"A emang bener ya sekali istri minta cerai sama suami bakalan dijauhin lima ratus tahun dari surga?" tanya Oncom setelah melihat video yang berisi peringatan untuk para istri."Istri memang diperbolehkan meminta cerai asal dengan alasan yang jelas contohnya KDRT, tidak diberikan nafkah dan lain-lain. Nah kalau alasannya enggak jelas apalagi saat bertengkar masalah sepele jatuhnya dosa bahkan hukumannya tidak bisa mencium bau surga. Sedangkan Mengutip buku Misteri Bidadari Surga oleh Joko Syahban, dalam beberapa hadits lainnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Tirmidzi dan lain-lainnya disebutkan bau surga dapat tercium dari jarak 40 tahun, 500 tahun, dan 1.000 tahun perjalanan. Jadi bisa dibayangin kalau tiba-tiba minta cerai terus suaminya sakit hati gimana? jangankan masuk surga bahkan nyium wanginya aja enggak," jawab Naufal membuat Oncom ngeri."Waduh! Itu cuma sekali minta ya, gimana kalau yang dikit-dikit minta cerai. Dikaliin berarti hukumannya?"Pembahasan menarik untuk Onc
"Neng astaghfirullah! Kenapa diomongin sih apa yang kita lakuin? Aa malu, Sayang.""Mereka mah enggak pada punya akhlak ini jadi Aa enggak perlu malu. Santai aja sekarang kita mandi yuk," ajak Oncom tanpa memikirkan keluhan suaminya."Lain kali jangan begitu lagi ya. Walaupun itu cuma becanda enggak baik, Sayang. Aa nya malu karena enggak biasa. Inget ya keintiman itu hanya boleh dilakukan di dalam kamar, begitu kita keluar kamar tidak boleh diumbar. Takutnya ngebuat iri para jomblo, Sayang."Naufal dengan perlahan juga nada yang lembut memberitahu istrinya jika apa yang baru saja dikatakan oleh Oncom itu tidak baik. Apalagi hal itu masuk ranah intim suami istri yang hanya boleh mereka berdua tau tidak untuk orang lain bahkan orang tua sendiri. "Tapi si Gita sama Hanif juga sering mesra-mesraan kok," balas Oncom yang sering melihat Gita dan Hanif mesra."Bermesraan untuk suami istri diperbolehkan bahkan harus sebagai bentuk kasih sayang, tapi harus liat tempat. Mesra-mesraan di depan
Dengan bismillah juga menebalkan muka Naufal mengulas senyum sebelum melangkah ke tempat di mana mereka akan berkumpul. Menggunakan kacamata hitam juga topi yang ingin rasanya ia lepas tapi dilarang oleh sang istri karena katanya penampilannya menjadi tambah keren. Naufal tidak pernah memakai aksesoris selain peci di kepalanya hingga rasanya aneh saat menggunakan barang-barang itu. Pakaian yang ia pakai pun baru kali ini ia gunakan di luar rumah karena selama ini jika di luar laki-laki itu selalu memakai kain sarung dan baju koko."Uh... Suami aku ganteng banget sih," puji Oncom dengan mengaitkan lengannya pada lengan Naufal."Jangan dipuji terus dong Aa nya jadi malu," balas Naufal.Jujur dirinya salting dipuji terus menerus oleh Oncom. Pujian yang keluar dari mulut istrinya terasa berbeda membuatnya berbunga hingga pipinya terasa panas karena malu."Kok malu sih? Neng 'kan jujur Aa emang keliatan beda banget, lebih seger lebih muda dan tambah ganteng. Jadi cinta," balas Oncom denga
