Share

69. Puisi

Penulis: Yellowflies
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-04 17:42:04

Monemvasia kota kecil di Yunani itu menyimpan keindahan yang luar biasa. Berada di sebuah pulau berbatu, Monemvasia menjadi sejarah lahirnya seorang penyair Yannis Ritsos. Terkenal karena hampir sebagian besar puisi-puisinya menyinggung soal politik meski, dia sendiri tidak mau disebut penyair politik.

Langit di luar sudah gelap tapi, Assa belum bisa terlelap. Dia masih duduk di ruang tamu membaca buku Tractor under the nickname Sostir kumpulan puisi milik Yannis Ritsos dan juga sekaligus sebagai buku pertamanya.

“Kamu sedang membaca apa?” tanya Alyssa yang keluar dari kamarnya dengan pakaian hangat.

Assa menoleh melihat pada Alyssa dengan cemas. “Kenapa bangun?”

“Tiba-tiba saja terbangun,” Alyssa mengambil tempat duduk di sisi Assa. “Jadi buka apa yang kamu baca?”

“Puisi milik Yannis Ritsos, penyair besar Yunani pada masanya.”

“Apa yang menarik dari puisi itu?”

Assa meski tengah membaca buku tersebut, tapi dia tidak ingin membahasnya. Melihat Alyssa yang bangun dari tidurnya pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • On CEO's Bed   70. Jane dan Samuel

    London, pukul sebelas siang.Jane duduk berhadapan dengan Samuel di sebuah restoran yang dipesan secara privat. Hanya ada mereka berdua di sana dengan makanan tersaji di meja. Makanan yang lebih seperti formalitas karena mereka menggunakan restoran itu untuk bertemu. Samuel dan Jane bahkan belum menyentuh makanan itu.“Kau akan bergabung bersama Edmund? Bukankah itu sama dengan kau bunuh diri? Edmund tidak akan bisa percaya dengan seseorang yang pernah terlibat dengan musuhnya.”“Hanya ini satu-satunya cara agar bisa menyentuh Edmund lebih dekat. Paling tidak kita bisa menyingkirkan Takeda lebih dahulu agar keluargamu aman.”“Caranya?”“Akan kubuat Edmund tak lagi percaya dengan pria Jepang itu. Perihal caranya biar aku yang akan pikirkan. Jane, apapun yang terjadi nanti kau harus percaya padaku.”Jane tak habis pikir dengan Samuel yang selalu mengambil resiko besar yang bisa membahayakan dirinya sendiri. “Kau tidak bisa bertindak sendirian, Samuel.”“Aku tidak sendirian. Ada beberapa

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • On CEO's Bed   71. Kawan atau Lawan

    Samuel hari ini secara pribadi diminta datang oleh Edmund ke perusahaan Blue Eyes. Samuel datang memenuhi undangan Edmund. Pria itu datang sendiri dengan berani. Meski sebenarnya Samuel sudah beberapa kali menyusup ke dalam perusahaan tersebut tapi, apa yang dicarinya tidak pernah ditemukan. Menurut informasi yang didapat dari Jane yang pernah bekerja di perusahaan tersebut, bahwa Edmund mempunyai ruangan lain yang hanya diketahui oleh orang-orang tertentu saja di perusahaan. Kepada Samuel Jane juga menjelaskan bahwa ruangan itu tidak berada di lantai gedung manapun karena yang Jane ketahui perusahaan tersebut mempunyai ruang bawah tanah. "Silakan Tuan mari ikut saya, tuan Edmund sudah menunggu Anda di ruang kerjanya,” ucap seorang pegawai yang menunggu Samuel di lobby perusahaan. Samuel mengikuti langkah pria itu, masuk ke lift lalu sampai di lantai sepuluh tempat dimana kantor Edmund berada. Pintu ruangan diketuk, lalu pria yang mengantar Samuel masuk dan mempersilahkan Samuel u

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • On CEO's Bed   72. Malam Canggung

    Malam di Monemvasia sangat indah dengan langit yang bertabur bintang. Angin laut berhembus ke daratan membuat Alyssa merapatkan pakaian tebal yang dikenakannya. Dia duduk di teras rumah yang menghadap ke pantai. Di halaman ada Hanna, Jeff, Wolf dan Dastan tengah memanggang daging untuk makan malam mereka. Sementara Assa di dalam rumah tengah sibuk dengan pekerjaannya yang memang harus ditandatangani langsung olehnya. Ketimbang memikirkan Assa, kini fokus Alyssa tertuju pada interaksi Jeff dan Hanna. Selalu terlihat tidak akur tapi, juga selalu terlihat bersama. “Astaga! Apa yang kau masukan ke dalam sausnya, Jeff?” Hanna berteriak ketika mendapati Jeff memasukkan sesuatu ke dalam mangkuk saus yang dibuatnya.“Bukankah kau tadi mengatakan untuk memberinya kecap asin?”“Iya, tapi bukan pada saus yang sudah kubuat! Aku bilang kecap asin itu untuk memarinasi udangnya! Sialan kau bisa merubah rasa sausnya.”Hanna kemudian mencicipinya sausnya, dia langsung meringis kesal. Dastan kemudian

