Beranda / Romansa / On CEO's Bed / 100. Apakah Bisa Bahagia

Share

100. Apakah Bisa Bahagia

Penulis: Yellowflies
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-05 19:03:08

Lucy menyebut makan malamnya kali ini adalah sambutan perayaan Alyssa yang tengah hamil dan juga Samuel yang sudah kembali ke rumah. Lucy mengundang Mark dan keluarganya untuk datang. Hanna, Dastan, Mia dan nenek Elizabeth juga diundang datang. Tampak bahagia, dan ceria. Melupakan fakta bahwa di luar sana Alfredo terbaring sakit. Lucy ingin melupakan sejenak tentang masalah yang terjadi. Dia juga menghindari wartawan dengan berlama-lama berdiam diri di rumah.

“Sepertinya Natal tahun ini kita harus merayakannya bersama lagi,” Lucy mengusulkan perayaan Natal pada Mark dan yang lainnya.

Mereka mengobrol di ruang keluarga yang tanpa sekat langsung menyatu dengan dapur bersih. Dimana Alyssa tengah membantu Helga, Diana dan juga Bertha. Beberapa asisten tambahan membantu menyiapkan meja. Hanya tiga orang yang benar-benar bisa Assa pekerjakan. Sisanya akan datang siang hari.

“Dia terlihat bahagia, tapi dia sering menangis saat malam seorang diri di kamarnya,” lirih Helga bicara pada Alyssa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • On CEO's Bed   101. Melepaskan

    Alyssa membawa nampan di tangannya dengan cangkir dan cookies di atasnya untuk Assa pagi ini. Semalam salju turun lebat diiringi angin yang membuat Alyssa tidak nyaman dengan tidurnya, tapi beruntungnya adalah Assa yang tenang mendekapnya semalaman sampai pulas tidur Alyssa. Wanita itu bangun pagi untuk membuatkan sarapan dan merawat ayahnya yang semalam tidur di tempat mereka. Kini waktu bersantainya Alyssa gunakan untuk menikmati camilan bersama Assa. “Kamu seperti hidup di jaman kakekku saja, pagi-pagi seperti ini sudah membaca koran,” ledek Alyssa pada Assa seraya meletakkan nampannya di atas meja, dan menyuguhkan kopi hitam itu pada Assa.“Apa aku terlihat seperti seorang kakek-kakek?” tanya Assa melipat korannya, lalu mencicipi kopi yang dibuatkan Alyssa.“Tidak tapi, caramu membaca koran. Orang-orang jaman sekarang lebih tertarik menggunakan gadget mereka untuk membaca berita.”“Hal-hal klasik selalu menarik Alyssa,” timpal Assa, dia meletakan cangkir kopinya ke ata

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   102. Pernah Menjadi

    Panti asuhan Santa Maria berada di bawah kaki gunung. Assa ingat kali pertama dia bertemu dengan Argo di tempat ini. Ketika itu Argo duduk sendirian di bangku taman sembari memainkan bolanya dengan kaki, sementara di lapangan kecil teman-teman Argo bermain bola bersama.Assa yang heran melihat Argo, lalu melihat pada anak-anak di lapangan. Dia kemudian mengerti bahwa Argo tak mempunyai teman maka dari itu Assa datang menghampiri. Dia berdiri di hadapan Argo. Ketika kedua mata mereka bertemu, Assa tersenyum dan mengulurkan tangan untuk mengajak Argo berkenalan.Namun kenangan kecil nan manis dari masa lalu itu kini hanya menyisakan helaan nafas berat bagi Assa. Pria itu berdiam diri memandangi bangku taman yang usang. Tampaknya sudah sangat lama sekali tidak dicat. Seorang biarawati datang menghampiri. “Ada yang bisa saya bantu?” tanyanya kemudian dengan ramah.“Saya ingin bertemu dengan kepala panti asuhan. Kalau tidak salah namanya suster Anna.""Oh, beliau sudah sangat lama sekali

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   103. Bukan Penyesalan

    Lucy sudah banyak mendengar informasi tentang suaminya sampai pada kabar tentang Alfredo yang dirawat di rumah sakit karena peristiwa penembakan saat dia berusaha melarikan diri. Lucy tak perlu bertanya lebih jauh tentang siapa penembak jitu yang melukai Alfredo pada bagian dadanya, nyaris mengenai jantung.Kini wanita yang berpakaian serba hitam itu berdiri di sisi ranjang Alfredo yang masih berstatus sebagai suaminya. Pakaian hitam seolah-olah menunjukkan dirinya yang berduka, tapi jelas sebenarnya tidak sama sekali. Lucy tidak menangis apalagi berduka untuk kondisi Alfredo saat ini.Pandangan mata Lucy bukan lagi mata yang memandang Alfredo penuh cinta melainkan pandangan yang acuh tak mau tahu segala hal tentang Alfredo. Kedatangannya ke rumah sakit bukan benar-benar ingin tahu kondisi pria itu. Tidak sama sekali.“Padahal aku berharap kau akan mati dalam sekali tembakan, tapi rencana membuatmu mati dengan perlahan ternyata cukup menyenangkan,” katanya dengan mata memandang lurus

