelian apartement buat kamu biar bisa segera kamu tempati. Dara: Ya, ampun! Seharusnya kamu nggak usah repot-repot tau sampai kayak gitu. Ais: Nggak pa-pa. Emang dari dulu aku pengin beliin ini buat kamu. Tidak pernah Dara sebahagia ini sebelumnya. Tempat tinggal yang nyaman, pekerjaan bagus, serta baju

    Last Updated : 2021-07-17
  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 9 – Menikah Tetapi Belum Pernah Begituan

    Jari lentik Sheril menekan enam digit tombol kombinasi pada badan pintu. Sebenarnya sampai saat ini Sheril masih bingung kenapa pula pemilik tempat ini memberi tahu kode tempat tinggalnya kepada Sheril. Meskipun mereka sudah kenal cukup lama, tapi apa iya orang itu tidak takut kalau rumahnya Sheril bobol? Mengedikkan bahu, acuh tak acuk, Sheril pun memutar knop pintu ke bawah. Tapi ommong-omong orang itu ada di rumah tidak, ya? Dia memiliki jadwal kerja yang fleksibel jadi Sheril akan semakin marah jika orang itu tidak ada di dalam. “Mahen! Kamu di dalem, kan?!” teriak Sheril setelah pintu tersebut terbuka. Mahen adalah satu-satunya sahabat yang Sheril miliki. Ia kakak tingkat sewaktu Sheril masih kuliah. Pria yang dicari itu mendesah lelah. Pasti selalu ada keributan jika Sheril berkunjung ke tempatnya. “Dasar berengsek! Sahabatnya nikahan tapi bisa-bisanya kamu nggak dateng!” sembur Sheril memekakkan telinga. “Ya, kan, waktu

    Last Updated : 2021-08-03
  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 10 – Sebenarnya Cemburu

    Ais membuka pintu kamar, ia kelepasan mendorongnya agak keras sampai menimbulkan dentuman membuat kedua orang yang berada di dalamnya terkejut. Mulut Sheril masih menganga, popcorn yang tadi hendak ia masukkan ke dalam mulutnya pun terjatuh ke bawah. Astaga! Kenapa pula suaminya tiba-tiba mendobrak pintu segala! Bikin kaget saja! “Ka-kalian lagi ngapain?” tanya Ais tergagap. “Lagi nonton.” “Kenapa? Mau nonton bareng?” tambah Mahen sambil menyodorkan cup berisi popcorn ke arah Ais. Ais masih mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Dia tidak tahu kenapa dia bisa bertindak seperti ini. Kakinya seolah tergerak sendiri menaiki anak tangga, lalu dia juga mendobrak pintu kamarnya. Bahkan Ais sampai sudah berpikiran yang tidak-tidak mengenai Sheril dan Mahen. Tetapi dibanding itu semua, keheranan Ais menggunung tatkala mengetahui ternyata di dalam kamar Sheril dan Mahen sedang menonton kartun dua ulat bodoh—yang satu berwarna

    Last Updated : 2021-08-03
  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 11 – Sedikit Kemajuan Hubungan

    Meskipun kemarin merupaka hari yang buruk bagi Sheril. Tapi malam ini dia memimpikan sesuatu yang indah. Sesuatu yang semanis permen kapas sampai membuatnya tersenyum dengan mata terpejam. Di mimpinya itu, Sheril yang masih kecil memegangi sepedanya kuat-kuat, ia takut terjatuh. “Kak Ais jangan dilepasin, ya. Sheril belum siap,” pintanya dengan mimik wajah memelas. Ais mengangguk. Ternyata meskipun Sheril terlihat pemberani, sampai-sampai pernah bertengkar dengan Kakak kelasnya, tapi dia bisa merasa ketakutan juga. “Iya Kakak Pegangin. Jangan takut. Lagian, kan, pakai roda tambahan di belakang juga.” Meski begitu Sheril masih takut, roda tambahan yang dimaksud hanya dipasang sebelah kanan kanan saja, hal itu tentunya tidak menjamin Sheril dapat menaiki sepedanya dengan seimbang. “Alah tinggal diinjek aja pedalnya. Paling kalau jatuh cuma nyungsep ke got. Nggak bakal sampai mati, kok. Tenang aja,” celetuk Aim yang dari tadi menyaksikan