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • On CEO's Bed   73. Sebuah Harapan

    Assa tak bisa berlama-lama berada di Yunani. Hal terpenting adalah dia sudah menemukan Alyssa dalam kondisi baik-baik saja. Hari ini Assa akan kembali ke London. Dia mengemasi barang-barangnya dengan cepat. Assa tidak akan memaksa Alyssa untuk pulang bersamanya. Semalam Alyssa mengatakan sendiri bahwa dirinya akan kembali jika Assa memberikan bukti terkait kasus kecelakaan itu secara lengkap, bukan berdasarkan potongan-potongan video kamera pengawas. “Jadi kau menyerah?” tanya Dastan yang berdiri di ambang pintu kamar Assa.“Tidak, saya hanya harus menyelesaikan pekerjaan yang saya tinggalkan selama beberapa hari ini,” jawab Assa sambil terus mengemasi barang-barangnya.“Saya pikir Anda akan melakukan segala cara untuk bisa membawa Alyssa kembali.”“Bisa saja tapi, seperti yang kau katakan bahwa wanita hamil tidak boleh stres.”“Ya kau benar tapi, kali ini saya tidak akan menjaga Alyssa untuk Anda melainkan saya melakukannya untuk diri saya sendiri. Jadi jika selama Anda pergi, saya

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • On CEO's Bed   74. Rahasia Dibalik Rahasia

    Edmund berada di sebuah tempat untuk bertemu dengan Alfredo di sebuah restoran yang dipesan secara privat. Restoran yang terletak di pedesaan, jauh dari hiruk pikuk kota. Restoran jepang yang menjadi saksi persahabatan Alfredo dengan Jacob, ayah kandung Edmund. Meski sebenarnya Edmund sangat enggan bertemu dengan Alfredo tapi, dia tetap menemuinya.Lebih seperti rumah di pedesaan Jepang, restoran tersebut tidak terlalu besar tapi, cukup untuk sebuah pertemuan pribadi. Alfredo datang dengan dua mobil, sedangkan Edmund datang seorang diri menemui pria yang pernah dianggapnya sebagai seorang ayah itu.“Ada perlu kau memintaku datang kemari?” tanya Edmund begitu sampai di tempat tersebut dan menghampiri Alfredo yang berada di teras restoran sambil minum teh khas Jepang.“Duduklah, jangan menjadi kaku seperti itu Edmund.”Edmund duduk di atas bantalan sofa khas Jepang, dan melipat kakinya. “Apa lagi yang tengah kau rencanakan?” “Sepertinya kau sudah sangat lelah menghadapi kehidupan ini.

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • On CEO's Bed   75. Hampir Celaka

    Melupakan sejenak permasalahannya dengan Assa, kini Alyssa dipertemukan Dastan dengan Mia dan juga nenek Elizabeth yang pernah merawatnya saat kabur dari Mansions milik Assa dan berakhir di kediaman Dastan. Alyssa juga memperkenal nenek Elizabeth pada Hanna. Kedatangan kedua orang itu membuat rumah mereka ramai.Hanna sangat mengapresiasi usaha Dastan meskipun pria itu mempunyai kemungkinan kecil bisa memiliki Alyssa tapi, Dastan rela menjaga suasana hati Alyssa agar selalu baik-baik saja. Hanna juga sering sekali memergoki Dastan yang memandang Alyssa penuh cinta.“Apa kau akan terus-terusan merahasiakan perasaanmu pada Alyssa?” tanya Hanna yang kali ini memergoki Dastan yang tengah memandangi Alyssa dari pantry dapur. Sementara Alyssa berada di meja makan bersama Elizabeth dan Mia tengah mengobrol sambil menikmati kudapan sore mereka.“Apa terlalu mencolok caraku memperhatikannya?” tanya Dastan, tangannya lalu mengambil keranjang sayuran dari tangan Hanna. “Sangat jelas terlihat t

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • On CEO's Bed   75. Menjaga

