Danadyaksa Building Tower
Aeron tersenyum di tempat duduknya yang berada di ruang kerja gedung Danadyaksa. Tiba-tiba ia kembali teringat kejadian tadi pagi saat dirinya di Apartment Katya.
Entah keberanian dari mana Aeron bisa seagresif itu, ia ingin menguasai Katya dan kembali memilikinya. walaupun Katya menolaknya berkali-kali bahkan sampai mendorong dan menendangnya tapi ia tidak bisa apa-apa karena tubuh Katya terlalu kecil dibandingkan dirinya, untuk beberapa saat Aeron sempat menikmatinya bahkan Katya yang awalnya tidak siap dan kaget akhirnya bisa sedikit terbuai dengan permainannya.
Sebelum Axel kembali berteriak dan mencari ibunya. Aeron terkekeh.
Anaknya itu selalu datang tidak tepat waktu. Bahkan Axel hampir memergoki mereka dalam posisi yang berbahaya, karena datang ke kamar yang ditempati Aeron. Sebelum itu terjadi, Katya dengan sekuat tenaga mendorong Aeron hingga tersungkur dilantai dan keningnya mengenai ujung
Martin Building Tower."Katya..." kakaknya masuk kedalam ruangannya dengan wajah tersenyum."Kenapa? Aku sibuk..." jawab Katya tanpa melihat."Kita akan makan malam bersama dengan beberapa pemegang saham."Katya melirik sebentar kemudian kembali berkutat dengan berkasnya."Kakak saja, Axel menungguku di Apartment, Kasian kalau aku sampai pulang malam ia akan sendirian di apartment." Jawab Katya tidak peduli."Kau harus ikut, ini kemauan Ayah kita harus kompak di depan para pemegang saham.""Tapi percuma, aku kesana ayah tetap tidak mau berbicara denganku sama sekali kak.""Bilang saja aku sakit.." kembali Katya beralasan."Tidak bisa, Axel sudah besar untuk menunggu beberapa jam di Apartement sendirian tidak akan apa-apa. Hubungi dia dan bilang kalau kau akan pulang terlambat." perintah Kyle.Katya menghela nafas kesal.Pekerjaannya yang banyak menyita waktunya, Sedangkan Axel harus ia
Anandamaya Resident ApartmentDidetik selanjutnya Aeron dan Katya mulai berciuman liar, seperti menyalurkan hasrat yang selama ini mereka pendam.Aeron mulai menaiki ranjang dan menghimpit Katya mengerayanginya dengan sentuhan sensual, begitu juga Katya, tangannya tidak berhenti menyentuh tubuh bidang Aeron. Dan membuatnya meremang hebat.Aeron mengerang melepas ciumannya."Katya, kalau begini terus aku tidak akan bisa menahannya." desah Aeron pelan.Aeron menatap Katya yang berada di bawahnya. Wajahnya sudah memerah dan dadanya naik turun karena gairah.Begitu juga Aeron, gairah sudah sampai keatas kepala dan mencapai ubun-ubunnya."Katya.. kau sadar apa yang akan kita lakukan?" Aeron bertanya dengan suara seraknya menahan gejolak yang ada.Katya mengangguk dengan wajahnya yang merah."Aku sadar, aku tidak mabuk." jawab Katya.Aeron menghembuskan nafas, "Kau mabuk Katya." potong Aeron."
Anandamaya Resident AparmentKeesokan paginya..Katya membuka matanya perlahan, cahaya yang masuk ke kamarnya begitu terang sampai ia mengerutkan keningnya sebelum kembali membuka matanyaKatya melipat sebelah tangan di depan wajahnya untuk menutupi cahaya matahari, kemudian ia berusaha bangun dan menyenderkan badannya ke kepala ranjang. Matanya yang sudah terbuka melirik jam yang ada di nakas.Jam 10 pagi. Ia melihat sisi ranjangnya yang lain, Aeron sudah tidak ada disana. ia melihat kedalam selimutnya. Dan ia masih telanjang. dengan menghembuskan nafas kasar Ia menerawang memikirkan tentang kejadian semalam, Ia kembali melakukannya hal bodoh lagi dengan Aeron, ternyata Alkohol benar benar memperngaruhinya.Semalam setelah mereka mengerang dan mencapai puncaknya bersama-sama, Aeron melamarnya. Ia setengah tertidur saat Aeron mengatakan itu. Dan ia tidak menjawab pertanyaan Aeron semalam karena harus memikirnya kembali.Ck..
