Share

2

Author: Pena_Receh01
last update Last Updated: 2022-08-08 12:07:21

"Ih, Tante! Apaan sih, aku kan cuma bercanda, iya gak, Om," sembur Amel memandang lelaki yang kini fokus mengendaraan mobil.

"Kamu bercanda, tapi aku serius, boleh tuh Mah, lamarin Amel buat aku," lontar Raffa membuat Amel membulatkan matanya.

"Apaan sih, Om! Jangan rese deh," geram Amel menatap kesal ke arah Raffa yang matanya masih fokus ke jalanan.

"Aku gak rese kok, Sayang. Mah, tolong cepet lamarin Amel ya," seru Raffa membuat Amel mengembuskan napas lalu memilih mendengarkan musik di handphone dan Wulan, Sekar terkekeh melihat kelakuan dua manusia ini.

Kini mereka telah sampai di sekolahan, suasana sangat ramai. Amel langsung berpamitan pada Ibu dan Wulan untuk berkumpul dengan teman-teman sebayanya.

"Mah, aku pamit ke kantor dulu," tutur Raffa menyodorkan tangan dan disambut Wulan, lelaki itu lekas mencium punggung tangan sang Mama dan Sekar.

"Kamu jangan terlalu malam pulangnya, Mama akan melamar Amel buat kamu," ucap Wulan membuat Sekar menoleh memandang tetangganya itu.

"Haa! Mama serius mau lamarkan Amel buatku." Raffa terkejut mendengar ucapan sang Mama, ia kira wanita itu hanya hendak menjahili Amel.

"Iya, kami serius kok. Kami juga udah membicarakan ini sebelumnya," kata Sekar yang kini ikut menimpali.

"Aku pamit dulu ya, Mah, Tan, soalnya bentar lagi telat nih. Sekarang mau ada rapat," seru Raffa melihat jam tangan dan lekas masuk ke kendaraan roda empat tersebut.

"Apa dong jawaban Raffa, Jeng," tutur Sekar kala melihat mobil Raffa berlalu pergi.

"Pasti dia mau kok, orang dia pernah ngigau bilang aku sayang kamu kaki pendek," papar Wulan membuat Sekar menoleh memandang tak percaya wanita itu.

"Yang bener kamu, Jeng. Masa anakku dipanggil kaki pendek," tawa Sekar akhirnya keluar mendengar perkataan sang tetangganya.

"Dua rius malahan, kalau sampe ngigau gitu berarti gak bakal salah dong," lontar Wulan yang dibalas anggukan Sekar karna dulu Raffa sama seperti almarhum Ayahnya Amel.

"Iya, kalau gitu aku percaya, ya udah emang kapan kalian melamar Amel?" tanya Sekar lalu mengajak Wulan duduk di kursi.

"Malam ini, Jeng. Aku juga udah siapin semuanya kok, pokoknya terima beres aja," balas Wulan dengan menggebu, ia memang sudah menyukai Amel dari dulu karna sikap baik gadis itu.

***

Senyuman terus terukir kala acara itu telah selesai. Kini mereka sudah pulang bahkan sekarang berada di dalam taksi. Walau ada jejak air mata di pipi kedua gadis yang baru saja wisuda itu, tetapi tidak memudarkan kecantikan mereka.

"Bu, aku mau kuliah bareng Shilla," ucap Amel membuat wanita yang melahirkannya menoleh.

"Eummm ... nanti aja bicarainnya ya, Sayang. Ibu masih capek nih, pegel banget kaki Ibu gara-gara berdiri terlalu lama," jawab Sekar lalu memejamkan mata, memang wanita itu sungguh kelelahan bahkan Wulan sudah terlelap dari tadi.

"Ya udah Ibu istirahat aja, nanti aku bangunin kalau udah sampe," celetuk Amel yang tak dijawab oleh Sekar karna wanita itu sudah tertidur.

"Gabut nih, kita selfi yuk!" ajak Shilla yang dibalas anggukan gadis itu.

