Home / Romansa / Obsession In Love / Bab 105 Hukuman Gara-gara Film

Share

Bab 105 Hukuman Gara-gara Film

Author: Nuvola
last update Last Updated: 2024-12-28 22:21:35
Jam sudah menunjukkan pukul empat sore tapi Mila masih di rumah Arin. Keduanya tertidur setelah mereka menonton film bersama. Sofa yang besar itu cukup nyaman untuk mereka tidur hingga mereka tidak menyadari jika Samuel dan Rocky sudah datang.

"Apa yang mereka tonton," gumam Samuel yang penasaran. Dia lalu membuka ponselnya dan melihat CCTV beberapa jam yang lalu.

Rocky yang penasaran pun mendekat dan ikut melihat ponsel Samuel. "Ini film apa?" tanya Samuel karena dia tidak tahu film yang mereka tonton. Samuel melihat wajah Rocky yang nampak kesal. "Ky?"

"Film 21+."

Mata Samuel membulat mendengarnya. "Sepertinya ini bukan ide Mila."

"Jadi kamu menuduh istriku?" ucap Samuel dengan tatapan ingin membunuh.

"Mungkin otak Nyonya ternodai karena Anda."

"Ya!" teriak Samuel yang kesal membuat dia wanita itu terbangun.

"Mas sudah pulang?" Suara Arin membuat Samuel menoleh ke arahnya.

Rocky langsung menghampiri Mila yang tengah mengucek matanya. "Sayang ayo pulang," ajak R
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Obsession In Love   Bab 106

    Arin berada di bawah selimut dengan tangan Samuel yang masih melingkar di perutnya. Samuel mencium pundak Arin membuat Arin menoleh ke arah Samuel. "Mau makan malam apa?" tanya Samuel. "Sushi," jawab Arin. "Sayang masih hamil tidak baik makan makanan mentah," tutur Samuel mengingatkan. "Yang lain ya," sambung Samuel dengan membujuk lembut Arin. "Sate taichan.""Ada lagi?" Arin menggelengkan kepalanya. Samuel pun langsung meraih ponsel yang ada di makassar dia menghubungi Alfred untuk menyiapkan makan malam mereka. Setelah itu Samuel meletakkan ponselnya kembali. "Apa kamu lelah Sayang?""Tentu saja!""Jadi apa kamu akan mengulanginya?" tanya Samuel yang membuat Arin terdiam. Dia kini mengingat penyebab Samuel memberikannya hukuman. "Baby, kamu tidak menjawab pertanyaanku?""Tadi hanya penasaran karena film itu booming.""Jadi apa kamu melihat milik pria lain?""Tentu saja tidak, filmnya tidak sevulgar itu."Samuel pun menganggukkan kepalanya tanda dia percaya dengan perkataan Ari

    Last Updated : 2024-12-29
  • Obsession In Love   Bab 107

    Samuel baru saja selesai makan siang dengan klien di sebuah restoran mewah. Dia berjalan keluar seorang diri karena Rocky sudah lebih dulu kembali ke kantor untuk bertemu tamu penting.Seseorang tiba-tiba menabrak dirinya membuat langkah Samuel terhenti. Seorang wanita terjatuh di lantai, Samuel menatap wanita itu. "Akh kakiku," eluh wanita itu. Samuel menaikan sudut bibirnya dia lalu mengulurkan tangannya. Saat wanita itu mendongakkan wajah terlihat jelas jika dia sedang berakting. "Tuan Samuel?" ucap Clara yang pura-pura terkejut. "Apa kita saling mengenal?" tanya Samuel yang sebenarnya dia tahu siapa wanita di depannya itu. Clara bangkit dengan ekspresi menahan rasa sakit. "Saya Clara anak Pak Irawan," jelas Clara. "Hm pantas Anda nampak tidak asing Nona," ucap Samuel dengan sopan. "Apa perlu ke rumah sakit?" tanya Samuel yang menatap kaki Clara. "Tidak perlu Tuan, hanya perlu istirahat di rumah saja pasti besok juga sudah membaik," tutur Clara dengan lembut. "Baiklah kalau b

