Share

Move On

Penulis: Meyyis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Maaf, Nona Rara. Apa saya bisa mewakili bos saya, dia sedang tidak konsen. Sebaiknya Anda kirim filenya ke kami biar bisa kami pelajari.” Tidak lama Bayu bergabung kembali dengan mereka.

“Maaf, ya? Sampai mana rapatnya?” Bayu menghempaskan tubuhnya di kursi, sedangkan Rara pamit ke toilet untuk buang air kecil.

Saat Rara ke toilet, sekretarisnya Ajisaka juga mengikuti. Dia paham bahwa bosnya tersebut sepertinya menyukai Rara.

 “Nona Rara,” panggil Davina.

 “Nona Davina,” sapa Rara.

 “Sepertinya kita terlalu kaku. Bagaimana kalau kita tinggalkan sejenak ke formaan dan mencoba menjadi pribadi yang hangat.” Rara menoleh ke arah Davina.

“Begitu juga boleh, apakah rapat ini akan segera diselesaikan tanpa hasil? Atau memang akan diselesaikan lain hari.” Melihat Ajisaka yang sepe

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ojol Menantu CEO   Gugup

    “Tidak! Aku ingin move on.” Ajisaka menyesap kopinya.“Oke, aku akan coba bantu bilang sama Pak Handoyo sebagai sang ayah, tapi kalau ketahuan kamu hanya ingin menjadikan Rara sebagai pelarian saja, aku orang pertama yang akan membunuhmu.” Ajisaka mengangguk.Bayu mencolek tangan Ajisaka ketika dua sekretaris itu terlihat berjalan mendekati meja. Dua sekretaris itu sudah kembali kemeja makan. Mereka mulai makan sambil sesekali melemparkan candaan. Kecuali Rara yang hanya diam saja. Setelah selesai makan, mereka membahas tentang proyek tersebut. Namun beberapa kali Ajisaka tidak konsentrasi sehingga Bayu menyarankan untuk menunda rapat antara mereka. Bayu menggelengkan kepalanya. “Mungkin memang Ajisaka ada rasa dengan Rara,” batin Bayu.“Oke, rapat hari ini kita sudahi, aku juga sudah Lelah. Hari ini bangak sangat yang harus diurus. Ra, kamu ‘kan satu ar

  • Ojol Menantu CEO   Hampir Saja

    “Tidak sama sekali, tidak merepotkan. Lagi pula kita searah, kok. Bahkan rumahku lebih jauh dari rumahmu. Tapi kita mengantarkan Davina dulu ke rumahnya nggak papa ‘kan?” Rara mengangguk tanda setuju. Walau sebenarnya penuh dnegan kegamangan. Jujur Saja Ini pertama kali setelah Bayu dia dekat dengan orang yang memiliki posisi bagus di perusahaan. Bukan dia silau, namun sangat takut di cap sebagai aji mumpung. Rara tidak punya banyak teman, dia sudah menjadi bahan gossip di semua lini di kantor. Jangan sampai kedekatannya dengan Ajisaka juga menambah daftar gossip yang dia ciptakan. Selain itu, menurut kabar burung yang diterima, para Bos itu selalu meminta lebih ketika berdekatan dengan wanita. Mereka akhirnya bersama dalam diam. Hanya Davina yang sesekali melemparkan candaan dan dibalas oleh mereka dengan senyuman. Aji merasa sedikit kesel karena hanya menjadi obat nyamuk saat Davina dan juga Rara terlibat pembicaraan. Mereka bahkan tertawa ceria Ajisaka meli

  • Ojol Menantu CEO   PDKT

    Hai Readers ... mana suaranya? Kok nggak kedengeran?“Awas!” Ajisaka banting stir ke kiri.“Kan hampir saja aku jatuh dan hampir juga kita celaka. Ini bahaya, loh.”“Oke, aku akan menepi sebentar. Kamu pindah.” Akhirnya Ajisaka menepi, membuat Rara terpaksa turun dan berpindah ke depan mengikuti kemauan Ajisaka. Jangan ditanya, efek dari hampir kecelakaan tadi. Rara masih saja bergemuruh dadanya.Ajisaka menepikan mobilnya sehingga Rara pindah ke depan lelaki itu menyunggingkan senyumnya melihat Rara yang duduk di sampingnya. Tangan kiri Ajisaka meraih radio tip dan memutar lagu, mengganti lagu menjadi lagu romantis. Karena dari tadi yang berdendang adalah lagu-lagu broken heart kesukaan dari sekretarisnya, yaitu Davina. Sejujurnya Ajisaka memang kaku dan lurus. Maka dari itu kemungkinan Sabrina tidak menyukainya. Teta

