Beranda / Romansa / Obsesi Liar Mantan Bosku / Bab 49. Burung Dalam Sangkar

Share

Bab 49. Burung Dalam Sangkar

Penulis: Andromeda Venus
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Gak kok, Mas. A-aku hanya ketemu dia di kantor aja kok.” Suara Cindy makin kecil saat mengarang alibi pada Melvin. Melvin tidak menanggapi sama sekali.

“Ya udah. Kapan kamu mau ke sini? Kayaknya aku pulang hari ini.” Cindy jadi makin membesarkan matanya. Sekarang jadi makin rumit karena Cindy pun tidak seharusnya terjebak di rumah Sebastian.

“Aku ... aku akan ke sana, Mas. Sebentar lagi aku ke sana.”

“Jangan lama, aku bosan.” Cindy sedikit tersenyum mendengar keluhan Melvin. Mungkin ini kesempatan mereka memperbaiki hubungan.

“Iya, Mas. Aku segera ke sana.” Cindy pun mematikan sambungan ponsel tersebut. Ia berbalik lalu berjalan cepat ke walk in closet. Cindy memilih setelan untuk pergi ke kantor. Ia akan beralasan ingin bekerja padahal akan mampir ke rumah sakit.

Setelah selesai, Cindy keluar kamar dan hendak berjalan ke ruang makan sebelum akhirnya bertemu dengan Lefrant yang ternyata t

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 50. Negosiasi

    Sebastian mengawasi Cindy yang dengan kamera pengawas yang terdapat nyaris di seluruh penthouse mewah tersebut. Ia menarik napas panjang lalu meneruskan pekerjaan setelah mengecek Cindy.“Jangan sampai dia ke rumah sakit!” Sebastian memesan pada Lefrant sebelum ia pergi. Hari ini Sebastian tidak bisa menemani Cindy yang beristirahat di rumahnya. Tak apa jika Cindy tidak bekerja. Yang penting, sekretarisnya itu menunggunya pulang.“Pak, Nona Cindy ingin pergi ke kantor.” Lefrant melapor pada Sebastian yang sedang dalam perjalanan ke luar kota. Keningnya mengernyit lalu menghela napas panjang. Ia nyaris naik pesawat pribadi yang akan segera lepas landas tapi kakinya berhenti di salah satu anak tangga.“Mau ngapain dia ke kantor? Aku kan sedang gak ada di tempat!” Sebastian membalas dengan ketus.“Saya sudah mengatakan tapi Nona Cindy ingin mengambil beberapa dokumen dan mengerjakannya di rumah. Atau dia bisa menungg

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 51. Posesif

    “Kamu gak apa-apa?” Naomi langsung melepaskan pelukan bertanya dengan cepat sebelum ia memeluk lagi. Cindy menarik napas lega berkali-kali lalu tersenyum.“Iya, aku gak apa-apa. Tapi ngapain kamu di sini?” tanya Cindy. Naomi pun melepaskan pelukannya lalu berjalan cepat ke pintu untuk mengunci. Ia berbalik lagi pada Cindy lalu menarik tangannya ke sudut kamar mandi untuk bicara.“Aku cari kamu. Kamu gak pulang dan tiba-tiba malah dipanggil polisi.”i Cindy hanya diam memperhatikan sahabatnya. Naomi terus mencerocos dan akhirnya menanyakan tentang apa yang terjadi.“Sebenarnya apa yang sudah terjadi, Cindy? Kenapa kamu bisa dituduh membakar rumah itu?”Cindy menundukkan pandangannya lalu menatap mata Naomi lagi dengan wajah tertekuk. Ia tidak tahu harus memulai dari mana bercerita tentang kemelut hidupnya.“Aku gak tahu. Mertuaku yang melaporkan. Aku bahkan ga ada di tempat kejadian saat itu. Kan

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 52. Terjepit

    Meisya langsung mendelik pada Cindy yang baru saja tiba di kamar Melvin. Cindy juga kaget saat melihat mertuanya juga ada di kamar itu.“Dari mana aja kamu? hari gini baru datang!” hardik Meisya pada Cindy yang masih gelagapan tak tahu harus menjawab apa.“Kamu baru datang sekarang, aku nungguin kamu dari tadi!” Melvin jadi ikut-ikutan menghardik. Cindy mendekat lalu tersenyum.“Maaf, Mas. Aku harus ijin ke kantor dulu.” Melvin berbalik lalu mendelik pada Cindy yang berusaha mendekat. Cindy lalu bergeser ingin mendorong kursi roda yang digunakan Melvin.“Biar aku yang bawa kamu keluar, ya?” Cindy menawarkan diri dengan lembut. Melvin tidak menjawab dan hanya mendengus panjang. Cindy pun akhirnya mendorong pelan kursi roda Melvin ke pintu keluar. Melvin sudah boleh pulang dan harus menjalani perawatan jalan dari rumah sakit sampai ia pulih serta bisa berjalan lagi.Meisya dengan sikap galak berjalan me