    Last Updated : 2021-08-03

Latest chapter

  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Extra Bab

    Clayton menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seirama dengan langkah kakinya membuat orang-orang yang berada disekitarnya merasa gemas. Ditambah Clayton menggunakan baju kuning dengan topi bebek semakin membuat siapa pun yang melihatnya ingin menggigit pipi bakpao-nya itu. “Dasar bebek!” saking gemasnya Jayden pun memukul bokongnya. “Ish nakal!” Protes si gembul mengerucutkan bibir. Akan tetapi kekesalan Clayton tak berlangsung lama. Kini dia sudah lupa dan melanjutkan kembali perjalanannya. Bibir mungil Clayton menyanyikan lagu yang liriknya tidak jelas—hanya dialah dan Tuhan yang tahu. “Hati-hati jalannya, Clay,” ucap Sheril mengingatkan karena Clayton yang semula berjalan biasa kini mulai penasaran naik naik ke pembatas jalan. “Iya mamaku yang tantik.” Jalan menuju champ tempat mereka berpiknik memang cukup jauh dari arah pintu masuk. Untung saja mereka datang pagi sekali jadi mereka tidak kepanasan. “Clayton jangan lari-lari!” teriak Sheril untuk kesekian kalinya. S

  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   TAMAT

    Meskipun ini hari weekend, tetap saja dari pagi sampai siang Ais masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya.Ais terlihat sedang duduk di sofa ruang keluarga, jari tangannya sibuk menekan tuts keyboard pada laptop yang sedang dipangkunya. Sedangkan di sebelah tempatnya duduk saat ini juga ada si gendut yang juga ikut-ikutan sok sibuk menonton kartun di youtube.Sesekali Ais mendesahkan napas lelah, jujur saja suara musik dari video yang tengah ditonton si gendut membuyarkan pikirannya. Dia tidak dapat fokus sama sekali.“Kecilin volumemu, Clayton. Papa lagi kerja,” ucap Ais kepada anaknya namun Clayton tidak mau menurutinya.“Clay bosen, Pa. Mama nggak ada di sini!” gerutu si gendut sambil bersedekap dada. Ais melirik ke samping dan melihat putranya masih betah menggembungkan pipinya lantaran kesal karena tadi dia tidak diizinkan Mamanya untuk ikut ke salon.“Bentar lagi pasti Mamamu pulang, kok,” balas Ais sekenanya. Ia pun melanjutkan kembali pekerjaannya.Meski mata Ais sibuk menata

  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 55 - Rahasia Besar Itu

    Mata Dara membola melihat kedatangan Sheril yang tak diundang ke kediamannya.“Ka-kamu....” ucap Dara terbata.Kenapa bisa Sheril datang kemari?Ketika Dara hendak menutup pintunya, Sheril dengan sigap menahan pintu tersebut sembari berkata, “Bukannya ada suatu hal yang perlu kita bicarakan, Dara?”Senyuman miring terukir jelas di bibir merah Sheril.Dara mulai cemas, ia mengeratkan giginya lantaran ketakutan, saat ini Dara tidak mengharapkan kedatangan Sheril di kediamannya.Seketika Dara mendorong pintu ruangannya lagi agar Sheril tidak masuk ke dalam. Namun sayangnya Sheril dapat menahan pintu tersebut dan merangsek masuk ke dalam.“Kamu nggak sopan banget, sih! Pergi nggak!” teriak Dara namun yang diteriakinya malahan dengan santainya bersedekap dada.“Apa kayak gini caramu menyambut seorang tamu? Ramahnya...." ejek Sheril tertawa sarkastik.Dara yang sudah habis kesabarannya pun mengambil vas bunga yang berada di atas meja dekat tempatnya berdiri lalu Dara mengayunkan vas bunga