  • Ojol Menantu CEO   Bayangan

    “Tidak ada, lain kali bolehkan jika aku kenalan sama Ayah kamu?” Rara mengangguk. Tidak terasa sudah sampai rumahnya. Rara tersenyum dan berterima kasih. Sebelum dia turun, Ajisaka mencegahnya.Hai Readers, komen dong. Biar aku semangat.“Boleh kita ketemu lagi?” Lelaki itu seperti tidak rela berpisah.“Ya memang harus ketemu lagi, kita ‘kan terlibat proyek, Mas?” Ajisaka tiba-tiba merasa bodoh ada di dekat wanita itu.“Pak Bayu nganterin kamu, Nduk.” Rara melonjak ketika ayahnya Tuan Handoyo menegurnya.“Ah, Papa. Bikin kaget aja. Bukan Pak Bayu, Pa. Tapi temennya hati-hati lho, Nduk? Sama orang-orang kaya itu.” Lelaki paruh baya itu memperingatkan anaknya.“Iya, Pa. Ini juga kalau nggak Pak Bayu yang maksain untuk nganterin aku juga, aku nggak mau. Masa iya

  • Ojol Menantu CEO   Tenang Saja

    Hai Readers apa kabar? Kalian baik 'kan? Komen yuk.Lain Rara lain pula Ajisaka, dia menyetir sedikit ngebut untuk bisa sampai ke rumahnya. Rasanya dia ingin ngobrol banyak dengan Bayu tentang perkembangan PDKT-nya dengan asistennya tersebut. Senyum sumringah Ajisaka luntur ketika melihat siapa yang tengah bermain dengan Putri kecilnya.“Sudah pulang, Mas.” Ajisaka tidak merespon.“Elsa Sudah mandi, Sayang?” Anak berumur enam tahun itu berlari dan membenturkan tubuhnya ke arah lelaki yang disebutnya papa. “Sudah, Papa. Di dimandiin sama Mbok Darmi.” Ajisaka membuang wajahnya, untuk menyembunyikan marah.“Sabrina, Sabrina bahkan memandikan anak saja dia tidak mau ,” batin Aji.“Ya sudah, Papa istirahat dulu, ya, Sayang. Papa masih kotor.” Ajisaka melenggang pe

  • Ojol Menantu CEO   Terbayang

    “Jadi kamu berpikir begitu? Oke baiklah. Aku lebih mantap menceraikanmu. Kou jangan khawatir, Kalau kau ingin rumah ini maka aku akan pergi dari sini.” Ajisaka melepaskan cekalan tangan Sabrina kemudian masuk ke dalam kamarnya. Sabrina hanya bisa tersenyum miring karena perubahan suaminya tapi sejurus kemudian dia menyesalinya.Sepertinya Rara memang sudah masuk ke dalam pikiran Ajisaka. Lelaki itu sekarang sedang melepas jasnya dan membuang asal ke arah keranjang pakaian. Tapi sekelebat terus saja, senyum Rara menghampiri pikirannya. Setelah itu menghempaskan tubuhnya di atas ranjang nomor satu itu. ranjang yang dulu menjadi saksi pergulatannya dengan sang istri. Rancang yang menjadi madu dan malam-malam penuh keindahan bersama Sabrina. Selalu dia rindukan saat berangkat kerja, dan tidak ingin beranjak saat tubuh seksi itu ada dalam pelukannya. Tapi sekarang, tidak lagi.Dia menepuk kepalanya sendiri karena lup

  • Ojol Menantu CEO   Pertemuan

    “Ya nggak papa, Mas.” Sabrina yang menjawab.“Nadia? Bagaimana?”“Iya, Pa. Nggak apa-apa.” Ajisaka mencium kening Nadia kemudian melenggang pergi.Ajisaka melenggang pergi keluar rumah. Dia menaiki mobil mewahnya untuk pergi ke restoran yang ingin dikunjungi. Dengan sedikit bersiul dia memutar lagu-lagu, lagu Jatuh Cinta sebagai perwakilan dari hatinya. Setelah yakin itu restoran yang ingin dituju, maka dia memarkirkan mobilnya dan turun untuk menuju masuk ke dalam restoran itu. Sepertinya sebuah kebetulan yang cantik, di sana sudah ada Rara Dan juga ayahnya.“Assalamualaikum,” sapa dari Ajisaka. Rara melonjak karena kaget, sedang Handoyo hanya menatap mengernyitkan dahi.“Waalaikumsalam.” Jawab Handoyo dan Rara hampir bebarengan.“Selamat malam, Om. Boleh saya bergabung