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 53. Bukan Rumahku

    “Bukan, Ma. Aku hanya gak mau merepotkan Mama dan Papa,” jawab Cindy dengan pandangan menunduk. Mata Meisya memicing tak suka. Baginya Cindy hanyalah menantu tak berguna yang seharusnya tidak lagi bersama Melvin. Cindy tidak mau terlalu menanggapi mertuanya itu. Ia segera membantu Melvin yang turun dari kursi penumpang ke kursi roda.Sebelah kakinya masih bisa dipakai dan ia bisa sedikit berdiri dengan sebelah kaki meski masih harus ditopang. Cindy yang terus membantu termasuk mendorong kursi roda Melvin masuk ke rumah.Sementara di luar, sebuah mobil SUV mewah berhenti di depan gerbang lalu membuka kaca jendelanya. Lefrant Emir sedang mengawasi Cindy yang mendorong Melvin masuk ke rumah. Ia mendengus keras lalu menggeleng pelan.“Pak, Pak Sebastian sudah tiba!” salah satu pengawal lalu melapor pada Lefrant. Lefrant menoleh sekilas lalu berdecap. Ia tahu jika Sebastian pasti pulang gara-gara Cindy.“Mana Cindy?” begitu

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 54. Aku Tak Boleh Kalah

    Cindy terburu-buru berlari dari lobi ke lift. Sepeda motor yang mengantarkannya tidak diperbolehkan masuk ke area gedung. Sehingga Cindy terpaksa berjalan dari gerbang masuk ke lobi utama dan sekarang ke lift. Ia sudah kehabisan tenaga dan kakinya sakit karena mengenakan sepatu pump heels.“Huff, aduh aku telat.” Cindy melenguh kelelahan bersandar di dinding lift yang sedang membawanya ke lantai paling atas tempat di mana kantornya berada.Cindy segera keluar begitu pintu lift terbuka. Ia harus masuk ke ruangannya sebelum ketahuan oleh Lefrant Emir. Tapi Cindy yang terengah berhenti di depan pintu ruangannya. Sebastian sudah duduk di kursi kerjanya menunggu Cindy yang baru saja datang. Rasanya jantung dan napas Cindy lepas sudah. Matanya membesar melihat Sebastian berdiri dari kursinya.“Dari mana kamu?” Sebastian bertanya dengan wajah datar dan suara dingin tanpa emosi. Cindy tak berani menatap wajah bosnya. Ia sudah ketahuan kabur.

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 55. Masih Dalam Hukuman

    Napas Cindy rasanya mau putus. Ternyata Edward dan Lefrant adalah dua orang yang sudah mengetahui tujuan Cindy bisa berada di Moulson. Ia tertegun menatap Edward seperti hilang arwah.“Bagaimana Bapak bisa mengatakan jika Pak Sebastian sudah menyelamatkan saya? Dia sudah menyiksa saya dan Bapak diam saja,” ucap Cindy dengan air mata berlinang dan suara mulai parau karena menahan tangis.“Apa kamu mengira Pak Sebastian yang jahat? Apa kamu gak bisa merasakan apa yang dia rasakan? Untuk apa dia mengangkat kamu menjadi sekretarisnya, dia punya alasan yang kuat ... atau lebih buruk. Dendam yang kuat.” Cindy hanya bisa diam saja.“Kamu kabur hanya untuk menemui pria yang sudah menjerumuskan kamu. Menurut kamu apa itu sebuah kebodohan?” sindir Edward jadi makin kesal.“Mas Melvin adalah suami saya ....”“Suami bodoh yang menggadaikan istrinya di meja judi. Itu bukan suami, itu adalah seorang bajingan.