Aeron mengangkat Katya keatas meja Kitchen Island. Mereka saling pandang dan dengan cepat Aeron meraup bibir merah Katya, menghisapnya, mencecapnya.Dirasa pasokan udaranya sudah habis, Aeron melepas bibirnya dari Katya tapi tidak menjauh."Aku anggap ini sebagai 'Iya'." Ucapnya serak dipenuhi gairah.Aeron kembali mencium Katya dengan liar, Katya tidak menolak. Tangannya malah naik tersilang di belakang leher Aeron. Meremas remas rambut hitam dan tebalnya."Ah..."Aeron kemudian lanjut menciumi leher Katya. Menjilatnya, menciumnya meninggalkan tanda merah lagi. Kepala Katya terlempar kebelakang memberi akses penuh untuk Aeron menjelajahinya. Padahal tanda merah yang ditinggalkan Aeron semalam masih belum hilang. Dan sekarang bertambah dan lebih banyak.Aeron mulai memegang payudara Katya dari balik kemeja yang ia pakai, meremasnya. Merangsang Katya dengan sentuhannya. Dengan tidak sabaran ia membuka kacing kemeja Katya, begitu juga Katya, m
Anandamaya Resident ApartmentKatya apa-apa kau ini?!" Aeron mengeram kesal melihat tingkah Katya yang tiba-tiba berubah."Pergi dari sini! jangan pernah datang kesini dan menemui anakku lagi sampai kapanpun!" Sentaknya lagi."KATYA!!" Aeron berbalik membentaknya.Katya menatap nyalang Aeron."Kalian berdua Tidak ingat disini ada Axel?!" Sekarang Kyle yang membentak mereka berdua.Keduanya terdiam."Axel ikut uncle keluar sebentar." Ajak Kyle pada Axel. Dan Axelpun mengerti sambil mengikuti Kyle menjauh dari dua orang dewasa yang terlihat berselisih paham."Dasar kalian orang tua tidak becus bertengkar di depan anak sendiri!" Gumam Kyle marah tapi masih bisa di dengar Katya dan Aeron."Bereskan masalah kalian!" Kyle keluar apartment."Sebaiknya kau pergi." Ucap Katya kembali, dan berb
Anandamaya Resident ApartmentAda apa kak?" Katya mulai terlihat cemas."Dengar baik-baik dan jangan panik."Katya fokus pada apa yang akan diucapkan Kyle."Aeron kecelakaan, dan kita harus kesana sekarang juga." Ucap Kyle yang membuat Katya dirambati ketakutan yang luar biasa.Katya tidak bergerak.Dia hanya menunduk dan mengeratkan tangannya."Katya!"Hah?"Cepat kita harus kerumah sakit!" Ajak Kyle."Ke..napa? Kita bukan keluarganya, jadi untuk apa?" Jawab Katya dengan gemetar."Kau itu bagaimana?! Dia ayah Axel Anakmu! Kau tidak khawatir dia akan jadi anak yatim sebelum mengetahui ayah kandungnya? Hah?" Sentak Kyle kembali, dengan bahasa Indonesia yang tidak dimengerti Axel. Ia tidak habis fikir masih sempat Katya memikirkan gengsinya di situasi seperti ini."Kakak s
International HospitalAeron sudah membuka matanya dan menyorot lembut kearah Katya yang mendekatinya dengan wajah cemas dan berdiri di sebelah ranjang."Katya... Axel...." gumamnya dengan suara parau dan lemah.Katya tidak bisa membendung rasa harunya saat melihat Aeron dengan mata terbuka mamanggil namanya. Iapun kembali mengeluarkan air mata di depan Aeron.Tanpa di duga, Axel yang awalnya berada di belakang Katya malah berlari dan memeluk Aeron yang masih terbaring lemah diatas ranjang."Daddy!!" Teriak Axel.Eh?Katya dan Kyle bergeming di tempatnya begitu juga Aeron dengan tangan kecil Axel yang melingkar di tubuhnya. Mereka tiba-tiba saling melempar wajah shock.Kesadaran Aeron kembali memang cukup mengejutkan Katya, tapi yang lebih mengejutkan lagi ketika Axel memanggil Aeron, Daddy.Aeron sangat terkejut ketika membuka matanya karena bingung kenapa bisa ada di ruangan rumah sakit. ia
