Jauh di Negeri Sakura sana, Ada Assa yang tengah menghadiri makan malam di galeri pribadi Himura bersama beberapa pembeli lukisan dengan harga tertinggi. Jamuan makan malam benar-benar kental dengan nuansa Jepang. Galeri pribadi Himura juga berupa rumah tradisional Jepang yang disebut Minka. Halaman yang luas dihiasi bonsai-bonsai cantik dengan kelap-kelip lampu yang menggantung di atas kepala. Mushiko Mado atau pintu geser khas Jepang dibiarkan terbuka. Tatami digelar di setiap ruangan. Meja-meja berjajar rapi dilengkapi Zabuton sebagai alas duduk. Selain galeri lukisan, Hiburan juga mempunyai Tokonama, ruangan yang diisi khusus dengan benda-benda Artistik yang malam ini juga dipamerkan. Assa mengamati benda-benda di ruangan tersebut. Sepertinya didapatkan dari pelelangan. “Apa ada yang menarik hati Anda, Tuan?” tanya Jessica. “Ya, sangat menarik hanya saja ya bukan kolektor benda-benda antik. Saya lebih suka lukisan.”Jessica tersenyum menanggapi, dia bergerak dan berdiri di sisi
Ketika Alyssa membuka matanya, hal pertama kali dia lihat adalah jendela kamarnya yang semalam lupa dia tutup tirainya. Merasakan berat di atas perutnya, dan juga hembus nafas di tengkuknya Alyssa melihat pada tangan kekar yang memeluknya. Dia berbalik memutar posisi tidurnya, dan mendapati Assa yang lelap masih memeluknya.Jantung Alyssa berdebar kencang menatap wajah Assa. Ada rasa yang sukar dijabarkan ketika melihat Assa kembali berada di sisinya. Memanfaatkan keadaan Assa yang terlelap, Alyssa meraba rahang tegas pria itu. Jari telunjuknya bergerak dari pipi naik ke pelipis, lalu menyentuh alis Assa yang tebal. Gerakan itu turun dari alis ke hidung, dan berakhir di bibir.Alyssa kaget ketika pergelangan tangannya ditangkap Assa, dia melihat pada mata pria yang terbuka dengan sayu itu. “Jangan menggodaku pagi-pagi begini, Alyssa.”“Aku tidak menggodamu.”“Gerakan yang kamu lakukan di wajahku itu sudah cukup menjabarkan arti sebuah godaan.”Alyssa berusaha menarik tangannya tapi, As
Jika Assa sibuk lagi kantornya maka, Alyssa sibuk membereskan kamar yang akan ditempati Leonidas selama anak lelaki itu ada di Mansion. Lemari-lemari pakaian di isi dengan rapi. Mainan-mainan ditempatkan pada kotak-kotak plastik berukuran besar. Alyssa tersenyum ketika Leonidas menatapnya.“Bertha dan Diana akan membantu. Jadi kamu tidak perlu takut dengan mereka.”“Apa mereka tidak seperti dua bibi bermata kecil itu?” tanya Leonidas yang duduk dekat dengan Alyssa tapi, jauh dari Bertha dan Diana.“Bibi bermata kecil?” pikiran Alyssa tertuju pada penduduk asli Jepang yang mempunyai mata lebih kecil dibandingkan dengan orang-orangnya.“I-iya, aku tinggal di tempat gelap. Dia bibi itu akan datang dan menjejali aku dengan makanan yang tidak enak. Mereka juga memukulku.”Mendengar hal itu membuat hati Alyssa tersayat. Bagaimana bisa Leonidas bertahan di ruang bawah tahan selama hampir empat tahun? Lebih mengejutkannya lagi Leonidas masih bisa berkomunikasi dengan baik, walaupun matanya ti
