Di sana, di sebuah ranjang yang nampak sangat nyaman, Adam memeluk Eva dengan penuh rasa.
"Eugnhh.. " Eva mulai membuka matanya, rasanya ia tertidur begitu nyenyak.
Eva menelisik dan menemukan Adam disebelahnya tertidur damai dengan tangannya memelul pinggang Eva penuh kepemilikan. Eva bersemu malu, sungguh Eva tak suka berdusta, tapi,
"Adam tampan sekali.. " gumam Eva mengamati wajah Adam, lalu tanpa Eva sadari, sedari tadi Adam sudah terbangum.
'Cup'
"Adam! " rajuk Eva kaget, pasalnya Adam tanpa permisi mengecup bibirnya bahkan dengan mata yang masih tertutup.
Kecupan ringan yang sedikit renyah. Ah.. Sebut saja frenchkiss
"Kau.. "
"Kau manis Eva.. Sangat manis.. " Adam membuka matanya, dan kini jarak diantara mereka sudah kandas, bahkan hidung mereka bersentuhan.
Eva dapat dengan jelas melihat bagaimana rupawanya seorang Adam, begitupun sebaliknya. Adam begitu intens memandangi Eva.
"Eva.. "
Eva diam. Hei! Biar bagaimanapun Eva tetaplah seorang gadis yang akan merona jika ditatap intents oleh pria setampan Adam.
"Ya.. " jawab Eva dengan lirih. Adam tersenyum mendapati gadisnya malu-malu.
Adam mengambil helai rambut Eva yang jatuh di sekitar wajah putih milik Eva, dengan intens Adam memandangi wajah gadis pujaanya sedari kecil. Hingga pandangannya jatuh pada bekas luka yang telah menghilang dari wajah Eva.
"Sepuluh tahun mereka semua menatap wajah cantik ini.. Tanpa luka? "
"Evaku.. Begitu bodohnya aku membiarkan mereka melihat betapa cantik wajahmu jika tanpa luka.. " batin Adam.
"Adam.. Jangan menatapku terus.. Aku malu.. " Eva menutupkan tanganya ke wajah. Adam justru terkekeh dan menciumi jemari Eva yang bertengger di wajahnya.
"Kau sangat manis saat sedang malu.. Kuharap kau tak menunjukan sifat manismu pada siapapun kecuali aku.. My Eva.. " ujar Adam seduktif tepat di dekat telinga Eva.
Eva bergetar, kenapa rasanya sedikit aneh dan Menakutkan saat Adam mengucapkan kalimat barusan? Oh ayolah Eva, kau begitu bodoh! Adam mencintaimu! Dia terobsesi bahkan dengan setiap helaan nafas yang kau buat. Kau seenuhnya milik Adam.. Eva..
"Nah.. Oke sekarang My Eva harus mandi dan bersiap.. Aku punya hadiah untukmu.. " Wah. Adam sangat mahir mengatur emosi wajahnya, sekarang ia menatap Eva dengan bersemangat, tapi siapa yang tahu apa yang Adam sembunyikan dari balik senyum misteriusnya?
"Adam. " panggil Adam yang kini sedang berjalan menuju walk in closet di kamar itu.
"Yes Eva.. "
"Anu.. Emmm.. " Eva terdengar ragu-ragu. Ya bagaimana tidak, rasanya ia seperti melupakan segalanya kecuali Adam. Kecuali Adam..
"Aku ingin ke makam mama.. "
"Oh.. Oke.. Aku akan mengantarmu.. Sekarang kau bersiap.. Aku akan membuatkan sup labu untuk sarapan kita.. "
Lalu Adam keluar, di luar sana Adam tersenyum sinis.
Ya.. Semuanya mungkin bukan..? Ilusi itu nyata dan kenyataan hanyalah fatamorgana. Semuanya mungkin karema Adam meyakini itu.
"Eva.. Kau tak akan paham.. Tapi tak apa biarlah semuanya seperti ini.. "
-Flashback On-
Di padang Lavender saat senja mulai datang, saat Eva menyadari ketakutannya bertemu Adam sebagai monster.
