Akhir pekan menghebohkan bagi semua orang sejak Bianca Elenora memaksa orang tuanya segera memberi adik bayi untuknya. Raut wajahnya begitu senang dan gembira seakan Belevia segera hamil setelah menikahi Michael kemarin padahal tak semudah itu dalam benak anak usia tiga tahun.Sang pewaris Delano Carleone tak banyak bicara di meja makan membiarkan putrinya berceloteh riang terus membayangkan betapa bahagia memiliki adik perempuan dan laki-laki diajak bermain dan berlarian di dekat Danau Como atau halaman Puri Lombardy."Mama Belevia, adik bayiku namanya siapa jika lahir perempuan dan laki-laki nanti?" rajuk Bianca menatapnya penuh harap, lalu menoleh ke Papa Michael yang cuma tersenyum padanya."Hmm-- siapa ya," gugup adik Nicholas menjawab pertanyaan si kecil berulang kali mendesaknya. "Kan masih lama sayang adik bayi lahir nanti, tidak bisa terburu-buru seperti itu."Mulai lagi putrinya merajuk menghentikan suapannya. "Pokoknya aku ingin adik bayi dari Mama Belevia dan Papa Michael,
Bianca Elenora tak pernah tahu mengapa dirinya diperebutkan di pengadilan. Anak kecil itu terlihat bingung dipelukan pengasuh Gina, merunduk ketakutan di antara orang-orang dewasa menggunakan jubah hitam tradisional. Pagi ini Michael membawa mereka terbang ke kota kecil dekat Marseille di mana persidangan akan dilakukan setelah surat panggilan pertama diterima di Milan. Tiga pengawal pribadi bersiaga mengawasi kedua wanita cantik sebelum mereka memasuki ruang sidang. Damien mengambil alih menggendong Bianca menenangkan jiwa anak sebatang kara seharusnya berbahagia karena om dan tantenya telah menikah demi memperjuangkan masa depannya. "Nona Bianca," bisiknya pelan. "Nanti berbicaralah tenang di dalam sana ya sayang, sampaikan keinginanmu agar Papa Michael dan Mama Belevia dapat mengasuhmu hingga dewasa." Bocah kecil itu mengangguk. "Aku mau tinggal dengan Papa dan Mama baruku, karena Mama Michelle dan Papa Nicholas berada di surga bersama II Nonno dan Nonna Delano Carleone." "Ah,
Hakim Beaufort melanjutkan persidangan setelah beristirahat di kantornya sekaligus menyusun rencana ulang bersama Aubert tadi. Proses alot antara pengacara tergugat dan penggugat membuatnya sulit memberikan keputusan akhir nanti.Pihak Michael dan Belevia sepatutnya menang perkara namun mereka menghalangi demi keuntungan besar di depan mata. Hakim tercela selama memimpin banyak kasus sidang melakukan tebang pilih membela yang bayar, bukan yang benar."Beaufort, kau harus berjanji mengalahkan mereka bagaimanapun caranya," pesan Aubert mengancam. "Aku telah menyuap begitu banyak, belum lagi hasil keuntungan jika perusahaan cargo milik Nicholas jadi milikku!"Pria paruh baya itu berkilah. "Tenanglah, Aubert, kau pasti menang! Jangan lupa komisi ketika kolegamu Alain Wood menyelundupkan narkoba ke seluruh Eropa Barat atau aku jebloskan kau berdua ke dalam penjara!"Masing-masing telah memegang kartu As saling menggertak dan mengancam namun mereka tetaplah satu lingkaran setan memainkan si
Akhir persidangan pertama yang fantastis. Belevia tak malu lagi mencium suami di depan umum setelah turun dari kursi sebagai saksi yang menjawab semua pertanyaan hakim dan pengacara. Hm-- Michael pun melumat bibir tipis merasakan lebih manis dari sebelumnya. Andai mereka tak berada di ruang pengadilan sudah pasti dokter anak itu sudah berada di atas ranjang panas bersamanya. "Grazie - terima kasih, sayang, kau membuatku bahagia hari ini dengan ucapan manismu tadi," bisiknya pelan. "Apa kau sungguh-sungguh mengatakan aku ini pria terhormat bagimu?" "Mon cher - sayangku," balas Belevia mengecup pipi kaku suami. "Aku tulus mengucapkan, kau sangat baik padaku dan Bianca selama ini." Ah, okay! Sang mafia memeluk erat lalu merangkul keluar ruangan. Hakim Beaufort menunda persidangan satu hari sebelum memunculkan balita Bianca Elenora. Terburu-buru menuju kantor diikuti Aubert Bailey yang bermuka masam memandang kebahagiaan sang mafia dan mantan kekasih. Papa Michael! Mama Belevia! Leng
