Home / Romansa / Oh, My Brother! / 14. Ford, Faster!

Share

14. Ford, Faster!

last update Last Updated: 2025-02-27 17:36:57

Chapter 14

Grace sedang duduk menikmati sorenya di sambil mencoret-coret kertas yang ada di depannya, ia duduk mini bar yang ada di ruangan tempat tinggalnya sambil menonton siaran langsung konser penyanyi idolanya. Wajah penyanyi itu sangat cantik, suaranya benar-benar patut diacungi jempol dan gaya berpakaiannya, Grace sangat mengagumi setiap ia mengenakan model apa pun yang tampak serasi menempel di tubuhnya.

"Ah, dia juga salah satu artis Glamour Entertainment," gumamnya ambil mengetuk-ngetukkan pensil di tangannya ke meja bar.

Grace meletakkan pensilnya ketika bel pintu apartemennya berbunyi. Wanita itu berjalan dan membukakan pintu untuk tamunya.

"Ford?" Grace menyapa Ford yang berdiri di depan pintu.

"Kau terkejut?" Ford menaikkan sebelah alisnya sambil memasuki tempat tinggal kekasihnya.

"Akhir-akhir ini kau selalu datang tiba-tiba," kata Grace sambil menutup pintu.

"Apa kau sibuk?" Ford menyapukan pandangannya di mana tampak MacBook milik Grace yang sedang menyala.

"Han
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
iinfadilah415
uda mlem nih kk... kutunggu dr sore blom up hiksssss
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Oh, My Brother!   15. Betrayal

    Sayup-sayup seperti berada di dalam mimpi, Grace mendengar suara erangan dan geraman, ranjang yang ia tiduri juga bergerak berirama. "Ford, faster...." Itu adalah suara Halifa. Ya, Halifa asistennya. Grace membiarkan mereka mendaki puncak kenikmatan, bagaimanapun juga Grace tahu jika ia membuka matanya sekarang pasti keduanya akan malu dan lebih lagi berhenti di tengah jalan di saat seperti itu pasti tidak nyaman. Grace memutuskan menikmati suara berisik meski jauh di dalam hatinya mengutuk. Ia membuka sedikit sebelah matanya untuk memastikan di mana dirinya berada. Godame shit! Ini di kamarku, mereka bercinta di ranjangku! Tidak tahu malu! Suara rintihan Halifa semakin menjadi-jadi, sepertinya pergulatan itu begitu panas dan membara. Tubuh Grace sedikit gelisah, ia ingin sekali menutupi telinganya menggunakan telapak tangannya, suara itu membuatnya mengingat bagaimana sentuhan William, ia teringat bagaimana panasnya ia dan William dua tahun yang lalu. Ia merindukan sent

    Last Updated : 2025-02-28
  • Oh, My Brother!   16. My Design

    "Alicia?" Khaim terkejut ketika mendapati Grace berdiri di depan pintu rumahnya pagi itu. Rupanya petugas keamanan membiarkan gadis itu masuk begitu saja karena telah mengenal siapa Grace. Khaim mengamati wajah Grace yang tampak begitu menyedihkan, mata gadis itu tampak bengkak menandakan ia telah terlalu banyak menangis dan kantung matanya juga tampak begitu dalam. Khaim mempersilahkan gadis itu masuk dan membawanya langsung menuju ke lantai atas di mana tempat itu adalah tempatnya beristirahat. Seorang pria yang hanya mengenakan boxer tampak terkejut melihat Khaim datang bersama seorang gadis. "Babe, karena gadisku sedang mengalami patah hati dan ia perlu berbicara berdua denganku sebaiknya kau kembali dulu, ia pasti akan segan berbicara denganku jika ada orang lain di sini bukankah begitu, sayang?" Khaim merangkul pundak Grace. Grace hanya mengulas sedikit senyum di bibirnya, senyum yang jelas di paksakan. Pria itu bangkit dari duduknya yang nyaman didepan televisi kem

