Home / Romansa / On CEO's Bed / 75. Menjaga

Share

75. Menjaga

Author: Yellowflies
last update Last Updated: 2023-09-04 17:48:39

Alyssa masih syok dengan kejadian yang menimpanya. Hanna juga kaget mendengar cerita itu dari pak tua pemilik toko yang mengantar mereka pulang. Satu hal yang Alyssa rasakan setelah kejadian itu terjadi, hal yang membuatnya berpikir keras tentang apakah akan tetap tinggal di Monemvasia yang asing baginya atau kembali ke London.

“Dastan apa kamu masih belum bisa menghubungi ayahku?” tanya Alyssa untuk yang kesekian kalinya.

Dan lagi-lagi jawaban Dastan masih sama. Dia belum berhasil menghubungi Samuel. “Kalau situasi di sini tidak memungkinkan, aku sarankan kamu kembali tinggal di tempat Assa. Paling tidak Assa mempunyai banyak penjaga yang profesional.”

“Kali ini aku setuju dengan Dastan. Kita tidak tahu berapa banyak mereka berkeliaran di sini meski ada Dastan itu tidak cukup untuk menjagamu Alyssa, dan hal terpenting adalah yang harus kamu pikirkan bahwa sekarang kamu tidak sendirian. Ada bayi yang harus kamu jaga juga,” Hanna tegas berkata, membenarkan saran yang Dastan ajukan.

Ne
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • On CEO's Bed   77. Pengkhiatan

    Alyssa mengamati jalan-jalan di sekitarnya. Tidak tampak seperti jalan yang dilaluinya ketika dia baru datang ke Monemvasia. Bukan jalan menuju bandara Yunani tapi, Alyssa tidak terlalu memikirkan hal itu. Dia yakin Argo lebih banyak mengetahui kota Yunani dibandingkan dirinya.Tapi, ketika mobilnya melaju lebih jauh dari pada mobil di belakangnya dimana Hanna dan Sam berada Alyssa mulai bertanya. “Apa mobil kita tidak terlalu cepat melaju?”“Tidak, tenang saja. Sopir yang membawa temanmu dan juga Sam adalah penduduk asli kota ini. Jadi tidak akan tersesat,” balas Argo yang duduk di sisi Alyssa.“Seharusnya Hanna satu mobil dengan ku agar aku tidak bosan seperti sekarang,”Ketika mereka sampai di sebuah persimpangan, Alyssa melihat lagi ke belakang. Mobil yang dinaiki Hanna mengambil jalan yang berbeda dari mobilnya. “Argo sepertinya mereka salah jalan.”“Tidak,” lagi-lagi Argo menjawab dengan santai.“Apanya yang tidak, mobil mereka ke arah kiri dan kita mengambil jalur kanan. Itu su

    Last Updated : 2023-09-04
  • On CEO's Bed   78. Hal Sesungguhnya

    Wolf mengikuti Takeda untuk mengobrol bersama. Jauh dari hanggar pesawat demi memastikan bahwa percakapan mereka tidak didengar oleh orang-orang yang berada di hanggar tersebut. Takeda memberikan rokok pada Wolf dan juga Dastan tapi, keduanya menolak secara halus.“Saya harap yang ingin kau sampaikan tidak menyia-nyiakan waktuku,” tutur Wolf penuh dengan penegasan.“Pertama saya ingin memberitahu bahwa bukan saya yang menghabisi Sathosi. Saya memang pernah bermusuhan dengannya tapi, pada akhirnya ada hal yang membuat kami berdamai.”“Apa yang harus saya percaya pada ucapanmu?”Takeda menunjukkan ponselnya. “Itu adalah percakapan terakhir saya dengan Satoshi.”Wolf mengambil ponsel itu, membaca isi percakapan antara Takeda dan juga Satoshi. Dilihat dari setiap pesan yang dikirim pun sudah jelas kalau itu adalah percakapan yang hanya akan terjadi di antara dua teman yang sangat dekat. Wolf membaca percakapan itu sampai selesai.“Itu tidak bisa dijadikan bukti.”“Apa kalian tahu kalau tu

