Beranda / Romansa / Oh, My Grim / Perintah dari Pembina

Share

Perintah dari Pembina

Penulis: elhrln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Suara Grace kembali menggema dari arah halaman vila. Meminta para peserta pelatihan untuk kembali berkumpul di aula. Chloe beserta dengan dua perempuan yang sebelumnya bersimpati padanya—Marie dan Thea—berbondong-bondong pergi bersama dengan peserta perempuan lainnya menuju aula. Rupanya mereka berdua cukup asyik juga. Lebih menyenangkan dari yang Chloe pikir. Dan, kebetulannya adalah salah satu dari mereka, yaitu Thea, juga mendaftar sebagai sekretaris seperti halnya Chloe.

Sebelum agenda pemberian materi dimulai, para peserta diminta untuk terlebih dulu menyelesaikan makan malamnya. Andai para panitia acara tahu, jika materi diberikan setelah makan malam, itu justru akan membuat para peserta—termasuk Chloe—tidak akan fokus karena sudah terlanjur mengantuk.

“Jangan harap di sini ada mie instan,” celetuk Grace saat Chloe tengah mengambil lauk seorang diri. Sengaja memilih paling akhir, karena malas mengantri panjang.

Chloe ter

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
duh, Chloe.. mike ini sus bnahet
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Oh, My Grim   Halo, Chloe

    Di bawah langit malam yang menaunginya, Chloe terus melangkahkan kaki mengikuti Mike yang berjarak tiga langkah di depannya. Sengaja memberi cukup jarak, agar apabila Mike hendak bertindak macam-macam padanya, dia bisa langsung berbalik lari secepat mungkin menuju vila.Chloe berdengap ketika sadar di hadapannya kini sudah terpampang hamparan pepohonan berbatang besar serta sekumpulan semak belukar yang tampak tak terurus. Suasananya gelap, dingin, sepi, dan tentunya menyeramkan. Tidak ada tanda-tanda keberadaan anggota himpunan seperti yang diceritakan Mike sebelumnya. Suara Grace yang nyaring pun nyaris tak terdengar. Jujur sebagian hatinya menolak untuk melanjutkan. Ditambah lagi dengan semakin Chloe membawa dirinya masuk ke dalam hutan, semakin bergaung pula suara Juan di telinganya. Entah kenapa.Suara renyah patahan ranting berhasil membuyarkan lamu

  • Oh, My Grim   Misi Penyelamatan Juan

    Shit! Juan sontak bangun dari tidurnya. Menyambar hoodie yang tersampir di kursi beserta dengan aksesoris sabit miliknya yang tergeletak di atas meja. Untuk kali ini dia pastikan dirinya tidak lupa memakai sepatu sebagai alas kaki.Sambil mengenakan hoodie, Juan hendak terus berlari kalau saja Sam—sang ketua himpunan—tidak muncul di area kamarnya dan menyapanya.“Eh, Pak Juan, udah mau pulang, Pak?” tanyanya agak membungkuk sewaktu menyapa. “Soalnya tumben Pak Juan habis kasih sambutan ngga langsung pulang,” lanjutnya tersenyum.Juan berdeham. Merilekskan anggota

  • Oh, My Grim   Konsekuensi

    “Chloe!”Seperti biasa Grace-lah yang pertama kali menyerukan nama Chloe di kala dirinya menemukan temannya itu sedang tertimpa sesuatu yang buruk. Perempuan berjaket semi parka abu-abu itu tergopoh-gopoh berlari mendekati area batas hutan dengan sebuah senter menyala di tangannya. Disusul beberapa orang yang berlarian di belakangnya.“Ya Tuhan.” Grace menangkup mulutnya. Tak percaya.“Kamu ambil kunci mobil saya di dalam kamar,” titah Juan pada Grace. Suaranya terdengar lelah. Walau begitu, Juan masih terus berjalan dimana beberapa pasang mata menatapnya penuh tanda tanya.Grace tampak panik saat melihat Chloe meringkuk tak sadarkan diri di atas kedua tangan Juan. Belum lagi kondisinya yang begitu kotor, terdapat luka merah dan melepu

  • Oh, My Grim   Mengelak Apa Lagi?

