Langit kian pekat ketika mereka menjalankan rencana. Assa dan Keenan ditemani tiga orang terlatih dalam misi seperti sekarang ini. Tempat yang digunakan untuk menyekap Alyssa dan Marine ada sebuah tempat yang padat dengan penduduk. Sebisa mungkin mereka mencegah aksi baku tembak. Mereka mengamati sekitarnya. Keenan memberikan aba-aba pada rekannya untuk maju lebih dahulu. Dua orang bergerak dengan cepat melumpuhkan dua penjaga di depan pintu. Assa dan Keenan maju. Dua orang lainnya masuk lewat pintu sisi, satu lagi seorang sniper menjaga dari kejauhan.Saat pintu dibuka oleh Keenan, Assa dan dua orang lainnya masuk sembari menodongkan senjata ke sekitar. “Clear!” ujar Assa setelah memastikan ruangan itu aman. Mereka bergerak masuk lebih dalam. Assa berada di depan, dua orang di tengah dan Keenan di belakang sambil mengawasi. Ruangan itu cukup gelap, hanya ada lampu di sudut yang menyala.“Kita berpencar,” Keenan meminta satu orang ikut dengannya ke atas, sedangkan Assa dengan yang l
Ada kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi, mengingat beberapa anak buah Argo banyak yang melarikan diri dalam kejadian itu. Bukan tidak mungkin juga jika Elliot mengirim orang-orang baru agar mereka tidak bisa pulang ke London dengan selamat. Mencegah hal itu terjadi, Keenan membagi mereka menjadi beberapa kelompok.Assa akan bersama Jeff dan juga salah satu anak buah Keenan. kemudian Alyssa akan bersama Dastan dan Takeda, terakhir Keenan akan mengawal Marine bersama beberapa anak buah lainnya. Mereka menaiki mobil yang berbeda, dan juga pesawat yang berbeda pula.Rencana mereka berhasil dengan baik. Kawanan itu terkecoh oleh tiga mobil yang diisi orang-orang kepercayaan Keenan. Mereka berangkat lebih dahulu ke bandara, baru setelahnya di susul oleh mobil Keenan, Assa dan juga Takeda. Kini mereka semua sudah sampai di bandara, menuju tempat tinggal sementara yang disiapkan oleh Edmund untuk keselamatan mereka semua. Lima mobil bergerak menuju rumah tenang milik Edmund di kawasan P
Elliot geram ketika mengetahui rencananya gagal. Ditambah lagi dia belum mendengar kabar dari Argo. Kemarahan Elliot bertambah ketika mengetahui bahwa dari pihak lawan masih baik-baik saja. Satu hal yang terlintas dalam pikiran Elliot adalah menyingkirkan kembarannya itu, hal yang sudah lama dipendamnya kini kembali menyeruak. Satu hal yang tak perlu repot-repot dilakukan oleh Elliot adalah mengundang Edmund datang ke tempatnya karena, Edmund sudah lebih dahulu memintanya datang. Di sebuah pemakaman pribadi milik keluarga Grande yang terletak di daerah perbukitan Ben Nevis, kini dua saudara kembar itu bertemu.“Pasti sangat menyenangkan bukan bisa kembali berdiri, di hadapan orang tua kita setelah bertahun-tahun kita saling menjauh,” ujar Elliot yang baru saja datang, melihat pada Edmund yang berdiri memandangi kuburan kedua orang tuanya yang saling bersisian.“Mereka sudah tidak ada tapi, apa masih harus menderita melihat kita yang tak bisa berdamai?” tanya Edmund pada saudara kemb
Alfredo dilepaskan oleh seorang pekerja di rumahnya. Kunci di atas meja yang ditinggalkan Lucy digunakan untuk melepas borgol yang mengikat tangannya ke belakang. Ketika terbebas bukannya mengucapkan terima kasih pada pekerja di rumahnya, Alfredo justru menghajarnya. Menjadikan tukang kebun rumahnya itu samsak, sampai tak berdaya terkapar di lantai.Ternyata Elliot datang setelah menembak Edmund. “Apa yang terjadi di sini?”“Assa mengambil semua berkas-berkas asli perusahaan dan juga wanita jalang itu pergi entah kemana?” “Soal perusahaanmu tenang saja, kita akan merebutnya lagi. Hal yang terpenting sekarang adalah Argo dalam kondisi baik-baik saja, seseorang menyelamatkannya dan juga sudah tidak ada Edmund di dunia ini.”“Maksudmu Edmund sudah kau habisi?”“Benar. Hanya ada satu yang bisa hidup karena tidak bisa keduanya keluar secara bersamaan, itu yang diajarkan mendiang ayahku.”“Jadi apa rencanamu selanjutnya?”“Aku akan pergi ke perusahaan untuk melihat dan mempelajari apa saj