    Last Updated : 2023-09-04
  • On CEO's Bed   79. Bangga Yang Hilang

    Tak pernah sekalipun Assa berpikir bahwa Alfredo adalah seorang ayah yang berpura-pura menyayanginya. Bahkan Assa tidak pernah berpikir tentang sifat buruk pria yang selama ini dipanggil ayah olehnya. Semua kebanggaan seorang anak pada ayahnya hilang seketika. Assa juga tak pernah berpikir bahwa Argo yang dianggap sebagai adik itu berbalik mengkhianatinya. Assa benar-benar dalam kondisi terpuruknya. Dunianya serasa runtuh seketika, tak ada lagi kata-kata yang bisa menggambarkan betapa hancur hatinya sekarang ini. Seakan tak cukup percaya dengan penjelasan yang Edmund sampaikan, Assa mendatangi apartemen Lena meminta penjelasan lebih lanjut lagi.“Minumlah,” Lena memberikan segelas jus buah untuk Assa. “Tenang saja, aku tidak meracunimu.”“Sejak kapan kau tahu kalau Argo adalah anak ayah?”“Hari ulang tahun bibi Lucy, saat aku baru duduk dibangku kuliah tanpa sengaja aku mendengarkan obrolan mereka. Bibi Lucy memohon pada ayahmu untuk tidak menyakitimu, sebagai gantinya dia akan tetap

    Last Updated : 2023-09-04
  • On CEO's Bed   80. Terkurung

    Alyssa ketika membuka matanya yang dilihatnya adalah sebuah ruangan asing dengan langit-langit berwarna abu-abu. Aroma citrus tercium segar di ruangan itu. Samar-samar Alyssa membuka mendengar suara tangisan seorang wanita. Meski kepalanya berdenyut nyeri karena Alyssa dibius beberapa kali oleh Argo tapi, dia tetap memaksakan dirinya untuk bangun. Di sisi tempat tidur Alyssa, ada tempat tidur lagi. Di sana ada seorang wanita yang meringkuk dengan bahu bergetar. “Apa kau tahu kita ada dimana?” tanya Alyssa kemudian.Wanita itu berhenti menangis, dia mengusap air matanya. Perlahan dia bangun dari posisi tidurnya, duduk dan menatap Alyssa dengan sendu. “Aku tidak tahu tapi, kita berada di daerah pantai.” Alyssa lalu menoleh pada sisi ruangan di sana ada jendela bulat yang memperlihatkan birunya lautan di luar sana. “Namaku Alyssa, siapa namamu?”“Marine.”“Nama yang bagus,” Alyssa perlahan turun dari tempat tidur. Dia ingin melihat ke luar lewat jendela. Namun sayangnya ketika jendela

    Last Updated : 2023-09-04
  • On CEO's Bed   81. Membebaskan

    Langit kian pekat ketika mereka menjalankan rencana. Assa dan Keenan ditemani tiga orang terlatih dalam misi seperti sekarang ini. Tempat yang digunakan untuk menyekap Alyssa dan Marine ada sebuah tempat yang padat dengan penduduk. Sebisa mungkin mereka mencegah aksi baku tembak. Mereka mengamati sekitarnya. Keenan memberikan aba-aba pada rekannya untuk maju lebih dahulu. Dua orang bergerak dengan cepat melumpuhkan dua penjaga di depan pintu. Assa dan Keenan maju. Dua orang lainnya masuk lewat pintu sisi, satu lagi seorang sniper menjaga dari kejauhan.Saat pintu dibuka oleh Keenan, Assa dan dua orang lainnya masuk sembari menodongkan senjata ke sekitar. “Clear!” ujar Assa setelah memastikan ruangan itu aman. Mereka bergerak masuk lebih dalam. Assa berada di depan, dua orang di tengah dan Keenan di belakang sambil mengawasi. Ruangan itu cukup gelap, hanya ada lampu di sudut yang menyala.“Kita berpencar,” Keenan meminta satu orang ikut dengannya ke atas, sedangkan Assa dengan yang l

    Last Updated : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   82. Kepulangan

    Ada kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi, mengingat beberapa anak buah Argo banyak yang melarikan diri dalam kejadian itu. Bukan tidak mungkin juga jika Elliot mengirim orang-orang baru agar mereka tidak bisa pulang ke London dengan selamat. Mencegah hal itu terjadi, Keenan membagi mereka menjadi beberapa kelompok.Assa akan bersama Jeff dan juga salah satu anak buah Keenan. kemudian Alyssa akan bersama Dastan dan Takeda, terakhir Keenan akan mengawal Marine bersama beberapa anak buah lainnya. Mereka menaiki mobil yang berbeda, dan juga pesawat yang berbeda pula.Rencana mereka berhasil dengan baik. Kawanan itu terkecoh oleh tiga mobil yang diisi orang-orang kepercayaan Keenan. Mereka berangkat lebih dahulu ke bandara, baru setelahnya di susul oleh mobil Keenan, Assa dan juga Takeda. Kini mereka semua sudah sampai di bandara, menuju tempat tinggal sementara yang disiapkan oleh Edmund untuk keselamatan mereka semua. Lima mobil bergerak menuju rumah tenang milik Edmund di kawasan P