    Alyssa masih syok dengan kejadian yang menimpanya. Hanna juga kaget mendengar cerita itu dari pak tua pemilik toko yang mengantar mereka pulang. Satu hal yang Alyssa rasakan setelah kejadian itu terjadi, hal yang membuatnya berpikir keras tentang apakah akan tetap tinggal di Monemvasia yang asing baginya atau kembali ke London. “Dastan apa kamu masih belum bisa menghubungi ayahku?” tanya Alyssa untuk yang kesekian kalinya.Dan lagi-lagi jawaban Dastan masih sama. Dia belum berhasil menghubungi Samuel. “Kalau situasi di sini tidak memungkinkan, aku sarankan kamu kembali tinggal di tempat Assa. Paling tidak Assa mempunyai banyak penjaga yang profesional.”“Kali ini aku setuju dengan Dastan. Kita tidak tahu berapa banyak mereka berkeliaran di sini meski ada Dastan itu tidak cukup untuk menjagamu Alyssa, dan hal terpenting adalah yang harus kamu pikirkan bahwa sekarang kamu tidak sendirian. Ada bayi yang harus kamu jaga juga,” Hanna tegas berkata, membenarkan saran yang Dastan ajukan.Ne

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • On CEO's Bed   77. Pengkhiatan

    Alyssa mengamati jalan-jalan di sekitarnya. Tidak tampak seperti jalan yang dilaluinya ketika dia baru datang ke Monemvasia. Bukan jalan menuju bandara Yunani tapi, Alyssa tidak terlalu memikirkan hal itu. Dia yakin Argo lebih banyak mengetahui kota Yunani dibandingkan dirinya.Tapi, ketika mobilnya melaju lebih jauh dari pada mobil di belakangnya dimana Hanna dan Sam berada Alyssa mulai bertanya. “Apa mobil kita tidak terlalu cepat melaju?”“Tidak, tenang saja. Sopir yang membawa temanmu dan juga Sam adalah penduduk asli kota ini. Jadi tidak akan tersesat,” balas Argo yang duduk di sisi Alyssa.“Seharusnya Hanna satu mobil dengan ku agar aku tidak bosan seperti sekarang,”Ketika mereka sampai di sebuah persimpangan, Alyssa melihat lagi ke belakang. Mobil yang dinaiki Hanna mengambil jalan yang berbeda dari mobilnya. “Argo sepertinya mereka salah jalan.”“Tidak,” lagi-lagi Argo menjawab dengan santai.“Apanya yang tidak, mobil mereka ke arah kiri dan kita mengambil jalur kanan. Itu su

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04

Bab terbaru

  • On CEO's Bed   147. Ending

    Kabar kelahiran putra dari Assa Zachary meramaikan media berita dan menjadi trending topic utama di kota London. Bahkan kabar tersebut sampai ke telinga Eliot dan Alfredo yang berada di penjara, dua pria itu meratapi nasibnya yang nelangsa. Mungkin baru terasa Setelah sekian lama berbuat jahat lalu menerima hukuman dari Tuhan. Proses keadilan benar-benar berjalan dengan baik tidak ada satupun yang menyalahi aturan atau melanggar keadilan itu sendiri. Assa juga berhasil mengambil alih perusahaan Edmund sehingga tidak akan berani melakukan apa yang ingin dilakukannya yaitu membantu Eliot bebas dari penjara. Lalu kabar lainnya datang dari Lena, wanita itu berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Dia melompat dari lantai dua sehingga menyebabkan dirinya keguguran. Walaupun demikian nyawanya masih bisa diselamatkan namun Lena mengalami kelumpuhan total mendengar kabar itu tentu saja membuat Alisha menjadi sedih, meskipun Lena beberapa kali berusaha menghancurkan hidupnya dan juga Assa.

  • On CEO's Bed   146. Kelahiran Sang Pewaris

    Rumah sakit bersalin Kasih Maria menjadi tempat Alyssa melakukan proses persalinannya. Assa, suaminya memberikan royal room layaknya sebuah hotel berbintang lima. Ruang bersalin itu mempunyai ruang tamu dengan set televisi, lalu juga ada kamar lainnya untuk siapapun yang datang menjenguk. Dibandingkan memikirkan tentang persalinan, Alyssa lebih merasa bahwa dirinya sedang melakukan staycation di sebuah hotel mewah. Segala fasilitas terbaik untuk golongan very very important person siap untuk Alyssa gunakan selama proses persalinan nanti. Sesuai rencana Alyssa akan melakukan persalinan secara normal jika tidak ada kendala, hari ini atau paling lambat besok pagi Alyssa sudah melahirkan. Wanita yang baru pertama kali akan melahirkan itu merasakan was-was yang luar biasa, tapi mertuanya Lucy datang untuk memberikan semangat padanya. Selain Lucy, Alyssa juga kedatangan Belinda beserta Leonidas. Kepada Belinda, Leonidas bercerita bahwa dia sangat ingin melihat bayi dalam kandungan Alyssa