    Last Updated : 2025-02-28
  • Oh, My Brother!   17. Meet Aida

    Chapter 17Grace tiba di Heathrow airport, London. Bandara Heathrow adalah bandara tersibuk nomor lima di dunia. Perjalanan di tempuh dalam waktu tiga jam empat puluh menit menggunakan maskapai Aeroflot. Setelah mengambil bagasinya dan melewati imigrasi check, Grace menghentikan langkah kakinya sejenak sebelum ia melangkahkan melewati pintu keluar. Matanya yang biru mengamati pintu kedatangan, negara tempatnya dilahirkan yang kini terlihat asing dan mendebarkan untuk ia tinggali kembali. Andai saja hal buruk tidak menimpanya di Moscow, Grace pasti tidak akan kembali ke tanah kelahirannya ini.Kali ini semoga keputusanku benar. Aku mempertaruhkan semuanya. Grace, setelah kau melewati pintu itu tidak ada jalan untuk mundur. Meskipun harus berdarah-darah kau harus bisa menjalani hidupmu untuk meraih masa depanmu sendiri, kau bukan seorang sarjana jika kau tidak membangun kariermu sendiri kau tidak akan mendapatkan pekerjaan yang layak sementara kau bahkan tidak memiliki rumah untukmu kem

    Last Updated : 2025-03-01
  • Oh, My Brother!   18. Where is My Son?

    Chapter 18Kedua telapak tangan Grace meraba perut dan bagian dada pria yang sedang menggagahinya, tubuh itu jelas kekar dan berotot. Dari aroma maskulin yang Grace kenali melalui Indra penciumannya, ia jelas mengenali siapa pria yang tengah berada di atas tubuhnya. Satu-satunya pria yang pernah membuat tubuhnya terasa penuh sesak dan terasa nyaman. "Willy...," erang Grace. "Babe, buka matamu." Suara William terdengar begitu lembut. "Buka matamu, sayang. Lihat aku." Grace masih enggan membuka matanya karena pikirannya saat ini kosong, otaknya telah tumpul. Jiwanya menjadi liar dan tak terkendali di bawah kuasa William yang memasukinya dan memberikan sensasi menyenangkan yang selalu membuat tubuh Grace menginginkan lebih. Seolah penuh kerinduan William terus memuaskan dahaganya terhadap tubuh Grace, begitu pula Grace, ia membiarkan William menikmati tubuhnya karena ia juga diam-diam mendambakan sentuhan pria itu. William seolah mengerti di mana ia harus menyentuh titik yang tepat hi

    Last Updated : 2025-03-02
  • Oh, My Brother!   19. Sex Doll

    Chapter 19Grace memundurkan kepalanya, ia juga berusaha melepaskan cengkeraman tangan William. "Anak apa yang kau bicarakan?" Alis Grace berkerut nyaris menjadi satu.William menyipitkan kedua matanya, tatapannya langsung menuju ke arah mata Grace seolah menguncinya. "Aku Sengaja menamakan cairanku di dalam rahimmu, tidak mungkin sel telurmu tidak aku buahi," katanya.Grace justru tertawa ringan. "Jangan bercanda. Willy, kau tidak sehebat itu bisa membuahi sel telurku begitu saja," ucap Grace dengan nada menghina. Anak? Anak apa? Aku bahkan tidak pernah terbersit memilik anak darimu. "Jangan sembunyikan anakku," kata William sambil tangannya bergerak hendak mencengkeram rahang Grace kembali namun Grace dengan gesit mundur dua langkah. "Kau tidak masuk akal, jika aku memiliki seorang anak darimu mungkin tubuhku tidak seindah ini, kau mengada-ada. Kita belum memiliki anak dan itu tidak akan pernah terjadi. Tidak akan!" ucap Grace dengan nada jijik. Ia diam-diam mengamati tubuhnya ya

    Last Updated : 2025-03-02
  • Oh, My Brother!   20. She is My Twin

    Chapter 20Satu Minggu kemudian. Leonel menuruni tangga sambil bersiul lalu ia melangkah memasuki ruang makan di mana seluruh anggota keluarga di mansion itu berkumpul untuk menikmati sarapan pagi. Hanya William yang tidak tampak di sana. Pagi itu wajah Leonel tampak begitu segar, rambutnya yang biasanya di biarkan dengan gayanya yang sedikit berantakan tampak di sisir dengan rapi seolah ia adalah pria biasa yang tidak memiliki prinsip paling aneh di dalam hidupnya."Kau tampaknya gembira sekali pagi ini," ucap Sidney mengomentari saudara kembarnya yang sedang menarik kursi tepat di samping Alexa duduk. "Selamat pagi, gadisku," sapa Leonel kepada Alexa, adik bungsu kesayangannya. Ia tidak mempedulikan Sidney yang menyapanya. Meski bersaudara kembar nyatanya memang ia tidak terlalu dekat dengan Sidney, mungkin karena mereka terpisahkan dan baru tinggal satu rumah dalam beberapa tahun terakhir karena Sidney selama ini lebih banyak tinggal di New York."Selamat pagi, sayangku," jawab