    Last Updated : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   83. Eliot Grande

    Elliot geram ketika mengetahui rencananya gagal. Ditambah lagi dia belum mendengar kabar dari Argo. Kemarahan Elliot bertambah ketika mengetahui bahwa dari pihak lawan masih baik-baik saja. Satu hal yang terlintas dalam pikiran Elliot adalah menyingkirkan kembarannya itu, hal yang sudah lama dipendamnya kini kembali menyeruak. Satu hal yang tak perlu repot-repot dilakukan oleh Elliot adalah mengundang Edmund datang ke tempatnya karena, Edmund sudah lebih dahulu memintanya datang. Di sebuah pemakaman pribadi milik keluarga Grande yang terletak di daerah perbukitan Ben Nevis, kini dua saudara kembar itu bertemu.“Pasti sangat menyenangkan bukan bisa kembali berdiri, di hadapan orang tua kita setelah bertahun-tahun kita saling menjauh,” ujar Elliot yang baru saja datang, melihat pada Edmund yang berdiri memandangi kuburan kedua orang tuanya yang saling bersisian.“Mereka sudah tidak ada tapi, apa masih harus menderita melihat kita yang tak bisa berdamai?” tanya Edmund pada saudara kemb

    Last Updated : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   84. Membongkar Rahasia

    Alfredo dilepaskan oleh seorang pekerja di rumahnya. Kunci di atas meja yang ditinggalkan Lucy digunakan untuk melepas borgol yang mengikat tangannya ke belakang. Ketika terbebas bukannya mengucapkan terima kasih pada pekerja di rumahnya, Alfredo justru menghajarnya. Menjadikan tukang kebun rumahnya itu samsak, sampai tak berdaya terkapar di lantai.Ternyata Elliot datang setelah menembak Edmund. “Apa yang terjadi di sini?”“Assa mengambil semua berkas-berkas asli perusahaan dan juga wanita jalang itu pergi entah kemana?” “Soal perusahaanmu tenang saja, kita akan merebutnya lagi. Hal yang terpenting sekarang adalah Argo dalam kondisi baik-baik saja, seseorang menyelamatkannya dan juga sudah tidak ada Edmund di dunia ini.”“Maksudmu Edmund sudah kau habisi?”“Benar. Hanya ada satu yang bisa hidup karena tidak bisa keduanya keluar secara bersamaan, itu yang diajarkan mendiang ayahku.”“Jadi apa rencanamu selanjutnya?”“Aku akan pergi ke perusahaan untuk melihat dan mempelajari apa saj

    Last Updated : 2023-09-05

Latest chapter

  • On CEO's Bed   147. Ending

    Kabar kelahiran putra dari Assa Zachary meramaikan media berita dan menjadi trending topic utama di kota London. Bahkan kabar tersebut sampai ke telinga Eliot dan Alfredo yang berada di penjara, dua pria itu meratapi nasibnya yang nelangsa. Mungkin baru terasa Setelah sekian lama berbuat jahat lalu menerima hukuman dari Tuhan. Proses keadilan benar-benar berjalan dengan baik tidak ada satupun yang menyalahi aturan atau melanggar keadilan itu sendiri. Assa juga berhasil mengambil alih perusahaan Edmund sehingga tidak akan berani melakukan apa yang ingin dilakukannya yaitu membantu Eliot bebas dari penjara. Lalu kabar lainnya datang dari Lena, wanita itu berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Dia melompat dari lantai dua sehingga menyebabkan dirinya keguguran. Walaupun demikian nyawanya masih bisa diselamatkan namun Lena mengalami kelumpuhan total mendengar kabar itu tentu saja membuat Alisha menjadi sedih, meskipun Lena beberapa kali berusaha menghancurkan hidupnya dan juga Assa.

  • On CEO's Bed   146. Kelahiran Sang Pewaris

    Rumah sakit bersalin Kasih Maria menjadi tempat Alyssa melakukan proses persalinannya. Assa, suaminya memberikan royal room layaknya sebuah hotel berbintang lima. Ruang bersalin itu mempunyai ruang tamu dengan set televisi, lalu juga ada kamar lainnya untuk siapapun yang datang menjenguk. Dibandingkan memikirkan tentang persalinan, Alyssa lebih merasa bahwa dirinya sedang melakukan staycation di sebuah hotel mewah. Segala fasilitas terbaik untuk golongan very very important person siap untuk Alyssa gunakan selama proses persalinan nanti. Sesuai rencana Alyssa akan melakukan persalinan secara normal jika tidak ada kendala, hari ini atau paling lambat besok pagi Alyssa sudah melahirkan. Wanita yang baru pertama kali akan melahirkan itu merasakan was-was yang luar biasa, tapi mertuanya Lucy datang untuk memberikan semangat padanya. Selain Lucy, Alyssa juga kedatangan Belinda beserta Leonidas. Kepada Belinda, Leonidas bercerita bahwa dia sangat ingin melihat bayi dalam kandungan Alyssa