Langkah demi langkah, Adam maju mendekati Eva. Hingga diujung tak ada jalan untuk melarikan diri lagi. Eva menatap Adam dengan takut.
"Kau bukan Adam temanku.. Kau bukan Adam sahabatku.. "
"Apa semua ini tak mampu membuatmu percaya.. Eva.. "
"Eva.. Eva.. Eva.. " ucap Adam seduktif.
Eva menutup telinganya, ia tak ingin mendengar suara itu.Entah Bagaiman suara Adam saat itu terdengar menakutkan. Adam semakin tersenyum bahagia, ia maju.. Lalu..
'Tak'
Eva jatuh pingsan.
Adam memukul tengkuk Eva lumayan keras yang membuat Eva kehilangan kesadaran secara langsung, dengan sigap Adam membawa tubuh Eva di pelukanya. Memeluk tubuh yang selama ini ia rindukan.
"Bahkan lukisan darahku tentangmu tak pernah secantik rupa aslimu.. Eva.. You're all the perfection i want to hide from everyone else.. Coz' you're mine.. And you belong to me.. My Eva.. "
'Cup'
Sekali lagi..
Adam mengecup dalam bibir Eva yang tak sadarkan diri. Demi apapun ia tak menyangka akan bertemu Evanya seperti ini.
"Welcome to heaven... My angel.. My Eva.. " Adam mengendong Eva ala bridal dan membawanya masuk ke dalam mansion besarnya.
Dengan segala akal licik dan pemikiran gilanya. Ia akan mempersiapkan Eva baru miliknya.
"Tuan.. " ucap bibi Hellen tak percaya.
"Diam atau mati" Adam menatap tajam Hellen. Seketika Hellen diam dan menunduk.
Adam menaiki tangga dengan Eva digendonganya. Ia membawa Eva ke kamar miliknya, meletakan tubuh putih Eva di ranjang besar miliknya.
"Aku sudah lama menantikan ini.. Eva.. Sungguh ini akan menjadi awal sekaligus akhir untukmu.. " Adam duduk di sebalh Eva, membelai wajahnya lembut.
Dan tersenyum.. Manis.. Sangat manis dan tampan.
"Aku akan membuat menjadi miliku seutuhnya.. Eva.. "
'Cup'
'Cup'
Bagai candu, Adam mengecupi seluruh permukaan wajah Eva. Dengan hati hati seakan Eva adalah berlian terapuh di dunia..
Adam lalu mengambil ponselnya dan mulai menelepon seseorang.
"Aku mau obat X********y"
"....."
"Aku tak peduli, dalam satu jam obat itu harus ada di mansionku. Atau aku akan membakar kepalamu! "
"......"
"Bagus. Semoga kau selamat dengan satu jam yang kuberikan. "
Tut.. Tut..
Adam mematikan sepihak panggilan itu setelah mengatakan apa yang Ia inginkan.
Kalian tahu apa itu? Obat apa?
Jawabannya..
Rahasia :)
Adam itu licik picik kejam dan tak punya hati. Tapi kalian sungguh bodoh jika berfikir semua itu hal yang sebenarnya. Ya.. Adam itu jauh dari kata jenius, cerdas ia melampaui itu.. Ia diatas segalanya.. Ia.. Psycho yang menawan, penuh pesona.
Dan hanya Eva yang mampu menekan sisi buruk Adam. Eva adalah penawar sekaligus racun bagi Adam.
"Ini tuan obat yang kau minta.. "
"Bagus.. Siapkan lab ku sekarang."
"Baik tuan.. "
Adam mendekati Eva yang masih tak sadarkan diri.
"Eva baruku akan hadir.. Sesaat lagi.. Aku berjanji.. " ucap Adam, dan lagi-lagi..
'Cup'
'Cup'
"I love you more than anyone do.. I want to make you mine.. Eva.. Just you and me.. "
-Flashback Off-
"Adam.. Adam.. " Eva membuyarkan lamunan Adam.