    Last Updated : 2024-12-31
  • Obsession In Love   Bab 1 Terjebak

    "Aku tidak mau jadi pelacur!" teriak Arin dengan suara bergetar. Dia terus menangis ketakutan saat dirinya diikat di sebuah kursi. Wanita yang tengah mendandani Arin tidak mengatakan apapun selain terus melakukan pekerjaannya. Mami Iren yang muak dengan Arin pun datang menghampirinya. Plak! Satu tamparan mendarat di wajah Arin. "Jika kamu tidak berhenti menangis aku buat para bodyguardku memperkosamu dan tentu saja video itu akan tersebar luas!" ancam Mami Iren membuat Arin semakin bergetar. Arin masih ingat pertama kali dia kemari dan Mami Iren meragukan kegadisannya itu. Mami Iren tanpa berkata panjang lebar saat itu langsung menyuruh anak buahnya memegangi Arin. Mami Iren membuka kaki Arin dan melucuti celana Arin untuk memeriksanya langsung. Sungguh saat itu Arin merasa sangat hina, meskipun yang di dalam ruangan itu hanya perempuan tetap saja itu adalah pelecehan. "Cepat selesaikan make up nya!" titah Mami Iren setelah menghapus air mata Arin. Ancaman Mami Iren membuat A

    Last Updated : 2024-09-24
  • Obsession In Love   Bab 2 Penuh Masalah

    Semua orang yang ada di sana nampak tidak berani menatap Samuel. Arin tertegun dengan itu, Samuel melangkah mendekat membuat Arin gelisah. Dia kembali berusaha menutup belahan dadanya yang menonjol. "Maaf, Tuan Samuel. Anak ini masih baru, jadi tidak dijual," ucap Mami Iren dengan hati-hati. "Kamu berani melarang saya!" ucap Samuel dengan suara beratnya berkata dingin. "Tidak Tuan," jawab Mami Iren yang menunduk. "Tulis harga yang kamu inginkan!" Setelah mengatakan itu Samuel langsung menarik Arin untuk pergi dari tempat itu. Arin merasakan aura kemarahan dari Samuel hingga keringat dingin membasahi dahinya. Arin mengumpati dirinya karena terjebak dalam situasi yang rumit ini. Samuel yang tinggi membuat langkahnya panjang dan Arin pun harus berlari untuk mengimbangi langkau Samuel. Setelah membuka mobil Samuel mendorong Arin hingga terlentang di jok belakang. Samuel berdiri di hadapan Arin dengan kaki yang naik ke atas jok. Berusaha mendekati Arin. "Sebegitunya menolak pe

    Last Updated : 2024-09-24
  • Obsession In Love   Bab 3 Tawaran

    "Kita akan menikah hari ini juga!" tegas Samuel yang melangkah menuju pintu. "Saya bilang saya bisa membayarnya," balas Arin membuat Samuel kembali berbalik. "Dengan apa? Menjual diri?" Perkataan Samuel sungguh menggoreskan luka di hati Arin. Samuel berjalan mendekat ke arah Arin, "Kalau iya jual tubuhmu itu ke saya, kamu mau berapa? Satu milyar? Dua miliar? Atau tiga milyar? Saya bisa membayarnya," ujar Samuel. Tangan kanan Arin melayang untuk memberikan tamparan di pipi Samuel. Namun Samuel segera menahanya, tatapan keduanya begitu tajam. "Kenapa marah? Bukankah itu yang kamu lakukan semalam?" Cengkraman tangan Samuel di pergelangan tangan Arin semakin kencang membuat Arin meringis. "Apa saya semurah itu di mata Anda?" tanya Arin dengan kedua mata yang telah berair. "Kamu sendiri yang membuat dirimu murah, bukan?" ujar Samuel yang melepaskan cengkraman tangannya. "Aku lebih baik mati daripada harus menikah dengan iblis sepertimu!" seru Arin. Samuel tersulut emosi dia