  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 54 - Keguguran

    “Tolong makanan yang itu dibawa ke sana, ya?” ucap Mama April menyuruh salah satu pelayan yang sedang mengangkat baki makanan untuk menuju ke meja tamu yang tadi telah ditunjuknya tadi. Pelayan tersebut mengangguk dan melaksanakan tugasnya dengan baik.“Huft, capeknya,” keluh Mama April menyeka keringat yang menetes di keningnya. Meskipun mereka sudah menyewa jasa untuk acara baby shower ini, namun tetap saja rasanya dari tadi tidak selesai-selesai. Mungkin itu semua karena keluarga besar mereka menggelar acara ini secara dadakan.Bagi yang tidak tahu, Baby shower adalah suatu pesta yang diadakan untuk ibu dan calon bayinya. Biasanya mereka akan memberitahu semua orang yang hadir apakah bayi tersebut laki-laki atau perempuan dengan cara ada yang menuliskan jenis kelamin si bayi di lembar kertas yang disembunyikan di dalam kue tart, ada juga yang menggunakan balon dengan dua jenis warna berbeda sebagai penanda. Contohnya; balon warna biru untuk jenis kelamin laki-laki sedangkan balon

  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 53 - Malam Pertama

    “Sekarang buka bajumu.”Ucapan Ais barusan membuat pipi Sheril bersemu.Bukannya menuruti perintahnya untuk membuka baju, Sheril malah menyilangkan kedua tangannya di depan tubuh.“Apaan sih, Mas!” teriak Sheril untuk menyembunyikan rasa malunya. Bisa-bisanya suaminya sefrontal itu kepadanya.“Apanya yang apa?” tanya Ais keheranan. Padahal, kan, niat Ais menyuruh istrinya membuka bajunya agar dia dapat membersihkan bekas kopi serta membantunya mengoleskan obat luka untuk Sheril.Ya, begitulah Ais. Sifat tidak pekaanya belum seratus persen hilang darinya.“Nggak mau!” pipi Sheril semerah udang rebus. Meski mereka sudah menikah tetap saja ia malu. “Terus gimana caranya aku ngolesin obat ini kalau kamu nggak mau buka baju?”Mendengar hal tersebut barulah ekspresi Sheril yang semula malu-malu kucing berubah menjadi datar. Ck, memangnya siapa yang tidak kesal jika berada di posisi Sheril?! Kalimat suaminya saja ambigu seperti itu! Padahal tadi Sheril kira Mas Ais menyuruhnya membuka baj

  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 52 - Buka Bajumu

    “Jadi siapa aja yang tahu kalau kamu sebenernya nggak sakit?” tanya Ais mengintrogasi istrinya yang saat ini menampilkan wajah memelas agar tidak dimarahi.Pukul setengah satu malam, mereka baru merebahkan diri di atas ranjang setelah drama tadi tentunya.“Umm... yang tahu Papa, Mama, Abati, Umi, teruss....” Ais yang semula menyandarkan kepalanya di dada Sheril pun menyipitkan mata, menatap istrinya yang saat ini sedang menahan tawa.“Kalian keterlaluan tahu nggak, sih!”Mendengar hal tersebut tawa Sheril malahan semakin meledak.“Aim sama Mahen juga tahu.”Wajah Ais tercengang. Ba-bahkan mereka juga tahu?“Awas, ya, kapan-kapan aku bakalan bales kamu!”Ais membenamkan wajah ke tubuh Sheril lagi membuat Sheril terkekeh. Kenapa suaminya mendadak bersikap seperti anak kecil seperti ini, sih? Uh gemasnya. Apakah seorang laki laki jika sudah cinta kepada pasangannya akan bersikap seperti ini?“Mas geser, dong. Sesak tahu!” protes Sheril karena dari tadi suaminya tiduran di dada Sheril.Bu

  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 51 - Happy Ending atau Sad Ending?

