Share

Bab 100

Penulis: Nuvola
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-24 05:34:52

Arin masuk ke ruang kerja untuk menyimpan dokumen yang sudah dia teliti. Di atas meja Samuel ada sesuatu yang mengkilap menarik perhatiannya. Arin berjalan mendekat ke arah meja Samuel.

Terlihat sebuah undangan berwarna gold, Arin pun membuka undangan itu. "Sayang aku cari ternyata kamu disini," ucap Samuel yang masuk ke dalam ruang kerja.

"Iya Mas baru nyimpen dokumen, ada apa?"

"Tidak apa-apa."

"Kakek sudah tidur siang?"

"Iya baru aja tidur. Kamu udah membacanya?" Samuel setelah makan siang berbincang dengan Kakek Indra dan baru saja Samuel mengantar Kakek Indra ke kamar untuk tidur siang.

"Tidak sengaja melihat, aku penasaran jadi aku buka. Maaf tidak izin dulu."

"Tidak apa-apa Sayang, tidak perlu izin segala," tutur Samuel yang mengecup pipi Arin. "Mas tidak bisa datang nanti Mas kirim kado ke rumah mereka saja," jelas Samuel.

"Kenapa?"

"Mas harus ke Singapura, kamu ikut ya."

"Tidak mau, malas."

"Beneran Sayang? Mas disana beberapa hari, kamu tidak apa-apa?" tanya Samuel yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsession In Love   Bab 101 Insiden Gelang

    Gaun panjang itu melekat sempurna di badan Arin, sungguh sangat mempesona. Arin melangkah memasuki rumah mewah itu, ruang tamu itu disulap seperti ballroom dengan dekorasi yang sangar elegant. Arin mengedarkan pandangannya mencari seseorang. Hingga dia tersenyum saat melihat sosok Ola yang tengah berdiri memegang minuman. Arin berjalan ke arah Ola, gadis itu tidak sendirian tetapi didampingi lelaki yang tak lain adalah Elio kekasih Ola. "Ola," panggil Arin membuat Ola menoleh. "Kakak akhirnya datang juga."Ola tersenyum melihat Arin yang datang dengan gaun putih yang membuatnya semakin menawan. Arin tersenyum ke arah Elio yang di balas senyum kecil oleh Elio. Mereka memang sudah kembali berbaikan dan Arin cukup senang melihatnya. "Baby, aku tinggal sebentar ya," tutur Elio kepada Ola yang dijawab anggukan kepala oleh Ola. Di lain tempat ada keluarga Irawan yang baru saja datang, Bella melingkarkan tangan di lengan sang suami. Mereka pertama kalinya hadir di acara pesta mewah namp

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Obsession In Love   Bab 102 Dilindungi Nyonya Ara

    "Benar itu gelang Nyonya Ara, bagaimana gelang itu ada di tas kamu?" tanya Irene dengan tatapan merendahkan. "Itu memang bukan gelang saya tapi saya juga tidak tahu itu gelang siapa dan kenapa bisa ada di tas saya," jelas Arin tanpa rasa takut karena memang dia tidak bersalah. Arin tak pernah mengambil barang milik pernah lain dan dia juga belum pernah melihat gelang itu. "Maling mana ada yang mau ngaku," seru Clara memprovokasi mereka yang ada disana. Tatapan mereka kini terus menatap ke arah Arin, mereka tidak percaya ada yang mencuri disana. Tatapan merendahkan mereka berikan kepada Arin tapi Arin tak goyah. Irawan dan Bella tersenyum puas melihat Arin yang di permalukan disana. Mereka puas dengan kerja Clara yang berhasil membuat Arin sebagai pencuri. "Apakah saya pernah mengatakan ciri-ciri gelang saya?" ucap Ara dengan tegas membuat Clara dan Irene gelagapan. "Bagaimana kalian tahu jika itu gelang saya atau bukan?" sambung Ara menatap Irene dan Clara bergantian. Irene mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Obsession In Love   Bab 1 Terjebak