"Beb tau gak," kata Amel kala selesai berfoto, ia menyandarkan tubuhnya membuat Shilla menoleh.

"Gak tau, lo kan belum kasih tau," jawab Shilla membuat Amel mendengkus memandang kesal sang sahabat yang hanya memamerkan senyuman memamerkan giginya.

"Gue belum selesai ngomong, makanya jangan maen sela aja!" omel Amel kesal dan memukul lengan temannya itu.

"Hehehe ... santai aja napa Beb, lo tuh maen pukul-pukul aja," gerutu Shilla yang mengusap tangannya yang lumayan terasa nyeri akibat pukulan Amel.

"Masa Mama lo bilang mau nikahin gue ama Om Duda, apalagi Om Duda malah ikut nimpalin minta Mama lo lamarin gue," cerocos Amel membuat Shilla membulatkan mata memandang temannya itu.

"Mampus gue, kalau dia tau itu usulan gue gimana. Lagian ngapain Ka Raffa malah ikut-ikutan segala," batin Shilla berseru, ia menghela napas pelan lalu memandang Amel dan mencubit lengan temannya.

"Gak mungkin ah, masa Mama sama Kakak gue mau lamar lo. Mereka lagi bercanda mungkin dan mau jahilin lo yang mau wisuda," papar Shilla dengan nada gugup, membuat Amel mengeryitkan alisnya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Niky Subekti
lagi kak seru...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Om Duda, Nikah Yuk!   3

    Di tempat Raffa, kini lelaki itu sangat sibuk. Bahkan ponselnya tertinggal di mobil, ia akhirnya mengembuskan napas kala ada waktu beristirahat. Dia bersandar di kursi, lalu merogoh saku dan tidak mendapatkan benda pipih. "Huh, segala ketinggalan lagi," gerutu Raffa, lelaki itu bangkit dari kursi dan mulai berjalan menuju parkiran untuk mengambil ponselnya di kendaraan roda empat tersebut. "Banyak banget telepon dari Shilla," gumam Raffa pelan, kala mengambil handphonenya lalu memilih melangkah terlebih dahulu menuju ruangannya. "Pak, gak ke kantin buat maka?" tanya salah satu karyawatinya dengan senyuman di bibir. Raffa hanya melirik sekilas lalu menggeleng. "Kalian saja yang makan siang, kalian harus menjaga kesehatan agar bisa terus bekerja dengan benar," balasnya lalu melangkah pergi lagi meninggalkan wanita itu. "Ahhh ... Pak Raffa perhatian banget sih," ucap perempuan itu seraya memegang pipinya yang tersipu malu. "Bukan cuma ke, lu, kali, itu juga ke kita-kita. Jangan ke

    Last Updated : 2022-08-08
  • Om Duda, Nikah Yuk!   4

    "Mel, kamu cepet dandan gih! Ini, pake baju yang ini," seru Sekar menyodorkan pakaian pada anaknya yang kini tengah menonton drama korea."Nanti aja, Bu, ini lagi seru-serunya nih," tolak Amel yang matanya masih pokok ke layar handphone. "Jangan nonton terus, ini udah sore! Waktunya kamu mandi, masa perawan jam segini belum mandi sih," gerutu Sekar mengambil handphone anaknya lalu memasukan ke tas. "Ihhh ... Ibu apa-apaan sih! Itu tadi lagi seru-serunya lho," keluh Amel mempautkan bibirnya, ia sama sekali tak berani mengambil ponselnya itu. "Mandi dulu! Baru nanti handphonenya Ibu kasih, ingat kudu dandan yang cantik," ucap Sekar lalu pergi keluar dari kamar putrinya."Ihh, Ibu rese. Ngapain coba pake baju ginian dan disuruh dandan," gerundel Amel lalu mengambil handuk dan masuk ke bilik mandi.Sambil menunggu anaknya selesai mandi dan dandan. Ia lekas menelepon seseorang yang dia suruh membuat beberapa kue, senyuman lega terukir kala semua akhirnya beres. Sekar bergegas melakukan