"Ah.. Eva.. Kau sudah siap.. ?"
"Kau melamun.. Aku memanggilmu sedari tadi padahal.. "
"Benarkah? "
"Iya.. Kau memikirkan apa.. Ayo.. Ceritakan padaku.. " pinta Eva.
"Tidak.. Aku hanya memikirkan kenapa kau bisa secantik dan semanis ini hmm... " Adam meraih pinggang Eva, menariknya mendekat pada tubuhnya, dan seketika Eva menjadi merona.
"Adam.. " lirih Eva, malu.
"Kau sangat cantik sekarang.. Ah.. Tidak.. Kau selalu cantik.. Dulu.. Sekarang, bahkan besok.. You're perfect my Eva.. " bisik Adam di telinga Eva.
"Adam jangan membuatku malu pagi-pagi. Ayo antar aku ke makam mama.. " pinta Eva. Adam terkekeh mekihat bagaimana Eva merona dan salah tingkah Karen ucapanya barusan.
Tapi tak bohong. Eva memang sangat cantik saat ini. Ia memakai gaun berwarna hijau tosca dibawah lutut dan sepanjang siku. Gaun dengan aksen renda di bagian lengan dan pinggang. Hanya jtu tapi sudah membuat tampilan Eva begitu sempurna, ditampah lagi rambut gelombang Eva yang ia sanggul menggunakan hiasan rambut dari bunga bunga kecil. Dan anting bulan sabit mini yang membuat tamlilan Eva sederhana namun berkelas.
Usai sarapan, Akhirnya Adam dan Eva pergi ke makam yang Adam katakan. Raut wajah Eva berubah ada kesedihan yang tertera jelas disana.
Sesampainya mereka di sebuah makam, Eva mulai berlutut dan menyentuh nisan hitam itu.
"Mama.. " lirih Eva. Adam ikut berjongkok disamping Eva, mengelus punnggung Eva yang bergetar karena menangis.
"Mama maafkan Eva.. Mama.. " tangis Eva pecah disana. Hingga sebuah suara mengehentikan segalanya dan merubah Suasana.
"Eva!! " panggil seseorang dari belakang Adam dan Eva.
"Siapa? " ucap Eva lirih sambil menatap wajah orang itu.
"Aku Rean.. Tunanganmu.. "
'Deg'
"Rean? "
*=*=*=*=*=*=*=
Vote+Comment=NextTbc.With Love
♡♡♡♡♡♡♡"Eva!! " panggil seseorang dari belakang Adam dan Eva."Siapa? " ucap Eva lirih sambil menatap wajah orang itu."Aku Rean.. Tunanganmu.. "'Deg'"Rean? " beo Eva binggung, lantas bangkit dan mengamati Rean.Adam mengepalkan jarinya, ini di luar perkiraan. Ia tak menyangka akan ada orang yang mengenal bahkan mengatakan jika dia adalah tunangan Eva?! Hell no!! Eva akan selalu menjadi milik Adam."Eva.. Kau kemana saja? Aku mencarimu semenjak tiga hari yang lalu.. Eva.. " Rean mendekati Eva yang menatapnya penuh tanya.'Grep'Rean memeluk Eva secara reflek, baru satu detik Adam sudah menendang keras tulang kering Rean hingga membuat Rean jatuh ke tanah dan meringis kesakitan."Akkhsss""Rean" Amrita mendekati Rean dan membantu temanya itu.Amrita mema
"Bi, aku akan membantumu... " Eva saat ini sedang berada di dapur mansion itu dengan niat ingin membantu Helen dan pelayan lain menyiapkan makan malam."Eva, tak perlu... Kami akan mengerjakanya.." tolak Helen secara lembut, bukan apa-apa, mereka hanya takut jika Eva tergores pisau, atau terciprat minyak panas saat membantu mereka di dapur, bisa-bisa Adam akan mencambuk mereka satu-persatu."Ayolah bi, aku sangat bosan... Aku juga akan memasak saja bersama kalian.. ""Tapi tuan Adam akan marah nanti.." celetuk salah seorang pelayan muda disana."Kalian tenang saja, aku nanti akan berbicara pada Adam. Lagipula aku kan calon istri Adam, aku harus memasak untuknya" senyum Eva secerah matahari p