Semesta sepertinya sengaja membuatnya semakin terluka yang selalu mempertemukan Firda dengan penyebab luka hatinya. Niatnya ingin menikmati indahnya laut dengan tenang untuk menenangkan pikiran dari patah hati dalam yang membuatnya sempat terpuruk. Namun, nyatanya luka itu seperti ditaburi garam saat mata tidak sengaja melihat kemesraan yang sedang dipertontonkan oleh sekelompok orang di tepian pantai sana. Firda tetap bisa melihat jika laki-laki yang dicintainya ada di sana walau jarak mereka cukup jauh. "Ada dua kemungkinan kenapa aku harus melihat kamu lagi di sini, Fal. Pertama semesta mungkin sengaja mempertemukan kita untuk menambah luka hati agar aku bangkit. Atau yang kedua kemungkinan sebenarnya kita berjodoh hingga kita terus bertemu tanpa sengaja. Tapi aku yakin kemungkinan kedua yang membuat pertemuan ini," gumam Firda dalam kesendiriannya. Setelah semalaman banyak bercerita dan juga mendengar cerita dari Marsih wanita itu merenung di dalam kamar hotel tempatnya menginap
Pengalaman baru didapatkan oleh Naufal saat mereka bermain begitu bebas di atas air. Pantai yang tidak ramai karena masuk ke dalam lahan pribadi hotel membuatnya nyaman dengan pakaian dan kelakuannya saat ini. Para Anak Onta mengajak mereka bermain jetski berpasang-pasangan. Naufal yang belum pernah bertukar dengan Oncom yang menjadi drivernya. Sedangkan Hanif memang sudah beberapa kali bermain jadi dirinya sudah sedikit lihai. "Siap enggak nih?" tanya Oncom dengan sombongnya. Naufal sedikit dagdigdug mendengar istrinya bertanya seperti itu. Ia takut akan jatuh dan Oncom terluka. Bukan Naufal takut air, hanya saja rasanya dibonceng oleh wanita ia tidak bisa."Hukumannya apa dulu kalau kalah?" tanya Hendrik yang paling semangat karena itu permainan kesukaannya."Abisin sepuluh buah air kelapa sama waffle dua tumpuk," saran Gita yang langsung disetujui oleh mereka semua."Mi kalau kita kalah gimana?" tanya Hanif khawatir. Di antara mereka semua Hanif yakin jika dirinya belum seahli m
Menjadi bahan tontonan untuk orang-orang sekitar merupakan hal biasa bagi Oncom dan Gita saat mereka bersama Anak Onta. Perbedaan fisik yang sangat mencolok membuat orang-orang penasaran dan kerap kali bertanya walau dalam hati apa hubungan keduanya dengan para lelaki tampan itu, karena memang mereka tinggal di negara dengan tingkat kekepoan nomor satu di dunia menurut versi keduanya. "Gue punya ide."Oncom sudah menemukan cara bagaimana hukumannya menjadi lebih nikmat. Air kelapa jika hanya diminum langsung rasanya kurang nikmat, jadi mereka memerlukan tambahan perasa agar menjadi lebih segar. "Apaan?" tanya Hendrik curiga. "Kita bikin rujak kelapa pake sirup coco pandan sama lemon," jawab Oncom dengan nada yang mendayu-dayu."Cocok sih panas-panas gini rujak kelapa muda emang paling nikmat," timpal Rian membayangkan minuman segar dari perpaduan air kelapa juga dagingnya ditambah sirup serta perasaan lemon memang sangat menyegarkan."Dih! Lu semua curang! kalau gitu gue yang engg
Matahari semakin naik seiring berputarnya waktu, sinarnya semakin terik menyengat kulit dengan suara dari deburan ombak yang terus bersahutan. Beruntung mereka duduk dikelilingi empat pohon waru yang melindungi teriknya sang surya. Setelah menghabiskan rujak kelapa muda yang menyegarkan dahaga kini saatnya mereka membakar ikan sebagai menu santap siang yang sudah disiapkan. "Ini ikan apa aja banyak amat?" tanya Oncom melihat beberapa ikan besar yang sudah dimarinasi."Ini ikan kuwe, kakap sama gurame. Katanya Neng mau gurame," jawab Hanif menyebutkan satu persatu enam ekor dengan ukuran cukup besar.Mendengar Hanif menyebut istrinya dengan panggilan Neng membuat Naufal sedikit cemburu. Panggilan itu seharusnya khusus untuk dirinya kepada sang istri agar beda dari yang lain, tapi Naufal tidak menyangka jika teman-temannya justru mengikuti. Istrinya memang teramat friendly tanpa mengenal apa itu kata canggung, bahkan pada Hanif sekalipun yang alim menjadi ikut gesrek jika bersama Oncom