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   104. Tangisan Terakhir

    Di tengah-tengah kasus Elliot yang masih bergulir, Assa tetap sibuk dengan perusahaannya. Dia juga masih terus memantau mengikuti perkembangan kasusnya. Assa akan datang jika diminta sebagai saksi oleh pihak yang berwajib. Dia benar-benar membantu Mark yang menuntut Elliot atas kasus Leonidas, juga membantu Edmund sesuai dengan porsinya.Meski belum tenang benar dunianya, tapi Assa tetap terlihat. Hari ini dia mendengar kabar dari Alyssa bahwa ibunya datang ke mansion untuk membuat kue bersama. Assa sedikit lega karena Lucy tidak sehancur seperti apa yang diam-diam dia takutkan. Sebelum pulang ke mansion, Assa lebih dahulu mendatangi rumah sakit tempat Alfredo dirawat.Meskipun dia berkali-kali berusaha untuk tidak peduli lagi dengan Alfredo nyatanya Assa tidak bisa. Sebagai seorang anak yang tumbuh bersama pria itu, hati nurani Assa masih mengasihani. Assa bukan pria yang kejam sehingga mudah sekali membenci. Assa adalah bentuk kebaikan yang selama ini diajarkan oleh Lucy.Ketika pin

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   105. Tak Terduga

    Jeff selepas pulang dari rumah sakit melarikan dirinya ke sebuah klub yang sering didatanginya bersama Argo dahulu. Ketika Jeff mabuk berat, maka Argo akan menjaga Jeff dan mengantar pria itu pulang sampai dengan selamat. Argo selama ini cenderung menjadi seorang penjaga bagi Jeff. Apa yang terjadi jelas banyak mengusik hati dan pikiran Jeff. Jeff duduk di meja bar sambil memperhatikan bartender yang membuat minuman untuk para pelanggannya. Beberapa bartender dikenal baik oleh Jeff bahkan salah satu dari mereka bertanya kepada. "Saya mendengar berita tentang Argo. Meskipun tidak begitu dekat, tapi itu cukup menguras emosi saya apa kau baik-baik saja”“Hanya kecewa, tapi hidup memang selalu seperti itu bukan? Ada kecewa dan bahagia.”Bartender tersebut tertawa renyah. “Ini seperti bukan dirimu. Terlalu bijak,” katanya kemudian meragukan Jeff yang mendadak jadi bijaksana itu.Jeff tertawa mendengar penuturan baru tender bernama Bernaus itu. “Sepertinya gelar brengsek memang lebih cocok

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   106. Tak Mudah

    Ketika Jeff tidak bisa dihubungi untuk pertama kalinya asal langsung merasa ada hal yang aneh. Sampai kemudian dia berusaha menghubungi Jeff lagi namun hasilnya tetap sama pria itu tidak bisa dihubungi. Asa kemudian memerintahkan Wolf dan Sam untuk menyelidiki apa yang terjadi pada Jeff sebab hingga siang hari ini ponselnya masih tidak aktif. Jelas saja asam menjadi curiga sebab itu bukanlah kebiasaan dari Jeff. Memastikan kondisinya dengan benar-benar Asa bahkan sampai datang ke apartemen Jeff, namun begitu sampai di depan pintu dan menekan belnya tak pernah ada satu orang pun yang membukakan pintu untuknya. Sampai akhirnya Assa bertanya pada bagian resepsionis dan juga security apartemen tempat tinggal Jeff, mereka mengatakan bahwa Jeff keluar pada pukul sebelas malam dan tidak melihat Jeff kembali ke apartemen. Asa kemudian meminta tolong pada pihak apartemen untuk memeriksa kamera pengawas. Semalam Jeff benar-benar tidak kembali setelah dia keluar. Kecurigaan Assa kian menjadi k