Happy Reading!!♡♡♡♡♡♡♡"Bibi.. Hisk, Adam bi.. " Eva menangis, ia merasa bersalah pada Adam. Masakanya membuat Adam terluka seperti ini."Hisk.. Aku membuat Adam sakit karena makanan itu.. Bibi.. Adam ..hiskk" tangis Eva tak kunjung henti sedari tadi.Helen tak bisa berbuat apapun, ia memeluk Eva dan mencoba menenangkan gadis muda itu, 'Eva ini bukan salahmu, dokter sedang memeriksa tuan Adam, dia akan baik-baik saja' ucap Helen meyakinkan.'Cklek'Pintu kamar Adam terbuka, seorang dokter muda keluar dari sana, 'dok, bagaimana kondisi Adam?' Eva langsung bertanya dengan penuh kekhawatiran."Tuan Adam bukanlah orang yang lemah, ia tentu baik-baik saja.. Kau tenang saja" ucap si dokter muda tadi-- Smith."Ah.. Syukurlah..." Eva mengelus dadanya dan bernafas lega.Ia merasa sa
Happy Reading!!♡♡♡♡♡♡♡'Brak'Adam membuka paksa pintu kamar yang telah Eva kunci dari dalam. Tanpa mempedulikan apapun ia kemudian mendekati Eva dan memeluknya sangat erat. Tentu saja Eva sangat ketakutan. Jujur saja, Eva sangat meragukan Adam saat ini."Adam! Lepaskan!" Eva mencoba melepaskan pelukan Adam yang begitu erat, namun sayang Adam enggan melepaskan pelukannya di tubuh gadis yang paling ia cintai itu."Kau marah padaku Eva?" Adam menghirup harus lavender yang menguat dari leher Eva. Ahh, sangat menenangkan.Eva diam, posisinya saat ini begitu intim. Bagaimana tidak Adam memeluk pinggang Eva dan mendudukkannya di pangkuan Adam. Posisinya yang membuat Eva merasakan hembusan nafas Adam yang begitu terasa di lehernya. Huh! Adam menciumi leher Eva dengan sangat lembut."Apa kini kau
Happy Reading♡♡♡♡♡♡♡"Hisk... Adam aku--""Berhenti! Jangan katakan apapun!" Adam berjalan mendekati Eva.Diambilnya wajah cantik Eva. 'Aku tak pernah menyangka Eva manisku bisa seliar itu! Aku tak percaya evaku ini begitu murahan,' ucap Adam dengan tatapan kekecewaan.Eva menggeleng,ia tak tahu apapun. Ia bahkan tak tahu jika ia sedang mengandung. Dan lagi ia pikir dengan mengatakan ia hamil pada Adam akan membuat Adam melepaskannya saja. Eva hanya ingin lepas dan pergi dari tempat itu saat ini juga."Tak apa... Aku akan selalu menerimamu Eva,kau tahu itu kan?" Raut wajah Adam berubah,bukan lagi kekecewaan,melainkan senyuman yang mematikan."Aku bisa membunuh bayi itu dan menggantinya dengan bayi kita nantinya kan?" Ucap Adam dengan entengnya."Sialan!" Rean maju dan langsung menusuk Adam di punggu
Happy Reading🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤Eva sedang terbaring tak sadarkan diri di meja operasi, Adam membiusnya tadi. Adam menghembus kan nafasnya lega, 'syukurlah...' dan Adam membelai rambut Eva yang nampak sedikit kusut."Aku tahu Eva manisku tak akan serendah itu... Aku tahu Eva kau tak akan membiarkan dirimu disentuh oleh orang lain" ucap Adam dengan Sura seraknya.Tadi Adam melakukan pemeriksaan pada Eva, dan benar dugaannya, Eva tak hamil. Ia tak mengandung anak dari pria lemah itu, Adam sebenarnya mengetahui semuanya dari awal. Bahkan saat pertama kali Eva datang di mansion ini, saat Adam menghapus semua memori Eva, ia telah mengecek kondisi Eva. Eva tak hamil. Ia melakukan dan mau mengikuti semua permainan ini hanya untuk keberhasilan nya. Ya... Ini salah satu taktik Adam.Tahu Amritha? Dia meminta Adam untuk bekerja sama, Adam dan Amritha memang salin