    Last Updated : 2022-08-08
  • Om Duda, Nikah Yuk!   5

    "Emang kenapa kalau Duda, Mel. Yang penting dia bertanggung jawab dan sayang sama kamu. Pernikahan yang dulu aja, itu mereka cerai kesalahan mantan istrinya, Mel. Bukan Raffanya lho," jelas Sekar memandang anaknya dan terlihat tengah memijit kening. "Ibu takut gak bisa jagain kamu lagi, Sayang. Takut Ibu dipanggil yang maha kuasa tapi kamu belum memiliki orang yang menjaga kamu, Ibu gak tenang, Mel," lanjut Sekar membuat mata Amel membulat dan menatap sang Ibu. "Ibu jangan ngomong gitu! Walau Ibu ngeselin tapi Amel gak mau kehilangan Ibu," lontar Amel dengan nada sendu, ia mendekati wanita yang melahirkannya dan memeluk sang Ibu. "Ye ... kamu mah lagi melow juga, malah ngomong gitu," gerutu Sekar yang disambut kekehan Amel."Tapi Ibu beneran, lebih leluasa dan tenang kalau aku nikah sama Om Duda," kata Amel lalu ia mendapatkan cubitan gemas di pipi oleh Ibunya. "Coba jangan nyebut Om Duda, Sayang! Kamu ini susah dikasih tau," dumel Sekar yang disambut senyuman Amel. "Iya, Ibu leb

    Last Updated : 2022-08-08
  • Om Duda, Nikah Yuk!   6

    Raffa terkejut mendengar suara cempreng Amel. Ia tiba-tiba tersenyum membayangkan gadis itu menjadi istrinya. Baru saja hendak menelepon lagi, sang sekertaris memberitahu jadwal mendadak. Lelaki tersebut bergegas pergi karna akan bertemu klien. "Kenapa kasih taunya mendadak sih!" geram Raffa melonggarkan dasi kala kendaraan roda empat tersebut tengah melaju. "Maaf, Pak, saya lupa," balas sekertarisnya itu, membuat Raffa mendengkus. "Lebih cepat bawanya, saya juga ada acara sesuatu nanti malam," perintah Raffa yang dibalas anggukan sang sekertaris. "Lain kali jangan teledor, bisa!" geram Raffa masih menumpahkan kekesalannya. "Maafkan, saya Pak. Anak saya lagi sakit soalnya, jadi saya kurang fokus," sahut sekertaris itu, membuat Raffa mengembuskan napas lalu memijat keningnya. "Pokok bawa mobilnya, jangan banyak pikiran!" seru Raffa, lalu lelaki itu memejamkan mata karna kelelahan di perusahaan miliknya. Raffa benar-benar sibuk, lelaki itu bahkan tak sadar jika kini jam sudah me

    Last Updated : 2022-08-09
  • Om Duda, Nikah Yuk!   7

    "Beda lah, tahu bulat itu enak walau dadakan. Kalau lamaran ini kan gak enak kalau sampe telat, udah dadakan telat lagi," dumel Wulan, wanita itu pun ikut berusaha menelepon sang anak. "Mama ini kok malah ngelawak! Lagi genting juga," omel Shilla membuat Wulan mendengkus. "Siapa yang ngelawak sih, La! Kalau Mama mau ngelawak mendingan ke acara opera van java aja," balas Wulan."Ngapaian punya handphone kalau ditelepon aja gak diangkat sih," gerutu Wulan lagi membuat Shilla geleng-geleng kepala, ia sudah bilang seperti handphone sang kakak baterainya habis. "Mama ini apaan sih, itumah acara udah lama banget tau, lho. Lagian ngapain jadi bahas itu sih, ini kita lagi ketar-ketir lho," ucap Shilla akhirnya kedua wanita itu malah berdebat. Sedangkan di kediaman Amel, gadis itu sudah tersenyum sumringah karna yang mau melamar belum datang. Bahkan sang Ibu kini tengah cemas menunggu kedatangan keluarga Raffa, padahal rumah mereka cuma berjarak beberapa langkah. Sedangkan Bagas, Kakaknya