semua pasti pernah merasakan yang namanya masa muda. Bagaimana serunya kehidupan pada masa yang akan dirindukan saat tua nanti. Bermain tanpa kenal waktu, bercanda tanpa kenal batas dan bercerita dengan nyaman bersama sahabat. Sayangnya, di dunia ini tidak semua orang mempunyai sahabat dalam hidupnya, terkadang mereka yang kita kenal hanyalah sebatas teman yang tidak memiliki arti sedalam sahabat. Karena seorang sahabat bisa melebihi seorang saudara. Persahabatan yang dibangun oleh Oncom dan teman-temannya bukan satu atau dua tahun, melainkan hampir lima belas tahun. Berkumpul selama tiga tahun, lalu dipisahkan oleh jarak dan waktu yang tidak bisa dihindari saat proses menuju kedewasaan. Maka dari itu mereka sangat menghargai setiap moment pertemuan tanpa adanya alat komunikasi yang akan menggangu waktu mereka semua. Memang sedari awal mereka berteman tidak diperbolehkan mengeluarkan ponsel agar pertemuan lebih bermakna dengan banyak melakukan hal gila dan menyenangkan. Dengan begitu
Apa yang paling penting dalam sebuah hubungan selain komunikasi? Disaat kasih sayang berlimpah diiringi materi yang cukup belum bisa membuat suatu hubungan berjalan lancar tanpa adanya komunikasi yang baik. Bahkan untuk hal sekecil apa pun harus dibicarakan pada pasangan agar hubungan nyaman tanpa ada yang merasa bersalah atau terbebani.Untuk kali ini Naufal menyadari kesalahannya, dia yang kurang peka tentang perasaan istrinya karena terlalu bahagia atas hadirnya anak mereka. Benar memang Saka sudah banyak yang menyayangi dan memperhatikan, bahkan saat anak kecil itu menangis semua orang khawatir dan saat tertidur semua orang akan bahagia dengan terus memuji dan membangga-banggakannya. Naufal harusnya lebih memperhatikan istrinya yang sedang berjuang untuk membuat anaknya selalu dalam keadaan kenyang dan nyaman. "Maafin Aa yang enggak ngertiin perasaan, Neng."Obrolan mereka diawali dengan Naufal yang meminta maaf pada istrinya. Duduk ditepi ranjang yang entah mengapa rasanya cangg
Oncom bingung bagaimana ia harus menjawab pertanyaan mereka. Rasanya memalukan jika yang ia permasalahkan adalah rasa iri pada anaknya sendiri yang mengambil semua perhatian orang lain. Sikap mereka tetap sama menyayangi dirinya tapi mereka semua selalu tertuju pada Saka. Suaminya bahkan sering tidak mendengar panggilan darinya saat sedang bermain dengan bayi itu."Gue enggak tau kenapa, cuma gue ngerasa iri sama anak sendiri. Kadang-kadang gue mikir kalau anak gue itu ngerebut semua perhatian orang. Setiap orang yang datang aja langsung berebut entah cuma pengen liat atau pengen gendong. Bahkan suami gue juga perhatiannya kayak cuma terpusat sama, Saka."Naufal yang mendengar jawaban istrinya sangat merasa bersalah. Ia tidak tahu jika sang istri merasakan hal seperti itu karena selama ini sikapnya biasa saja. Ia memang terlalu bahagia dan menyayangi anaknya hingga benar-benar memusatkan perhatian pada malaikat kecil itu. Gita langsung memeluk sahabatnya yang kini sedang menangis ka
