Beranda / Romansa / Obsesi Liar Mantan Bosku / Chapter 56. Manja Tapi Gengsi

Share

Chapter 56. Manja Tapi Gengsi

Penulis: Andromeda Venus
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Para staf cleaning servis menyulap pantri sederhana menjadi tempat yang layak untuk memasak. Mereka juga memesan bahan-bahan makanan termasuk daging sirloin impor kualitas terbaik untuk diolah oleh Cindy. Sesungguhnya Cindy tidak memiliki banyak waktu untuk membuat steak. Namun apa boleh buat, Sebastian tidak memberikannya waktu.

“Kira-kira bakalan empuk gak, Bu?” tanya salah satu staf pada Cindy. Cindy tersenyum lalu mengedikkan bahunya.

“Harusnya perlu waktu yang lama untuk marinasi daging tapi Pak Sebastian gak mau menunggu.” Cindy menjawab. Ia sedang melakukan marinasi daging dengan beberapa bumbu sebelum memanggangnya dengan oven. Setelahnya Cindy menyiapkan sayuran serta menu yang lain sebelum daging bisa dipanggang. Para staf itu memperhatikan sekaligus membantu Cindy menyiapkan semuanya.

Sedangkan Sebastian menunggu di ruang rahasia tanpa bergerak dari kursi makan sama sekali.

“Apa Bapak gak mau makan steak di tempat biasa saja?” Lefrant menawarkan. Sebastian melirik lalu memi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 57. Janji Di Atas Keraguan

    Sebastian menarik Cindy keluar dari ruang CEO tanpa peduli jika ia mau protes atau semacamnya. Cindy mencoba bernegosiasi lagi sebelum ia benar-benar tidak bisa lepas dari Sebastian.“Pak, tolong! Saya gak bisa pulang ke sana!” Sebastian yang separuh menyeret Cindy lalu berhenti dan langsung berbalik.“Kenapa?”“Dia masih suami ....”“Ceraikan! Aku bilang ceraikan. Gampang kan?” potong Sebastian cepat. Cindy jadi serba salah. Ia bingung harus bicara seperti apa agar Sebastian mau melepaskannya.“Saya janji saya akan kembali bekerja besok. Pagi-pagi saya akan datang.” Cindy pun membujuk dengan berjanji. Sebastian masih berwajah datar. Ia kembali berbalik menarik Cindy bersamanya. Namun, kakinya berhenti di tengah lobi. parkir depan terlihat banyak orang.“Pak, kita lewat belakang!” ujar salah satu pengawal. Sebastian pun mendelik tak suka.“Ada apa ini?”“Reporter, Pak!”Dengusan keras serta kesal keluar dari mulut Sebastian. Ia pun berbalik dan masih menarik tangan Cindy bersamanya. C

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 58. Gerbang Neraka

    Meisya langsung melotot saat Cindy baru masuk ke rumah. Ia berkacak pinggang berjalan pada Cindy yang hendak masuk ke kamar.“Hei, kamu kira ini rumah kamu bisa pulang sembarangan jam berapa pun!” seru Meisya menyalak. Suaranya sampai ke seluruh rumah dan cukup mengagetkan Cindy.“Aku baru pulang kerja, Ma.” Cindy bicara memberikan alasannya.“Mau dari tempat kerja kek, mau dari mana kek. Kamu harus tahu kalau rumah ini ada aturannya!” Meisya berteriak lagi dengan mata melotot. Cindy pun hanya diam saja menundukkan kepalanya. Tidak ada gunanya membantah sekarang.“Sekarang kamu beresin dapur sampai bersih baru kamu masuk kamar. Enak aja tinggal datang, makan, tidur di sini tapi gak kerja sama sekali!”“Tapi, Ma. Aku baru pulang dan ini sudah malam. Besok saja aku akan bereskan ....” Meisya dengan kasarnya mendorong Cindy sampai ia terjatuh di lantai dengan keras.“Ahh!”