    “Mas Ais... please bukain pintunya,” pinta Sheril sambil menggedor-gedor pintu ruangan suaminya. Dia tidak menyangka kalau semuanya akan berakhir seperti ini.Sheril yakin pasti suaminya sangat kecewa terhadapnya. Mana ada orang yang tidak marah ketika ditipu selama berbulan-bulan? Namun sungguh bukan seperti itu maksud Sheril.Waktu itu–tepatnya ketika dulu Sheril kabur dari rumah dan menginap di hostel. Papa Sean yang merasa hubungan rumah tangga putrinya dengan Ais tidak ada perkembangan sama sekali merasa prihatin. Terlebih lagi Sheril terlihat begitu menyukai Ais dan enggan bercerai dengannya. Akhirnya Papa Sean dan Mahen terpikirkan suatu ide yakni bagaimana jika Sheril melakukan hal serupa seperti apa yang selama ini dilakukan oleh Dara? Yakni berpura-pura sakit keras.Mahen pernah menyelidiki tentang penyakit yang diderita Dara karena dia adalah adiknya. Di situlah Mahen mulai mengetahui kalau ternyata selama ini Dara hanya sakit anemia alias kekurangan darah yang meny

  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 50 - Sheril Meninggal

    “Sheril, kamu kenapa Sheril!”Ais begitu panik, kenapa istrinya tiba-tiba seperti ini? Padahal tadi sore Sheril masih baik-baik saja.“Bibi!” teriak Ais dari dalam kamar memanggil pembantunya untuk meminta bantuan. Namun sayangnya sudah beberapa kali Ais mencoba memanggil mereka namun tidak ada satu orang pun yang datang kemari.Padahal dia mempunyai tiga pembantu, tetapi kenapa tidak ada satu orang pun yang bergegas datang kemari, sih?Akhirnya Ais hanya mampu berdecak kesal.“Sheril bangun Sheril. Aku mohon jangan buat aku khawatir kayak gini, “ ucap Ais sembari menepuk nepuk pipi istrinya berharap agar Sheril segera membuka matanya.“Sheril....” wajah Ais semakin pasi. Peluhnya menetes ke bawah. Bukannya ini belum genap tiga bulan? Kenapa kondisi Sheril sudah separah ini?“Mass.” Ada sedikit rasa lega ketika akhirnya Sheril membuka kelopak matanya.“Sayang, kamu nggak pa-pa, kan? Kenapa kamu bisa berdarah seperti ini?” tanya Ais saksama.Sorot mata Sheril terlihat semakin redup, t

  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 49 - Ciuman

    Sejak kejadian di mana Dara hendak mencelakai Sheril. Entah apa yang Papa Sean lakukan kepadanya, setelah itu tiba-tiba Dara hilang begitu saja bagai di telan bumi. Dia tidak pernah lagi muncul di kehidupan mereka.Terakhir kali kabar yang Ais tahu tentang Dara dari Aim adalah Dara sudah di-blacklist permanent dari perusahaan yang ada di bawah naungan Abati atau pun Papa Sean.Ais tidak ambil pusing akan hal itu. Sejak Ais tahu sifat asli Dara, entah mengapa Ais jadi hilang respect kepadanya.Kini Ais menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kerja. Kalau diitung-itung lagi, Ini sudah memasuki dua setengah bulan sejak Sheril dinyatakan sakit oleh dokter, yang itu artinya berdasarkan diagnosa dokter berarti sisa hidup Sheril tinggal 15 hari lagi.Mata Ais menatap dan menerawang jauh ke arah depan, ia menatap kosong kaca jendela yang menampilkan birunya awan di luar sana.Ternyata memang benar kalau waktu mengajarkan kita mengenai banyak hal. Kini yang ada di benaknya hanyalah Sher

DMCA.com Protection Status