    Last Updated : 2022-08-09
  • Om Duda, Nikah Yuk!   8

    Akhirnya acara itu selesai, mereka mulai menentukan kapan pernikahan terjadi. Wulan meminta agar secepatnya. Dua minggu lagi akad dan repsesi akan dilaksanakan. Kala semua sudah pulang, kini rumah Amel telah sepi. "Allhamdulillah, semuanya akhirnya berjalan lancar." Sekar mengucapkan syukur, wanita itu kini duduk lesehan di karpet. "Kan, sudah Bagas bilang, pasti Raffa terlambat karna macet, Bu. Lihat dia aja abis pulang langsung ke sini, gak mandi atau ganti baju dulu," timpal Bagas yang dibalas anggukan Sekar."Amel mau ke kamar dulu ya, capek. Mau istirahat," pamit gadis itu pada Ibunya yang langsung dibalas anggukan Sekar. "Sana istirahat, biar Mas yang rapihin ini semua. Sekalian Ibu juga istirahat," lontar Bagas pada perempuan yang ia sayangi. Amel langsung berlalu dengan lesu ke kamar. Ia menghempaskan bokong ke kasur, lalu memukul-mukul bantal untuk melampiaskan kekesalannya. "Aku harus telepon Om Duda," kata Amel lalu mencari handphone, ia mengembuskan napas kasar karna

    Last Updated : 2022-08-09
  • Om Duda, Nikah Yuk!   9

    "Udah merasa dewasa ya, nasehatin Kakaknya," sinis Raffa dengan bertolak pinggang, membuat nyali Shilla menciut gadis itu langsung menundukan kepalanya. "Eummm ... bukan gitu, Kakak. Maksudku ...," ucapan Shilla terhenti karna ia terkejut kala tangan sang Kakak tiba-tiba memegang bahunya. "Udah, Kakak ngerti kok. Kamu khawatir kan sama sahabatmu itu, tenang aja! Kakak gak main-main kalau soal pernikahan, Sayang. Mungkin memang dia jodoh Kakak, doakan yang terbaik aja ya," tutur Raffa membuat Shilla mendongak lalu memeluk lelaki itu. "Ahhh ... aku doain memang kalian berjodoh, Ka. Aku sayang banget sama kalian," lontar Shilla yang dibalas anggukan Raffa, setelah itu ia melepaskan pelukkan pada Kakaknya. "Ya udah, sana pergi! Kakak banyak kerjaan tau. Biar nanti pas hari akad tiba, Kakak bisa istirahat, makanya Kakak sekarang bener-bener usahain agar tak mengabaikan sahabatmu itu, eh bukan deh. Calon Kakak iparmu," ujar Raffa membuat Shilla yang tadinya cemberut lalu terkekeh menden

    Last Updated : 2022-08-09
  • Om Duda, Nikah Yuk!   10

    "Pala lo kalau ditoyor di gosok gak?" tanya Amel menatap kesal Shilla. "Gak di gosok kok, cuma di usap aja," balas Shilla dengan sebuah seringai di bibirnya membuat Amel mendengkus. "Sama aja dodol!" geram Amel."Udah jangan berantem, mendingan saling tonjok-tonjokkan aja," lerai Sekar yang membuat kedua gadis itu menoleh ke arahnya. "Gak sekalian disuruh smakedown aja" ketus Amel yang membuat Sekar terkekeh lalu mencubit pipi anaknya itu. "Gak dong, Ibu bercanda. Udah mendingan kalian makan aja dulu, kan, katanya mau anter makanan buat Rafa, itu Ibu udah siapin. Lain kali kamu yang harus masakin buat calon suamimu, Mel," ujar Sekar memandang anaknya yang hanya mengangguk malas lalu gadis itu melahap makanannya lagi. "Lo demen banget numpang makan sih, di sini," ucap Amel yang membuat Sekar mengembuskan napas, sepertinya kalau sehari aja gak cek cok mereka gak bakal tenang. "Demen banget, Beb. Biar hemat juga," jawab Shilla membuat Amel melirik malas. "Itu bukan jawaban dodol!