    Last Updated : 2024-09-24
  • Obsession In Love   Bab 4 Bergetar

    Tok tok tok Suara ketukan pintu terdengar dan tak lama Alfred masuk ke dalam kamar Arin. "Nona saya kemari ingin memberikan ini dari Tuan Samuel," turut Alfred. Arin menerima skripsinya itu tetapi tidak di tanda tangani Samuel, Arin pun berdecak kesal. Lagi-lagi ada yang perlu dia revisi, Arin merasa jika Samuel mempersulit dirinya. "Apa Pak Samuel ada di rumah?" tanya Arin. "Tuan tadi pergi sebelum makan siang biasanya beliau akan pulang malam," jawab Alfred membuat Arin menghela nafasnya. "Boleh minta tolong Pak?" tanya Arin. "Iya Nona ada yang bisa saya bantu?" "Nanti ketika Pak Samuel pulang katakan padanya jika aku ingin bertemu dengannya, aku tidak bisa menghubunginya karena ponselku hilang," tutur Arin. "Baik Nona, nanti saya akan sampaikan pesan dari Nona," ucap Alfred. "Makan siang Anda sudah dingin apa mau saya ganti, Nona?" tanya Alfred kemudian. "Tidak perlu, saya bisa memakannya." Alfred pun lalu berpamitan untuk keluar dari kamar itu, Sekarang sudah pukul

    Last Updated : 2024-09-24
  • Obsession In Love   Bab 5

    Arin terbangun pukul dua siang dengan masih memakai pakaian tadi. Kepalanya sedikit pusing Arin mungkin karena dia menangis hingga ketiduran dan belum makan siang. Biasanya Alfred akan membawakannya makanan tetapi Arin tidak melihat makanan apapun di dalam kamar. Arin menghela nafasnya lalu dia pun berjalan masuk ke kamar mandi. Arin berdiri di depan wastafel terlihat lehernya yang terdapat tanda merah akibat ulah Samuel. Ketika mengingat itu rasanya Arin ingin kembali menangis. Arin berdiri di bawah shower membiarkan air dingin membasahi kulitnya. Tidak peduli dengan kepalanya yang sakit Arin tetap mandi dengan air dingin. Setelah selesai Arin berjalan ke arah lemari pakaian, disana sudah ada beberapa pakaian untuk dia kenakan. Arin mengambil dress putih dengan motif bunga yang panjangnya selutut. Dia yang melihat tasnya masih tergeletak di lantai pun mengambilnya. Arin melihat roti yang tadi padi diberikan Pak Ujang dia pun langsung memakan roti itu untuk mengganjal perutnya.

    Last Updated : 2024-09-24
  • Obsession In Love   Bab 6 Permintaan

    "Apa cucuku memperlakukanmu dengan baik?" tanya kakek menatap Arin. "Katakan saja pada kakek, jangan takut wajahnya memang tercipta seperti itu," sambung kakek dengan lembut karena melihat Arin yang masih terdiam. "Ba-baik kok Kek," jawab Arin dengan canggung. "Kamu nampak masih muda, bagaimana kamu bisa mau dengan pria tua ini?" tanya kakek membuat Arin mengulum senyumnya. "Tapi tenang saja kakek yakin dia memperlakukanmu dengan baik, bisa terlihat jika dia begitu mencintaimu," sambungnya membuat Arin menelan ludahnya. Dia menatap Samuel sekilas yang terlihat wajah datar Samuel. Kakek Indra berbicara banyak hal, dia terlihat lembut dan penuh perhatian membuat Arin merasa nyaman. Sesekali Kakek Indra membuat gurauan yang membuat Arin tertawa. Samuel masih disana dia hanya memperhatikan Arin dan Kakek. "Apa kesibukanmu sekarang?" "Arin masih mengurus skirpsi Kek, kebetulan Pak Samuel itu dospem Arin Kek," jawab Arin yang muali terbuka dengan Kakek Indra. "Dan Arin satu-satunya