    Last Updated : 2025-03-02
  • Oh, My Brother!   21. You're the Best

    Chapter 21Mendengar suara Leonel menggumamkan namanya, Grace membalikkan badannya. Bibirnya yang manis menyunggingkan senyum tipis. "Leonel, lama tidak berjumpa." Kepalan tangan Leonel mendarat di atas meja yang terbuat dari kayu yang berada tepat di sisi ia berdiri."Apa yang telah Willy lakukan kepadamu?" dengan langkah panjang ia menghampiri Grace. "Kenapa kau bertanya seperti itu?" Grace bertanya dengan nada begitu tenang, ekspresinya juga sama tenangnya dengan nada suaranya. "Katakan apa yang dilakukan Willy kepadamu?" Leonel berdiri tepat di depan Grace, ia meraih kedua pergelangan tangan Grace.Grace menelan ludahnya lalu membuang pandangannya ke lantai yang ia pijak. "Jangan khawatir, ia hanya melakukan apa yang ia inginkan," ucapnya dengan nada lirih. "Dia menggertakmu?" ekspresi wajah Leonel begitu tegang."Sama sekali tidak, dia bukan anak kecil," jawab Grace di iringi gelengan kepala ringan, bibirnya mengulas senyum hambar."Apa Willy menyakitimu?" Leonel yakin, Willi

    Last Updated : 2025-03-03
  • Oh, My Brother!   22. Home Sweet Home

    Chapter 22"Grace. Kau pulang, Sayang?" Mata wanita itu telah berkaca-kaca menatap Grace dengan tatapan setengah tak percaya. Tubuh Grace membeku mendengar apa yang diucapkan Prilly. Pulang. Sebuah kata yang terdengar indah. Pulang berarti kembali ke rumah. Rumah? Aku yang yang menjauhkan diri dari tempat ini, apa aku pantas mendapatkan sambutan?Kehangatan yang dulu mungkinkah akan tercipta kembali? Semntara kini ada neraka yang telah tercipta antara aku dan William. Grace yang berdiri di samping Leonel segera menghambur ke dalam pelukan Prilly. "Mommy, a-aku pulang," ucapnya tergagap. "Grace, selamat datang, Sayang," ucap Prilly sambil merapatkan pelukannya. "Bagaimana kabarmu, Nak?" "Aku baik-baik saja, Mommy. Bagaimana kabarmu? Di mana Daddy? Sidney dan Alexa?" "Mereka akan segera kembali," jawab Prilly. "Mommy, maafkan aku." Grace menyapu air matanya yang kembali mengalir di wajahnya. "Sshh... Tidak ada yang menyalahkanmu," ucap Prilly sambil meregangkan pelukannya. Kecua

    Last Updated : 2025-03-03

Latest chapter

  • Oh, My Brother!   50. The Traitors

    Holla, selamat sore.Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak komentar dan rate bintang lima di pojok kiri bawah layar ponsel kalian dan Follow Authornya.Chapter 5 The Traitors"Aku tidak menyukai pria tadi," ucap William yang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju tempat tinggal mereka. Di sampingnya, Grace terkikik mendengar pernyataan William. "Kau tidak menyukai semua pria yang ada di sekitarku." "Aku tidak suka istriku ditatap pria lain." Grace memutar bola matanya. "Bagaimana mungkin kau berbicara seperti itu, sedangkan istrimu berprofesi sebagai model." Sudut bibir William terangkat mengingat bagaimana cara Sean menatap Grace, pria itu seolah menginginkan istrinya. "Batalkan saja kontrak konyolmu dengan desainer gaun pengantin itu." Grace menatap William dengan tatapan memperingatkan, ia menyipitkan sebelah mata sambil menghela napasnya. "Kau mulai bertingkah pencemburu dan tidak masuk akal lagi." "Kau akrab dengannya." Itu adalah sebuah tuduhan, s