    Last Updated : 2022-08-09

Latest chapter

  • Om Duda, Nikah Yuk!   115 (TAMAT)

    Beberapa bulan kemudian ...Besok memasuki empat puluh minggu kehamilan Amel. Wanita itu kini mulai kesulitan berjalan, karena perutnya yang lumayan besar. Karena hamil anak kembar, semua belum mengetahui. Hanya Raffa, Amel dan dokter yang memeriksa perempuan tersebut."Kapan yang anak kita lauching, kok belum ada tanda-tanda ya," ucap Amel sendu.Raffa yang mendengar itu mendekati istrinya di sofa. Kini keduanya tengah di ruang kerja lelaki tersebut. Karena Amel memaksa ikut ke kantor."Sabar aja, kalau udah waktunya mereka bakal meluncur kok, mungkin sekarang belum waktunya. Sabar aja, hplnya juga kan besok. Lagian kalau pas hpl belum lahiran kan itu cuma pekiraan manusia aja, nanti kalau udah waktunya kita bakal ngeliat mereka kok. Sekarang kamu berdoa aja, agar lahiran lancar dan sehat buat kalian," tutur lelaki itu.Amel mengulas senyum mendengar hal itu. Ia mengangguk kepala lalu menyandarkan kepalanya pada bahu sang suami."Mas, aku sekarang gendut. Jangan bosen pandangan aku y

  • Om Duda, Nikah Yuk!   114 (Bagian 2)

    Suasana malam kini sangat ramai, yang biasanya hanya suara Amel dan Raffa. Sekarang banyak orang yang berbicara. Shilla langsung menarik Raffa yang terus disamping istrinya."Gantian lah, Ka! Shilla juga pengen elus perut Amel. Pengen nyapa calon keponakan," seru perempuan itu. Raffa hanya menghela napas, lalu mengangguk. Ia pergi ke dapur untuk menyeduhkan susu Ibu hamil. Wulan yang lewat di sana langsung mendekat dan menepuk pundak anaknya. "Allhamdulilah, kamu jadi suami siaga. Mama bangga sama kamu," tutur Wulan. Lelaki itu menoleh dan mengusap senyum, ia berbalik dan memeluk wanita yang melahirkannya. "Makasih, Mah. Kamu udah melamarkan Amel menjadi istriku, Raffa sangat bahagia," ujar lelaki itu.Wulan mengangguk, wanita itu membalas dekapan anaknya. Lalu menepuk punggung lelaki tersebut, mereka langsung melepaskan pelukkan."Kamu harus kurangi porsi kerjamu, jangan terlalu sibuk. Amel sekarang sangat butuh perhatian dan bantuan kamu, apalagi nanti setelah lahiran," tegur Wu

  • Om Duda, Nikah Yuk!   114 (bagian 1)

    Amel membulatkan mata, ia hendak menyerang perempuan itu tapi ditahan Raffa. "Udah, Sayang. Gak perlu urusin orang ginian, biar aku saja. Nanti calon anak kita kenapa-napa lagi," kata lelaki itu.Cewek itu terkekeh, ia bersidekap memandang mereka. Dengan lancarnya ia menghina Amel. "Haduh ... ternyata lo simpenan sugar dady ya, wah ... keliatannya aja polos ternyata," ucapannya terhenti kala karyawan lagi menarik lengannya."Diam! Udah lo gak perlu ngebacot lagi bisa gak."Wanita itu hanya memanyunkan bibirnya, ia memandang lawan jenis yang menatap berang. Sedangkan Raffa langsung merogoh saku, dan memperlihatkan pada perempuan tersebut. "Ini bukti kami udah menikah tahun lalu, jadi ucapan lo itu salah!" sinis Raffa.Suara dingin lelaki itu membuat perempuan tersebut bergidik ngeri. Ia bungkam saat disodorkan bukti oleh Raffa, sedangkan Amel tersenyum sinis. "Amit-amit jabang bayi, jangan sampe anak gue miring sama Tante nyebelin ini," kata Amel.Wanita itu melotot mendengar ucapa