Selain hamil, masa menyusui adalah masa-masa paling berat yang dialami oleh seorang ibu. Air susu sedikit, anak yang terus menangis bahkan banyak wanita kurang beruntung yang tidak mendapatkan dukungan dari orang terdekat adalah masa paling berat untuk dijalani. Maka dari itu banyak wanita mengalami baby blues bahkan sampai membahayakan nyawa anaknya karena terlalu lelah jika berada dilingkungan tanpa support yang baik. Untuk Oncom sendiri gejalanya berbeda, asi nya deras, anaknya tidak terlalu cengeng, keluarganya mendukung penuh apa yang ia lakukan dan selalu ikut menjaga Saka hingga ia tidak lelah sendirian. Suami siaga bahkan mertua juga orang tua yang dua puluh empat jam menjaga dirinya juga bayinya. Jika Saka sedang rewel mereka tidak akan membiarkan Oncom bergadang sendirian dan sebisanya menenangkan membuat Oncom bersyukur. Namun, satu hal menyerang Oncom selama ia dalam masa menyusui di mana ia iri pada anaknya sendiri. Oncom merasa anaknya mengambil perhatian semua orang t
Untuk Oncom hari menjadi seorang ibu yang sesungguhnya dimulai saat pertama kali dirinya memberikan asi pada putranya. Susah dan penuh perjuangan walau sudah mencoba beberapa kali. Air susu yang belum keluar juga puting yang kecil menjadi tantangan karena putranya bingung."Udah bisa yeay!!"Oncom sedikit bersorak saat bayi kecil itu berhasil menyedot putingnya walau belum keluar air susu, tidak apa-apa karena itu untuk rangsangan."Alhamdulillah, pinternya anak, Abba.""Tangan Aa luka."Oncom baru sadar saat ia melihat tangan kanan suaminya yang terluka dan mengeluarkan darah yang sudah kering. Oncom tahu itu luka karena apa dan sangat sadar jika dirinya yang melakukan tadi saat sedang berjuang melawan rasa sakit untuk mengeluarkan anak mereka. Padahal kukunya pendek tapi tetap menggores tangan suaminya."Enggak apa-apa, Sayang. Ini enggak sakit kok," balas Naufal karena sakit yang dirasakan istrinya berkali-kali lipat dibandingkan luka kecil yang ia rasa. "Bu bidan, tolong ke sini
Naufal benar-benar menunjukkan sisi lemahnya tanpa peduli jika ada orang lain di dalam ruangan itu. Jika tidak melihat istrinya dan berusaha sekuat tenaga untuk bersikap tegar sudah pasti ia akan luruh ke lantai karena jujur saja kakinya bergetar saat melihat proses istrinya berjuang. Genggaman tangannya bahkan belum lepas dengan sorot mata penuh rasa bahagia sekaligus bangga. "Laper, A."Setelah berjuang mengeluarkan tubuh anak lelakinya dengan mata yang sangat berat kini perut Oncom terasa sangat keroncongan. Oncom juga merasakan keanehan pada perutnya yang kini seolah kosong apalagi setelah bidan selesai membersihkan dan menjahit bagian intimnya. Dua jahitan dalam dan tiga jahitan luar karena posisi Oncom yang bagus jadi tidak ada sobekan tapi tetap dijahit untuk proses percepatan."Mau makan apa, Sayang?" tanya Naufal semangat."Nasi padang enak kayaknya.""Ustadz anaknya boleh diadzani dulu," sela bidan membawa anaknya yang sudah rapi dengan kain bedong berwarna biru muda."Adz
Terlahir menjadi seorang wanita memang tidak bisa menghindari rasa sakit dari banyak hal. Dari sakit ringan saat datang tamu bulanan bahkan sampai sakit yang harus mempertaruhkan nyawa seperti melahirkan baik secara normal maupun operasi Caesar karena semuanya sama-sama meninggalkan rasa sakit yang tidak akan terlupakan. Butuh perjuangan berat bagi seorang perempuan untuk melahirkan seorang anak ke dunia ini. Jika secara normal tidak memungkinkan maka operasi adalah pilihan dan jangan pernah menganggap jika seorang wanita tidak sempurna jika tidak melahirkan secara normal, karena bagaimanapun cara seseorang lahir ke dunia tetaplah membuat seorang ibu kesakitan tanpa bisa dihindari. Naufal sangat berusaha menguatkan diri agar ia bisa menemani istrinya berjuang mengeluarkan anak mereka. Matanya tidak beralih dari mata istrinya dengan terus mengucapkan kata-kata semangat juga do'a agar diringankan dan juga dilancarkan semuanya."Coba kita liat lagi ya udah pembukaan berapa," ajak bidan.