    "Aku tidak mau jadi pelacur!" teriak Arin dengan suara bergetar. Dia terus menangis ketakutan saat dirinya diikat di sebuah kursi. Wanita yang tengah mendandani Arin tidak mengatakan apapun selain terus melakukan pekerjaannya. Mami Iren yang muak dengan Arin pun datang menghampirinya. Plak! Satu tamparan mendarat di wajah Arin. "Jika kamu tidak berhenti menangis aku buat para bodyguardku memperkosamu dan tentu saja video itu akan tersebar luas!" ancam Mami Iren membuat Arin semakin bergetar. Arin masih ingat pertama kali dia kemari dan Mami Iren meragukan kegadisannya itu. Mami Iren tanpa berkata panjang lebar saat itu langsung menyuruh anak buahnya memegangi Arin. Mami Iren membuka kaki Arin dan melucuti celana Arin untuk memeriksanya langsung. Sungguh saat itu Arin merasa sangat hina, meskipun yang di dalam ruangan itu hanya perempuan tetap saja itu adalah pelecehan. "Cepat selesaikan make up nya!" titah Mami Iren setelah menghapus air mata Arin. Ancaman Mami Iren membuat A

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Obsession In Love   Bab 2 Penuh Masalah

    Semua orang yang ada di sana nampak tidak berani menatap Samuel. Arin tertegun dengan itu, Samuel melangkah mendekat membuat Arin gelisah. Dia kembali berusaha menutup belahan dadanya yang menonjol. "Maaf, Tuan Samuel. Anak ini masih baru, jadi tidak dijual," ucap Mami Iren dengan hati-hati. "Kamu berani melarang saya!" ucap Samuel dengan suara beratnya berkata dingin. "Tidak Tuan," jawab Mami Iren yang menunduk. "Tulis harga yang kamu inginkan!" Setelah mengatakan itu Samuel langsung menarik Arin untuk pergi dari tempat itu. Arin merasakan aura kemarahan dari Samuel hingga keringat dingin membasahi dahinya. Arin mengumpati dirinya karena terjebak dalam situasi yang rumit ini. Samuel yang tinggi membuat langkahnya panjang dan Arin pun harus berlari untuk mengimbangi langkau Samuel. Setelah membuka mobil Samuel mendorong Arin hingga terlentang di jok belakang. Samuel berdiri di hadapan Arin dengan kaki yang naik ke atas jok. Berusaha mendekati Arin. "Sebegitunya menolak pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Obsession In Love   Bab 3 Tawaran

    "Kita akan menikah hari ini juga!" tegas Samuel yang melangkah menuju pintu. "Saya bilang saya bisa membayarnya," balas Arin membuat Samuel kembali berbalik. "Dengan apa? Menjual diri?" Perkataan Samuel sungguh menggoreskan luka di hati Arin. Samuel berjalan mendekat ke arah Arin, "Kalau iya jual tubuhmu itu ke saya, kamu mau berapa? Satu milyar? Dua miliar? Atau tiga milyar? Saya bisa membayarnya," ujar Samuel. Tangan kanan Arin melayang untuk memberikan tamparan di pipi Samuel. Namun Samuel segera menahanya, tatapan keduanya begitu tajam. "Kenapa marah? Bukankah itu yang kamu lakukan semalam?" Cengkraman tangan Samuel di pergelangan tangan Arin semakin kencang membuat Arin meringis. "Apa saya semurah itu di mata Anda?" tanya Arin dengan kedua mata yang telah berair. "Kamu sendiri yang membuat dirimu murah, bukan?" ujar Samuel yang melepaskan cengkraman tangannya. "Aku lebih baik mati daripada harus menikah dengan iblis sepertimu!" seru Arin. Samuel tersulut emosi dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Obsession In Love   Bab 4 Bergetar