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Chapter 56. Manja Tapi Gengsi

    Para staf cleaning servis menyulap pantri sederhana menjadi tempat yang layak untuk memasak. Mereka juga memesan bahan-bahan makanan termasuk daging sirloin impor kualitas terbaik untuk diolah oleh Cindy. Sesungguhnya Cindy tidak memiliki banyak waktu untuk membuat steak. Namun apa boleh buat, Sebastian tidak memberikannya waktu.“Kira-kira bakalan empuk gak, Bu?” tanya salah satu staf pada Cindy. Cindy tersenyum lalu mengedikkan bahunya.“Harusnya perlu waktu yang lama untuk marinasi daging tapi Pak Sebastian gak mau menunggu.” Cindy menjawab. Ia sedang melakukan marinasi daging dengan beberapa bumbu sebelum memanggangnya dengan oven. Setelahnya Cindy menyiapkan sayuran serta menu yang lain sebelum daging bisa dipanggang. Para staf itu memperhatikan sekaligus membantu Cindy menyiapkan semuanya.Sedangkan Sebastian menunggu di ruang rahasia tanpa bergerak dari kursi makan sama sekali.“Apa Bapak gak mau makan steak di tempat biasa saja?” Lefrant menawarkan. Sebastian melirik lalu memi

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 57. Janji Di Atas Keraguan

    Sebastian menarik Cindy keluar dari ruang CEO tanpa peduli jika ia mau protes atau semacamnya. Cindy mencoba bernegosiasi lagi sebelum ia benar-benar tidak bisa lepas dari Sebastian.“Pak, tolong! Saya gak bisa pulang ke sana!” Sebastian yang separuh menyeret Cindy lalu berhenti dan langsung berbalik.“Kenapa?”“Dia masih suami ....”“Ceraikan! Aku bilang ceraikan. Gampang kan?” potong Sebastian cepat. Cindy jadi serba salah. Ia bingung harus bicara seperti apa agar Sebastian mau melepaskannya.“Saya janji saya akan kembali bekerja besok. Pagi-pagi saya akan datang.” Cindy pun membujuk dengan berjanji. Sebastian masih berwajah datar. Ia kembali berbalik menarik Cindy bersamanya. Namun, kakinya berhenti di tengah lobi. parkir depan terlihat banyak orang.“Pak, kita lewat belakang!” ujar salah satu pengawal. Sebastian pun mendelik tak suka.“Ada apa ini?”“Reporter, Pak!”Dengusan keras serta kesal keluar dari mulut Sebastian. Ia pun berbalik dan masih menarik tangan Cindy bersamanya. C

Bab terbaru

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 200. Akhir

    Tanpa mau pulang ke apartemen mewahnya, Sebastian langsung menuju Moulson begitu ia sampai di Jakarta. Edward sudah menunggu di depan koridor dekat lift. Begitu ia melihat Sebastian, Edward langsung menghampiri.“Pak?”“Mana Cindy?”Sebastian berhenti di depan Edward yang menggeleng dengan wajah tanpa senyuman. Ia melepaskan napas panjang lalu berjalan melewati Edward. Lefrant juga mengikuti Edward yang berjalan setelah Sebastian. mereka sama-sama menuju ruang sekretaris. Tidak ada siapa pun begitu Sebastian masuk. Ia hanya menemukan sepucuk surat dalam amplop di atas meja kerja.Sebastian mengambil surat tersebut lalu membukanya. Wajahnya tampak tegang lalu rahangnya mengeras kala membaca isinya. Sebastian lalu menoleh pada Edward yang ikut masuk.“Kapan dia datang?”“Satu jam yang lalu. Dia langsung pergi setelah memberikan surat itu.” Edward menjawab. Sebastian melepaskan napas berat lalu mengambil ponselnya. Ia mencoba menghubungi nomor Cindi sekali lagi tapi seperti sebelumnya, i

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 199. Sakit Tak Terobati

    Peter tersenyum kecil melihat Cindy mau duduk dan bicara dengannya. Perjalanan ke Jakarta masih panjang dan Cindy akan kembali pada kehidupannya.“Apa kamu mau makan?” Peter menawarkan sekaligus berbasa-basi. Cindy menggelengkan kepalanya.“Gak, Mas. aku sudah makan.” Peter mengangguk lagi dengan sikap kaku serta saling mengaitkan jemari. Ia tidak tahu harus membicarakan topik apa. sampai Cindy kemudian bicara lebih dulu.“Maafkan aku, Mas.” Peter sedikit terkesiap lalu menoleh pada Cindy. Matanya masih menatap Cindy yang diam melakukan hal yang sama.“Aku sudah membuat kamu terluka dan patah hati. gak seharusnya aku meninggalkan kamu.” Peter semakin tertegun. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain dan saat itu Jasman sedang menatapnya tajam. Jasman tidak bisa mendengar pembicaraan yang terjadi tapi ia tahu jika Peter tidak akan pernah menolak sedikit pun sebuah kesempatan. Peter masih diam tak menjawab. Cindy pun menundukkan pandangannya dan fokus menatap salah satu sudut di depanny