  • Ojol Menantu CEO   Rencana Licik

    Esok harinya, Sabrina mulai beraksi. Dia mencari informasi sedetail-detailnya tentang wanita yang dekat dengan suaminya. Rasanya, dia ingin mencekik wanita itu. Dia mengenakan topi lebar untuk menyamarkan wajahnya. Dia duduk diam di seberang jalan, menunggu Rara untuk keluar.Dari kejauhan, Sabrina melihat Rara keluar. Dia belum beraksi, hanya masih menyelidiki saja. Terlihat Rara dengan seorang laki-laki keluar dari gedung itu. Dia mengikuti dari belakang.“Dia dengan siapa, ya? Mungkin bosnya. Kau tidak akan lolos dariku, wanita sundal. Kamu sudah membuat ATM berjalanku berpaling padamu.” Sabrina tersenyum miring. Wanita itu mengikuti mobil yang membawa serta Rara dan juga lelaki itu. Lelaki yang tampak gagah dan kaya. Sabrina tiba-tiba ingin sekali memiliki lelaki itu. Sepertinya, kalau dia melepaskan Ajisaka tidak masalah, tapi akan sebaiknya mendapatkan lelaki tinggi tegap itu. Juga sepertinya lebih kaya dari suaminya itu.

Bab terbaru

  • Ojol Menantu CEO   Gaun Pengantin

    “Lihatlah Davin melongo,” bisik Rania. Apa ada yang salah? Apakah dia tahu jika belakang gaun ini terdapat banyak peneliti aku tiba-tiba tidak percaya diri.POV Davin“Ada apa?” tanyaku. Penasaran masih juga menggerayangi jiwaku. Aku tahu kekasihku itu hanya meggodaku. Ia memang membuat aku sangat gemas kepadanya. “Dilarang bertanya,” katanya. “Biar aku yang menyetir. Matamu begitu merah, kamu boleh tidur,” ucapnya. Aku tahu ia adalah kekasihku yang super pengertian. Jika tidak begitu, mana mungkin aku tergila-gila padanya. Biar aku lihat lagi, ada apa sebenarnya di matanya? Ia selalu membuatku tidak dapat berpaling darinya.“Tidak,” ucapku. Aku laki-laki, kalau hanya bertahan sebenatar sampai kantor, masa tidak bisa? Ah, Dia keras kepala. Punggungku didorong ke arah kursi penumpang di samping kemudi. Setelah itu ia segera berlari memutar untuk masuk ke ruang kemudi.“Hari ini aku yang akan menjadi sopirmu. Itu kejutan pertamanya.” Ia tersenyum sambil mengenakan sabuk pengaman. Bib

  • Ojol Menantu CEO   Gaun Pengantin

    “Maafkan aku, Cinta. Ini yang aku takutkan. Aku lelaki dewasa dan membutuhkan ini.” Aku kembali membungkus tubuhnya dengan selimut walau sejujurnya aku ingin melanjutkan. “Kuharap kamu mengerti. Tolong ….” Aku pergi meninggalkannya yang meringkuk di dalam selimut.***Meyyis***POV Shasha Jam dinding berbentuk kepala kelinci sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi aku segera bersih-bersih untuk melaksanakan salat malam yang tinggal beberapa menit lagi waktunya, menuju ke subuh. Setelah salat malam dan sedikit dzikir mulai terdengar suara azan. Aku melaksanakan salat dua rakaat dan keluar dari kamar untuk sekedar olahraga pagi. Davin sudah siap di taman belakang, melakukan pemanasan tanpa banyak bicara. Aku menyusulnya dan melakukan pemanasan juga. “Mau cobain kita jogging di trek taman depan?” tanyanya.“Yuk, aku ingin membeli sarapan,” ucapku.“Pingin sarapan apa?” tanyanya. “Bubur ayam di tepian itu sepertinya enak.” Davin mengangguk.“Baiklah, sebentar aku ambil dompet dulu.” Lelakiku

  • Ojol Menantu CEO   Kamu Manis (21+)