    Last Updated : 2024-10-01

Latest chapter

  • Obsession In Love   Bab 107

    Samuel baru saja selesai makan siang dengan klien di sebuah restoran mewah. Dia berjalan keluar seorang diri karena Rocky sudah lebih dulu kembali ke kantor untuk bertemu tamu penting.Seseorang tiba-tiba menabrak dirinya membuat langkah Samuel terhenti. Seorang wanita terjatuh di lantai, Samuel menatap wanita itu. "Akh kakiku," eluh wanita itu. Samuel menaikan sudut bibirnya dia lalu mengulurkan tangannya. Saat wanita itu mendongakkan wajah terlihat jelas jika dia sedang berakting. "Tuan Samuel?" ucap Clara yang pura-pura terkejut. "Apa kita saling mengenal?" tanya Samuel yang sebenarnya dia tahu siapa wanita di depannya itu. Clara bangkit dengan ekspresi menahan rasa sakit. "Saya Clara anak Pak Irawan," jelas Clara. "Hm pantas Anda nampak tidak asing Nona," ucap Samuel dengan sopan. "Apa perlu ke rumah sakit?" tanya Samuel yang menatap kaki Clara. "Tidak perlu Tuan, hanya perlu istirahat di rumah saja pasti besok juga sudah membaik," tutur Clara dengan lembut. "Baiklah kalau b

  • Obsession In Love   Bab 106

    Arin berada di bawah selimut dengan tangan Samuel yang masih melingkar di perutnya. Samuel mencium pundak Arin membuat Arin menoleh ke arah Samuel. "Mau makan malam apa?" tanya Samuel. "Sushi," jawab Arin. "Sayang masih hamil tidak baik makan makanan mentah," tutur Samuel mengingatkan. "Yang lain ya," sambung Samuel dengan membujuk lembut Arin. "Sate taichan.""Ada lagi?" Arin menggelengkan kepalanya. Samuel pun langsung meraih ponsel yang ada di makassar dia menghubungi Alfred untuk menyiapkan makan malam mereka. Setelah itu Samuel meletakkan ponselnya kembali. "Apa kamu lelah Sayang?""Tentu saja!""Jadi apa kamu akan mengulanginya?" tanya Samuel yang membuat Arin terdiam. Dia kini mengingat penyebab Samuel memberikannya hukuman. "Baby, kamu tidak menjawab pertanyaanku?""Tadi hanya penasaran karena film itu booming.""Jadi apa kamu melihat milik pria lain?""Tentu saja tidak, filmnya tidak sevulgar itu."Samuel pun menganggukkan kepalanya tanda dia percaya dengan perkataan Ari

  • Obsession In Love   Bab 105 Hukuman Gara-gara Film

    Jam sudah menunjukkan pukul empat sore tapi Mila masih di rumah Arin. Keduanya tertidur setelah mereka menonton film bersama. Sofa yang besar itu cukup nyaman untuk mereka tidur hingga mereka tidak menyadari jika Samuel dan Rocky sudah datang. "Apa yang mereka tonton," gumam Samuel yang penasaran. Dia lalu membuka ponselnya dan melihat CCTV beberapa jam yang lalu. Rocky yang penasaran pun mendekat dan ikut melihat ponsel Samuel. "Ini film apa?" tanya Samuel karena dia tidak tahu film yang mereka tonton. Samuel melihat wajah Rocky yang nampak kesal. "Ky?" "Film 21+." Mata Samuel membulat mendengarnya. "Sepertinya ini bukan ide Mila." "Jadi kamu menuduh istriku?" ucap Samuel dengan tatapan ingin membunuh. "Mungkin otak Nyonya ternodai karena Anda." "Ya!" teriak Samuel yang kesal membuat dia wanita itu terbangun. "Mas sudah pulang?" Suara Arin membuat Samuel menoleh ke arahnya. Rocky langsung menghampiri Mila yang tengah mengucek matanya. "Sayang ayo pulang," ajak R

