Setelah kedatangan Hanna untuk menemaninya, kali ini Alyssa juga kedatangan Dastan. Pria itu sampai di mansion tak lama setelah Assa pergi. Hanya saja Dastan tak sendiri. Dia datang bersama dua rekannya untuk bertugas menjaga Alyssa, sebagai masa percobaan. Ketiganya akan diawasi oleh Jeff, pria itu paling dipercaya oleh Assa. “Jadi kamu mendaftarkan diri untuk bekerja sebagai pengawal dan Assa memilih kamu untuk menjagaku?” tanya Alyssa begitu berdiri di hadapan Dastan, di depan pintu rumah. “Benar.”“Lalu bagaimana dengan nenek?”“Setelah kejadian itu nenek sedikit trauma jadi dia memilih tinggal bersama Mia.”Alyssa menarik tangan Dastan untuk masuk, dan duduk bersamanya di ruang tamu namun pria itu tetap memilih berdiri bersama dua temannya. “Kenapa?” tanya Alyssa kemudian.“Maafkan saya, tapi saya di sini untuk bekerja.”“Oh, begitu rupanya,” Alyssa menunduk tak suka dengan keadaan sekarang yang jelas sekali terlihat kesenjangan. “Tapi Dastan, kamu tetap temanku.”“Aku mengerti,
Pukul lima sore Assa menghadiri sebuah pameran lukisan The National Museum Tokyo. Galeri pameran hari ini diisi oleh tiga pelukis ternama, salah satunya adalah Himura Ozora. Pelukis Jepang berusia Enam puluh tiga tahun yang menurut informasi adalah pria yang menahan Leonidas.Assa mendatangi pameran tersebut atas undangan dari penyelenggara. Kesempatan yang bagus untuk Assa bisa mengenal Himura. Assa yang datang bersama Argo berkeliling melihat-melihat aneka rupa lukisan yang dipamerkan."Kita bisa menemuinya jika membeli lukisannya yang paling mahal karena secara eksklusif akan diberikan tanda tangan,” Argo berkata pada Assa menyampaikan informasi yang didapatnya.“Apa hubungannya sangat dekat dengan pemilik Blue Eyes?”“Tidak terlalu, Edmund menitipkan Leonidas pada Himura sejak tiga tahun yang lalu, sebagai gantinya Himura mendapatkan gallery di Tokyo, dan dua kota lainnya di Jepang.”Kening Assa berkerut. “Hanya itu? Apa Himura tidak bertanya siapa Leonidas?”“Aku kurang tahu, tap
Hari sudah siang ketika Alyssa membuka matanya. Dia enggan beranjak dari tempat tidur. Sejak kemarin dia menunggu Assa menghubunginya tapi, penantiannya itu sia-sia. Hanya Hanna yang mengirimnya pesan mengatakan bahwa hari ini tidak bisa datang karena harus menemani ibunya ke rumah sakit.Alyssa menatap layar ponselnya. “Apa aku harus mengirim pesan padanya lebih dahulu?”Alyssa mengetikan pesan bertanya soal keadaan Assa, tapi langsung dihapus lagi. Otaknya berpikir mencari kalimat yang pas untuk dikirim pada Assa, tapi selalu berakhir dengan dihapus. Hal yang kemudian terjadi adalah Alyssa melempar ponselnya ke sisi.“Kenapa harus repot-repot memikirkan dia. Sebaiknya aku segera mandi, lalu mengajak Dexter dan Maggie berjalan-jalan,” Alyssa berkata pada dirinya sendiri, lantas dia segera bangun menuju kamar mandi.Di dalam kamar mandi ketika menatap cermin wastafel tiba-tiba saja wajah Assa muncul di sana. Alyssa terbelalak tak percaya, dia menyentuh cermin itu lalu seketika wajah A
Membuat kue mungkin menjadi salah satu cara yang dipilih para wanita untuk saling mendekatkan diri. Meski ini seperti sebuah penebusan dosa bagi Lucy, tapi wanita itu senang karena bisa lebih dekat lagi dengan Alyssa. Lucy berjanji pada dirinya sendiri untuk mengganti waktu Alyssa yang hilang bersama orang tuanya.Lain lagi bagi Alyssa yang semula berpikir dirinya bisa menemani Lucy membuat kue, tapi ternyata pikirannya kacau ketika melihat Lucy di dapur dengan apron dan juga rambut yang diikat. Terlebih lagi pakaian yang Lucy kenakan hari ini seperti gaya mendiang ibunya.Alyssa berdiri di ambang pintu memperhatikan Lucy yang tengah menyiapkan bahan-bahan dan juga peralatan untuk membuat kue hari ini. Ragu-ragu Alyssa mendekati Lucy.“Jadi apa yang bisa aku bantu?”“Tunggu sebentar,” Lucy mengambil ponselnya, lalu dia menghubungkan itu dengan wireless speaker. Suara musik Sugar milik salah satu penyanyi terkenal itu mengalun. “Membuat kue akan menjadi lebih menyenangkan sambil menden