    Tok tok tok Suara ketukan pintu terdengar dan tak lama Alfred masuk ke dalam kamar Arin. "Nona saya kemari ingin memberikan ini dari Tuan Samuel," turut Alfred. Arin menerima skripsinya itu tetapi tidak di tanda tangani Samuel, Arin pun berdecak kesal. Lagi-lagi ada yang perlu dia revisi, Arin merasa jika Samuel mempersulit dirinya. "Apa Pak Samuel ada di rumah?" tanya Arin. "Tuan tadi pergi sebelum makan siang biasanya beliau akan pulang malam," jawab Alfred membuat Arin menghela nafasnya. "Boleh minta tolong Pak?" tanya Arin. "Iya Nona ada yang bisa saya bantu?" "Nanti ketika Pak Samuel pulang katakan padanya jika aku ingin bertemu dengannya, aku tidak bisa menghubunginya karena ponselku hilang," tutur Arin. "Baik Nona, nanti saya akan sampaikan pesan dari Nona," ucap Alfred. "Makan siang Anda sudah dingin apa mau saya ganti, Nona?" tanya Alfred kemudian. "Tidak perlu, saya bisa memakannya." Alfred pun lalu berpamitan untuk keluar dari kamar itu, Sekarang sudah pukul

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Obsession In Love   Bab 5

    Arin terbangun pukul dua siang dengan masih memakai pakaian tadi. Kepalanya sedikit pusing Arin mungkin karena dia menangis hingga ketiduran dan belum makan siang. Biasanya Alfred akan membawakannya makanan tetapi Arin tidak melihat makanan apapun di dalam kamar. Arin menghela nafasnya lalu dia pun berjalan masuk ke kamar mandi. Arin berdiri di depan wastafel terlihat lehernya yang terdapat tanda merah akibat ulah Samuel. Ketika mengingat itu rasanya Arin ingin kembali menangis. Arin berdiri di bawah shower membiarkan air dingin membasahi kulitnya. Tidak peduli dengan kepalanya yang sakit Arin tetap mandi dengan air dingin. Setelah selesai Arin berjalan ke arah lemari pakaian, disana sudah ada beberapa pakaian untuk dia kenakan. Arin mengambil dress putih dengan motif bunga yang panjangnya selutut. Dia yang melihat tasnya masih tergeletak di lantai pun mengambilnya. Arin melihat roti yang tadi padi diberikan Pak Ujang dia pun langsung memakan roti itu untuk mengganjal perutnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Obsession In Love   Bab 6 Permintaan

    "Apa cucuku memperlakukanmu dengan baik?" tanya kakek menatap Arin. "Katakan saja pada kakek, jangan takut wajahnya memang tercipta seperti itu," sambung kakek dengan lembut karena melihat Arin yang masih terdiam. "Ba-baik kok Kek," jawab Arin dengan canggung. "Kamu nampak masih muda, bagaimana kamu bisa mau dengan pria tua ini?" tanya kakek membuat Arin mengulum senyumnya. "Tapi tenang saja kakek yakin dia memperlakukanmu dengan baik, bisa terlihat jika dia begitu mencintaimu," sambungnya membuat Arin menelan ludahnya. Dia menatap Samuel sekilas yang terlihat wajah datar Samuel. Kakek Indra berbicara banyak hal, dia terlihat lembut dan penuh perhatian membuat Arin merasa nyaman. Sesekali Kakek Indra membuat gurauan yang membuat Arin tertawa. Samuel masih disana dia hanya memperhatikan Arin dan Kakek. "Apa kesibukanmu sekarang?" "Arin masih mengurus skirpsi Kek, kebetulan Pak Samuel itu dospem Arin Kek," jawab Arin yang muali terbuka dengan Kakek Indra. "Dan Arin satu-satunya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01