    “Kamu sangat … please jangan seperti ini. Aku bisa mati penasaran.” Aku menggoyangkan telunjukku tanda memberinya kode bahwa dia tidak akan mendapatkan jawabannya sekarang. Ia terlihat kesal, akan tetapi menurut. Sebenarnya, aku sedikit merasa kasihan tetapi juga merasa senang, bisa sekali-kali ngerjain dia.***Meyyis***POV DAVINSetelah pesta usai, kami tentu pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Sasha membuatku jengkel. Apa ia sudah tidak cinta lagi? sepertinya berubah, hal itu menjadi sering uring-uringan karena takut kehilangan dia. Leboh baik aku menghindar saja, biar ia merasa. Kalau tidak merasa juga, berarti memang sudah tidak mencintaiku. Apakah ada orang lain? Tidak mungkin … ia mencintaiku. Aku menghempaskan pikiran jahat yang menguasaiku.Dia memegang tangan, aku tahu itu trik untuk mengelabuhi, lebih baik aku menghempaskan tangannya saja. Tapi aku rindu memeluk tubuhnya, harum tubuhnya terutama bibirnya yang membuatku mabuk

  • Ojol Menantu CEO   Penasaran

    “Kamu mau mengatakannya atau mendapatkan hukuman dariku.” Davin akan menciumku kembali, akan tetapi aku dorong. “Tidak malam ini. Aku tidak akan mengalah padamu. Kalau kamu memberi hukuman, berarti tidak akan aku beritahu apa yang aku persiapkan.” Aku tahu ia sangat kesal. Biarkan saja.***Meyyis***POV Shasha“Kamu memang benar-benar,” tutur Davin. Ia merasa sangat kesal dengan sang keksih, tapi juga gemas.“Oke, kali ini kamu harus kalah, dan harus mengalah aku ….” Kedua lengaku, lepas dari leher Davin, dan berhasil kabur darinya. “Biarkan saja ia kesal. Makanya jadi orang jangan suka ngambil kesimpulan cepat.” Aku menutup pintu kamar dan menguncinya. Suara tutukan sepatu terdengar menjauh dari kamarku. Aku yakin lelakiku itu akan berpikir sepanjang malam dan tidak bisa tidur. Biarkan saja, aku sangat suka menggodanya seperti itu.Esok hari, telah tiba sebelum ayam berkokok. Davin sudah mengetuk pintu kamarku. Aku yang baru saja bangun tidur bahkan belum sempat mencuci wajah, m

  • Ojol Menantu CEO   Davin Ngambek

    Tepuk tangan menggema di taman itu. Setelah sesi tukar cincin, maka selanjutnya mereka berjalan turun dari pelaminan untuk menemui tamu. Aku sudah siap dengan keranjang kalau mawar untuk ditaburi sepanjang jalan. Sampai di ujung karpet, Elsa melempar buket bunga. Kami berdesakan agar mendapatkan buket itu.***Meyyis***POV ShashaSetelah pesta berlangsung aku dan Davin pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Davin menjadi sering uring-uringan. Aku tidak tahu kenapa? Bahkan hari ini dia dua kali marah. Davin memang berbeda dengan orang lain, dia kalau marah lebih suka diam. Ditanya diam dan menghindar. Aku mengingat-ingat salah apa hari ini, tetapi tidak juga menemukan kesalahanku. Kami sudah memasuki mobil untuk pulang ke rumah. Aku bermaksud untuk mengajaknya bicara sekarang, karena kami dalam wilayah santai sehingga akan sangat mudah berbicara dengannya.Aku memegang tangannya, akan tetapi Davin menghempaskan tanganku. Aku memilih untuk t

  • Ojol Menantu CEO   Lempar Bunga

    Aku tahu papa juga terharu melihat putri pertamanya sudah melangkah ke jenjang selanjutnya. Meskipun Papa menginginkan ini, aku yakin sebagai seorang ayah lelaki itu merasa dirampok ketika putrinya akan dinikahi oleh lelaki mana pun. Bisa dibilang, hati dan cintanya akan direbut oleh lelaki lain walaupun dalam konotasi yang berbeda.***Meyyis***POV ShashaPapa adalah orang Jawa tulen. Meskipun sekarang berada di Singapura, ia menghendaki suara gamelan, alih-alih lagu romantic. Maka saat Elsa keluar, walaupun menggunakan gaun bertema internasional, akan tetapi suara gamelan mulai terdengar. Hatiku ikut merasa tersenyum mendengar suara music pentatonic itu. Betapa indahnya, sebuah musik yang menjadi ciri khas Nusantara tersebut yang telah mengakar pada budaya kita.Aku menjadi pengiring pengantin mengikuti langkah pengantin dari belakang. Setelah sampai ke pelaminan, Papa menyerahkan tangan pada Arya yang sudah berdiri di atas pelaminan dengan jas putih yang menawan. Rambutnya tertata