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   107. Berlalu

    Jeff hanya perlu mengulur waktu sampai bantuan datang, itulah sebabnya dia mengajukan pertanyaan konyol pada mereka tentang makan siang. Pertanyaan yang sampai membuat Hanna menepuk jidat. Lebih konyol lagi ketika salah satu dari mereka menjawab pertanyaan Jeff.“Hanya mereka yang sudah, saya belum,” jawab pria yang menodongkan senjata pada Jeff.“Apa kau mau makan siang dulu? Kalau mau silahkan, kita akan melanjutkan perkelahian setelah makan siang.”“Ide yang bagus.”Teman pria itu berkata. “Benarkah kau belum makan? Seingatku kau sudah makan kentang goreng dan juga sepotong Pizza.”“Kau pikir makan sepotong bisa kenyang? Apakah kau menghabiskan semua jatah makan siangku?”Hanna jadi semakin heran dengan situasinya sekarang. Bagaimana mungkin pria-pria yang semula terlihat seram itu berubah menjadi sangat konyol ketika berdebat tentang makanan. Rasanya dia mau gila berada di antara mereka. Namun kesempatan itu dimanfaatkan dengan baik oleh Jeff.Mereka lengah hingga Jeff dengan muda

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • On CEO's Bed   108. Rasa Gundah

    Assa baru kembali ke rumahnya keesokan harinya. Tanpa memberikan kabar sekalipun pada Alyssa, hal tersebut tentu saja membuat wanita yang tengah berbadan dua itu khawatir, maka begitu Assa datang Alyssa langsung menyerbunya dengan banyak pertanyaan yang berisi segala kekhawatirannya.“Kau dari mana saja? Apa kau baik-baik saja? Aku tidak bisa menghubungi kamu sama sekali? Apa ponselmu kehabisan daya?”Assa tersenyum kecil, dia mengusap sisi kepala Alyssa dengan lembut. “Aku baik-baik saja Alyssa. Kemarin ada sedikit urusan. Apa Hanna tidak memberitahumu?”“Hanna? Dia tidak menghubungiku sama sekali.”Tangan Alyssa diraih Assa untuk digenggam, lalu menuntut wanita itu masuk. “Jeff diculik, dan dia ditembak Argo. Saat itu Hanna bersamanya dan dia masih di rumah sakit menemani Jeff.”“Lalu bagaimana kondisi Jeff?”“Dia akan segera baik-baik saja. Dokter sudah mengoperasinya," jawab Assa, dia kemudian teringat dengan apa yang diperbuatnya pada Argo. "Aku ingin tidur. Ayo! temani aku."“B

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05

Bab terbaru

  • On CEO's Bed   147. Ending

    Kabar kelahiran putra dari Assa Zachary meramaikan media berita dan menjadi trending topic utama di kota London. Bahkan kabar tersebut sampai ke telinga Eliot dan Alfredo yang berada di penjara, dua pria itu meratapi nasibnya yang nelangsa. Mungkin baru terasa Setelah sekian lama berbuat jahat lalu menerima hukuman dari Tuhan. Proses keadilan benar-benar berjalan dengan baik tidak ada satupun yang menyalahi aturan atau melanggar keadilan itu sendiri. Assa juga berhasil mengambil alih perusahaan Edmund sehingga tidak akan berani melakukan apa yang ingin dilakukannya yaitu membantu Eliot bebas dari penjara. Lalu kabar lainnya datang dari Lena, wanita itu berusaha untuk menyakiti dirinya sendiri. Dia melompat dari lantai dua sehingga menyebabkan dirinya keguguran. Walaupun demikian nyawanya masih bisa diselamatkan namun Lena mengalami kelumpuhan total mendengar kabar itu tentu saja membuat Alisha menjadi sedih, meskipun Lena beberapa kali berusaha menghancurkan hidupnya dan juga Assa.

  • On CEO's Bed   146. Kelahiran Sang Pewaris

    Rumah sakit bersalin Kasih Maria menjadi tempat Alyssa melakukan proses persalinannya. Assa, suaminya memberikan royal room layaknya sebuah hotel berbintang lima. Ruang bersalin itu mempunyai ruang tamu dengan set televisi, lalu juga ada kamar lainnya untuk siapapun yang datang menjenguk. Dibandingkan memikirkan tentang persalinan, Alyssa lebih merasa bahwa dirinya sedang melakukan staycation di sebuah hotel mewah. Segala fasilitas terbaik untuk golongan very very important person siap untuk Alyssa gunakan selama proses persalinan nanti. Sesuai rencana Alyssa akan melakukan persalinan secara normal jika tidak ada kendala, hari ini atau paling lambat besok pagi Alyssa sudah melahirkan. Wanita yang baru pertama kali akan melahirkan itu merasakan was-was yang luar biasa, tapi mertuanya Lucy datang untuk memberikan semangat padanya. Selain Lucy, Alyssa juga kedatangan Belinda beserta Leonidas. Kepada Belinda, Leonidas bercerita bahwa dia sangat ingin melihat bayi dalam kandungan Alyssa