    Lagi-lagi Chloe merasakan pusing yang luar biasa hebat di kepalanya. Berdenyut-denyut bagaikan tertekan oleh sesuatu yang sayangnya tidak bisa dia lihat. Penglihatannya gelap. Ada rasa panas yang tiba-tiba dia rasakan di sekitar leher bagian depan dan merambat hingga ke tengkuk. Berlanjut menjalar ke belakang kepala, lalu Chloe rasakan adanya sentuhan kasar perlahan demi perlahan bergerak menuju bagian depan wajahnya. Sesuatu itu mengusap pipinya, dahinya, matanya, dan wajah pucat Mike yang menyeringai spontan muncul tepat di depan matanya.Chloe terlonjak tanpa suara. Napasnya memburu. Jantungnya berpacu. Sedetik kemudian dia menyadari jika dirinya sudah berada dalam posisi duduk. Ketika kelopak matanya terbuka, seketika matanya langsung diterpa oleh sekumpulan cahaya terang hingga membuat pupil matanya mengecil untuk membatasi cahaya yang masuk. Beberapa kali dia mengerjap untuk memastikan bahwa apa yang

  • Oh, My Grim   Pengakuan Ala Juan

    Tidak pernah sama sekali terlintas di kepala Juan, bahwa identitasnya akan diketahui oleh mahasiswanya sendiri. Memang identitas diketahui manusia bukanlah suatu pantangan bagi grim reaper. Lagi pula, kalaupun Chloe tahu, lalu dia menyebarkan fakta itu pada banyak orang, apa akan ada yang percaya? Toh yang mampu melihat Juan dalam sosok grim reaper hanyalah Chloe, karena sebelumnya dia sudah sempat meninggal dan arwahnya berada dalam tanggung jawab Juan. Terlebih Chloe juga tidak memegang bukti apa pun yang benar-benar bisa membuktikan pada siapa pun bahwa Juan adalah grim reaper. Paling-paling buruknya, Chloe dianggap sedang sakit.Lantas, kal

  • Oh, My Grim   Rileks, Chloepatra

    Chloe melangkah lambat dari arah kamar mandi. Rambut panjangnya masih basah akibat keramas. Kusut, karena tidak menemukan sisir tergeletak di area kamar Juan. Meski Juan mengizinkan Chloe menggunakan kamar mandinya, bukan berarti Chloe bisa seenaknya mengubrak-abrik lemari ataupun laci meja Juan hanya untuk mencari sebuah sisir. Jadi, Chloe biarkan saja rambutnya tergerai apa adanya.Chloe menemui Juan selagi lelaki itu sedang menyesap secangkir, mungkin kopi atau teh, di sebuah meja bermodel mini bar. Bertanya-tanya apakah dia pernah menguncir rambutnya? Sebab selama ini Chloe selalu melihatnya dengan rambut terurai. Atau, pernahkah dia memotong rambutnya? Pasti kelihatan aneh jika itu terjadi.Juan melirik kehadiran Chloe dari balik cangkir minumannya. Sedikit berpaling saat perempuan itu bergerak semakin mendekat ke arahnya. Sementara Chloe, yang masih

  • Oh, My Grim   Jadi, Beginilah Ceritanya

    “Jadi, apa yang sebenarnya terjadi sama saya semalam?”“Ya ampun. Pakai dulu seat belt-mu. Perjalanan tiga puluh menit ke Seirios pasti cukup untuk jelasin semuanya,” tutur Juan yang tengah memakai sabuk pengamannya sendiri.Menyadari kesulitan yang Chloe hadapi saat menggunakan sabuk pengaman, Juan menghela napas pendek. Membuka sabuk pengamannya lagi dan menjulurkan badannya ke arah Chloe.“Minggir,” ujar Juan berniat mengambil alih sabuk dari tangan Chloe.Namun, Chloe tidak membiarkannya. “Ngga usah. Saya bisa sendiri.”Bukan bermaksud tidak menghargai bantuan yang ditawarkan oleh Juan, Ch

  • Oh, My Grim   Egois?

    Mengetahui selama ini bertemu dan bicara dengan seseorang yang tidak pernah ada, jelas lebih menakutkan dibanding dengan bertemu hantu dalam satu kali kesempatan. Bayangkan saja sudah berapa kali Chloe berbicara empat mata dengan Mike? Tapi kenyataannya lelaki itu bukanlah manusia. Pantas saja namanya tidak ada di dalam daftar absen kelas kalkulus. Chloe ingat betul dia sempat mencari nama Mike sewaktu pengumpulan lembar jawaban kuis pertama. Awalnya Chloe pikir memang ada kesalahan cetak pada absen mata kuliah itu, karena Chloe sendiri tidak sampai mengecek daftar absen di mata kuliah lain. Dan rupanya, semua itu bukanlah kesalahan.“Kamu ngga apa-apa?” tanya Juan bertukar pandang dari jalanan di depan kemudian ke Chloe. Memastikan mahasiswanya itu tidak mendapat serangan jantung atau semacamnya sehabis memperoleh kabar yang tak terduga.

