Home / CEO / Ojol Menantu CEO / Salah Paham

Share

Salah Paham

Author: Meyyis
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Baik, Nyonya. Segera akan saya kirim biodatanya.” Neo  permisi untuk berlalu. Eliana memandang  nyalang ke arah kepergian orangnya tersebut.

Jangan pernah bermain-main dengan orang yang dekat dengan Eliana. Kalau kamu memang baik, berarti lolos uji verivikasi. Tapi jika ada celah saja untuk menyakiti Rara. Pasti pisau cincang akan siap mencincang daging manusia.

Neo segera mencari data tentang Ajisaka. Dia mencari via web perusahaan maupun beberapa data yang dia cari manual. Neo seperti seorang detektif membuntuti Ajisaka. Hingga dia sampai pada restoran siang itu.

“Mas, mari kita bicara!” Sabrina menemui Ajisaka. Neo memfotonya.

“Apa lagi? Kalau kamu mau ketemu sama Elsa, dia ada di rumah.” Ajisaka ingin bangkit, namun ditahan oleh Sabrina.

“Mas, bisakah kamu sedikit memberikan ruang untuk kita? Kes

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ojol Menantu CEO   Membujuk

    “Hampir saja, Ra jangan marah! Aku tidak ada apa-apa dengan Sabrina. Dia sudah menjadi masa laluku.” Ajisaka sampai di lobi perusahaan. Dia bahkan keluar mobil, tidak mematikan mesin. Untung saja, satpam langsung mengambil alih kemudi.“Ra, kamu masih di sini? Aku menunggumu.” Rara hanya memandang dater sebentar, kemudian kembali ke pekerjaannya.“Ra, katakan sesuatu jangan seperti ini!” Ajisaka mencondongkan tubuhnya, sehingga Rara mengembuskan napas lelah.“Tuan Ajisaka, tolong jangan ganggu saya. Saya sedang bekerja!” Rara mulai kesal.“Aku akan terus mengganggumu. Apa tadi kamu datang ke restoran sebenarnya?” Rara melepas kaca matanya, kemudian memandang lurus ke arah Ajisaka.“Tidak, untuk apa?” Ajisaka mengerutkan keningnya.“Kalau kamu tidak datang, alasan kamu marah apa?&rdq

  • Ojol Menantu CEO   Berjuang

    “Apa yang kamu inginkan?” Bayu terkekeh. Sebab, Ajisaka memang tidak pernah membawa apalagi memesan nasi box. Lelaki itu lebih senang makan di area restoran langsung.“Tidak ada, aku beli tiga box nasi.” Ajisaka mengangkat box nasi itu.“Ayolah, Ji. Aku bahkan lebih mengenalmu dari pada bayanganmu sendiri. Ada apa?” Bayu duduk di sebelah Ajisaka yang baru meletakkan kotak berisi makan siang itu.“Rara marah, aku butuh bantuanmu.” Bayu terkekeh.“Sudah kuduga, memang apa masalahnya?” Ajisaka mulai membuka kotak makan untuknya, dan memberikan untuk Bayu. Bayu mengambil sumpit yang sudah ada di dalamnya, karena menu makan siang memang spageti.“Rara melihat aku dengan Sabria, dan posisi kami tidak menguntungkanku.” Bayu memandang Ajisaka, meminta penjelasan yang lebih detail.&

  • Ojol Menantu CEO   Baikan

    “Dia yang menciderai pernikahan kita, Bay. Aku berusaha untuk keluarga, tapi dia?” Ajisaka berjalan ke arah kaca yang menampilkan pemandangan elok gedung berbaris di kota megapolitan itu.“Aku mengerti, Ji. Lebih baik, selain membujuk Rara, kamu juga mengintimidasi Sabrina. Sebab kalau tidak, bukan tidak mungkin, usaha mendekati Rara sia-sia.” Bayu menepuk pundak Ajisaka.“Pak, saya butuh tanda tangan Bapak segera.” Ajisaka dan Bayu kompak menoleh. Sejak kapan Rara ada di sana? Ajisaka mengusap wajah dengan kasar.“Oh, iya.” Bayu berjalan meninggalkan meja untuk membubuhkan tanda tangan ke dokumen yang Rara bawa. “Ra, kalian bicara sebentar di sini. Aku akan keluar. Masalah tidak baik berlarut-larut, jangan menduga-duga.” Rara akan menolak, namun Bayu sudah berbalik dan keluar dari ruangan, mengunci pintunya dan membawa kunci ruangan tersebut.