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 59. Muslihat Jahat Mertua

    “Jangan teriak!” hardik Pratama tertahan dengan mata melotot membekap Cindy. Cindy sangat kaget sampai tidak tahu harus bernapas. Ia menahannya seperti baru saja diterjang sesuatu di kepala. Matanya tak bisa berkedip melihat ayah mertuanya kini mengimpitkan tubuhnya pada Cindy.“Kamu tahu kan? Kalau ini malam Jum’at?” Cindy mengernyit tak mengerti. Pratama makin menyeringai liar. Tengkuk Cindy seketika dingin dan menggigil. Ia jadi takut dan perasaannya langsung berubah tak enak. Hal buruk akan terjadi padanya.“Aku butuh seseorang. Aku yakin kamu pasti mau membantu Papa, kan?” Pratama kembali mendesis. Cindy jadi bingung. Ia tak suka, tak nyaman. Cindy mendorong Pratama. Pratama tak mau melepaskan sehingga Cindy jadi seperti sedang bergelut.“Diam!” Pratama memaksa Cindy dengan memeluknya.“Lepasin, Pa! Lepasin!” Cindy makin ketakutan. Ia tidak menyangka sama sekali dengan sikap Pratama ya

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 60. Siksaan

    Sebastian tengah membaca beberapa artikel berita tentang dirinya dan Cindy. Tidak ada yang mencurigai hubungan mereka sama sekali. Berita yang diturunkan juga bukan berita besar. Setidaknya gampang meredamnya.“Naomi Jingga, ini temannya Cindy?” tanya Sebastian membaca nama kontributor berita yang menulis artikel yang sudah ia baca.“Iya, Pak. Dia orang yang sama yang membawa Nona Cindy ke rumahnya saat dia kabur pertama kali.” Sebastian menoleh pada Lefrant yang meletakkan secangkir kopi untuknya. Mata Sebastian pindah dari Lefrant pada kopi yang ia hidangkan.“Ini kopi siapa?”“Kopi Bapak.”“Buatan Cindy?” Lefrant menarik napas panjang.“Bukan.” Sebastian kembali melihat berita dengan bibir yang dimajukan tanda tak suka.“Untuk kamu aja kopinya. Kalau buatan Cindy aku mau.”Lefrant mengangguk pelan lalu mengambil kembali cangkir kopi itu dan m

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 61. Hati Yang Terluka

    “Cindy! Cindy!”Cindy terengah dan langsung membuka mata karena kaget. Ia baru saja bermimpi bertemu dengan seorang wanita yang menidurkannya di atas pangkuan dengan lembut. Meskipun, Cindy tidak bisa melihat wajahnya. Ia yakin jika bertemu ibunya dalam mimpi.Saat tersentak kaget, Cindy ternyata berada di kamar mandi. Duduk di lantai yang dingin semalaman dengan tubuh lelah, kesakitan serta luka yang mengering.“Cindy!” ketukan di pintu terdengar lagi. suara Melvin yang memanggil namanya. Cindy perlahan bangun dari posisinya. Ia membuka pintu sedikit demi sedikit. Tampak wajah Melvin yang mengernyit cemas.Melvin menarik napas panjang kala melihat Cindy akhirnya mau keluar. Ia sudah menunggu semalaman bahkan harus mencari kunci cadangan kamar untuk bisa masuk. tetapi ia tidak bisa menemukan Cindy yang bersembunyi di kamar mandi. Bahkan setelah membuka pintu pun, Cindy masih tidak keluar. Ia tetap memegang pintu dengan wajah pucat ketakutan.“Ayo keluar! Ngapain kamu di dalam?” hardik

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 62. Tak Mau Mencari Perlindungan

    Cindy sudah menghidangkan sandwich dan kopi untuk Sebastian yang baru saja keluar dari kamar mandi. Wajah Sebastian kelihatan lelah karena ia bergadang tak bisa tidur semalaman. Sambil menunggu Sebastian selesai sarapan, Cindy berinisiatif membereskan tempat tidur.“Jam berapa kamu datang?” tanya Sebastian berbasa-basi sambil meminum kopinya. Ia menyesap lalu mendesahkan nikmatnya kopi hangat buatan Cindy setelahnya. Cindy menoleh sekilas dengan senyuman kecil.“Saya tiba jam tujuh lewat 10 menit, Pak.” Cindy menjawab lalu berbalik menepuk sedikit bantal dan menyusunnya.“Kamu terlambat 10 menit ya?” Sebastian menyindir kecil. Cindy tidak protes, ia mengangguk saja.“Maaf, Pak. Lain kali saya tidak akan terlambat lagi.”Sebastian sudah mulai makan lalu berhenti saat mendengar nada bicara Cindy. Seperti ada yang salah.“Apa kamu sakit lagi?” Cindy menoleh lagi lalu menggeleng pelan.