Bab terbaru

  • Obsession In Love   Bab 102 Dilindungi Nyonya Ara

    "Benar itu gelang Nyonya Ara, bagaimana gelang itu ada di tas kamu?" tanya Irene dengan tatapan merendahkan. "Itu memang bukan gelang saya tapi saya juga tidak tahu itu gelang siapa dan kenapa bisa ada di tas saya," jelas Arin tanpa rasa takut karena memang dia tidak bersalah. Arin tak pernah mengambil barang milik pernah lain dan dia juga belum pernah melihat gelang itu. "Maling mana ada yang mau ngaku," seru Clara memprovokasi mereka yang ada disana. Tatapan mereka kini terus menatap ke arah Arin, mereka tidak percaya ada yang mencuri disana. Tatapan merendahkan mereka berikan kepada Arin tapi Arin tak goyah. Irawan dan Bella tersenyum puas melihat Arin yang di permalukan disana. Mereka puas dengan kerja Clara yang berhasil membuat Arin sebagai pencuri. "Apakah saya pernah mengatakan ciri-ciri gelang saya?" ucap Ara dengan tegas membuat Clara dan Irene gelagapan. "Bagaimana kalian tahu jika itu gelang saya atau bukan?" sambung Ara menatap Irene dan Clara bergantian. Irene mere

  • Obsession In Love   Bab 101 Insiden Gelang

    Gaun panjang itu melekat sempurna di badan Arin, sungguh sangat mempesona. Arin melangkah memasuki rumah mewah itu, ruang tamu itu disulap seperti ballroom dengan dekorasi yang sangar elegant. Arin mengedarkan pandangannya mencari seseorang. Hingga dia tersenyum saat melihat sosok Ola yang tengah berdiri memegang minuman. Arin berjalan ke arah Ola, gadis itu tidak sendirian tetapi didampingi lelaki yang tak lain adalah Elio kekasih Ola. "Ola," panggil Arin membuat Ola menoleh. "Kakak akhirnya datang juga."Ola tersenyum melihat Arin yang datang dengan gaun putih yang membuatnya semakin menawan. Arin tersenyum ke arah Elio yang di balas senyum kecil oleh Elio. Mereka memang sudah kembali berbaikan dan Arin cukup senang melihatnya. "Baby, aku tinggal sebentar ya," tutur Elio kepada Ola yang dijawab anggukan kepala oleh Ola. Di lain tempat ada keluarga Irawan yang baru saja datang, Bella melingkarkan tangan di lengan sang suami. Mereka pertama kalinya hadir di acara pesta mewah namp

  • Obsession In Love   Bab 100

    Arin masuk ke ruang kerja untuk menyimpan dokumen yang sudah dia teliti. Di atas meja Samuel ada sesuatu yang mengkilap menarik perhatiannya. Arin berjalan mendekat ke arah meja Samuel. Terlihat sebuah undangan berwarna gold, Arin pun membuka undangan itu. "Sayang aku cari ternyata kamu disini," ucap Samuel yang masuk ke dalam ruang kerja. "Iya Mas baru nyimpen dokumen, ada apa?""Tidak apa-apa.""Kakek sudah tidur siang?""Iya baru aja tidur. Kamu udah membacanya?" Samuel setelah makan siang berbincang dengan Kakek Indra dan baru saja Samuel mengantar Kakek Indra ke kamar untuk tidur siang. "Tidak sengaja melihat, aku penasaran jadi aku buka. Maaf tidak izin dulu.""Tidak apa-apa Sayang, tidak perlu izin segala," tutur Samuel yang mengecup pipi Arin. "Mas tidak bisa datang nanti Mas kirim kado ke rumah mereka saja," jelas Samuel. "Kenapa?""Mas harus ke Singapura, kamu ikut ya.""Tidak mau, malas.""Beneran Sayang? Mas disana beberapa hari, kamu tidak apa-apa?" tanya Samuel yang