  • On CEO's Bed   145. Kisah Jeff dan Hanna

    Hanna duduk memandangi bunga-bunga yang mulai bermekaran di halaman rumahnya, dia merenungkan banyak hal terutama hubungannya dengan Jeff selama ini. Hanna berburuk sangka terhadap pria itu. Jeff memang begitu brengsek di matanya, namun ketika Jeff menyelamatkan ibunya dengan segera tanpa memikirkan apapun membuat Hanna berpikir dua kali tentang Jeff. Hanna menemukan sisi baik dari seorang Jeff yang selama ini dianggapnya seperti iblis. Benar memang bahwa manusia tidak selalu baik dan tidak melulu buruk. Berkat bantuan Jeff juga keadaan ibunya sekarang sudah jauh lebih baik. Rumah Sakit mahal itu memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Jika diminta untuk mengembalikan, maka Hana tak akan pernah Sanggup. Margaret ibu kandung Hanna keluar dari dalam rumah dengan membawa sesuatu di tangan kanannya, paper bag berwarna biru muda itu berisi kue yang pagi tadi dibuatnya Margaret kemudian berkata kepada Hana. "Hanna Tolong antarkan ibu bertemu dengan Je

  • On CEO's Bed   144. Keluarga Mark

    Waktu berlalu begitu cepat, beberapa bulan terlewati sudah. Perasaan lega juga tengah dirasakan keluarga Mark. Mereka hari ini memutuskan untuk pindah rumah ke tempat yang lebih tenang, dimana Leonidas bisa bermain dengan senang. Belinda sudah menyelesaikan segala urusannya dengan sang mantan suami si calon perdana menteri yang gagal, dan Mark perusahaannya sudah tidak terikat apapun lagi dengan perusahaan milik Edmund. Kabar terakhir yang Mark dengar tentang perusahaan itu adalah, beberapa investor menarik saham mereka terkait dengan kasus yang melibatkan kembaran Edmund.Lalu untuk putrinya—Jane wanita itu sekarang menenggelamkan dirinya dengan kesibukan di perusahaan. Mark seringkali cemas melihat keadaan Jane yang sekarang, namun dia tahu bahwa semua itu adalah proses kehidupan yang kelak akan menguatkan Jane. Hal terpenting bagi Mark dan Belinda adalah mereka tetap selalu ada kapanpun Jane membutuhkan mereka. Pelan-pelan wanita itu menata hati dan hidupnya setelah ditinggal pergi

  • On CEO's Bed   143. Bulan Madu

    Bali, Indonesia.“Arggggh!!” Alyssa berteriak melepaskan segala penat dan dukanya di tepi pantai yang biru. Mereka benar-benar pergi ke Bali untuk menikmati bulan madunya. Lucy menyiapkan terbaik untuk mereka. Penginapan di Ubud yang hijau dan tenang, namun sore ini mereka tengah berjalan-jalan di pantai terdekat dengan tempat penginapan mereka. Wangi pasir dan angin laut membuat Alyssa merasakan ketenangan yang luar biasa.Jika selama di London dia harus selalu dengan mantelnya, namu di sini Alyssa bisa memamerkan perutnya yang membulat. Hangat matahari yang dirasakannya jauh berbeda dengan hangat matahari di London. Suasana yang baru, tempat yang baru menjadikan Alyssa seperti manusia yang baru lagi. Dia tersenyum memandang Assa.Kaki-kakinya menapaki pasir putih tanpa alas kaki, merasakan tekstur pasir yang lembut dan juga membiarkan ombak menyentuh kakinya, lalu menarik serta pasir ke laut. Sepasang suami istri itu berjalan-jalan sambil bergandengan tangan menyusuri pantai yang s