  • Om Duda, Nikah Yuk!   113 (bagian 2)

    Raffa sampai menjauhkan handphone dari kuping. Karena suara Sekar yang menggelegar, Amel melihat hal tersebut hanya meringis. Raffa menghela napas lalu menempelkan benda itu ke telinga kembali."Kami mau berbagi sedikit buat anak panti Bu. Raffa punya omongan soalnya," jelas Raffa.Sekar terdiam beberapa menit, karena ternyata Raffa yang memegang ponsel tersebut. Lelaki itu menegur dan bicara kalau ia tengah menyetir. "Apa ada pertanyaan lagi, Bu. Raffa lagi nyetir soalnya. Palingan kami menginap lusa ya," ucap lelaki itu.Wanita itu menggeleng lalu memukul keningnya sendiri. Karena sadar jika sang menantu tidak bisa melihat gelengannya. "Enggak, Raf. Boleh handphonenya kasih ke Amel. Ibu mau kasih wejangan buat dia," balas Sekar.Pria tersebut langsung memberikan pada istrinya, lalu Amel dan sang Ibu sangat lama berbincang. Bahkan dia mengerucutkan bibir karena banyak sekali pantangan yang diberikan oleh Sekar."Udah jangan cemberut gitu, Ibu ngebilangi gitu karena sayang sama kamu

  • Om Duda, Nikah Yuk!   113 (BAGIAN 1)

    Kala tersadar dengan ucapan, Amel langsung mendorong sang suami agar menjauh. Sedangkan Raffa terkekeh mendengar hal tersebut, kini lelaki itu menaik turunkan alis. "Apaan sih, Mas! Genit banget deh, aku tadi lagi ngimpi eh pas buka tidur ternyata ikut ngomong gitu. Gak usah geer deh," papar Amel. Raffa hanya mengangguk kepala tanda mengiyakan tetapi, wajahnya masih saja menggoda. Wanita itu jadi salah tinggal dengan tatapan sang suami, ia mengadahkan tangan. "Mana bubur kacang milikku, kan aku tadi nyuruh beliin terus baru bangunin. Berarti Mas udah beliin dong," pinta perempuan tersebut.Dia langsung memberikan bubur kacang tersebut, Amel menerima dengan senyum sumringah. Ia segera mengambil wadah plastik dan sendok, wanita itu menuangkan ke mangkuk. "Ah ... wanginya menggoda," pekiknya. Sang suami mengulas senyuman memandang Amel, ia terus menatap wanita itu. Membuat perempuan tersebut memalingkan wajah karena salah tingkah."Kamu ini kenapa sih! Lihatin aku terus. Mendingan

  • Om Duda, Nikah Yuk!   112 (bagian 2)

    Lelaki itu menggeleng mendengar ucapan Amel, membuat wanita tersebut mengeryitkan alis bingung."Terus kamu kenapa natap aku sampe segitunya," sungut perempuan itu. Raffa memegang dagu lalu tangannya mengelus-elus jengot pendek."Katamu hamil kebo, kenapa kamu gak mirip kebo. Aku lagi nyari kemiripan itu dari kamu," jawab Raffa. Mata wanita itu melotot mendengar jawaban sang suami, ia langsung melemparkan tas. Beruntung lelaki tersebut tangkap, Amel bersidekap dan mendengkus kesal. "Punya laki gini amat, maksudnya ... ah sudahlah, kamu juga gak bakal ngerti! Aku udah gak mood buat makan," geram Amel. Perempuan tersebut bangkit lalu mendekati suaminya dan merebut tas yang tadi dilempar. Kala hendak pergi, tangan dicekal oleh Raffa."Kamu harus sarapan, ayo cepat duduk!" perintah lelaki itu. Amel menggeleng menolak perintah suaminya. Ia menarik tangan yang digenggam Raffa, dia langsung bersidekap. "Udah gak berselera lagi makan ini, aku mau bubur kacang ijo Mang Mamat," lontar san