  • Oh, My Brother!   49. My Cousin

    Chapter 4My Cousin"Sekarang beri tahu aku," erang Grace sambil perlahan menggoyangkan pinggulnya dengan pelan.Mata keduanya bersobok, saling mengunci. Grace menatap William yang berada di bawahnya dengan sorot mata memohon, juga mendamba, sedangkan William menatap Grace dengan tatapan penuh cinta, juga gairah yang membara. Membakar seluruh jiwanya."Kau yakin ingin mendengarnya?" Grace mengangguk lemah seolah tidak berdaya, ia memang terlalu lemah setiap kali William memenuhi tubuhnya."Kau akan cemburu jika mendengarnya." William mencengkeram kedua pinggul Grace, mengangkatnya dengan rendah lalu menghunjamkan dirinya dalam-dalam ke dalam tubuh Grace yang sempit dan hangat. Grace terengah, Ia mencengkeram kedua bahu William, nyaris menjerit karena William terlalu dalam memenuhinya. Tubuhnya bergetar hebat oleh kenikmatan yang menerjangnya seperti badai, ia menempelkan bibirnya di bibir William, mencumbu bibir suaminya dengan serakah. Menghisap lidah William seolah hanya William y

  • Oh, My Brother!   48. Who is She?

    Chapter 3 Who is She? "Willy," sapa Meghan yang hari ini akan menjadi pengantin. Ia mengenakan gaun pengantin berwarna putih tanpa lengan, bagian bawah gaun yang ia kenakan terbuat dari kain sepanjang delapan meter hingga membuatnya mekar dengan sempurna. Gaun pengantin yang sempurna itu dipadukan dengan veil dan crown, membuat penampilan Meghan tampak sempurna seperti seorang ratu. "Selamat, akhirnya kau menikahi Calvin." William menempelkan pipinya ke pipi sahabatnya, bergantian kanan dan kiri. Meghan menyeringai lebar. "Aku sangat bahagia, ya Tuhan." "Aku turut bahagia," ujar William. Meghan mengerutkan hidungnya, ia memiringkan kepalanya, matanya melirik ke arah Grace yang berdiri di samping William. "Grace? Lama tidak berjumpa." Grace tersenyum ramah. "Selamat atas pernikahanmu. "Terima kasih." Meghan menatap Grace dan William bergantian. "Kalian pasangan serasi," bisiknya pelan. William merengkuh pundak Grace. "Dia pernah cemburu padamu." Grace membeliak

  • Oh, My Brother!   47. Kindnes

    Chapter 2 KindnessNathalia menatap layar ponselnya, menatap Grace yang mewarisi kecantikannya. "Kau bisa berada di posisi itu karena aku," ucapnya dengan nada getir, tetapi terselip amarah.Sepuluh tahu di dalam penjara, lalu saat ia keluar dari dalam penjara, semuanya berubah. Ia menjadi sebatang kara tanpa ibunya, satu-satunya keluarga yang ia miliki di dunia ini. Namun, karena ia memiliki seorang putri, itu berarti ia masih memiliki keluarga.Nathalia Allen, wanita berambut merah kecoklatan dan memiliki paras yang sangat cantik itu tidak pernah menyangka jika ia akan berakhir di dalam penjara. Ia tidak pernah mengalahkan siapa pun kecuali, Jack Grantham. Pria bangsawan yang menggodanya hingga ia bertekuk lutut dan menyerahkan kesuciannya di usia enam belas tahun. Nathalia, ia hanyalah seorang gadis remaja biasa yang dibesarkan dengan hidup seadanya oleh ibunya yang bekerja sebagai salah satu pelayan di kediaman keluarga bangsawan di Sevenoaks, London Timur, Inggris. Ia sering

  • Oh, My Brother!   47. New Beginning

    Chapter 1New BeginningGrace Elizabeth, pemilik mata berwarna biru seindah lautan di Grace bay itu, adalah putri tidak sah dari salah satu bangsawan di London yang dijual oleh ibu kandungnya sendiri, tetapi ia beruntung karena keluarga Johanson membesarkannya lalu pada usia dua puluh tiga tahun putra pertama keluarga Johanson yang bernama William Johanson menikahinya. Awalnya William dan Grace berulang kali terjebak dalam lingkaran yang membuat mereka saling membenci dan saling menyakiti dalam kata balas dendam. Grace sangat membenci William, begitu juga William, pria itu juga membenci Grace karena Grace menanggalkan nama Johanson di belakang namanya. Grace melarikan diri dari keluarga Johanson yang telah merawatnya sejak ia mengenal dunia. William menganggap perbuatan Grace adalah penghinaan terhadap keluarga Johanson. Keluarga Johanson adalah keluarga terpandang di London, meskipun bukan keluarga bangsawan nyatanya derajat mereka nyaris sama dengan keluarga bangsawan di London k