  • Obsession In Love   Bab 99 Bertemu Calon Mertua

    Mobil memasuki pemukiman dimana sebelah kanannya masih ada hamparan sawah yang luas. Anak-anak berlari dengan memakai seragam sekolah, tawa ceria mereka seperti tak punya beban. Pemandangan itu cukup menarik perhatian Rocky. Anak-anak itu sangat berbeda dengan Rocky, dia dulu tak memiliki teman karena asal usul yang tidak jelas itu. "Rumah warna putih itu Pak," ucap Mila yang menunjuk ke sebuah rumah dengan ada sosok pria paruh baya yang masih duduk di teras rumah. Mobil berhenti tepat di sebuah rumah yang nampak sederhana itu. Mila segera turun, pria paruh baya yang melihat Mila pun langsung berdiri. Senyum cerah menghiasi wajahnya, Mila langsung memeluk pria itu. "Ya ampun Nok akhirnya kamu sampai juga," ucap Pak Fajar yang tak lain adalah Bapak Mila. "Bu Ibu, Mila pulang ini," teriak Pak Fajar memanggil istrinya. Seorang wanita paruh baya keluar dan langsung memeluk Mila. Rocky cukup iri saat melihat pemandangan itu. "Oh ya Bapak Ibu ini Rocky," tutur Mila memperkenalkan Rocky

  • Obsession In Love   Bab 98

    Mila baru selesai mandi dia memilih mengenakan rok jeans dengan belahan depan hingga selutut. Atasan Mila memakai outer bergaris berwarna biru putih, Mila memang tidak pernah memakai celana atau rok pendek hingga menampilkan pahanya. Pakaiannya terbilang cukup tertutup setiap saatnya meskipun di dalam rumah. Pintu kamar tiba-tiba dibuka oleh Rocky terlihat Rocky yang memakai kemeja biru dan kaos putih. "Sayang ayo makan," ajak Rocky. Mila menganggukkan kepalanya dan dia pun segera mengikuti langkah Rocky. Seorang wanita paruh baya terlihat tengah menata makanan di atas meja. "Oh ya Sayang kenalin ini Bibi Lia yang sering aku panggil untuk membersihkan apartemen," tutur Rocky. "Halo Bi saya Mila," sapa Mila. "Iya Nyonya Mila.""Bibi sudah makan?" "Bibi makannya nanti Nyonya, masih terlalu pagi juga Bibi tidak biasa sarapan.""Oh iya Bi.""Kalau begitu Bibi pamit kembali ke dapur Tuan Nyonya," tutur Bibi Lia dengan sopan yang kemudian pergi dari ruang makan itu. Rocky menarikkan

  • Obsession In Love   Bab 97

    Mila tidak bisa tidur padahal sekarang sudah tengah malam, perutnya sejak tadi terasa lapar tapi dia terlalu malu untuk makan tengah malam seperti ini. Dia terus menatap jam hingga akhirnya berjalan menuju ke pintu. Beberapa saat Mila hanya berdiri di balik pintu dia ragu untuk membuka pintu itu. Perutnya terus berbunyi mau tak mau Mila membuka pintu. Kepala Mila keluar dari pintu melihat ke kanan kiri yang nampak sepi dan gelap karena lampu sudah dimatikan. Mila pun segera melangkah menuju ke dapur, tidak nampak Rocky disana. Mila membuka kulkas dia mencari sesuatu untuk dimakan. "Cari apa?" "Astaga," ucap Mila yang terkejut karena Rocky tiba-tiba datang. Mila mengusap dadanya karena jantungnya berdetak dengan kencang. Rocky lalu menyalakan lampu terlihat wajah Mila yang gelagapan seolah kepergok melakukan kejahatan. "Kamu lapar?" tanya Rocky. "Iya maaf," jawab lirih Mila. "Kenapa minta maaf?" Rocky mengusap kepala Mila lalu berjalan ke arah lemari kabinet atas. "Mau mie?" tany