  • On CEO's Bed   145. Kisah Jeff dan Hanna

    Hanna duduk memandangi bunga-bunga yang mulai bermekaran di halaman rumahnya, dia merenungkan banyak hal terutama hubungannya dengan Jeff selama ini. Hanna berburuk sangka terhadap pria itu. Jeff memang begitu brengsek di matanya, namun ketika Jeff menyelamatkan ibunya dengan segera tanpa memikirkan apapun membuat Hanna berpikir dua kali tentang Jeff. Hanna menemukan sisi baik dari seorang Jeff yang selama ini dianggapnya seperti iblis. Benar memang bahwa manusia tidak selalu baik dan tidak melulu buruk. Berkat bantuan Jeff juga keadaan ibunya sekarang sudah jauh lebih baik. Rumah Sakit mahal itu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Jika diminta untuk mengembalikan, maka Hana tak akan pernah Sanggup. Margaret ibu kandung Hanna keluar dari dalam rumah dengan membawa sesuatu di tangan kanannya, paper bag berwarna biru muda itu berisi kue yang pagi tadi dibuatnya Margaret kemudian berkata kepada Hana. "Hanna Tolong antarkan ibu bertemu dengan Je

  • On CEO's Bed   144. Keluarga Mark

    Waktu berlalu begitu cepat, beberapa bulan terlewati sudah. Perasaan lega juga tengah dirasakan keluarga Mark. Mereka hari ini memutuskan untuk pindah rumah ke tempat yang lebih tenang, dimana Leonidas bisa bermain dengan senang. Belinda sudah menyelesaikan segala urusannya dengan sang mantan suami si calon perdana menteri yang gagal, dan Mark perusahaannya sudah tidak terikat apapun lagi dengan perusahaan milik Edmund. Kabar terakhir yang Mark dengar tentang perusahaan itu adalah, beberapa investor menarik saham mereka terkait dengan kasus yang melibatkan kembaran Edmund.Lalu untuk putrinya—Jane wanita itu sekarang menenggelamkan dirinya dengan kesibukan di perusahaan. Mark seringkali cemas melihat keadaan Jane yang sekarang, namun dia tahu bahwa semua itu adalah proses kehidupan yang kelak akan menguatkan Jane. Hal terpenting bagi Mark dan Belinda adalah mereka tetap selalu ada kapanpun Jane membutuhkan mereka. Pelan-pelan wanita itu menata hati dan hidupnya setelah ditinggal pergi

  • On CEO's Bed   143. Bulan Madu

    Bali, Indonesia.“Arggggh!!” Alyssa berteriak melepaskan segala penat dan dukanya di tepi pantai yang biru. Mereka benar-benar pergi ke Bali untuk menikmati bulan madunya. Lucy menyiapkan terbaik untuk mereka. Penginapan di Ubud yang hijau dan tenang, namun sore ini mereka tengah berjalan-jalan di pantai terdekat dengan tempat penginapan mereka. Wangi pasir dan angin laut membuat Alyssa merasakan ketenangan yang luar biasa.Jika selama di London dia harus selalu dengan mantelnya, namu di sini Alyssa bisa memamerkan perutnya yang membulat. Hangat matahari yang dirasakannya jauh berbeda dengan hangat matahari di London. Suasana yang baru, tempat yang baru menjadikan Alyssa seperti manusia yang baru lagi. Dia tersenyum memandang Assa.Kaki-kakinya menapaki pasir putih tanpa alas kaki, merasakan tekstur pasir yang lembut dan juga membiarkan ombak menyentuh kakinya, lalu menarik serta pasir ke laut. Sepasang suami istri itu berjalan-jalan sambil bergandengan tangan menyusuri pantai yang s