  • On CEO's Bed   145. Kisah Jeff dan Hanna

    Hanna duduk memandangi bunga-bunga yang mulai bermekaran di halaman rumahnya, dia merenungkan banyak hal terutama hubungannya dengan Jeff selama ini. Hanna berburuk sangka terhadap pria itu. Jeff memang begitu brengsek di matanya, namun ketika Jeff menyelamatkan ibunya dengan segera tanpa memikirkan apapun membuat Hanna berpikir dua kali tentang Jeff. Hanna menemukan sisi baik dari seorang Jeff yang selama ini dianggapnya seperti iblis. Benar memang bahwa manusia tidak selalu baik dan tidak melulu buruk. Berkat bantuan Jeff juga keadaan ibunya sekarang sudah jauh lebih baik. Rumah Sakit mahal itu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Jika diminta untuk mengembalikan, maka Hana tak akan pernah Sanggup. Margaret ibu kandung Hanna keluar dari dalam rumah dengan membawa sesuatu di tangan kanannya, paper bag berwarna biru muda itu berisi kue yang pagi tadi dibuatnya Margaret kemudian berkata kepada Hana. "Hanna Tolong antarkan ibu bertemu dengan Je

  • On CEO's Bed   144. Keluarga Mark

    Waktu berlalu begitu cepat, beberapa bulan terlewati sudah. Perasaan lega juga tengah dirasakan keluarga Mark. Mereka hari ini memutuskan untuk pindah rumah ke tempat yang lebih tenang, dimana Leonidas bisa bermain dengan senang. Belinda sudah menyelesaikan segala urusannya dengan sang mantan suami si calon perdana menteri yang gagal, dan Mark perusahaannya sudah tidak terikat apapun lagi dengan perusahaan milik Edmund. Kabar terakhir yang Mark dengar tentang perusahaan itu adalah, beberapa investor menarik saham mereka terkait dengan kasus yang melibatkan kembaran Edmund.Lalu untuk putrinya—Jane wanita itu sekarang menenggelamkan dirinya dengan kesibukan di perusahaan. Mark seringkali cemas melihat keadaan Jane yang sekarang, namun dia tahu bahwa semua itu adalah proses kehidupan yang kelak akan menguatkan Jane. Hal terpenting bagi Mark dan Belinda adalah mereka tetap selalu ada kapanpun Jane membutuhkan mereka. Pelan-pelan wanita itu menata hati dan hidupnya setelah ditinggal pergi

  • On CEO's Bed   143. Bulan Madu

    Bali, Indonesia.“Arggggh!!” Alyssa berteriak melepaskan segala penat dan dukanya di tepi pantai yang biru. Mereka benar-benar pergi ke Bali untuk menikmati bulan madunya. Lucy menyiapkan terbaik untuk mereka. Penginapan di Ubud yang hijau dan tenang, namun sore ini mereka tengah berjalan-jalan di pantai terdekat dengan tempat penginapan mereka. Wangi pasir dan angin laut membuat Alyssa merasakan ketenangan yang luar biasa.Jika selama di London dia harus selalu dengan mantelnya, namu di sini Alyssa bisa memamerkan perutnya yang membulat. Hangat matahari yang dirasakannya jauh berbeda dengan hangat matahari di London. Suasana yang baru, tempat yang baru menjadikan Alyssa seperti manusia yang baru lagi. Dia tersenyum memandang Assa.Kaki-kakinya menapaki pasir putih tanpa alas kaki, merasakan tekstur pasir yang lembut dan juga membiarkan ombak menyentuh kakinya, lalu menarik serta pasir ke laut. Sepasang suami istri itu berjalan-jalan sambil bergandengan tangan menyusuri pantai yang s