International HospitalKau mau menikah denganku?" Tanya Aeron dengan menatap manik mata Katya.Seakan semuanya diam membeku menatap Katya, menunggu jawaban darinya.Katya kembali terisak, walaupun air mata masih mengalir dari matanya tapi kali ini dengan diiringi senyuman manis dari bibirnya, melihat kearah Axel dan Aeron bergantian, iapun menjawab."Iyah Aeron." jawab Katya."Hah?" Aeron kaget karena tidak menyangka Katya akan menerimanya tanpa perdebatan sama sekali."Mommy, Daddy!" Axel menabrakan tubuhnya memeluk Katya karena senang. Katya yang kaget oleng dan terdorong lebih mendekat pada dada Aeron yang terluka.Aeron sedikit mengernyit karena sakit, dan Katya melihat itu dengan segera menjauh dari Aeron."Maaf..." ucapnya khawatir masih melihat keadaan Aeron."Aku tidak apa-apa." Jawabnya kaku. Sekarang Aeron yang jadi salah tinggah karena Katya menerima lamarannya."Mommy, you say yes!" Ax
Dharmawangsa Ballroom Hotel. Katya yang hamil besar terpaksa ikut suaminya untuk menghadiri pesta tahunan kumpulan pengusaha se-Asia tenggara ini. Awalnya Katya menolak datang, karena tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya. tapi Aeron tidak ingin datang sendirian dan memutuskan tidak akan hadir apabila Katya tidak ikut hadir. Dan mau tidak mau Katya ikut karena ini acara tahunan yang sangat penting dikalangan pengusaha muda seperi Aeron. Dengan berbalut gaun putih yang cukup terbuka dibagian atas. Katya berjalan bergandengan dengan Aeron menuju tempat acara. Katya berjalan pelan karena perutnya yang cukup besar. "Siapa yang memilihkan baju ini?" Aeron melirik pada Katya yang menggandengnya. Aeron memegang Katya dengan erat seakan tidak mau terpisahkan. "Kak Dini, kenapa? Apa tidak bagus ya?" Katya melihat dirinya sendiri, pakaian yang dikenakannya cukup mewah dan elegan pikirnya. Kemudian ia melihat pada Aeron
International Hospital Katya sudah masuk kedalam ruang perawatan, Dan beberapa saat lalu Dokter Dini sudah memeriksa keadaan Katya. Yang membuat lega Aeron adalah hasil pemeriksaan Katya dan Kandungannya. ternyata Katya hanya demam biasa dan Ia dianjurkan bedrest total dan tidak boleh stress. Aeron yang setia menunggui Katya dirumah sakit membuat Katya semakin merasa bersalah. Ia sendiri yang pergi meninggalkan suami dan anaknya. Malah ia yang sakit karena tertekan dan jadi stress ditempat persembunyiannya. Dan lagi, Aeron dengan lapang dada selalu memaafkannya, ia tidak menyalahkan Katya karena pergi begitu saja meninggalkan dirinya dan juga Axel. Bahkan ia tidak menggungkit kejadian itu lagi didepannya. I
Aeron sedang dalam perjalanan menuju tempat Katya bersama Kyle dan mang Ujang, Sopir mereka. Axel sedari tadi menanyakan Aeron dan menanyakan apa sudah menemukan Mommynya juga. Keadaan Axel sangat memprihatinkan, setelah kepergian Katya yang mendadak sekarang Axel selalu menelponnya. Menjadi lebih cerewet menyuruhnya agar cepat pulang, menanyakan kabarnya dan lebih protektif. Menanyakan apakah ia akan pulang atau tidak setelah mencari ibunya. Mungkin didalam diri Axel sendiri ia tidak ingin ditinggal sendirian. Setelah Katya pergi, ia juga tidak mau ditinggal Aeron ayahnya. Ada rasa takut bahwa orang tuanya akan pergi meninggalkannya. Sudah satu jam mereka di perjalanan, akhirnya mereka sampai disebuah rumah besar minimalis. Kyle sedikit tertegun, dulu ia ingat sekali pernah tinggal dirumah ini. "Mang Ujang bukankah ini rumah kami yang dulu?" Tanya Kyle. "Ia den, ini rumah den Kyle dan non Katya yang dulu sebelum pindah kerumah yang sekarang."