  • Ojol Menantu CEO   Rencana

    “Ck, belajar menjadi pria sejati. Aku masih lajang, masak begitu cara melamarnya?” Rara bangkit dan ingin keluar ruangan Bayu, tapi tidak bisa karena di kunci.“Hanya Bayu yang bisa membebaskanmu.” Ajisaka menangkap lengan Rara. Bayu datang membuka pintu. Ajisaka gelagapan dengan posisinya yang kurang menguntungkan baginya. Lelaki berparas tampan itu menggeruk kepala belakangnya, kemudian kembali duduk di sofa. “Aku tunggu,” ucap Rara. Dia berlalu meninggalkan ruangan Bayu.“Coba aku tebak, kalian baikan?” Ajisaka hanya tersenyum malu, bagai anak gadis yang mendapatkan lamaran dari seorang pria.“Belum, tapi lebih baik. Aku butuh bantuan ide darimu.” Bayu mengedikkan bahu.“Katakan,” ucap Bayu.“Dia minta lamaran yang romantis. Kau tahu sendiri, aku tidak bisa romantis.&rdquo

  • Ojol Menantu CEO   Romantisnya

    “Suasana romantis, perkataan romantis, perasaan romantis, akan membuat wanita bahagia dan mengenangnya seumur hidup. Wanita itu menyukai hal-hal yang berbau romantis. Mereka sangat suka dipuji dan dimanjakan.” Ajisaka mengerutkan kening.“Bukan itu terkesan menggombal?”“Wanita suka itu.” Aji mengangguk.Mereka sibuk dengan rencana mereka, ada banyak bunga yang sudah disusun dari mulai masuk ke rumah, hingga depan rumah. Rencana lamaran akan diadakan di depan rumah Rara sendiri. Konsepnya, tentu saja hanya Han yang tahu. Aji hanya menjalankan perannya sesuai dengan skrip. Mereka berdua menjalankan peran masing-masing.“Hufff … butuh perjuangan.” Handoyo terkekeh mendengar sedikit keluh dari Ajisaka.“Tentu saja, aku sama ibunya dulu, bukan hanya sekali. Namun berkali-kali. Yang ke lima belas, baru mau menerima. Itu juga

  • Ojol Menantu CEO   Diterima atau Tidak, Ya?

    “Jangan seperti ayah, suka menggombal.” Rara mulai menguap dagingnya. Sedangkan Ajisaka merasa, Handoyo memang benar. Aura Rara keluar setelah dia mengumandangkan kata-kata romantis.“Aku akan memberikan kata-kata romantis setiap hari jika kau menginginkannya, Cinta.” Ajisaka mengangkat garpunya dan memberikan kepada Rara. Rara menyambut daging itu dengan mulutnya. Rasanya sangat bahagia. Mereka makan sampai kenyang. Setelahnya, Ajisaka mengeluarkan cincin lagi. Dia berjongkok dan memegang tangan Rara.“Ra, aku sudah berusaha untuk menjadi sedikit romantis. Hmmm, pertanyaanku kali ini masih sama. Apakah kamu mau menikah denganku?”HeningHanya suara gesekan biola dari tape recorder yang terdengar. Keringat Ajisaka mengucur. Dia sangat takut kalau Rara tidak menerimanya.“Apakah ucapanmu itu sungguh-sungguh? Kamu belum mengenalku secara de

  • Ojol Menantu CEO   Seson II

    Sebagai informasi, karena Ojol Menantu CEO Seasion I sudah selesai, maka akan Meyyis lanjut dengan season II, cerita tentang anak-anak mereka.Diceritakan, Davin dan Devan adalah anak kembar dari Bayu dan Eliana. Wajahnya sangat mirip dan sangat populer. Namun keduanya memiliki sifat yang bertolak belakang. Devan dengan gayanya ytang cool dan ramah pada semua orang, sedang Davin dengan gayanyanya yang cuek, pendiam dan cenderung tertutup. Namun, Davin lebih taat aturan ketimbang Devan. Devan sering kali membuat masalah, namun Davin selalu membantunya. Mereka juga sering kali bertukar peran. Devan dan Davin sangat populer di sekolah. Hampir semua perempuan mengidolakannya.Sedangkan anak Irwan dan Nilam perempuan. Dia adalah anak yang cenderung manja, oleh karena itu mereka berdua sering kali melindungi dia. Mereka sengaja memilih rumah yang satu kompleks, karena nenek dan kakek mereka tidak mengijinkan untuk pindah jauh. Syafira Aila I