Aula seketika menjadi ricuh. Para tamu undangan yang hadir mengalihkan perhatiannya pada seseorang yang baru saja hadir. Seseorang yang rupa dan suaranya mirip sekali dengan yang mereka lihat di podium. Bisik-bisik mulai terdengar tentang dua saudara kembar itu. Edmund tetap tenang di tempatnya.Dia bahkan sudah menyiapkan mikrofon sendiri. “Saya Edmund Bishoff Grande. Putra kedua dari Jacob dan Maria Grande, sedangkan yang berdiri di atas podium adalah saudara kembar saya Elliot Bruno Grande,” Edmund perlahan berjalan mendekati Podium sambil menyambung kalimatnya.“Elliot mempunyai keistimewaan dari saya, sehingga kelahirannya dirahasiakan. Ayah saya mengatakan pada media bahwa salah satu anak kembarnya tidak bisa diselamatkan tapi, meski begitu orang tua kami merawat dan menyayangi kami sama rata. Elliot tidak bisa bermain secara bebas seperti saya karena kondisinya yang istimewa itu.”Emund sampai di atas panggung, berdiri di sisi podium dimana Elliot masih berdiri. Pria itu marah
Alyssa dan Assa turun untuk makan malam. Di meja aneka makanan tersaji dan tertata rapi. Masih hangat, dan menggugah selera. Bertha dan Diana membuatkan Alyssa makanan sehat kaya nutrisi untuk ibu dan janinnya. Meskipun tak mempunyai ibu tapi, dia merasa sangat bersyukur karena Tuhan tidak pernah membiarkan dia melalui segalanya sendirian. “Makanlah yang banyak, besok kita akan ke dokter.”“Kamu juga, makan yang banyak.”Mereka makan sambil mengobrol hal-hal ringan. Sejenak tidak menyinggung perihal apa yang baru saja terjadi. Assa ingin anak dalam kandungan Alyssa lahir dengan selamat tanpa kekurangan apapun, juga ingin wanita yang tengah makan malam bersamanya itu bahagia lagi.“Jadi apa yang kamu inginkan setelah ini?”“Boleh pinjam ponselmu? Aku ingin tahu keadaan Hanna.”Assa mengeluarkan ponselnya dari saku dan memberikan itu pada Alyssa. “Hanna berada di rumah orang tuanya. Dia bilang akan kembali setelah dia mulai tenang.”“Kamu menghubunginya?” tanya Alyssa sambil mengetik n
Alyssa terbangun dari tidurnya karena sinar matahari yang masuk menyusup lewat jendela kaca. Tidur nyenyaknya terusik, Alyssa meraba sisi tempat tidurnya yang kosong. Dia bangun perlahan. Ada senyum yang mengembang dari paginya kali ini. Alyssa berlama-lama di tempat tidur mengulang kembali setiap hal yang dilewatinya bersama Assa semalam.Sampai tanpa sadar Assa masuk ke kamar dan memperhatikannya yang tersenyum-senyum sendiri. Pria itu juga pada akhirnya ikut tersenyum karena Alyssa. Perlahan mendekati Alyssa, lalu mencium pipinya. “Apa yang kau pikirkan sampai kau tersenyum seperti itu?”“Tidak ada,” Alyssa lalu melihat pada Assa yang sudah rapi. “Kau akan ke kantor hari ini?”Assa mengangguk. “Hmmm, ada banyak pekerjaan yang terbengkalai, tapi aku akan menemani sarapanmu.”“Apa kamu tidak akan terlambat?”“Tidak, masih ada setengah jam lagi untuk sarapan bersamamu. Aku yang membuatkanmu sarapan.”“Benarkah? Kalau begitu ayo kita turun,” Alyssa bergegas turun dari tempat tidur, dan
Di kamar bayi, Alyssa tengah belajar merajut bersama Belinda. Wanita itu mengajarkan teknik paling sederhana untuk seorang pemula. “Jarimu cukup lentur dan cepat mempelajari slipknot. Bagus sekali, sekarang langkah selanjutnya adalah membuat Tusuk Rantai. Perhatikan caranya.”Belinda memberikan contoh pada Alyssa membuat Tusuk Rantai. Setelah membuat simpul atau slip knot maka, langkah selanjutnya adalah mengaitkan benang lagi pada jarum lalu benang yang telah terkait pada jarum ditarik hingga keluar dari lubangnya untuk membuat lingkaran baru.“Apakah aku harus mengencangkannya?" tanya Alyssa pada Belinda setelah dia mengikuti langkah demi langkah.“Tidak perlu, biarkan dia tetap longgar dan ulangi cara yang sama sampai membentuk sebuah rantai seperti ini,” terang Belinda seraya menunjukkan hasil rajutan tusuk rantai yang sudah jadi.“Ah, baiklah,” Alyssa mengangguk mengerti. Dia mencobanya pelan-pelan.Langkah yang kedua juga berhasil dilakukan dengan baik. Alyssa mengulangi langkah