  • Om Duda, Nikah Yuk!   112 (bagian 1)

    Wulan dan Sekar dijemput Shilla, perempuan itu sangat senang saat ngetahui ia akan mempunyai keponakan. Kini hanya tinggal mereka, keduanya berbaring di kasur. Raffa mengusap lembut rambut Amel. "Sayang ... maaf ya, acaranya jadi berantakan gara-gara aku pingsan," tutur perempuan itu. Lelaki itu menggeleng lalu membenarkan posisi tiduran sang istri. Ia kini mendekap wanita tersebut, lalu mendaratkan kecupan di pipi Amel. "Gak papa, mereka nanti pasti paham kok. Udah gak usah pikirin apapun yang buat kamu stress, hayu ... mendingan sekarang tidur," ujar lelaki itu. Dia menuruti ucapan suaminya, ia membenarkan posisi tidur agar berhadapan lelaki itu. Lalu menyusupkan wajah ke dada bidang Raffa. Tak lama suara dengkuran terdengar, membuat Raffa mengulas senyum."Kayanya kamu capek banget ya, Sayang," bisik lelaki itu. "Makasih kamu udah mau jadi istri aku, aku sayang banget sama kamu."Setelah mengatakan demikian, lelaki itu ikut terlelap. Waktu pagi tiba, Amel dengan semangat memba

  • Om Duda, Nikah Yuk!   111 (bagian 2)

    "Kenapa sekarang gak nyoba di cek, kali aja sesuatu harapan. Yang penting kalian sudah berusaha kan, kalau belum waktunya gak papa, kalian bisa terus berdua dan meminta pada sang maha kuasa," lontar dokter tersebut."Aku bawa nih, aku juga lagi mau nyecek, tapi di telepon Nyonya Wulan jadi ke sini dibawa-bawa deh," lanjutnya. Semua langsung memandang Amel, mereka mengangguk menyakinkan wanita itu. "Ya udah," kata Amel pelan. Mereka langsung tersenyum, dokter itu segera merogoh tespack dan memberikan pada Amel. "Ayo bantu Amel, ke kamar mandi, Raf. Kenapa malah diem aja," cecar Wulan. Mendengar perintah Mamanya, lelaki itu langsung mengangguk. Lalu membantu memapah sang istri menuju bilik mandi. Kala sampai dia disuruh keluar oleh Amel. Dia mengangguk paham dan memegang bahu wanita tersebut terlebih dulu. "Kalau hasilnya negatif gak papa, kok. Jangan sedih, kalau udah waktunya di kasih kok," tutur sang suami. Amel mengangguk kepala, Raffa langsung mengelus sayang puncuk kepala s

  • Om Duda, Nikah Yuk!   111 (bagian 1)

    "Yang!" Raffa memekik, ia menepuk pipi sang istri. Semua orang sangat terkejut, mereka langsung mengerumi Amel. Wulan melihat menantu seperti ini, ia segera menyuruh Raffa membawa ke kamar dan dia menelepon dokter pribadi. "Makasih, Mah. Raffa bawa Amel ke kamar dulu," ucap lelaki itu gemetar.Lelaki itu sangat ketakutan, dia tergesa-gesa membawa istrinya. Sedangkan Sekar segera menyusul menantu dan anaknya. Kala sampai di pintu kamar, ibu mertua pria tersebut membantu untuk membuka benda tersebut. "Ayo cepat letakan hati-hati di kasur, Raf," perintah Sekar. Raffa mengangguk, ia dengan perlahan membaringkan sang istri ke kasur. Lalu Sekar segera menyelimuti perempuan itu, ia ikut naik ke ranjang dan membelai sayang kening anaknya. "Raf, ada minyak kayu putih gak?" tanya Sekar. Lelaki itu terdiam, lalu mengangguk dan segera mencari benda tersebut. Setelah ketemu, dia memberikan pada Sekar. "Ayo Nak, bangun! Jangan buat kami cemas," ujar wanita itu. Aroma minyak kayu putih, memb

DMCA.com Protection Status