Share

Kesepian

“Kamu benar, kebersamaan seperti ini sangat langka. Apalagi, Rara akhir-akhir ini meeting sampai larut.” Aji memandang ke arah Rara. Seakan dia meminta konfirmasi. Tapi Rara hanya mengembuskan napas saja. Sepertinya, memang Rara benar-benar sibuk.  Ajisaka tidak lagi meminta konfirmasi. Embusan napas lelahnya, sudah membuktikan bahwa yang dia katakan memang benar.

Di meja makan terhidang masakan Jawa kesukaan Handoyo. Namun, karena masakan banyak berlemak, lelaki sepuh itu tidak berani makan banyak. “Aku terkadang merasa kesepian.” Handoyo mengatakan sesekali terdengar bunyi dentang sendok. Yang  menyapa piring warna putih itu. Setelah Rara bergabung dengan perusahaan, praktis memang dia jarang sekali menemani sang ayah.

 “Benarkah?Aku akan menemani Om malam ini. Kita main catur.” Rara memutar bola matanya. Sebenarnya, dia juga sudah mulai menyukai Ajisaka. Hanya saja, batinnya tidak mau men

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status