Danadyaksa Family Mansion. Sudah seminggu Aeron mencari Katya kemana-kemana, bahkan ia sudah menelpon orang-orang yang mungkin berhubungan dengan Katya di masa lalu dan juga sekembalinya ia dari Perancis beberapa bulan ini. Ia sudah mencari ditempat-tempat yang mungkin didatangi Katya. Beberapa hotel dan apartment di Jakarta yang bisa ia jadikan tempat tinggal. Aeron juga menyisir perumahan Katya Perumahan Aeron bahkan sekitaran Apartment tempat tinggal mereka. Aeron sampai menanyai orang kantor Katya, kalau-kalau Katya datang atau menemui seseorang di kantornya baru baru ini dan hasilnya nihil. Aeron bahkan menelpon tante Katya, Tante Reva, di Perancis. "Tante
Anandamaya Resident Apartment.Aeron pulang dengan cepat, setelah mendapat telpon dari Axel bahwa ibunya tidak ada di apartment."Axel.. Axel.."Aeron masuk kemudian memanggil Axel yang menghampirinya dengan cepat."Mommy tidak ada, Daddy.." ujar Axel Terlihat kecemasan di wajah anaknya.Aeron ikut cemas karena tidak biasanya Katya pergi tanpa memberitahunya. Setelah mengecek ponselnya tadi di dalam mobil yang ternyata Katya sempat menelponnya tapi Aeron menelpon balik sudah tidak aktif.Pelayan mendekat pelan pada Aeron. Dan ia langsung menatap tajam padanya."Bag
¤ Kamu ada waktu? Saya perlu bicara denganmu tentang perusahaan.• Ada Apa?¤ Bukankah kau mengincar aset Hartono? aku akan menawarkan semuanya padamu.• Dimana kita akan bertemu?¤ Hotel Hyatt.•Kenapa harus di Hotel?¤ Perusahaan Hartono sedang mengadakan rapat disana.• Baiklah, tunggu 1 jam lagi, saya kesana.Aeron yang sedang melihat laporannya terhenti karena ada sms masuk dari Biyan Hartono."Ria, apa Sore ini saya ada waktu kosong?""Apa bapak akan pergi?""Saya akan menemui seseorang sore ini dan ingin pulang kerumah tepat waktu." Jawabnya sambil melihat jam di pergelangan tanganya.Ria yang berdiri di samping Aeron langsung melihat jadwal atasannya di Ipadnya."Hari ini jadwal anda kebetulan kosong pak dimulai dari jam 4 sore nanti.""Kalau begitu saya akan pergi jam 4, nanti tolong siapkan mobilnya.""Baik pak," kem
Hartono Family Mansion.Sabina memegang beberapa majalah bisnis dengan sangat marah, bahkan ia telah lebih dulu melempar Ipadnya kelantai dan layar rusak seketika.Ayahnya Harry Hartono datang karena mendengar keributan diruang keluarga mereka."Ada apa ini?!" Teriaknya pada Sabina dan Biyan yang berada diruangan tersebut dengan wajah murung.Tidak lama Sabina melihat ayahnya dan meneteskan air mata."Kau kenapa sayang?" Harry mendekati Sabina dan mulai memeluk putrinya yang menangis.Sedangkan Biyan mengeluarkan ponsel dan membuka halaman berita disana.Tentang pernikahan Aeron Danadyaksa dan Katya Cessa Martin serta terlihat foto romantis mereka berciuaman saat acara ulang tahun perusahaan Diers Global."Semua berita hari ini tentang mereka berdua." Biyan mengeram kesal."Dan Sabina sakit hati melihat mereka di pesta malam itu berciuman dan terlihat mesra, padahal sebelumnya Sabinalah yang akan bertuna
Dharmawangsa Ballroom Hotel.Setelah acara utama akhirnya mereka bisa menikmati pesta dan makan makanan yang telah disediakan.Katya yang sedari tadi hanya duduk dan mendengarkan sekarang sudah mulai pegal dan mengelus perutnya dengan refleks. Aeron sedikit melirik dan mendekatkan wajahnya. "Kenapa? Apa ada yang sakit?" Tanya Aeron berbisik ditelinga Katya. Ia terlihat sedikit khawatirKatya menggeleng pelan. "Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar." Jawabnya kemudian berdiri."Mau kemana?""Aku ke Toilet.""Tunggu, aku temani!" Aeron sudah setengah berdiri tapi ditahan Katya, "tidak perlu, kau jaga saja Axel disini." Katyapun langsung pergi dari meja keluar ballroom.Katya berjalan melewati meja yang berisi orang orang dan melihatnya dengan tatapan kagum karena kecantikannya.Didalam toilet
Dharmawangsa Ballroom Hotel Para tamu sudah mulai berdatangan ke sebuah Ballroom Hotel ternama di Jakarta. Mereka akan menghadiri Ulang tahun perusahaan Diers Global yang telah berdiri hampir 50 tahun lamanya semenjak kakek buyut Aeron Danadyaksa mendirikan Diers Global. Disalah satu meja bulat disana, sudah berkumpul para rekan bisnis dari Diers Global. Seperti perwakilan perusahaan ayah Katya yang diwakilkan oleh Kyle Martin dan Dokter Dini. Ada juga Nino Fernandez dari Harold Inc. Dan juga kakak beradik Hartono sebagai perwakilan perusahaan ayah mereka. Tepat di meja samping mereka, meja untuk para pemilik perusahaan Diers Global. Diatas meja sudah tertulis nama nama siapa saja yang akan menempati kursi tersebut. "Kakak, lihat nama diatas meja itu." Sabina menunjukan sesuatu pada Biyan dengan dagunya. Otoma