Happy Reading🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤 Suasana khas pinggiran kota yang begitu tenang menyambut Adam dan Eva, disaat keduanya telah memasuki sebuah tempat dengan suasana asri dan banyak sekali ditumbuhi pohon Pinus serta mawar rambat yang sengaja dibiarkan tumbuh liar disekitarnya. Disana tak panas, redup, dan sempurna bagi Adam maupun Eva. Ah, aku lupa menyebutkan ya bagaimana dan apa saja yang ada disana? Disana terdapat sebuah danau yang sangat luas dan juga sebuah gazebo yang terlihat sangat klasik. Hmmm, rasanya seperti sebuah tempat fantasi yang kau miliki pribadi, sangat menenangkan. Disana juga tak ada orang lain kecuali, Adam dan Eva, sudah kukatakan Adam itu kaya raya, membuat sebuah tempat seperti ini adalah hal yang terlampau kecil baginya. "Wah Adam! Semuanya sangat indah, bagaimana bisa kau tahu tempat seindah ini?" Tanya Eva yang masih mengamati beragam tanaman
Happy Reading🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤 Hari-hari indah antara Adam dan Eva agaknya kini mulai meredup. Kejadian beberapa waktu lalu yang sangat tak terduga membuat keduanya menjauh. Ada apa?? "Lepaskan aku Adam!!" Eva berteriak marah pada Adam yang kini duduk dengan angkuh di dekat jendela kamar mereka. "Adam! Hisk... Lepaskan aku! Mengapa kau merantai kedua tanganku?!" Eva mengangkat kedua tanganya yang terbelenggu oleh rantai berwarna perak. Adam diam, ia masih setia memandangi Eva. "Eva... Kau tahu alasannya..." ucap Adam singkat, lalu kini Adam berjalan mendekati Eva. Eva membuang mukanya saat Adam dengan sensual mengelus pelipis Eva. "Jangan marah... Aku hanya akan memberimu beberapa suntikan, maka semuanya akan kembali normal... Percayalah," ucap Adam menghirup aroma rambut Eva. Kini Adam sedang memeluk mesra tubuh dari gadis yang men
Happy Reading🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤 Hari-hari indah antara Adam dan Eva agaknya kini mulai meredup. Kejadian beberapa waktu lalu yang sangat tak terduga membuat keduanya menjauh. Ada apa?? "Lepaskan aku Adam!!" Eva berteriak marah pada Adam yang kini duduk dengan angkuh di dekat jendela kamar mereka. "Adam! Hisk... Lepaskan aku! Mengapa kau merantai kedua tanganku?!" Eva mengangkat kedua tanganya yang terbelenggu oleh rantai berwarna perak. Adam diam, ia masih setia memandangi Eva. "Eva... Kau tahu alasannya..." ucap Adam singkat, lalu kini Adam berjalan mendekati Eva. Eva membuang mukanya saat Adam dengan sensual mengelus pelipis Eva. "Jangan marah... Aku hanya akan memberimu beberapa suntikan, maka semuanya akan kembali normal... Percayalah," ucap Adam menghirup aroma rambut Eva. Kini Adam sedang memeluk mesra tubuh dari gadis yang men