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 63. Langkah Di Luar Rencana

    Setelah jam makan siang, Cindy ingin memberikan laporan yang sudah ia selesaikan pada Sebastian. Namun kening Cindy mengernyit saat melihat Sebastian tidak berada di ruangannya. Mejanya tidak berubah sama sekali, artinya dari pagi usai sarapan, Sebastian tidak berada di kantornya.“Pak?” Cindy memanggil. Ia memeriksa ruang rahasia, masih rapi seperti semula.“Ke mana dia? Apa dia pulang?” Cindy bertanya pada dirinya sendiri. Ia ragu hendak meletakkan laporan tersebut di atas meja. Jika Sebastian tidak kembali maka tidak ada gunanya meletakkan dokumen tersebut. Cindy pun memutuskan kembali ke ruangannya seraya menunggu Sebastian.Nyatanya Cindy tetap tidak bisa tenang padahal Sebastian tidak sedang mengganggunya seperti sebelumnya. Cindy mengalihkan pikiran dengan mengerjakan pekerjaan yang lain tapi beberapa kali ia melirik ke depan. Dinding kantornya terbuat dari kaca transparan yang membuat mudah bagi Cindy mengenali jika ada yang lewat

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 64. Sentuhan Nakal

    Sebastian mendorong Cindy ke dinding dan dengan cepat menyibakkan rambut panjangnya ke samping. Ia meraba lalu mencium dari tengkuk sampai belakang pundak. Cindy langsung gemetaran dan membeku.“Harum,” gumam Sebastian pelan dan Cindy hanya terengah diam saja tanpa bisa berbuat apa-apa. Kedua tangannya mengepal tapi tak bisa bergerak, Sebastian seperti sedang mengunci Cindy. Sebastian masih terus menjalarkan kecupannya di tengkuk Cindy yang mematung. Ia sampai berhenti bernapas.Tangan kanan Sebastian mulai meraba dan akhirnya membuka kancing kemeja yang dikenakan Cindy lalu menyelipkannya di balik pakaian itu. Tangan itu lantas meremas salah satu dada yang masih terbalut bra. Sebastian menarik ke atas rambut Cindy dengan sebelah tangannya yang lain dan membawa nya ke wajah lalu mengecupi basah tengkuk Cindy bahkan sampai menggigitnya pelan. Cindy seolah reflek hendak melepaskan dirinya tapi Sebastian malah menyusupkan tangannya ke balik bra.“

Bab terbaru

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 200. Akhir

    Tanpa mau pulang ke apartemen mewahnya, Sebastian langsung menuju Moulson begitu ia sampai di Jakarta. Edward sudah menunggu di depan koridor dekat lift. Begitu ia melihat Sebastian, Edward langsung menghampiri.“Pak?”“Mana Cindy?”Sebastian berhenti di depan Edward yang menggeleng dengan wajah tanpa senyuman. Ia melepaskan napas panjang lalu berjalan melewati Edward. Lefrant juga mengikuti Edward yang berjalan setelah Sebastian. mereka sama-sama menuju ruang sekretaris. Tidak ada siapa pun begitu Sebastian masuk. Ia hanya menemukan sepucuk surat dalam amplop di atas meja kerja.Sebastian mengambil surat tersebut lalu membukanya. Wajahnya tampak tegang lalu rahangnya mengeras kala membaca isinya. Sebastian lalu menoleh pada Edward yang ikut masuk.“Kapan dia datang?”“Satu jam yang lalu. Dia langsung pergi setelah memberikan surat itu.” Edward menjawab. Sebastian melepaskan napas berat lalu mengambil ponselnya. Ia mencoba menghubungi nomor Cindi sekali lagi tapi seperti sebelumnya, i