Assa tidak akan gegabah menyerahkan Leonidas pada Mark secara langsung. Pria itu hanya menunjukkan video pada Mark bahwa Leonidas sekarang berada di tangannya dan dirawat dengan sangat baik. Assa juga menunjukkan sesi terapi yang dijalani Leonidas lewat rekaman kamera pengawas yang dipasang di kamar anak itu.Assa setelah bermain bola menemani Leonidas, langsung pergi kembali untuk menemui Mark di sebuah restoran secara pribadi. Video yang ditunjukkan pada Mark pun tidak langsung tapi, Assa hanya memperlihatkan itu lewat ponsel pintar milik Argo. Dia tidak asal untuk memberikan videonya secara langsung pada Mark.Assa bisa melihat mata Mark yang digenangi air mata. “Anakku benar-benar sehat di tempatmu?”“Ya, untuk sementara dia akan aman bersamaku. Kau tahu bukan jika aku langsung menyerahkan Leonidas padamu, ada kemungkinan Edmund akan tahu.”“Kau benar. Aku tidak masalah jika Leonidas bersamamu sampai kondisinya membaik nanti. Aku juga perlu memberitahu istriku agar dia segera men
Ketika Alyssa keluar dari kamarnya saat pagi hari, di ujung tangga di mendapatkan sambutan hangat dari orang-orang di rumah itu. “Selamat ulang tahun Nona Alyssa.” Bertha, Diana dan Helga berseru sembari memecahkan confetti dan meledak di depan wajah Alyssa.“Selamat ulang tahun bibi, Alyssa!” Leonidas juga tak mau kalah. Dia meniup terompet untuk merayakan ulang tahun Alyssa.“Terima kasih,” balas Alyssa. Dia lalu memeluk mereka satu persatu. Di belakang mereka ada Assa. Alyssa menghampiri dengan senyum terukir di wajahnya. “Terima kasih, Tuan Muda.”“Sama-sama Nona Alyssa.”“Oh! Jangan lupakan kuenya, Ayo ke meja makan. Aku sudah membuat kue ulang tahun yang enak.” ajak Helga bersemangat.Mereka semua mengikuti langkah Helga ke meja makan tapi, Assa menahan langkah Alyssa. “Ada apa, Assa?”“Tidak ada, aku hanya tidak tahan melihatmu yang pagi ini sangat menggemaskan.”“Kamu benar-benar perayu ulung.” Alyssa menyentak tangannya agar bisa lepas dari cekalan Assa. Dia lebih tertarik de
Semula Alyssa berpikir dirinya akan pergi hanya berdua dengan Assa tapi, ternyata dugaannya salah. Assa sepertinya memang kesulitan percaya pada orang baru. Terbukti yang menjadi sopirnya hari ini tetap Jeff, dan di sebelah Jeff ada Argo yang menemani.Di belakang mobil mereka ada satu mobil yang mengikuti. Di sana ada Dastan dan tiga pengawal lainnya yang selama ini bekerja di rumah Assa. Wolf dan Sam benar-benar diliburkan setelah kejadian di Jepang.Tapi, tampaknya baik Jeff maupun Argo tidak terlihat keberatan sama sekali. Justru yang protes adalah Alyssa. “Bukankah seharusnya kalian libur? Kenapa masih mau menuruti Tuan Muda kalian ini?”Alyssa yang bertanya di perjalanan itu mendapatkan kekehan kecil dari Assa. “Hidup mereka tidak akan lepas dari kesibukan, Alyssa. Mereka sama sepertiku yang hanya perlu beristirahat sebentar.”“Aku tidak bertanya padamu, Tuan Muda.”Argo menimpali dari tempat duduknya. “Apa yang Tuan Muda katakan memang benar, Nona.”“Aku rasa perkataan Helga ak
Semilir angin berhembus membelai surai panjang Alyssa. Langit tanpa bintang seolah mewakili betapa selalu ada kesepian dalam megahnya kehidupan dunia. Tidak hanya Alyssa yang sering merasa sepi tapi, di luar sana ada banyak manusia yang menatap langit malam seperti dirinya. Di sebelah Alyssa duduk Samuel. Pria dalam balutan jaket kulit itu masih bungkam. Dia senang putri satu-satunya hidup dengan baik bersama Assa tapi, juga merasa sedih karena terlalu banyak mengecewakan Alyssa. Jarak antara ayah dan anak itu bukan hanya sebatas pada fisik, tapi juga pada jiwa keduanya. “Maafkan Ayah,” lirih Samuel berujar memecah keheningan di antara mereka. “Jadi apa ayah baik-baik saja?”Samuel mengangguk. “Selalu, Ayah akan selalu baik-baik saja untuk menjaga kamu.”Hal yang Alyssa lihat justru sebaliknya. Samuel tidak baik-baik saja. Tangan kanannya diperban, tampak masih baru. Wajahnya lebam dan ada sayatan di pipi, memanjang sampai ke telinga. “Sebenarnya apa pekerjaan Ayah? Kenapa setiap