Jauh di Negeri Sakura sana, Ada Assa yang tengah menghadiri makan malam di galeri pribadi Himura bersama beberapa pembeli lukisan dengan harga tertinggi. Jamuan makan malam benar-benar kental dengan nuansa Jepang. Galeri pribadi Himura juga berupa rumah tradisional Jepang yang disebut Minka. Halaman yang luas dihiasi bonsai-bonsai cantik dengan kelap-kelip lampu yang menggantung di atas kepala. Mushiko Mado atau pintu geser khas Jepang dibiarkan terbuka. Tatami digelar di setiap ruangan. Meja-meja berjajar rapi dilengkapi Zabuton sebagai alas duduk. Selain galeri lukisan, Hiburan juga mempunyai Tokonama, ruangan yang diisi khusus dengan benda-benda Artistik yang malam ini juga dipamerkan. Assa mengamati benda-benda di ruangan tersebut. Sepertinya didapatkan dari pelelangan. “Apa ada yang menarik hati Anda, Tuan?” tanya Jessica. “Ya, sangat menarik hanya saja ya bukan kolektor benda-benda antik. Saya lebih suka lukisan.”Jessica tersenyum menanggapi, dia bergerak dan berdiri di sisi
Ketika Alyssa membuka matanya, hal pertama kali dia lihat adalah jendela kamarnya yang semalam lupa dia tutup tirainya. Merasakan berat di atas perutnya, dan juga hembus nafas di tengkuknya Alyssa melihat pada tangan kekar yang memeluknya. Dia berbalik memutar posisi tidurnya, dan mendapati Assa yang lelap masih memeluknya.Jantung Alyssa berdebar kencang menatap wajah Assa. Ada rasa yang sukar dijabarkan ketika melihat Assa kembali berada di sisinya. Memanfaatkan keadaan Assa yang terlelap, Alyssa meraba rahang tegas pria itu. Jari telunjuknya bergerak dari pipi naik ke pelipis, lalu menyentuh alis Assa yang tebal. Gerakan itu turun dari alis ke hidung, dan berakhir di bibir.Alyssa kaget ketika pergelangan tangannya ditangkap Assa, dia melihat pada mata pria yang terbuka dengan sayu itu. “Jangan menggodaku pagi-pagi begini, Alyssa.”“Aku tidak menggodamu.”“Gerakan yang kamu lakukan di wajahku itu sudah cukup menjabarkan arti sebuah godaan.”Alyssa berusaha menarik tangannya tapi, As
Jika Assa sibuk lagi kantornya maka, Alyssa sibuk membereskan kamar yang akan ditempati Leonidas selama anak lelaki itu ada di Mansion. Lemari-lemari pakaian di isi dengan rapi. Mainan-mainan ditempatkan pada kotak-kotak plastik berukuran besar. Alyssa tersenyum ketika Leonidas menatapnya.“Bertha dan Diana akan membantu. Jadi kamu tidak perlu takut dengan mereka.”“Apa mereka tidak seperti dua bibi bermata kecil itu?” tanya Leonidas yang duduk dekat dengan Alyssa tapi, jauh dari Bertha dan Diana.“Bibi bermata kecil?” pikiran Alyssa tertuju pada penduduk asli Jepang yang mempunyai mata lebih kecil dibandingkan dengan orang-orangnya.“I-iya, aku tinggal di tempat gelap. Dia bibi itu akan datang dan menjejali aku dengan makanan yang tidak enak. Mereka juga memukulku.”Mendengar hal itu membuat hati Alyssa tersayat. Bagaimana bisa Leonidas bertahan di ruang bawah tahan selama hampir empat tahun? Lebih mengejutkannya lagi Leonidas masih bisa berkomunikasi dengan baik, walaupun matanya ti
Assa tidak akan gegabah menyerahkan Leonidas pada Mark secara langsung. Pria itu hanya menunjukkan video pada Mark bahwa Leonidas sekarang berada di tangannya dan dirawat dengan sangat baik. Assa juga menunjukkan sesi terapi yang dijalani Leonidas lewat rekaman kamera pengawas yang dipasang di kamar anak itu.Assa setelah bermain bola menemani Leonidas, langsung pergi kembali untuk menemui Mark di sebuah restoran secara pribadi. Video yang ditunjukkan pada Mark pun tidak langsung tapi, Assa hanya memperlihatkan itu lewat ponsel pintar milik Argo. Dia tidak asal untuk memberikan videonya secara langsung pada Mark.Assa bisa melihat mata Mark yang digenangi air mata. “Anakku benar-benar sehat di tempatmu?”“Ya, untuk sementara dia akan aman bersamaku. Kau tahu bukan jika aku langsung menyerahkan Leonidas padamu, ada kemungkinan Edmund akan tahu.”“Kau benar. Aku tidak masalah jika Leonidas bersamamu sampai kondisinya membaik nanti. Aku juga perlu memberitahu istriku agar dia segera men