Laila berlari menuju rumah orang tuanya, ia tidak sabar untuk segera sampai tapi kenapa rasanya jarak itu sangat jauh hingga napasnya naik turun dan tidak sampai-sampai walau ia sudah berlari cukup kencang menurutnya. "Assalamu'alaikum, Ibu!" Laila mengetuk pintu dengan tergesa begitu sampai di depan pintu kamar orang tuanya. Ia tahu di dalam kamar hanya ada ibunya karena Abah Yai sedang menghadiri pengajian rutin di balai desa yang berlangsung sampai tengah malam. "Waalaikumsalam, ada apa, La?" "Teteh kayaknya mau lahiran deh, Bu. Udah meringis aja dari tadi," jawab Laila dengan wajah paniknya. "Ayo kita ke sana," ajak Bu Nyai.Dua wanita beda generasi itu segera berjalan menuju rumah Naufal setelah meminta salah satu santri untuk mengabarkan pada Abah Yai juga pada Sarif untuk menyiapkan mobil. Kebahagiaan yang diselimuti kekhawatiran rasanya sangat mendebarkan apalagi untuk seorang Ibu seperti Bu Nyai yang sudah merasakan bagaimana sakitnya melahirkan. "Assalamu'alaikum, Neng
Perkiraan lahirnya masih dua minggu lagi tapi perutnya sudah sering kencang dan tendangan yang cukup kuat kadang membuat Oncom meringis. Jangan tanya bagaimana khawatirnya Naufal yang bahkan sangat jarang tidur pada malam hari yang ia isi dengan berbagai dzikir sekaligus menjaga istrinya, karena kata dokter kelahiran anak mereka bisa kurang dari hari perkiraan lahir atau lebih. Naufal selalu siaga berjaga-jaga anaknya ingin segera keluar di malam hari hingga dirinya harus bergadang dan akan tidur setelah sholat subuh walaupun itu bukan waktu yang baik, tapi semua ia lakukan demi anaknya. Naufal berpikir jika siang hari banyak orang yang menjaga istrinya maka dari itu malam adalah bagiannya. Laila bahkan sudah satu minggu menginap di rumahnya berjaga-jaga jika mereka membutuhkan bantuan. Adiknya juga sudah membantu mempersiapkan tas berisi perlengkapan kakak iparnya jika sewaktu-waktu sang keponakan ingin segera lahir. "Kenapa, Sayang?" tanya Naufal saat melihat istrinya meringis.Ja
Sebagai calon orang tua yang mempersiapkan dengan sangat baik semua kenyamanan dan kesehatan istri serta calon anaknya Naufal mengikuti semua instruksi dari dokter kandungan yang datang setiap minggu satu kali ke rumahnya. Dokter kandungan dari rumah sakit swasta yang terkenal dengan pelayanan ramahnya bernama Anggia, teman dari Hendrik yang diminta dan dibayar langsung oleh anak Onta satu itu untuk mengontrol calon keponakannya. "Jangan lupa senam hamil ya bapaknya juga ikutan. Banyakin sujud sama jalan pagi kalau kuat jangan pake sendal. Hari rabu kita USG ya. Pikirannya ditenangin ya Teh jangan sampe tensi nya naik lagi," pesan Anggia setelah ia memeriksa kondisi Oncom."InsyaAllah, Dok. Makasih ya udah selalu siaga buat saya," balas Oncom karena dokter itu begitu baik dan lembut."Sama-sama dan udah tugas saya. Kalau gitu saya permisi dulu ya. Buat obatnya abisin yang kemarin aja. Enggak usah dianter assalamu'alaikum," salam Anggia pada keduanya."Waalaikumsalam warahmatullahi w