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 199. Sakit Tak Terobati

    Peter tersenyum kecil melihat Cindy mau duduk dan bicara dengannya. Perjalanan ke Jakarta masih panjang dan Cindy akan kembali pada kehidupannya.“Apa kamu mau makan?” Peter menawarkan sekaligus berbasa-basi. Cindy menggelengkan kepalanya.“Gak, Mas. aku sudah makan.” Peter mengangguk lagi dengan sikap kaku serta saling mengaitkan jemari. Ia tidak tahu harus membicarakan topik apa. sampai Cindy kemudian bicara lebih dulu.“Maafkan aku, Mas.” Peter sedikit terkesiap lalu menoleh pada Cindy. Matanya masih menatap Cindy yang diam melakukan hal yang sama.“Aku sudah membuat kamu terluka dan patah hati. gak seharusnya aku meninggalkan kamu.” Peter semakin tertegun. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain dan saat itu Jasman sedang menatapnya tajam. Jasman tidak bisa mendengar pembicaraan yang terjadi tapi ia tahu jika Peter tidak akan pernah menolak sedikit pun sebuah kesempatan. Peter masih diam tak menjawab. Cindy pun menundukkan pandangannya dan fokus menatap salah satu sudut di depanny

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 198. Pulang

    Sepanjang perjalanan panjang menuju Jakarta, Sebastian hanya diam saja. Tidak seperti saat pertama pergi, kali ini Sebastian duduk sendirian. Tiada kehangatan pengantin baru yang pantas dirasakan Sebastian bersama Cindy. Ia bahkan tidak bisa melakukan pernikahan yang sudah direncanakannya dari semenjak di Indonesia.“Pak, sudah waktunya kita transit.” Lefrant memberitahukan pada Sebastian yang masih melamun. Sebastian hanya mengangguk kecil lalu menatap lagi ke arah luar. ia tidak menikmati perjalanan panjang yang sangat melelahkan hati.Sedangkan Lefrant menatap murung pada keadaan Sebastian yang tidak bergerak dari kursinya semenjak beberapa jam lalu. Ia terlihat sangat sedih dan Lefrant tidak tahu harus berbuat seperti apa. ia bahkan tidak tahu caranya bicara pada Sebastian.Lefrant pun membuka room chat dengan Edward di Jakarta. Lefrant sudah menceritakan semuanya. Edward yang sedang mengurus urusan pekerjaan milik Sebastian di Jakarta terpaksa sedikit membagi waktunya untuk memat

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 196. Bukan Cinta Tapi Hukuman

    Cindy tersenyum saat melihat sosok Kalendra dan Dallas yang sudah lama sekali tidak dilihatnya. Meski tidak bisa mengingat seluruhnya, tetapi Cindy merasa bahagia bertemu kembali dengan dua ponakan yang dulu sempat ia asuh, terutama Dallas.“Aunty pergi ke mana? Aku tidak pernah melihat Aunty lagi,” ujar Kalendra usai melepaskan sedikit pelukannya dari Cindy. Cindy tersenyum lalu membelai pipi Kalendra.“Aunty sedang bersekolah.” Kalendra tersenyum lalu mengangguk. Dallas yang mendekat juga dipeluk Cindy. Cindy bahkan mencium kepala Dallas beberapa kali.“Kamu sudah gede banget!” ucap Cindy dalam bahasa Indonesia. Dallas menyengir.“Aunty bisa bahasa Indonesia?” pekik Dallas menyengir lebar.“Bisa dong, Aunty Cindy kan adik Papa. Tentu saja dia bisa bahasa Indonesia.” Dion menyela dengan senyuman pada Dallas. Dallas kembali memeluk Cindy. Kalendra dan Dallas melepaskan kerinduan mereka pada bibi yang sudah sangat lama tidak mereka temui. Bahkan Dallas sampai melupakan wajah Cindy.Dio

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 195. Mengejar Yang Tak Terkejar

    Micheal Arson kini tidak mau lagi kompromi dengan Sebastian soal pernikahannya. Jessica langsung mengadu pada mertuanya itu meminta pertanggung jawabannya. Ia tidak suka jika Sebastian berselingkuh dengan wanita lain sekalipun, pernikahan mereka bukanlah pernikahan yang sesungguhnya.Michael langsung menelepon Sebastian memaksanya untuk segera kembali ke New York. Sebastian yang sedang berada di kamar, rasanya ingin membanting ponsel sekali lagi. ia bahkan belum tidur sama sekali.“Jangan bikin Papa menyeret kamu kemari. Kalau kamu tidak datang, Papa akan benar-benar melakukannya!” Michael mengancam lewat sambungan telepon itu. Sebastian menggeram kesal lalu mematikan panggilan itu begitu saja. Ia sudah tidak lagi memiliki rasa hormat pada ayahnya itu.Sebastian kembali mengurut keningnya. Ia buntu, tak bisa berpikir dengan baik. Tak lama, Lefrant masuk ke kamarnya. Ia baru saja menemui Dion menyerahkan surat-surat milik Cindy.“Kamu dari mana?” hardik Sebastian begitu melihat pengaca