Alyssa tengah menyiram tanamannya di greenhouse-nya. Perasaannya hari ini menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Di luar Leonidas tengah duduk di atas rumput sambil memberi makan Dexter dan Maggie. Alyssa tersenyum melihat anak itu ceria.“Alyssa?” panggil Assa, membuat Alyssa menoleh padanya seulas senyum.“Iya?”Assa mendekati, ujung kaki mereka bertemu. “Sebenarnya tidak ada yang ingin aku sampaikan, tapi aku hanya ingin melihatmu sebelum pergi ke kantor.”Alyssa tertawa kecil atas pengakuan Assa. “Sekarang kamu sudah melihatku, bukan? Jadi cepat pergi ke kantor sebelum Helga memarahimu, Tuan Muda.”“Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu,” ucap Assa. Dia juga mengusap puncak kepala Alyssa sebagai bentuk rasa sayangnya pada gadis itu.Alyssa mengangguk, setelahnya Assa berlalu. Gadis itu langsung memegangi dadanya yang lagi-lagi berdebar. Menormalkan kembali debarannya, Alyssa kembali menyiram tanaman namun ketika namanya dipanggil lagi gadis itu terlonjak kaget.“Alyssa?”Bruk!Wa
Kabar kelahiran putra dari Assa Zachary meramaikan media berita dan menjadi trending topic utama di kota London. Bahkan kabar tersebut sampai ke telinga Eliot dan Alfredo yang berada di penjara, dua pria itu meratapi nasibnya yang nelangsa. Mungkin baru terasa Setelah sekian lama berbuat jahat lalu menerima hukuman dari Tuhan. Proses keadilan benar-benar berjalan dengan baik tidak ada satupun yang menyalahi aturan atau melanggar keadilan itu sendiri. Assa juga berhasil mengambil alih perusahaan Edmund sehingga tidak akan berani melakukan apa yang ingin dilakukannya yaitu membantu Eliot bebas dari penjara. Lalu kabar lainnya datang dari Lena, wanita itu berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Dia melompat dari lantai dua sehingga menyebabkan dirinya keguguran. Walaupun demikian nyawanya masih bisa diselamatkan namun Lena mengalami kelumpuhan total mendengar kabar itu tentu saja membuat Alisha menjadi sedih, meskipun Lena beberapa kali berusaha menghancurkan hidupnya dan juga Assa.
Rumah sakit bersalin Kasih Maria menjadi tempat Alyssa melakukan proses persalinannya. Assa, suaminya memberikan royal room layaknya sebuah hotel berbintang lima. Ruang bersalin itu mempunyai ruang tamu dengan set televisi, lalu juga ada kamar lainnya untuk siapapun yang datang menjenguk. Dibandingkan memikirkan tentang persalinan, Alyssa lebih merasa bahwa dirinya sedang melakukan staycation di sebuah hotel mewah. Segala fasilitas terbaik untuk golongan very very important person siap untuk Alyssa gunakan selama proses persalinan nanti. Sesuai rencana Alyssa akan melakukan persalinan secara normal jika tidak ada kendala, hari ini atau paling lambat besok pagi Alyssa sudah melahirkan. Wanita yang baru pertama kali akan melahirkan itu merasakan was-was yang luar biasa, tapi mertuanya Lucy datang untuk memberikan semangat padanya. Selain Lucy, Alyssa juga kedatangan Belinda beserta Leonidas. Kepada Belinda, Leonidas bercerita bahwa dia sangat ingin melihat bayi dalam kandungan Alyssa