Bab terbaru

  • Oh, My Grim   Satu Permintaan Juan (End)

    Mau tak mau Chloe datang menghampiri Juan demi menuntaskan rasa penasarannya yang sudah telanjur terpancing. Juan pun sengaja membiarkan pintu kamarnya terbuka. Membiarkan Chloe masuk tanpa perlu repot-repot membuka pintu.Awalnya Chloe mengira Juan sudah langsung merebahkan diri di atas tempat tidurnya, tapi ternyata dia masih sibuk mengecek ponsel. Chloe hendak lanjut melangkah setelah sempat berhenti di ambang pintu, tapi pergerakan Juan setelahnya entah kenapa membuat Chloe mengurungkan niatnya itu. Juan dengan santai melempar ponselnya ke atas tempat tidur, kemudian melepas hoodie yang dipakai. Sempat membuat Chloe berdengap, dikarenakan berpikir Juan tidak sedang mengenakan apa pun lagi di balik hoodie-nya, tapi ternyata di

  • Oh, My Grim   Mungkinkah?

    Beberapa minggu kemudian.Alex dan Grace benar. Chloe harus bangkit dan harus berpikir positif. Terlebih semakin bertambahnya hari, semakin banyak pula kemajuan kabar yang diberikan oleh Alex. Chloe harus yakin bahwa Juan akan kembali. Meski terkadang rasa rindu benar-benar menguras air matanya, tapi Chloe bisa menghadapinya dan kembali beraktivitas seperti biasa. Tidak peduli celotehan dan celetukan yang tak enak didengar berseliweran di telinga kanan dan kirinya. Chloe berusaha mengabaikan itu semua.Namun, tetap tidak bisa dipungkiri bahwa hatinya berangsur waswas ketika tahu waktu satu bulan akan usai. Pertanyaan-pertanyaan yang dulu pernah menggerayangi pikirannya kini kembali bermunculan. Bagaimana jika bukti-bukti yang ada tidak cukup kuat untuk membuat Juan kembali? Bagaimana jika Juan sungguh-sungguh tidak kembali? Bagaimana jika Chloe di

  • Oh, My Grim   Juan Pasti Kembali

    "Chloe, ayo dong. Lo jangan terus-terusan nangis begini. Gue harus lakuin apa biar seenggaknya lo berhenti nangis, lo bangun dari tempat tidur, dan yang paling penting … lo mau makan."Grace sudah tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa dalam menghadapi Chloe yang benar-benar kacau. Tidak mau makan. Tidak mau kuliah pula. Terlebih ketika dirinya tahu ada banyak orang yang menyalahkan dirinya atas kepergian Juan.Selang dua hari tanpa tanda-tanda kehadiran Juan di ruang kuliah, Alex mau tak mau mengirimkan surat permohonan pengunduran diri Juan sebagai dosen Seirios dikarenakan suatu hal yang mendesak, dimana Alex sengaja tidak menyebutkan detail alasannya. Mulai saat itu timbul banyak spekulasi yang semuanya menjurus pada satu sumber, yaitu Chloe. Orang-orang mulai menyangkutpautkan kepergian Juan yang tiba-tiba dengan Chloe. Lebih tepatnya dengan hub

  • Oh, My Grim   Memberi Tahu Chloe

    Aneh. Tidak biasanya Juan pergi begitu lama. Memang Chloe tidak sedang menunggu Juan di suatu tempat. Chloe hanya sedang menunggu kabar dari lelaki itu sejak siang tadi. Sejak dimana Juan memberikan Chloe kejutan yang sungguh-sungguh membuatnya terkejut, bahkan hingga sekarang masih terasa bagaimana rasanya. Memang baru berjalan beberapa jam, tapi tetap saja tidak biasanya Juan mengabaikan Chloe begitu lama hanya karena sedang pergi menemui Alex.Chloe bolak-balik mengecek ponselnya sambil berbaring di atas tempat tidur.Chloe : Apa obrolan kalian sangat penting?Akhirnya Chloe bertanya itu dan chat tersebut tampaknya tidak benar-benar terkirim, sebab masih tertanda ceklis satu. Benar-benar an