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 198. Pulang

    Sepanjang perjalanan panjang menuju Jakarta, Sebastian hanya diam saja. Tidak seperti saat pertama pergi, kali ini Sebastian duduk sendirian. Tiada kehangatan pengantin baru yang pantas dirasakan Sebastian bersama Cindy. Ia bahkan tidak bisa melakukan pernikahan yang sudah direncanakannya dari semenjak di Indonesia.“Pak, sudah waktunya kita transit.” Lefrant memberitahukan pada Sebastian yang masih melamun. Sebastian hanya mengangguk kecil lalu menatap lagi ke arah luar. ia tidak menikmati perjalanan panjang yang sangat melelahkan hati.Sedangkan Lefrant menatap murung pada keadaan Sebastian yang tidak bergerak dari kursinya semenjak beberapa jam lalu. Ia terlihat sangat sedih dan Lefrant tidak tahu harus berbuat seperti apa. ia bahkan tidak tahu caranya bicara pada Sebastian.Lefrant pun membuka room chat dengan Edward di Jakarta. Lefrant sudah menceritakan semuanya. Edward yang sedang mengurus urusan pekerjaan milik Sebastian di Jakarta terpaksa sedikit membagi waktunya untuk memat

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 196. Bukan Cinta Tapi Hukuman

    Cindy tersenyum saat melihat sosok Kalendra dan Dallas yang sudah lama sekali tidak dilihatnya. Meski tidak bisa mengingat seluruhnya, tetapi Cindy merasa bahagia bertemu kembali dengan dua ponakan yang dulu sempat ia asuh, terutama Dallas.“Aunty pergi ke mana? Aku tidak pernah melihat Aunty lagi,” ujar Kalendra usai melepaskan sedikit pelukannya dari Cindy. Cindy tersenyum lalu membelai pipi Kalendra.“Aunty sedang bersekolah.” Kalendra tersenyum lalu mengangguk. Dallas yang mendekat juga dipeluk Cindy. Cindy bahkan mencium kepala Dallas beberapa kali.“Kamu sudah gede banget!” ucap Cindy dalam bahasa Indonesia. Dallas menyengir.“Aunty bisa bahasa Indonesia?” pekik Dallas menyengir lebar.“Bisa dong, Aunty Cindy kan adik Papa. Tentu saja dia bisa bahasa Indonesia.” Dion menyela dengan senyuman pada Dallas. Dallas kembali memeluk Cindy. Kalendra dan Dallas melepaskan kerinduan mereka pada bibi yang sudah sangat lama tidak mereka temui. Bahkan Dallas sampai melupakan wajah Cindy.Dio

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 195. Mengejar Yang Tak Terkejar

    Micheal Arson kini tidak mau lagi kompromi dengan Sebastian soal pernikahannya. Jessica langsung mengadu pada mertuanya itu meminta pertanggung jawabannya. Ia tidak suka jika Sebastian berselingkuh dengan wanita lain sekalipun, pernikahan mereka bukanlah pernikahan yang sesungguhnya.Michael langsung menelepon Sebastian memaksanya untuk segera kembali ke New York. Sebastian yang sedang berada di kamar, rasanya ingin membanting ponsel sekali lagi. ia bahkan belum tidur sama sekali.“Jangan bikin Papa menyeret kamu kemari. Kalau kamu tidak datang, Papa akan benar-benar melakukannya!” Michael mengancam lewat sambungan telepon itu. Sebastian menggeram kesal lalu mematikan panggilan itu begitu saja. Ia sudah tidak lagi memiliki rasa hormat pada ayahnya itu.Sebastian kembali mengurut keningnya. Ia buntu, tak bisa berpikir dengan baik. Tak lama, Lefrant masuk ke kamarnya. Ia baru saja menemui Dion menyerahkan surat-surat milik Cindy.“Kamu dari mana?” hardik Sebastian begitu melihat pengaca

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 194. Hidup Yang Terus Berjalan

    Dion masuk ke kamar Cindy setelah pagi hari. Cindy masih berbaring tengkurap dengan sisa air mata yang mulai mengering di sudut matanya. Dion membiarkan Cindy sendirian semalam agar ia bisa tenang. Pagi ini, mereka akan bicara. perlahan, Dion duduk di sisi ranjang lalu membelai kepala Cindy dengan lembut. mata Cindy pun terbuka perlahan pada Dion yang sedang tersenyum padanya.“Pagi,” sapa Dion dengan senyumannya. Cindy hanya diam dan perlahan bangun. Setelah duduk, Cindy menundukkan wajahnya. Ia tampak kusut karena menangis semalaman. Bahkan pakaiannya belum diganti sama sekali.“Sekarang lebih baik kamu mandi, Mbakmu sudah siapkan air hangat di bathtub. Kamu bisa berendam dan lebih relaks. Setelah segeran, nanti kita sarapan. Setelah itu kamu mau bicara apa pun terserah.” Cindy masih diam menatap Dion yang kemudian mengangguk pelan. Dion pun berdiri hendak keluar kamar. Tangan Cindy tiba-tiba memegang lengannya.“Mas, maafkan aku.” Cindy melirih pelan. Dion melepaskan napas sedikit