Hanna duduk memandangi bunga-bunga yang mulai bermekaran di halaman rumahnya, dia merenungkan banyak hal terutama hubungannya dengan Jeff selama ini. Hanna berburuk sangka terhadap pria itu. Jeff memang begitu brengsek di matanya, namun ketika Jeff menyelamatkan ibunya dengan segera tanpa memikirkan apapun membuat Hanna berpikir dua kali tentang Jeff. Hanna menemukan sisi baik dari seorang Jeff yang selama ini dianggapnya seperti iblis. Benar memang bahwa manusia tidak selalu baik dan tidak melulu buruk. Berkat bantuan Jeff juga keadaan ibunya sekarang sudah jauh lebih baik. Rumah Sakit mahal itu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Jika diminta untuk mengembalikan, maka Hana tak akan pernah Sanggup. Margaret ibu kandung Hanna keluar dari dalam rumah dengan membawa sesuatu di tangan kanannya, paper bag berwarna biru muda itu berisi kue yang pagi tadi dibuatnya Margaret kemudian berkata kepada Hana. "Hanna Tolong antarkan ibu bertemu dengan Je
Waktu berlalu begitu cepat, beberapa bulan terlewati sudah. Perasaan lega juga tengah dirasakan keluarga Mark. Mereka hari ini memutuskan untuk pindah rumah ke tempat yang lebih tenang, dimana Leonidas bisa bermain dengan senang. Belinda sudah menyelesaikan segala urusannya dengan sang mantan suami si calon perdana menteri yang gagal, dan Mark perusahaannya sudah tidak terikat apapun lagi dengan perusahaan milik Edmund. Kabar terakhir yang Mark dengar tentang perusahaan itu adalah, beberapa investor menarik saham mereka terkait dengan kasus yang melibatkan kembaran Edmund.Lalu untuk putrinya—Jane wanita itu sekarang menenggelamkan dirinya dengan kesibukan di perusahaan. Mark seringkali cemas melihat keadaan Jane yang sekarang, namun dia tahu bahwa semua itu adalah proses kehidupan yang kelak akan menguatkan Jane. Hal terpenting bagi Mark dan Belinda adalah mereka tetap selalu ada kapanpun Jane membutuhkan mereka. Pelan-pelan wanita itu menata hati dan hidupnya setelah ditinggal pergi
Bali, Indonesia.“Arggggh!!” Alyssa berteriak melepaskan segala penat dan dukanya di tepi pantai yang biru. Mereka benar-benar pergi ke Bali untuk menikmati bulan madunya. Lucy menyiapkan terbaik untuk mereka. Penginapan di Ubud yang hijau dan tenang, namun sore ini mereka tengah berjalan-jalan di pantai terdekat dengan tempat penginapan mereka. Wangi pasir dan angin laut membuat Alyssa merasakan ketenangan yang luar biasa.Jika selama di London dia harus selalu dengan mantelnya, namu di sini Alyssa bisa memamerkan perutnya yang membulat. Hangat matahari yang dirasakannya jauh berbeda dengan hangat matahari di London. Suasana yang baru, tempat yang baru menjadikan Alyssa seperti manusia yang baru lagi. Dia tersenyum memandang Assa.Kaki-kakinya menapaki pasir putih tanpa alas kaki, merasakan tekstur pasir yang lembut dan juga membiarkan ombak menyentuh kakinya, lalu menarik serta pasir ke laut. Sepasang suami istri itu berjalan-jalan sambil bergandengan tangan menyusuri pantai yang s
Hari ini Assa dan juga Alyssa mengantarkan keluarga Satoshi ke bandara. Mereka akan kembali ke Jepang, begitu pula dengan Takeda. Segala hal yang terjadi selama mereka di London adalah sebuah kebahagiaan dan kejutan yang tak pernah mereka duga-duga. Tuan dan Nyonya Fujiwara tak henti mengucapkan terima kasih, dan juga belasungkawa yang tulus pada Alyssa. mereka berpesan pada Assa untuk selalu mendampingi Alyssa. “Jagalah dia dengan baik,” pesan nyonya Fujiwara pada Assa. “Baik, aku akan melakukannya dengan senang hati. Jaga kesehatanmu, lain waktu aku akan datang berkunjung lagi ke Jepang.”“Datanglah kapanpun kau mau,” ungkap tuan Fujiwara yang berada di sisi mereka.Lalu Aoyama dan Sora memeluk Alyssa bergantian. Sora berkata pada Alyssa. “Bibi beritahu aku jika anakmu sudah lahir.”“Tentu saja, aku pasti akan memberitahu. Kalau perlu kau akan dijemput oleh paman Assa untuk datang lagi ke sini.”“Naik Jet milik paman Assa lagi?” tanya Sora jenaka.“Pasti, dia akan menjemputmu.”“H