  • Ojol Menantu CEO   Hari Pertama

    POV Devan“Devan! Masya Allah … kamu masih tidur?” Mama berteriak, seperti biasa, aku akan meringkuk lagi masuk ke dalam selimut. Untuk lari pagi bagiku merupakan suatu siksaan. Olahraga, mengapa harus sepagi ini? Aku biasa olahraga, tapi siang sampai sore.“Mama, apaan, sih?” Lebih baik aku masuk kembali ke dalam selimut dan menutup seluruh tubuhku. Sudah biasa juga mama ngomel mirip gerbong kereta ekspres. Nggak putus-putus.“Apaan? Bangun dan mandi. Kamu itu, lihat Davin sudah pergi lari pagi dengan Aila. Bangun!” Mama Eliana menarik selimutku. Sepertinya, Davin baru saja kembali.“Devan! Mau bangun tidak? Mama hitung, kalau nggak bangun ….” Seperti biasa, mama akan mengancam.“Iya, iya Mamaku yang seksi. Aku bangun!” Aku bangkit dan memeluk mama.“Jaga tingkahmu, kamu sudah gede. Buruan mandi!” Mam

Latest chapter

  • Ojol Menantu CEO   Gaun Pengantin

    “Lihatlah Davin melongo,” bisik Rania. Apa ada yang salah? Apakah dia tahu jika belakang gaun ini terdapat banyak peneliti aku tiba-tiba tidak percaya diri.POV Davin“Ada apa?” tanyaku. Penasaran masih juga menggerayangi jiwaku. Aku tahu kekasihku itu hanya meggodaku. Ia memang membuat aku sangat gemas kepadanya. “Dilarang bertanya,” katanya. “Biar aku yang menyetir. Matamu begitu merah, kamu boleh tidur,” ucapnya. Aku tahu ia adalah kekasihku yang super pengertian. Jika tidak begitu, mana mungkin aku tergila-gila padanya. Biar aku lihat lagi, ada apa sebenarnya di matanya? Ia selalu membuatku tidak dapat berpaling darinya.“Tidak,” ucapku. Aku laki-laki, kalau hanya bertahan sebenatar sampai kantor, masa tidak bisa? Ah, Dia keras kepala. Punggungku didorong ke arah kursi penumpang di samping kemudi. Setelah itu ia segera berlari memutar untuk masuk ke ruang kemudi.“Hari ini aku yang akan menjadi sopirmu. Itu kejutan pertamanya.” Ia tersenyum sambil mengenakan sabuk pengaman. Bib

  • Ojol Menantu CEO   Gaun Pengantin

    “Maafkan aku, Cinta. Ini yang aku takutkan. Aku lelaki dewasa dan membutuhkan ini.” Aku kembali membungkus tubuhnya dengan selimut walau sejujurnya aku ingin melanjutkan. “Kuharap kamu mengerti. Tolong ….” Aku pergi meninggalkannya yang meringkuk di dalam selimut.***Meyyis***POV Shasha Jam dinding berbentuk kepala kelinci sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi aku segera bersih-bersih untuk melaksanakan salat malam yang tinggal beberapa menit lagi waktunya, menuju ke subuh. Setelah salat malam dan sedikit dzikir mulai terdengar suara azan. Aku melaksanakan salat dua rakaat dan keluar dari kamar untuk sekedar olahraga pagi. Davin sudah siap di taman belakang, melakukan pemanasan tanpa banyak bicara. Aku menyusulnya dan melakukan pemanasan juga. “Mau cobain kita jogging di trek taman depan?” tanyanya.“Yuk, aku ingin membeli sarapan,” ucapku.“Pingin sarapan apa?” tanyanya. “Bubur ayam di tepian itu sepertinya enak.” Davin mengangguk.“Baiklah, sebentar aku ambil dompet dulu.” Lelakiku

  • Ojol Menantu CEO   Kamu Manis (21+)