  • On CEO's Bed   142. Semua Hal Berlalu

    Hari ini Assa dan juga Alyssa mengantarkan keluarga Satoshi ke bandara. Mereka akan kembali ke Jepang, begitu pula dengan Takeda. Segala hal yang terjadi selama mereka di London adalah sebuah kebahagiaan dan kejutan yang tak pernah mereka duga-duga. Tuan dan Nyonya Fujiwara tak henti mengucapkan terima kasih, dan juga belasungkawa yang tulus pada Alyssa. mereka berpesan pada Assa untuk selalu mendampingi Alyssa. “Jagalah dia dengan baik,” pesan nyonya Fujiwara pada Assa. “Baik, aku akan melakukannya dengan senang hati. Jaga kesehatanmu, lain waktu aku akan datang berkunjung lagi ke Jepang.”“Datanglah kapanpun kau mau,” ungkap tuan Fujiwara yang berada di sisi mereka.Lalu Aoyama dan Sora memeluk Alyssa bergantian. Sora berkata pada Alyssa. “Bibi beritahu aku jika anakmu sudah lahir.”“Tentu saja, aku pasti akan memberitahu. Kalau perlu kau akan dijemput oleh paman Assa untuk datang lagi ke sini.”“Naik Jet milik paman Assa lagi?” tanya Sora jenaka.“Pasti, dia akan menjemputmu.”“H

  • On CEO's Bed   141. Kejutan Luar Biasa

    Telepon Lena semalam rupanya membuat Assa merasa resah. Dia khawatir Lena membocorkan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan wanita itu, maka sebelum Alyssa tahu dari mulut Lena hari ini juga Assa berniat member tahu Alyssa. Pria itu keluar dari kamarnya menghampiri Aoyama dan Sora yang tengah bermain di ruang keluarga.Assa bertanya pada mereka. “Apakah kalian melihat bibi Alyssa?”“Bibi Alyssa kedatangan seorang tamu wanita. Dia ada di ruang tamu sekarang,” jawab Aoyama jelas.Assa ingin tahu siapa tamu wanita yang dimaksud oleh Aoyama, maka dia menghampiri. Langkah Assa terhenti ketika melihat orang yang paling dikenalnya menangis tersedu di hadapan Alyssa yang bungkam. Di atas meja ada beberapa lembar foto yang membuatnya tersentak kaget. Itu adalah foto percintaan dirinya dan Lena beberapa minggu yang lalu.“Sialan kau Lena!” Assa berseru sambil berjalan mendekati Lena, namun Alyssa menahan Assa.“Jangan lakukan apapun padanya.”“Alyssa dengarkan aku.”“Aku akan mendengarkanmu

  • On CEO's Bed   140. Membalas Luka

    Kematian Samuel menyisakan luka yang begitu dalam, meski Alyssa berusaha merelakan namun kematian itu membuat Alyssa menjadi lebih banyak diam. Terkadang Assa memergoki istrinya itu melamun seorang diri. Sayangnya hari ini Assa tak bisa berlama-lama menemani Alyssa. Dia harus segera menemukan Argo sebelum pria itu kembali bertindak lebih jauh. Assa bahkan meminta keluarga Satoshi untuk tinggal lebih lagi di Mansionnya. Dia tidak hal-hal buruk terjadi pada mereka.Di sinilah sekarang Assa berada. Di markas milik Wolf dan Sam. Mereka akan bergerak mala mini setelah mengetahui lokasi terakhir Argo berada. Pihak kepolisian melacak mereka keberadaan Argo lebih dahulu, tapi Assad an yang lainnya akan mencegat Argo sebelum polisi sampai. Ada Sergio yang sudah siap dengan senjatanya. Beberapa pisau ada di antara kakinya, dua senjata api disiapkan. Walaupun sebenarnya Sergio lebih suka menggunakan senjata tajam untuk menghabisi musuhnya.“Kemungkinan besar polisi akan melewati jalanan ke arah

  • On CEO's Bed   139. Luka Tanpa Kata

    Jane dipersilahkan masuk untuk melihat jenazah Samuel di kamar mayat setelah proses otopsi selesai. Ada petugas yang menenamaninya, membantu Jane mengeluarkan jenazah tersebut dari lemari pendingin mayat. Tubuh Samuel ditutupi kain putih. Langkah Jane terasa berat ketika mendekatinya, seperti ada ribuan ton batu yang dirantai di kakinya. Begitu berdiri tepat di sisi, kini giliran tangannya yang berat terangkat untuk membuka kain putih itu.Gemetar sudah tangannya, tubuhnya pun seperti tak merasakan apa-apa lagi. Jane tidak langsung membuka kain itu ketika tangannya menyentuh ujungnya. Dia mengatur nafasnya sendiri, berusaha sekuat mungkin untuk melihat apa yang akan dilihatnya. Perlahan, mili demi mili kain itu disingkap Jane dengan tangannya yang gemetar hebat. Begitu wajah Samuel jelas terlihat, maka hanya air mata yang mewakilkan segala kesakitan yang Jane rasakan sekarang. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Bibirnya gemetar, kakinya lunglai, dan Jane menjatuhkan kepalanya di atas t

DMCA.com Protection Status