Telepon Lena semalam rupanya membuat Assa merasa resah. Dia khawatir Lena membocorkan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan wanita itu, maka sebelum Alyssa tahu dari mulut Lena hari ini juga Assa berniat member tahu Alyssa. Pria itu keluar dari kamarnya menghampiri Aoyama dan Sora yang tengah bermain di ruang keluarga.Assa bertanya pada mereka. “Apakah kalian melihat bibi Alyssa?”“Bibi Alyssa kedatangan seorang tamu wanita. Dia ada di ruang tamu sekarang,” jawab Aoyama jelas.Assa ingin tahu siapa tamu wanita yang dimaksud oleh Aoyama, maka dia menghampiri. Langkah Assa terhenti ketika melihat orang yang paling dikenalnya menangis tersedu di hadapan Alyssa yang bungkam. Di atas meja ada beberapa lembar foto yang membuatnya tersentak kaget. Itu adalah foto percintaan dirinya dan Lena beberapa minggu yang lalu.“Sialan kau Lena!” Assa berseru sambil berjalan mendekati Lena, namun Alyssa menahan Assa.“Jangan lakukan apapun padanya.”“Alyssa dengarkan aku.”“Aku akan mendengarkanmu
Kematian Samuel menyisakan luka yang begitu dalam, meski Alyssa berusaha merelakan namun kematian itu membuat Alyssa menjadi lebih banyak diam. Terkadang Assa memergoki istrinya itu melamun seorang diri. Sayangnya hari ini Assa tak bisa berlama-lama menemani Alyssa. Dia harus segera menemukan Argo sebelum pria itu kembali bertindak lebih jauh. Assa bahkan meminta keluarga Satoshi untuk tinggal lebih lagi di Mansionnya. Dia tidak hal-hal buruk terjadi pada mereka.Di sinilah sekarang Assa berada. Di markas milik Wolf dan Sam. Mereka akan bergerak mala mini setelah mengetahui lokasi terakhir Argo berada. Pihak kepolisian melacak mereka keberadaan Argo lebih dahulu, tapi Assad an yang lainnya akan mencegat Argo sebelum polisi sampai. Ada Sergio yang sudah siap dengan senjatanya. Beberapa pisau ada di antara kakinya, dua senjata api disiapkan. Walaupun sebenarnya Sergio lebih suka menggunakan senjata tajam untuk menghabisi musuhnya.“Kemungkinan besar polisi akan melewati jalanan ke arah
Jane dipersilahkan masuk untuk melihat jenazah Samuel di kamar mayat setelah proses otopsi selesai. Ada petugas yang menenamaninya, membantu Jane mengeluarkan jenazah tersebut dari lemari pendingin mayat. Tubuh Samuel ditutupi kain putih. Langkah Jane terasa berat ketika mendekatinya, seperti ada ribuan ton batu yang dirantai di kakinya. Begitu berdiri tepat di sisi, kini giliran tangannya yang berat terangkat untuk membuka kain putih itu.Gemetar sudah tangannya, tubuhnya pun seperti tak merasakan apa-apa lagi. Jane tidak langsung membuka kain itu ketika tangannya menyentuh ujungnya. Dia mengatur nafasnya sendiri, berusaha sekuat mungkin untuk melihat apa yang akan dilihatnya. Perlahan, mili demi mili kain itu disingkap Jane dengan tangannya yang gemetar hebat. Begitu wajah Samuel jelas terlihat, maka hanya air mata yang mewakilkan segala kesakitan yang Jane rasakan sekarang. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Bibirnya gemetar, kakinya lunglai, dan Jane menjatuhkan kepalanya di atas t