  • Ojol Menantu CEO   Elsa Menikah

    “Aku bawa ke rumah Davin. Di rumahnya akan banyak kesedihan jika ia melihat kamar mama.” Aku tahu karena kekasihku itu sudah bicara sebelumnya. Aku tersenyum dengan interaksi kedua orang itu. Setelah mengetahui yang dibicarakan Arya, aku memilih hengkang dari tempatku mengintip.***Meyyis***POV ShashaIni adalah pernikahan yang diimpikan oleh Elsa setelah banyak rintangan dengan Arya. Hari ini saatnya kedua sejoli itu melangkah ke jenjang selanjutnya, mengikat janji suci dalam ikatan pernikahan. Bunga-bunga bernuansa putih sudah menghiasi nuansa taman golf tersebut.Pernikahannya dilakukan di Singapura karena mama dan papa berada di sini. Wanita yang menjadi kakakku dari ibu yang berbeda itu, kini sudah mengenakan gaun putih dengan hiasan kepala yang menjuntai. Dia sangat cantik dan menawan. Lekuk tubuhnya yang indah, tinggi badannya yang menjulang dan semampai membuatnya bak model.“Kak, kamu sangat cantik.” Aku memandang lekat ke mata indah kakakku itu. “Benarkah? Aku masih tidak

  • Ojol Menantu CEO   Pria Berkualitas

    Aku ke dapur untuk membuat yang kupikirkan itu. Setelah dua sendok sereal masuk ke gelas, dua sendok susu coklat masuk juga. Air panas segera meluncur untuk menyatukan keduanya. Aroma khas coklat semakin memperparah rasa laparku. Aku mulai meniup makanan itu, menyendoknya mengarahkan ke mulut. Hmmm … ini lebih nikmat. Sesuap demi suap makanan itu tandas meluncur ke perutku. Ini lebih dari cukup.***Meyyis***POV DAVINTeleponku berbunyi. Aku tersenyum saat di layar terlihat Sayangku memanggil. Langsung saja tombol terima aku usap.“Iya, Sayang.” Sapaan terakhir tidak akan pernah lupa agar wanitaku itu merasakan bahwa aku memang sangat menggilainya.“Bagaimana korbannya?” tanyanya. Aku tahu, hanya alasan saja bertanya tentang korban kecelakaan yang sedang kami urus. Akan tetapi aku paham bahwa sebenarnya ia sangat ingin bersamaku.“Kamu kangen sama aku?” Langsung saja aku tembak dengan perkataan begitu agar ia makin berbunga-bunga. Aku yakin saat ini perutnya penuh dengan taman bunga y

  • Ojol Menantu CEO   Tidak Apa-apa

    “Aku melihat korban penuh darah, Sha. Bagaimana keadaannya. Ia kasihan banget. Seandainya kita satu mobil saat itu, Arya akan lebih tenang memandangku. Aku yang salah.” Aku ingin tertawa rasanya. Bagaimana bisa Arya menyetir sambil memandang Elsa. Pantas saja kecelakaan.***Meyyis***POV Shasha“Kamu kok malah ketawa?” Elsa menghapus air matanya.“Maaf … aku tertawa karena itu lucu, Kak. Arya benar-benar mencintaimu. Aku akan cari tahu untukmu bagaimana keadaan dari korban.” Aku mengelus pundak Elsa. Setelahnya, menelepon Davin untuk mengetahui keadaan sang korban.“Iya, Sayang.” Suara Davin memang selalu bikin baper.“Bagaimana korbannya?” tanyaku.“Kamu kangen sama aku?” ‘Kan? Dia memang selalu begitu. Tapi … sebenarnya kangen juga, sih?“Jangan mengalihkan perhatian. Bagaimana keadaannya. Elsa masih ketakutan.” Davin terdengar tertawa sedikit.“Dia sudah ditangani. Bilang sama kakakmu tenang saja. Arya sedang diintrogasi. Tim legal dari kantornya juga sudah datang untuk membebaska

DMCA.com Protection Status