  • Obsession In Love   Bab 104

    Mila keluar dari kamar, saat ini jam menunjukkan pukul delapan. Dia memang bangun kesiangan karena semalam susah tidur. Mila yang belum mandi terlihat penampilannya yang masih berantakan. Rambutnya yang mengembang dengan mata yang belum terbuka sempurna. Gadis itu berjalan ke arah dapur untuk minum air putih. "Udah bangun sayang."Pyar! Gelas yang ada di tangannya terjatuh karena dia terkejut tiba-tiba mendengar suara Rocky. Sebuah tangan langsung menahan badan Mila agar tidak melangkah dan menginjak pecahan gelas. "Kenapa tidak pakai alas kaki," ucap Rocky yang langsung mengangkat tubuh Mila agar duduk di meja dapur. "Diam disana, aku bersihkan dulu," sambung Rocky. Mila yang masih terkejut pun belum bersuara. Ketika dia tersadar maka dia langsung merapikan rambutnya. "Mas kok belum berangkat?" tanya Mila. "Ada yang ketinggalan makannya aku pulang," jawab Rocky sambil menyapu pecahan gelas itu. Setelah selesai Rocky mencuci piring lalu kembali ke arah Mila. "Kenapa tidak pakai a

  • Obsession In Love   Bab 103

    Arin terbangun dari tidurnya saat merasakan ada yang memeluk dirinya. Arin yang mengingat jika Samuel tidak di rumah pun langsung berbalin dan segera menjauh. "Kenapa Baby?""Mas mengagetkanku," gerutu Arin memukul dada Samuel. "Kenapa pulang tidak memberi kabar?""Maaf sayang, Mas hanya khawatir tentang kamu soal kejadian tadi," jelas jujur Samuel yang menatap lembut istrinya itu. Samuel mengusap pipi Arin dengan lembut, Arin menatap Samuel terlihat lega saat suaminya ada di sampingnya. Samuel tak pernah terima jika seseorang mengganggu istrinya dia ingin langsung menghabisi keluarga Irawan. Tapi lagi-lagi Samuel tidak bisa melakukan itu, cara dia dan Arin untuk membalas dendam sangat berbeda. Arin tak akan bermain fisik berbeda dengan Samuel yang akan menyiksa mereka hingga mati. Samuel menarik Arin untuk masuk ke dalam pelukannya, dalam posisi seperti itu Arin bisa merasakan detak jantung Samuel. Terdengar kencang dan tak beraturan membuat Arin segera menatap wajah Samuel. Meski

  • Obsession In Love   Bab 102 Dilindungi Nyonya Ara

    "Benar itu gelang Nyonya Ara, bagaimana gelang itu ada di tas kamu?" tanya Irene dengan tatapan merendahkan. "Itu memang bukan gelang saya tapi saya juga tidak tahu itu gelang siapa dan kenapa bisa ada di tas saya," jelas Arin tanpa rasa takut karena memang dia tidak bersalah. Arin tak pernah mengambil barang milik pernah lain dan dia juga belum pernah melihat gelang itu. "Maling mana ada yang mau ngaku," seru Clara memprovokasi mereka yang ada disana. Tatapan mereka kini terus menatap ke arah Arin, mereka tidak percaya ada yang mencuri disana. Tatapan merendahkan mereka berikan kepada Arin tapi Arin tak goyah. Irawan dan Bella tersenyum puas melihat Arin yang di permalukan disana. Mereka puas dengan kerja Clara yang berhasil membuat Arin sebagai pencuri. "Apakah saya pernah mengatakan ciri-ciri gelang saya?" ucap Ara dengan tegas membuat Clara dan Irene gelagapan. "Bagaimana kalian tahu jika itu gelang saya atau bukan?" sambung Ara menatap Irene dan Clara bergantian. Irene mere