  • Obsession In Love   Bab 96 Kenyataan Yang Salah

    Samuel dan Arin kini berada di sebuah restoran Korea, mata Arin nampak berbinar melihat berbagai makanan Korea yang ada di depannya itu. Arin tentu saja langsung memakan topokki yang sejak awal dia incar. Samuel menatap istrinya itu yang tengah makan dengan lahap. Dia mengusap sudut bibir Arin yang belepotan, Arin tersenyum malu saat Samuel membersihkan bibirnya. "Makannya pelan-pelan tidak ada yang mau minta kok," tutur Samuel dengan lembut. "Oh ya aku lama tidak menengok Laura, bagaimana ya keadaannya sekarang?""Mau kesana nanti?" tanya Samuel yang langsung dijawab anggukan kepala oleh Arin. Samuel pun tersenyum melihat Arin yang sangat antusias. "Aku mau ke kamar mandi dulu ya Mas," tutur Arin. "Kenapa apa kamu sakit perut?""Tidak, aku hanya kebelet pipis," jawab Arin dengan menunjukkan giginya yang rata. "Mas antar.""Tidak perlu, Mas tunggu disini saja."Arin menolak tawaran Samuel dia menuju ke kamar mandi seorang diri. Dari tempat Arin duduk ke kamar mandi lumayan jauh,

  • Obsession In Love   Bab 95

    "Seperti kita pulang saja," ucap Mila tiba-tiba. "Kenapa?""Aku datang pulang," jawab Mila dengan ragu. "Kita mampir indomaret dulu ya," tutur Rocky yang langsung berhenti di indomaret karena kebetulan tadi mereka berada dekat dengan indomaret. "Kamu tidak perlu turun, biar aku saja yang turun," sambung Rocky yang kemudian keluar dari mobil. Tapi sebelum masuk ke indomaret tiba-tiba Rocky kembali ke mobil dia mengetuk kaca Mila. Mila pun menurunkan kaca mobilnya. "Kamu biasanya pakai merk apa?""Hah? Maksudnya?""Pembalut, kamu biasanya merk apa?""Aku bisa beli sendiri," tutur Mila yang akan membuka pintu mobil tapi di tahan oleh Rocky. "Diam di dalam, katakan saja padaku.""Yang warna hijau daun sirih lalu yang malam warna biru.""Oke."Rocky kembali berjalan ke indomaret itu, Mila menatapnya bingung hingga tak lama terlihat Rocky yang keluar dari indomaret dengan membawa satu kantong plastik. Karena plastik itu warna putih jadi Mila bisa melihat apa yang Rocky bawa. Mila tidak

  • Obsession In Love   Bab 94

    Sampai di rumah Arin langsung memberi kabar Samuel jika dia sudah sampai rumah, suaminya itu langsung menelpon dirinya. "Halo Mas.""Sudah makan?""Sudah Mas, tadikan aku sudah bilang kalau aku makan di cafe.""Oh iya, yaudah kamu istirahat jangan kemana-mana lagi.""Iya suamiku yang bawel.""Nanti pulangnya kalau ingin dibelikan sesuatu bilang saja ya.""Oke Mas, yaudah sana Mas lanjut kerja aja.""Iya Sayang, I love you.""I love you more.""I love you more," ucap Samuel kembali yang setelah baru telepon pun dimatikan. Arin merebahkan dirinya di atas tempat tidur dia pun memilih untuk tidur karena cukup lelah. Tak lama kemudian mata Arin langsung terpejam, dia langsung masuk ke alam mimpinya. Sedangkan di tempat lain Clara baru saja kembali menggunakan taxi karena mobilnya di bengkel. Clara malas menunggunya hingga memilih pulang. "Dimana mobilnya?" tanya Bella karena dia tidak tahu jika mobil Clara lecet. "Di bengkel, hanya lecet sedikit. " Bagaimana bisa?""Itu tidak penting

DMCA.com Protection Status