  • Oh, My Brother!   46. Home

    Chapter 46 Tertipu. Itulah yang di alami oleh William dan Grace. Thomas adalah anak Jack yang ke tiga, selama ini Thomas tidak pernah berada di London karena ia menimba ilmu di German lalu bekerja dan memutuskan untuk menetap di sana, kebetulan ia kembali ke London karena memang hendak menikah dengan gadis pilihan orang tuanya dan kebetulan pula Thomas dan Leonel telah saling mengenal sejak sekolah menengah atas sehingga Leonel dengan mulus menjalankan misinya untuk membuat William dan Grace menikah. Rupanya seluruh keluarga mereka terlibat dalam rencana itu. Masing-masing dari mereka memainkan peran dengan sangat apik. William dan Grace sangat terkejut manakala mereka tiba di gereja yang Sidney tentukan, kedua keluarga telah berkumpul di sana menyambut dua orang yang keras kepala akhirnya mengakui cinta mereka dan meresmikannya. Meskipun mereka sedikit kecewa karena ternyata keduanya memutuskan untuk merahasiakan pernikahan mereka. Pengambilan sumpah di gereja berlangsung dengan s

  • Oh, My Brother!   45. Mr. Possessive

    Chapter 45Grace menerima gaun berwarna putih di tangan William, perlahan ia membuka lipatannya dan tercengang dengan apa yang ia lihat. Sebuah gaun pengantin. "G-gaun? Gaun pengantin?" Atanya Grace tergagap-gagap."Ya, gaun pengantin. Kita akan menikah," jawab William dengan nada datar. "M-menikah? Siapa yang meni...." "Kita, kau dan aku," sahut William tanpa menunggu Grace menyelesaikan kalimatnya. "B-bagaimana mungkin?" William hendak meraih telapak tangan Grace tetapi Grace justru menghindarinya dan mundur dua langkah. "Sayang, kita akan menikah, kau akan menjadi istriku. Aku akan menjadi milikmu," ucap William sambil berusaha mendekati Grace. Kau menjadi milikku? Grace meletakkan gaun di tangannya ke atas tempat tidur sambil sebelah tangannya memberi kode agar William tidak mendekat, ia mengangkat dagunya tinggi-tinggi. Menatap William dengan tatapan permusuhan yang angkuh. Mendadak keberaniannya menyeruak, rasa kecewanya kepada William tidak bisa dielakkan lagi. Di masa l

  • Oh, My Brother!   44. Married

    Chapter 44William kembali ke tempat tinggal orang tuanya, ia baru saja melangkahkan kakinya hendak menuju ruang belajar di mana ayahnya berada. Ayahnya mengatakan Ada hal penting yang harus dibicarakan tetapi ketika tiba di dalam ruang belajar William sedikit terkejut karena bukan hanya ayahnya yang berada di sana, tapi ibunya juga berada di sana. Tidak terkecuali Sydney dan Leonel, hanya alexa yang tidak berada di sana."Pembicaraan keluarga rupanya?" tanya William sambil mendaratkan bokongnya di atas sofa.Alexander mengamati wajah putra pertamanya. "Barusan ayahnya, maksudku--ayah kandung Grace datang ke sini," ucapnya."Untuk apa pria tua itu datang ke sini?" tanya William dengan nada sangat acuh."Grace akan bertunangan dengan pria yang dipilihkan olehnya," jawab Alexander.Menyembunyikan keterkejutannya, William berkata dengan nada datar dan mempertahankan sikap acuhnya. "Itu bagus."Jawaban William membuat empat pasang mata yang ada di dalam ruangan itu kompak tertuju kepada

  • Oh, My Brother!   43. Broken Heart

    Chapter 43Grace sangat terkejut manakala mendapati pria yang sangat ia kenal duduk di atas sofa ruang tamu tempat tinggalnya, rasanya ia ingin melompat ke dalam pelukan William. "Willy," desahnya. Akhirnya dia kembali. William melemparkan senyum tipis ke arah Grace. "Ganti pakaianmu, aku ingin berbicara denganmu," ucap William dengan nada ada yang tak mampu di baca oleh Grace karena nada bicara William tidak dingin, tidak juga hangat, juga tidak ada keramahan di sana. Grace menggigit bibirnya sambil samudra biru di matanya menatap William dengan tatapan seolah ia ragu-ragu meninggalkan William bahkan jika hanya satu detik. Ia ingin menentang William, ia takut William pergi meninggalkannya lagi tetapi akhirnya ia harus mengangguk kemudian kakinya melangkah menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Tidak lama kemudian Grace telah duduk di samping William. Susana cukup kaku, apalagi setelah beberapa menit berlalu William masih bertahan dengan kebisuannya. Grace nyaris putus asa karena

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status