  • Obsession In Love   Bab 101 Insiden Gelang

    Gaun panjang itu melekat sempurna di badan Arin, sungguh sangat mempesona. Arin melangkah memasuki rumah mewah itu, ruang tamu itu disulap seperti ballroom dengan dekorasi yang sangar elegant. Arin mengedarkan pandangannya mencari seseorang. Hingga dia tersenyum saat melihat sosok Ola yang tengah berdiri memegang minuman. Arin berjalan ke arah Ola, gadis itu tidak sendirian tetapi didampingi lelaki yang tak lain adalah Elio kekasih Ola. "Ola," panggil Arin membuat Ola menoleh. "Kakak akhirnya datang juga."Ola tersenyum melihat Arin yang datang dengan gaun putih yang membuatnya semakin menawan. Arin tersenyum ke arah Elio yang di balas senyum kecil oleh Elio. Mereka memang sudah kembali berbaikan dan Arin cukup senang melihatnya. "Baby, aku tinggal sebentar ya," tutur Elio kepada Ola yang dijawab anggukan kepala oleh Ola. Di lain tempat ada keluarga Irawan yang baru saja datang, Bella melingkarkan tangan di lengan sang suami. Mereka pertama kalinya hadir di acara pesta mewah namp

  • Obsession In Love   Bab 100

    Arin masuk ke ruang kerja untuk menyimpan dokumen yang sudah dia teliti. Di atas meja Samuel ada sesuatu yang mengkilap menarik perhatiannya. Arin berjalan mendekat ke arah meja Samuel. Terlihat sebuah undangan berwarna gold, Arin pun membuka undangan itu. "Sayang aku cari ternyata kamu disini," ucap Samuel yang masuk ke dalam ruang kerja. "Iya Mas baru nyimpen dokumen, ada apa?""Tidak apa-apa.""Kakek sudah tidur siang?""Iya baru aja tidur. Kamu udah membacanya?" Samuel setelah makan siang berbincang dengan Kakek Indra dan baru saja Samuel mengantar Kakek Indra ke kamar untuk tidur siang. "Tidak sengaja melihat, aku penasaran jadi aku buka. Maaf tidak izin dulu.""Tidak apa-apa Sayang, tidak perlu izin segala," tutur Samuel yang mengecup pipi Arin. "Mas tidak bisa datang nanti Mas kirim kado ke rumah mereka saja," jelas Samuel. "Kenapa?""Mas harus ke Singapura, kamu ikut ya.""Tidak mau, malas.""Beneran Sayang? Mas disana beberapa hari, kamu tidak apa-apa?" tanya Samuel yang

  • Obsession In Love   Bab 99 Bertemu Calon Mertua

    Mobil memasuki pemukiman dimana sebelah kanannya masih ada hamparan sawah yang luas. Anak-anak berlari dengan memakai seragam sekolah, tawa ceria mereka seperti tak punya beban. Pemandangan itu cukup menarik perhatian Rocky. Anak-anak itu sangat berbeda dengan Rocky, dia dulu tak memiliki teman karena asal usul yang tidak jelas itu. "Rumah warna putih itu Pak," ucap Mila yang menunjuk ke sebuah rumah dengan ada sosok pria paruh baya yang masih duduk di teras rumah. Mobil berhenti tepat di sebuah rumah yang nampak sederhana itu. Mila segera turun, pria paruh baya yang melihat Mila pun langsung berdiri. Senyum cerah menghiasi wajahnya, Mila langsung memeluk pria itu. "Ya ampun Nok akhirnya kamu sampai juga," ucap Pak Fajar yang tak lain adalah Bapak Mila. "Bu Ibu, Mila pulang ini," teriak Pak Fajar memanggil istrinya. Seorang wanita paruh baya keluar dan langsung memeluk Mila. Rocky cukup iri saat melihat pemandangan itu. "Oh ya Bapak Ibu ini Rocky," tutur Mila memperkenalkan Rocky

DMCA.com Protection Status