Happy Reading🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤 Suasana khas pinggiran kota yang begitu tenang menyambut Adam dan Eva, disaat keduanya telah memasuki sebuah tempat dengan suasana asri dan banyak sekali ditumbuhi pohon Pinus serta mawar rambat yang sengaja dibiarkan tumbuh liar disekitarnya. Disana tak panas, redup, dan sempurna bagi Adam maupun Eva. Ah, aku lupa menyebutkan ya bagaimana dan apa saja yang ada disana? Disana terdapat sebuah danau yang sangat luas dan juga sebuah gazebo yang terlihat sangat klasik. Hmmm, rasanya seperti sebuah tempat fantasi yang kau miliki pribadi, sangat menenangkan. Disana juga tak ada orang lain kecuali, Adam dan Eva, sudah kukatakan Adam itu kaya raya, membuat sebuah tempat seperti ini adalah hal yang terlampau kecil baginya. "Wah Adam! Semuanya sangat indah, bagaimana bisa kau tahu tempat seindah ini?" Tanya Eva yang masih mengamati beragam tanaman
Happy Reading🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤Eva sedang terbaring tak sadarkan diri di meja operasi, Adam membiusnya tadi. Adam menghembus kan nafasnya lega, 'syukurlah...' dan Adam membelai rambut Eva yang nampak sedikit kusut."Aku tahu Eva manisku tak akan serendah itu... Aku tahu Eva kau tak akan membiarkan dirimu disentuh oleh orang lain" ucap Adam dengan Sura seraknya.Tadi Adam melakukan pemeriksaan pada Eva, dan benar dugaannya, Eva tak hamil. Ia tak mengandung anak dari pria lemah itu, Adam sebenarnya mengetahui semuanya dari awal. Bahkan saat pertama kali Eva datang di mansion ini, saat Adam menghapus semua memori Eva, ia telah mengecek kondisi Eva. Eva tak hamil. Ia melakukan dan mau mengikuti semua permainan ini hanya untuk keberhasilan nya. Ya... Ini salah satu taktik Adam.Tahu Amritha? Dia meminta Adam untuk bekerja sama, Adam dan Amritha memang salin
Happy Reading♡♡♡♡♡♡♡"Hisk... Adam aku--""Berhenti! Jangan katakan apapun!" Adam berjalan mendekati Eva.Diambilnya wajah cantik Eva. 'Aku tak pernah menyangka Eva manisku bisa seliar itu! Aku tak percaya evaku ini begitu murahan,' ucap Adam dengan tatapan kekecewaan.Eva menggeleng,ia tak tahu apapun. Ia bahkan tak tahu jika ia sedang mengandung. Dan lagi ia pikir dengan mengatakan ia hamil pada Adam akan membuat Adam melepaskannya saja. Eva hanya ingin lepas dan pergi dari tempat itu saat ini juga."Tak apa... Aku akan selalu menerimamu Eva,kau tahu itu kan?" Raut wajah Adam berubah,bukan lagi kekecewaan,melainkan senyuman yang mematikan."Aku bisa membunuh bayi itu dan menggantinya dengan bayi kita nantinya kan?" Ucap Adam dengan entengnya."Sialan!" Rean maju dan langsung menusuk Adam di punggu
Happy Reading!!♡♡♡♡♡♡♡'Brak'Adam membuka paksa pintu kamar yang telah Eva kunci dari dalam. Tanpa mempedulikan apapun ia kemudian mendekati Eva dan memeluknya sangat erat. Tentu saja Eva sangat ketakutan. Jujur saja, Eva sangat meragukan Adam saat ini."Adam! Lepaskan!" Eva mencoba melepaskan pelukan Adam yang begitu erat, namun sayang Adam enggan melepaskan pelukannya di tubuh gadis yang paling ia cintai itu."Kau marah padaku Eva?" Adam menghirup harus lavender yang menguat dari leher Eva. Ahh, sangat menenangkan.Eva diam, posisinya saat ini begitu intim. Bagaimana tidak Adam memeluk pinggang Eva dan mendudukkannya di pangkuan Adam. Posisinya yang membuat Eva merasakan hembusan nafas Adam yang begitu terasa di lehernya. Huh! Adam menciumi leher Eva dengan sangat lembut."Apa kini kau