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 193. Menyingkap Topeng

    “Cindy, Cindy tunggu dulu! Kamu harus mendengar penjelasanku dulu. Hubungan aku dan dia gak seperti yang kamu pikirkan!” pungkas Sebastian membuka jelas masalah yang terjadi. Ia berusaha keras membuat Cindy tidak pergi sama sekali meski sulit. Sebastian tidak mau menyerah. Ia menarik tangan Cindy sebelum ia pergi bersama Dion.“Sudah cukup, Mas. Aku mau pergi!” Cindy membalas dengan menolak Sebastian di depan Dion. Dion belum bicara tapi setidaknya ia sudah mengetahui yang terjadi.“Cindy, kamu gak bisa pergi begitu saja. Kita sudah menikah!”“Gak, aku bukan istri kamu. Bukan aku, tapi perempuan tadi!” sahut Cindy dengan nada tinggi. Seketika Dion membesarkan matanya. Ia mendelik pada Sebastian yang tidak peduli dengan ekspresi kesal Dion. Ternyata Sebastian sudah memiliki istri selain Cindy. Meski masih harus dikonfirmasi tapi hal itulah yang terjadi.Sebastian tidak peduli dan menarik tangan Cindy. Ia panik karena Cindy akan meninggalkannya. Dion yang melihat tidak membiarkan hal te

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 192. Jangan Tinggalkan Aku

    “Bagaimana dia bisa berubah seperti itu? Aku gak habis pikir!” pungkas Sebastian begitu ia masuk kamar. Sebastian langsung meluapkan rasa kesal dan marahnya pada sikap Cindy pada Lefrant. Lefrant yang mengikuti di belakang menghela napas panjang.“Aku rasa jika Jessica tidak datang, ini tidak akan terjadi.” Lefrant berujar. Sebastian memutar ke belakang dengan pandangan dingin tidak suka meski yang diucapkan Lefrant adalah kenyataan.“Lef, aku gak mau lagi berurusan dengan Jessica!” Sebastian menggeram kesal. Lefrant menggelengkan kepalanya.“Gak bisa. Gak bisa sekarang ....”“Sampai kapan aku baru bisa menceraikan dia? dia sudah membuat semua rencanaku hancur. Sekarang Cindy sudah tahu kalau aku menikah dengan Jessica. Dia pasti gak mau kembali sama aku!” sahut Sebastian dengan suara meninggi penuh kekesalan. Ia menyugar rambutnya dengan gusar lalu melepaskan napas panjang dan meremas rambut. “Aku tahu sekarang posisi kita terjepit ....” Sebastian langsung menunjuk pada Lefrant.“J

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 191. Mata Terbuka

    “Sayang, tunggu!” Sebastian berhasil menangkap Cindy di depan lift sebelum ia masuk. Cindy tidak mau melihat ke arah Sebastian dan berusaha melepaskan dirinya. Sebastian tidak menyerah. Ia terus memohon bahkan saat beberapa tamu melihatnya.“Dengerin aku dulu, tolong. Dengerin dulu!”“Untuk apa, Mas? kamu sudah terbukti menipuku!” hardik Cindy sembari menangis. Sebastian menggelengkan kepalanya dan mulai kesal.“Ya kamu harusnya gak langsung percaya sama omongan dia!” balas Sebastian meninggikan suaranya.“Tapi dia istri kamu kan?” Sebastian mencebik kesal dan berkacak pinggang. Cindy menoleh dan melihat Lefrant baru datang. Ia langsung berjalan cepat ke arah Lefrant. Entah kenapa dia malah meminta bantuan Lefrant.“Tolong, Pak. Tolong saya!”Kening Lefrant seketika mengernyit. Ia melihat pada Sebastian yang malah kebingungan. Untuk apa Cindy sampai datang pada Lefrant.“Nona?”“Tolong, Pak. Saya gak mau berada di sini.” Cindy jadi makin menangis sesengukan. Sebastian tidak menyukai a

DMCA.com Protection Status