    “Kamu sangat … please jangan seperti ini. Aku bisa mati penasaran.” Aku menggoyangkan telunjukku tanda memberinya kode bahwa dia tidak akan mendapatkan jawabannya sekarang. Ia terlihat kesal, akan tetapi menurut. Sebenarnya, aku sedikit merasa kasihan tetapi juga merasa senang, bisa sekali-kali ngerjain dia.***Meyyis***POV DAVINSetelah pesta usai, kami tentu pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Sasha membuatku jengkel. Apa ia sudah tidak cinta lagi? sepertinya berubah, hal itu menjadi sering uring-uringan karena takut kehilangan dia. Leboh baik aku menghindar saja, biar ia merasa. Kalau tidak merasa juga, berarti memang sudah tidak mencintaiku. Apakah ada orang lain? Tidak mungkin … ia mencintaiku. Aku menghempaskan pikiran jahat yang menguasaiku.Dia memegang tangan, aku tahu itu trik untuk mengelabuhi, lebih baik aku menghempaskan tangannya saja. Tapi aku rindu memeluk tubuhnya, harum tubuhnya terutama bibirnya yang membuatku mabuk

  • Ojol Menantu CEO   Penasaran

    “Kamu mau mengatakannya atau mendapatkan hukuman dariku.” Davin akan menciumku kembali, akan tetapi aku dorong. “Tidak malam ini. Aku tidak akan mengalah padamu. Kalau kamu memberi hukuman, berarti tidak akan aku beritahu apa yang aku persiapkan.” Aku tahu ia sangat kesal. Biarkan saja.***Meyyis***POV Shasha“Kamu memang benar-benar,” tutur Davin. Ia merasa sangat kesal dengan sang keksih, tapi juga gemas.“Oke, kali ini kamu harus kalah, dan harus mengalah aku ….” Kedua lengaku, lepas dari leher Davin, dan berhasil kabur darinya. “Biarkan saja ia kesal. Makanya jadi orang jangan suka ngambil kesimpulan cepat.” Aku menutup pintu kamar dan menguncinya. Suara tutukan sepatu terdengar menjauh dari kamarku. Aku yakin lelakiku itu akan berpikir sepanjang malam dan tidak bisa tidur. Biarkan saja, aku sangat suka menggodanya seperti itu.Esok hari, telah tiba sebelum ayam berkokok. Davin sudah mengetuk pintu kamarku. Aku yang baru saja bangun tidur bahkan belum sempat mencuci wajah, m

  • Ojol Menantu CEO   Davin Ngambek

    Tepuk tangan menggema di taman itu. Setelah sesi tukar cincin, maka selanjutnya mereka berjalan turun dari pelaminan untuk menemui tamu. Aku sudah siap dengan keranjang kalau mawar untuk ditaburi sepanjang jalan. Sampai di ujung karpet, Elsa melempar buket bunga. Kami berdesakan agar mendapatkan buket itu.***Meyyis***POV ShashaSetelah pesta berlangsung aku dan Davin pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Davin menjadi sering uring-uringan. Aku tidak tahu kenapa? Bahkan hari ini dia dua kali marah. Davin memang berbeda dengan orang lain, dia kalau marah lebih suka diam. Ditanya diam dan menghindar. Aku mengingat-ingat salah apa hari ini, tetapi tidak juga menemukan kesalahanku. Kami sudah memasuki mobil untuk pulang ke rumah. Aku bermaksud untuk mengajaknya bicara sekarang, karena kami dalam wilayah santai sehingga akan sangat mudah berbicara dengannya.Aku memegang tangannya, akan tetapi Davin menghempaskan tanganku. Aku memilih untuk t

  • Ojol Menantu CEO   Lempar Bunga

    Aku tahu papa juga terharu melihat putri pertamanya sudah melangkah ke jenjang selanjutnya. Meskipun Papa menginginkan ini, aku yakin sebagai seorang ayah lelaki itu merasa dirampok ketika putrinya akan dinikahi oleh lelaki mana pun. Bisa dibilang, hati dan cintanya akan direbut oleh lelaki lain walaupun dalam konotasi yang berbeda.***Meyyis***POV ShashaPapa adalah orang Jawa tulen. Meskipun sekarang berada di Singapura, ia menghendaki suara gamelan, alih-alih lagu romantic. Maka saat Elsa keluar, walaupun menggunakan gaun bertema internasional, akan tetapi suara gamelan mulai terdengar. Hatiku ikut merasa tersenyum mendengar suara music pentatonic itu. Betapa indahnya, sebuah musik yang menjadi ciri khas Nusantara tersebut yang telah mengakar pada budaya kita.Aku menjadi pengiring pengantin mengikuti langkah pengantin dari belakang. Setelah sampai ke pelaminan, Papa menyerahkan tangan pada Arya yang sudah berdiri di atas pelaminan dengan jas putih yang menawan. Rambutnya tertata