Happy Reading!!♡♡♡♡♡♡♡"Bibi.. Hisk, Adam bi.. " Eva menangis, ia merasa bersalah pada Adam. Masakanya membuat Adam terluka seperti ini."Hisk.. Aku membuat Adam sakit karena makanan itu.. Bibi.. Adam ..hiskk" tangis Eva tak kunjung henti sedari tadi.Helen tak bisa berbuat apapun, ia memeluk Eva dan mencoba menenangkan gadis muda itu, 'Eva ini bukan salahmu, dokter sedang memeriksa tuan Adam, dia akan baik-baik saja' ucap Helen meyakinkan.'Cklek'Pintu kamar Adam terbuka, seorang dokter muda keluar dari sana, 'dok, bagaimana kondisi Adam?' Eva langsung bertanya dengan penuh kekhawatiran."Tuan Adam bukanlah orang yang lemah, ia tentu baik-baik saja.. Kau tenang saja" ucap si dokter muda tadi-- Smith."Ah.. Syukurlah..." Eva mengelus dadanya dan bernafas lega.Ia merasa sa
"Bi, aku akan membantumu... " Eva saat ini sedang berada di dapur mansion itu dengan niat ingin membantu Helen dan pelayan lain menyiapkan makan malam."Eva, tak perlu... Kami akan mengerjakanya.." tolak Helen secara lembut, bukan apa-apa, mereka hanya takut jika Eva tergores pisau, atau terciprat minyak panas saat membantu mereka di dapur, bisa-bisa Adam akan mencambuk mereka satu-persatu."Ayolah bi, aku sangat bosan... Aku juga akan memasak saja bersama kalian.. ""Tapi tuan Adam akan marah nanti.." celetuk salah seorang pelayan muda disana."Kalian tenang saja, aku nanti akan berbicara pada Adam. Lagipula aku kan calon istri Adam, aku harus memasak untuknya" senyum Eva secerah matahari p
"Eva!! " panggil seseorang dari belakang Adam dan Eva."Siapa? " ucap Eva lirih sambil menatap wajah orang itu."Aku Rean.. Tunanganmu.. "'Deg'"Rean? " beo Eva binggung, lantas bangkit dan mengamati Rean.Adam mengepalkan jarinya, ini di luar perkiraan. Ia tak menyangka akan ada orang yang mengenal bahkan mengatakan jika dia adalah tunangan Eva?! Hell no!! Eva akan selalu menjadi milik Adam."Eva.. Kau kemana saja? Aku mencarimu semenjak tiga hari yang lalu.. Eva.. " Rean mendekati Eva yang menatapnya penuh tanya.'Grep'Rean memeluk Eva secara reflek, baru satu detik Adam sudah menendang keras tulang kering Rean hingga membuat Rean jatuh ke tanah dan meringis kesakitan."Akkhsss""Rean" Amrita mendekati Rean dan membantu temanya itu.Amrita mema
Di sana, di sebuah ranjang yang nampak sangat nyaman, Adam memeluk Eva dengan penuh rasa."Eugnhh.. " Eva mulai membuka matanya, rasanya ia tertidur begitu nyenyak.Eva menelisik dan menemukan Adam disebelahnya tertidur damai dengan tangannya memelul pinggang Eva penuh kepemilikan. Eva bersemu malu, sungguh Eva tak suka berdusta, tapi,"Adam tampan sekali.. " gumam Eva mengamati wajah Adam, lalu tanpa Eva sadari, sedari tadi Adam sudah terbangum.'Cup'"Adam! " rajuk Eva kaget, pasalnya Adam tanpa permisi mengecup bibirnya bahkan dengan mata yang masih tertutup.Kecupan ringan yang sedikit renyah. Ah.. Sebut saja frenchkiss"Kau.. ""Kau manis Eva.. Sangat manis.. " Adam membuka matanya, dan kini jarak diantara mereka sudah kandas, bahkan hidung mereka bersentuhan.Eva dapat dengan jelas melihat bagaimana rupawanya seorang