"Aubert!"Umpat Hakim Beaufort marah sesaat panggilan gawai tersambung ke pengacara sialan menjebaknya dalam perkara sulit kemarin pagi melawan mafia Italia dan pengacara tangguh membuat keputusannya tak bisa lagi memenangkan kolega yang telah membayarnya."Oui - Ya, Beaufort, kau tak usah marah-marah begitu padaku," jawab Aubert kesal. "Sebentar lagi seorang gadis tiba menemanimu, pelayanannya cukup bagus masih lugu dan kau bebas melakukan apapun padanya!""Baguslah, tapi bagaimana rencana besok di persidangan, apa sudah menyiapkan segalanya?" cecarnya sekali lagi. "Jangan mempermalukan aku kalau kau sendiri tak mampu memberi cukup bukti mafiosi Sisilia itu dapat merebut ponakannya darimu!""Tenanglah Tuan Hakim, puaskanlah seharian ini bersama gadis jalang untukmu dan jangan lupa kembalikan besok pagi padaku!" tampik Aubert mengakhiri percakapan mereka.Tak lama kemudian yang ditunggu Hakim Beaufort pun datang juga. Seseorang mengetuk pelan pintu kamar hotel, saat dia membuka tak sa
Waktu istirahat sidang kedua telah selesai. Bianca Elenora tak dipanggil sebagai saksi kembali, pernyataan anak itu sudah cukup membuat heboh ruang pengadilan terutama Michael dan Belevia yang masih terkejut permintaan adik bayi kembarnya. Diserahkan ke pengasuh Gina dan pengawal Damien menunggu di sekitar gedung menunggu orang tuanya menghadapi perkara yang sengaja diulur waktunya karena hakim ketua berat sebelah berpihak pada musuh. Kembali Hakim Beaufort memulai sidang menyudutkan sang mafiosi Sisilia, cenderung menghakimi daripada memberi keputusan yang bijak bagi dua belah pihak bertikai. "Latar belakang keluarga Delano Carleone sangat berbahaya bagi mental dan psikis Bianca Elenora, negara ini tak sepatutnya memberi hak asuh ke pewaris Michael demi kebaikan ponakannya." Kontan saja pengacara Galant berseru kencang, "Tuan Hakim terhormat, dulunya Tuan Delano Carleone mafia terkenal di Italia namun belakangan memiliki bisnis legal hingga akhirnya tewas kecelakaan bersama istr
Pengacara Galant terpaksa menyampaikan pesan penting ke Hakim Beaufort dan pengacara Aubert meminta sidang ditunda sehari lagi setelah kliennya dinyatakan sedang keadaan kurang sehat. "Aku harap alasanmu tidak mengada-ada sengaja memperlambat pengadilan," bentak hakim ketua tak percaya ucapan pengacara pembela pihak lawan. "Tidak, Tuan Hakim," tandas Galant begitu tegas. "Silakan anda mengecek ke hotel tempat klienku menginap di mana Nyonya Belevia sedang diperiksa dokter karena kehamilannya saat ini." Brengsek! Aubert Bailey melirik kesal ketika mendengar mantan kekasih mengandung bayi dari musuhnya. Namun tak lama kemudian berubah menjadi senyum tipis menyembunyikan rahasia penting dengan Hakim Beaufort. Mau tak mau mereka harus menghentikan jadwal sidang karena tidak bisa menghadirkan adik Nicholas lagi. Satu ketukan palu terakhir lalu bergegas mereka berdua menuju kantor membahas langkah pencegahan agar Michael kalah telak. "Tutup pintunya, Aubert!" suruh Beaufort sambil melep
"Papa Michael ... hiks!"Tangis sesegukan di sebuah kamar kecil asing dan kumuh yang belum pernah dilihatnya sama sekali. Air mata Bianca berderai sepanjang hari tak juga berhenti."Mama Belevia, aku mau pulang," isaknya berulang-ulang."Diamm--!" bentak Gina berkacak pinggang emosi. "Berhenti menangis atau ku kunci di dalam kamar mandi!"Pengasuhnya berubah monster jahat bukan lagi orang baik hati bagi putri kaya raya keturunan mafiosi Sisilia. Begitu membenci lebih sebelumnya karena balita itu menyusahkan merepotkan setelah penculikan tadi siang.Bianca duduk menggigil ketakutan tertunduk menutupi wajah dengan lengan kecilnya di sudut kamar. Lelah menangis, belum makan dan minum seharian akhirnya tertidur tergeletak di lantai keras.Sementara Gina tersenyum duduk di atas ranjang sambil menghitung uang bayaran yang diterima dari Aubert dan membayangkan melarikan diri ke negeri lain.Lembar kertas Euro disebar membanggakan diri atas hasil kerja keras dua hari ini melayani pengacara ke