  • Ojol Menantu CEO   Elsa Menikah

    “Aku bawa ke rumah Davin. Di rumahnya akan banyak kesedihan jika ia melihat kamar mama.” Aku tahu karena kekasihku itu sudah bicara sebelumnya. Aku tersenyum dengan interaksi kedua orang itu. Setelah mengetahui yang dibicarakan Arya, aku memilih hengkang dari tempatku mengintip.***Meyyis***POV ShashaIni adalah pernikahan yang diimpikan oleh Elsa setelah banyak rintangan dengan Arya. Hari ini saatnya kedua sejoli itu melangkah ke jenjang selanjutnya, mengikat janji suci dalam ikatan pernikahan. Bunga-bunga bernuansa putih sudah menghiasi nuansa taman golf tersebut.Pernikahannya dilakukan di Singapura karena mama dan papa berada di sini. Wanita yang menjadi kakakku dari ibu yang berbeda itu, kini sudah mengenakan gaun putih dengan hiasan kepala yang menjuntai. Dia sangat cantik dan menawan. Lekuk tubuhnya yang indah, tinggi badannya yang menjulang dan semampai membuatnya bak model.“Kak, kamu sangat cantik.” Aku memandang lekat ke mata indah kakakku itu. “Benarkah? Aku masih tidak

  • Ojol Menantu CEO   Pria Berkualitas

    Aku ke dapur untuk membuat yang kupikirkan itu. Setelah dua sendok sereal masuk ke gelas, dua sendok susu coklat masuk juga. Air panas segera meluncur untuk menyatukan keduanya. Aroma khas coklat semakin memperparah rasa laparku. Aku mulai meniup makanan itu, menyendoknya mengarahkan ke mulut. Hmmm … ini lebih nikmat. Sesuap demi suap makanan itu tandas meluncur ke perutku. Ini lebih dari cukup.***Meyyis***POV DAVINTeleponku berbunyi. Aku tersenyum saat di layar terlihat Sayangku memanggil. Langsung saja tombol terima aku usap.“Iya, Sayang.” Sapaan terakhir tidak akan pernah lupa agar wanitaku itu merasakan bahwa aku memang sangat menggilainya.“Bagaimana korbannya?” tanyanya. Aku tahu, hanya alasan saja bertanya tentang korban kecelakaan yang sedang kami urus. Akan tetapi aku paham bahwa sebenarnya ia sangat ingin bersamaku.“Kamu kangen sama aku?” Langsung saja aku tembak dengan perkataan begitu agar ia makin berbunga-bunga. Aku yakin saat ini perutnya penuh dengan taman bunga y

  • Ojol Menantu CEO   Tidak Apa-apa

    “Aku melihat korban penuh darah, Sha. Bagaimana keadaannya. Ia kasihan banget. Seandainya kita satu mobil saat itu, Arya akan lebih tenang memandangku. Aku yang salah.” Aku ingin tertawa rasanya. Bagaimana bisa Arya menyetir sambil memandang Elsa. Pantas saja kecelakaan.***Meyyis***POV Shasha“Kamu kok malah ketawa?” Elsa menghapus air matanya.“Maaf … aku tertawa karena itu lucu, Kak. Arya benar-benar mencintaimu. Aku akan cari tahu untukmu bagaimana keadaan dari korban.” Aku mengelus pundak Elsa. Setelahnya, menelepon Davin untuk mengetahui keadaan sang korban.“Iya, Sayang.” Suara Davin memang selalu bikin baper.“Bagaimana korbannya?” tanyaku.“Kamu kangen sama aku?” ‘Kan? Dia memang selalu begitu. Tapi … sebenarnya kangen juga, sih?“Jangan mengalihkan perhatian. Bagaimana keadaannya. Elsa masih ketakutan.” Davin terdengar tertawa sedikit.“Dia sudah ditangani. Bilang sama kakakmu tenang saja. Arya sedang diintrogasi. Tim legal dari kantornya juga sudah datang untuk membebaska

DMCA.com Protection Status