  • Oh, My Grim   Hukuman untuk Juan

    Juan melangkah santai melewati pintu Gedung Malaikat Maut usai mengantarkan satu arwah di siang hari yang terik. Berjalan melenggang tanpa tau apa yang terjadi. Bahkan beberapa pasang mata yang memperhatikannya di lobi gedung pun tidak cukup membuatnya terusik.Tak jauh di depannya, Alex berjalan menghampiri. Bola matanya bergulir memandangi Juan dari ujung kepala hingga ujung kaki."Kenapa?" tanya Juan tak paham. "Jangan ikut-ikutan yang lain. Lihat gue kayak lihat siapa aja," cetusnya.Alex menatap dengan tatapan kosong."Ju …," panggilnya. "Lo … ada yang cari lo."Juan mengernyit. "Siapa?"Tiba-tiba saja dua sosok berjubah dan bertudung hitam yan

  • Oh, My Grim   Kebahagiaan Chloe

    Pak Juan : Chloe, saya ada penjemputan. Sepertinya kamu harus makan siang sendiri hari ini.Tidak boleh mengeluh, pikir Chloe. Menjemput arwah adalah tugas utama Juan, Chloe tidak bisa melarangnya. Lagi pula, apa bisa Chloe yang merupakan seorang manusia ini melarang malaikat maut menjemput arwahnya? Sekilas sempat terpikirkan juga oleh Chloe bagaimana jika malaikat maut tidak datang untuk menjemput arwahnya? Apa malaikat maut tersebut akan dihukum? Hukuman macam apa yang bisa diterima malaikat maut?Chloe bersama dengan beberapa mahasiswa lainnya menyudahi agenda pertemuan dengan dosen pembimbing akademik sebelum memasuki semester baru. Menerima wejangan dari sang dosen untuk mengambil mata kuliah yang diajar oleh dosen selain Juan, seperti yang pernah Juan katakan. Namun, tidak ja

  • Oh, My Grim   Jalani Apa Adanya

    Sejak saat itu, Chloe merasa bahwa hidupnya telah benar-benar berubah. Memiliki Juan tentunya merupakan satu dari sekian banyak hal mustahil, yang justru membuat Chloe merasakan bahwa sebenarnya tidak ada hal yang mustahil. Tidak peduli orang-orang membicarakan hubungannya seperti apa, yang terpenting dirinya dan Juan menjalani atas dasar suka sama suka. Bahkan lebih dari itu. Tidak ada paksaan dan tidak ada setting-an.“Chloe, bagaimana kalau saya tiba-tiba menghilang?”Dari posisi kepala bersandar di kursi mobil, Chloe sontak menoleh. Kepalanya bergulir dari pemandangan laut—di kala malam hari yang ada di sampingnya—kemudian ke arah Juan.“Apa maksudnya Pak Juan tanya begitu?” tanya Chloe. &ld

  • Oh, My Grim   Terjadi Juga

    Berpikir bahwa semua ini telah selesai? Tentu saja belum.Di saat cerita-cerita dalam film yang penuh drama seperti ini kebanyakan berakhir dengan bahagia, cerita dalam hubungan Chloe dan Juan ini justru rasa-rasanya tidak ingin ada kebahagiaan. Sebab sekalinya kebahagiaan itu datang, kesedihan akan dengan cepat mengambil alih. Bagaimana tidak? Di saat Chloe bahagia, Juan justru menghilang darinya. Bahkan dengan terpaksa diam-diam Juan berharap jangan pernah Chloe mengungkapkan kebahagiaannya.Setelah mengetahui kenyataan bahwa sang iblis telah menerima hukuman akibat tindakannya, Chloe akhirnya kembali menjalani hari-harinya seperti biasa. Melihatnya kembali ceria sepanjang waktu—hingga lewat beberapa hari, beberapa minggu, beberapa bulan—memberikan kebahagiaan tersendiri untuk Juan."Paling nanti

  • Oh, My Grim   Perkara Aturan

    Setelah satu hari izin tidak menghadiri kuliah dikarenakan kondisi yang masih belum memungkinkan, akhirnya hari yang tidak ditunggu-tunggu Chloe pun tiba.Di sepanjang perjalanan dari lobi gedung jurusan hingga ke lantai ruang kuliah, tak henti-hentinya bisikan, gumaman, serta sorot mata tajam mengiringi langkah Chloe. Grace yang ikut berjalan di sebelahnya pun sampai menengok ke kanan juga ke kiri untuk paling tidak memberi isyarat pada para penggosip agar menghentikan kegiatan tidak penting mereka. Tampaknya, berita terkait hubungan sahabatnya dengan sang dosen benar-benar sudah tersebar dengan begitu cepat ke seantero Seirios.“Ya udah sih. Udah ngga bakal dilirik sama Pak Juan, terus bisa apa? Mereka mau apa?” gerutu Grace saat berada di dalam lift. Chloe yang dihadapi dengan situasi semacam itu, Grace-lah yang geram.

DMCA.com Protection Status