  • On CEO's Bed   142. Semua Hal Berlalu

    Hari ini Assa dan juga Alyssa mengantarkan keluarga Satoshi ke bandara. Mereka akan kembali ke Jepang, begitu pula dengan Takeda. Segala hal yang terjadi selama mereka di London adalah sebuah kebahagiaan dan kejutan yang tak pernah mereka duga-duga. Tuan dan Nyonya Fujiwara tak henti mengucapkan terima kasih, dan juga belasungkawa yang tulus pada Alyssa. mereka berpesan pada Assa untuk selalu mendampingi Alyssa. “Jagalah dia dengan baik,” pesan nyonya Fujiwara pada Assa. “Baik, aku akan melakukannya dengan senang hati. Jaga kesehatanmu, lain waktu aku akan datang berkunjung lagi ke Jepang.”“Datanglah kapanpun kau mau,” ungkap tuan Fujiwara yang berada di sisi mereka.Lalu Aoyama dan Sora memeluk Alyssa bergantian. Sora berkata pada Alyssa. “Bibi beritahu aku jika anakmu sudah lahir.”“Tentu saja, aku pasti akan memberitahu. Kalau perlu kau akan dijemput oleh paman Assa untuk datang lagi ke sini.”“Naik Jet milik paman Assa lagi?” tanya Sora jenaka.“Pasti, dia akan menjemputmu.”“H

  • On CEO's Bed   141. Kejutan Luar Biasa

    Telepon Lena semalam rupanya membuat Assa merasa resah. Dia khawatir Lena membocorkan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan wanita itu, maka sebelum Alyssa tahu dari mulut Lena hari ini juga Assa berniat member tahu Alyssa. Pria itu keluar dari kamarnya menghampiri Aoyama dan Sora yang tengah bermain di ruang keluarga.Assa bertanya pada mereka. “Apakah kalian melihat bibi Alyssa?”“Bibi Alyssa kedatangan seorang tamu wanita. Dia ada di ruang tamu sekarang,” jawab Aoyama jelas.Assa ingin tahu siapa tamu wanita yang dimaksud oleh Aoyama, maka dia menghampiri. Langkah Assa terhenti ketika melihat orang yang paling dikenalnya menangis tersedu di hadapan Alyssa yang bungkam. Di atas meja ada beberapa lembar foto yang membuatnya tersentak kaget. Itu adalah foto percintaan dirinya dan Lena beberapa minggu yang lalu.“Sialan kau Lena!” Assa berseru sambil berjalan mendekati Lena, namun Alyssa menahan Assa.“Jangan lakukan apapun padanya.”“Alyssa dengarkan aku.”“Aku akan mendengarkanmu

  • On CEO's Bed   140. Membalas Luka

    Kematian Samuel menyisakan luka yang begitu dalam, meski Alyssa berusaha merelakan namun kematian itu membuat Alyssa menjadi lebih banyak diam. Terkadang Assa memergoki istrinya itu melamun seorang diri. Sayangnya hari ini Assa tak bisa berlama-lama menemani Alyssa. Dia harus segera menemukan Argo sebelum pria itu kembali bertindak lebih jauh. Assa bahkan meminta keluarga Satoshi untuk tinggal lebih lagi di Mansionnya. Dia tidak hal-hal buruk terjadi pada mereka.Di sinilah sekarang Assa berada. Di markas milik Wolf dan Sam. Mereka akan bergerak mala mini setelah mengetahui lokasi terakhir Argo berada. Pihak kepolisian melacak mereka keberadaan Argo lebih dahulu, tapi Assad an yang lainnya akan mencegat Argo sebelum polisi sampai. Ada Sergio yang sudah siap dengan senjatanya. Beberapa pisau ada di antara kakinya, dua senjata api disiapkan. Walaupun sebenarnya Sergio lebih suka menggunakan senjata tajam untuk menghabisi musuhnya.“Kemungkinan besar polisi akan melewati jalanan ke arah

  • On CEO's Bed   139. Luka Tanpa Kata

    Jane dipersilahkan masuk untuk melihat jenazah Samuel di kamar mayat setelah proses otopsi selesai. Ada petugas yang menenamaninya, membantu Jane mengeluarkan jenazah tersebut dari lemari pendingin mayat. Tubuh Samuel ditutupi kain putih. Langkah Jane terasa berat ketika mendekatinya, seperti ada ribuan ton batu yang dirantai di kakinya. Begitu berdiri tepat di sisi, kini giliran tangannya yang berat terangkat untuk membuka kain putih itu.Gemetar sudah tangannya, tubuhnya pun seperti tak merasakan apa-apa lagi. Jane tidak langsung membuka kain itu ketika tangannya menyentuh ujungnya. Dia mengatur nafasnya sendiri, berusaha sekuat mungkin untuk melihat apa yang akan dilihatnya. Perlahan, mili demi mili kain itu disingkap Jane dengan tangannya yang gemetar hebat. Begitu wajah Samuel jelas terlihat, maka hanya air mata yang mewakilkan segala kesakitan yang Jane rasakan sekarang. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Bibirnya gemetar, kakinya lunglai, dan Jane menjatuhkan kepalanya di atas t

DMCA.com Protection Status