  • On CEO's Bed   142. Semua Hal Berlalu

    Hari ini Assa dan juga Alyssa mengantarkan keluarga Satoshi ke bandara. Mereka akan kembali ke Jepang, begitu pula dengan Takeda. Segala hal yang terjadi selama mereka di London adalah sebuah kebahagiaan dan kejutan yang tak pernah mereka duga-duga. Tuan dan Nyonya Fujiwara tak henti mengucapkan terima kasih, dan juga belasungkawa yang tulus pada Alyssa. mereka berpesan pada Assa untuk selalu mendampingi Alyssa. “Jagalah dia dengan baik,” pesan nyonya Fujiwara pada Assa. “Baik, aku akan melakukannya dengan senang hati. Jaga kesehatanmu, lain waktu aku akan datang berkunjung lagi ke Jepang.”“Datanglah kapanpun kau mau,” ungkap tuan Fujiwara yang berada di sisi mereka.Lalu Aoyama dan Sora memeluk Alyssa bergantian. Sora berkata pada Alyssa. “Bibi beritahu aku jika anakmu sudah lahir.”“Tentu saja, aku pasti akan memberitahu. Kalau perlu kau akan dijemput oleh paman Assa untuk datang lagi ke sini.”“Naik Jet milik paman Assa lagi?” tanya Sora jenaka.“Pasti, dia akan menjemputmu.”“H

  • On CEO's Bed   141. Kejutan Luar Biasa

    Telepon Lena semalam rupanya membuat Assa merasa resah. Dia khawatir Lena membocorkan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan wanita itu, maka sebelum Alyssa tahu dari mulut Lena hari ini juga Assa berniat member tahu Alyssa. Pria itu keluar dari kamarnya menghampiri Aoyama dan Sora yang tengah bermain di ruang keluarga.Assa bertanya pada mereka. “Apakah kalian melihat bibi Alyssa?”“Bibi Alyssa kedatangan seorang tamu wanita. Dia ada di ruang tamu sekarang,” jawab Aoyama jelas.Assa ingin tahu siapa tamu wanita yang dimaksud oleh Aoyama, maka dia menghampiri. Langkah Assa terhenti ketika melihat orang yang paling dikenalnya menangis tersedu di hadapan Alyssa yang bungkam. Di atas meja ada beberapa lembar foto yang membuatnya tersentak kaget. Itu adalah foto percintaan dirinya dan Lena beberapa minggu yang lalu.“Sialan kau Lena!” Assa berseru sambil berjalan mendekati Lena, namun Alyssa menahan Assa.“Jangan lakukan apapun padanya.”“Alyssa dengarkan aku.”“Aku akan mendengarkanmu

  • On CEO's Bed   140. Membalas Luka

    Kematian Samuel menyisakan luka yang begitu dalam, meski Alyssa berusaha merelakan namun kematian itu membuat Alyssa menjadi lebih banyak diam. Terkadang Assa memergoki istrinya itu melamun seorang diri. Sayangnya hari ini Assa tak bisa berlama-lama menemani Alyssa. Dia harus segera menemukan Argo sebelum pria itu kembali bertindak lebih jauh. Assa bahkan meminta keluarga Satoshi untuk tinggal lebih lagi di Mansionnya. Dia tidak hal-hal buruk terjadi pada mereka.Di sinilah sekarang Assa berada. Di markas milik Wolf dan Sam. Mereka akan bergerak mala mini setelah mengetahui lokasi terakhir Argo berada. Pihak kepolisian melacak mereka keberadaan Argo lebih dahulu, tapi Assad an yang lainnya akan mencegat Argo sebelum polisi sampai. Ada Sergio yang sudah siap dengan senjatanya. Beberapa pisau ada di antara kakinya, dua senjata api disiapkan. Walaupun sebenarnya Sergio lebih suka menggunakan senjata tajam untuk menghabisi musuhnya.“Kemungkinan besar polisi akan melewati jalanan ke arah

  • On CEO's Bed   139. Luka Tanpa Kata

    Jane dipersilahkan masuk untuk melihat jenazah Samuel di kamar mayat setelah proses otopsi selesai. Ada petugas yang menenamaninya, membantu Jane mengeluarkan jenazah tersebut dari lemari pendingin mayat. Tubuh Samuel ditutupi kain putih. Langkah Jane terasa berat ketika mendekatinya, seperti ada ribuan ton batu yang dirantai di kakinya. Begitu berdiri tepat di sisi, kini giliran tangannya yang berat terangkat untuk membuka kain putih itu.Gemetar sudah tangannya, tubuhnya pun seperti tak merasakan apa-apa lagi. Jane tidak langsung membuka kain itu ketika tangannya menyentuh ujungnya. Dia mengatur nafasnya sendiri, berusaha sekuat mungkin untuk melihat apa yang akan dilihatnya. Perlahan, mili demi mili kain itu disingkap Jane dengan tangannya yang gemetar hebat. Begitu wajah Samuel jelas terlihat, maka hanya air mata yang mewakilkan segala kesakitan yang Jane rasakan sekarang. Dia tidak bisa berkata-kata lagi. Bibirnya gemetar, kakinya lunglai, dan Jane menjatuhkan kepalanya di atas t

DMCA.com Protection Status