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 194. Hidup Yang Terus Berjalan

    Dion masuk ke kamar Cindy setelah pagi hari. Cindy masih berbaring tengkurap dengan sisa air mata yang mulai mengering di sudut matanya. Dion membiarkan Cindy sendirian semalam agar ia bisa tenang. Pagi ini, mereka akan bicara. perlahan, Dion duduk di sisi ranjang lalu membelai kepala Cindy dengan lembut. mata Cindy pun terbuka perlahan pada Dion yang sedang tersenyum padanya.“Pagi,” sapa Dion dengan senyumannya. Cindy hanya diam dan perlahan bangun. Setelah duduk, Cindy menundukkan wajahnya. Ia tampak kusut karena menangis semalaman. Bahkan pakaiannya belum diganti sama sekali.“Sekarang lebih baik kamu mandi, Mbakmu sudah siapkan air hangat di bathtub. Kamu bisa berendam dan lebih relaks. Setelah segeran, nanti kita sarapan. Setelah itu kamu mau bicara apa pun terserah.” Cindy masih diam menatap Dion yang kemudian mengangguk pelan. Dion pun berdiri hendak keluar kamar. Tangan Cindy tiba-tiba memegang lengannya.“Mas, maafkan aku.” Cindy melirih pelan. Dion melepaskan napas sedikit

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 193. Menyingkap Topeng

    “Cindy, Cindy tunggu dulu! Kamu harus mendengar penjelasanku dulu. Hubungan aku dan dia gak seperti yang kamu pikirkan!” pungkas Sebastian membuka jelas masalah yang terjadi. Ia berusaha keras membuat Cindy tidak pergi sama sekali meski sulit. Sebastian tidak mau menyerah. Ia menarik tangan Cindy sebelum ia pergi bersama Dion.“Sudah cukup, Mas. Aku mau pergi!” Cindy membalas dengan menolak Sebastian di depan Dion. Dion belum bicara tapi setidaknya ia sudah mengetahui yang terjadi.“Cindy, kamu gak bisa pergi begitu saja. Kita sudah menikah!”“Gak, aku bukan istri kamu. Bukan aku, tapi perempuan tadi!” sahut Cindy dengan nada tinggi. Seketika Dion membesarkan matanya. Ia mendelik pada Sebastian yang tidak peduli dengan ekspresi kesal Dion. Ternyata Sebastian sudah memiliki istri selain Cindy. Meski masih harus dikonfirmasi tapi hal itulah yang terjadi.Sebastian tidak peduli dan menarik tangan Cindy. Ia panik karena Cindy akan meninggalkannya. Dion yang melihat tidak membiarkan hal te

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 192. Jangan Tinggalkan Aku

    “Bagaimana dia bisa berubah seperti itu? Aku gak habis pikir!” pungkas Sebastian begitu ia masuk kamar. Sebastian langsung meluapkan rasa kesal dan marahnya pada sikap Cindy pada Lefrant. Lefrant yang mengikuti di belakang menghela napas panjang.“Aku rasa jika Jessica tidak datang, ini tidak akan terjadi.” Lefrant berujar. Sebastian memutar ke belakang dengan pandangan dingin tidak suka meski yang diucapkan Lefrant adalah kenyataan.“Lef, aku gak mau lagi berurusan dengan Jessica!” Sebastian menggeram kesal. Lefrant menggelengkan kepalanya.“Gak bisa. Gak bisa sekarang ....”“Sampai kapan aku baru bisa menceraikan dia? dia sudah membuat semua rencanaku hancur. Sekarang Cindy sudah tahu kalau aku menikah dengan Jessica. Dia pasti gak mau kembali sama aku!” sahut Sebastian dengan suara meninggi penuh kekesalan. Ia menyugar rambutnya dengan gusar lalu melepaskan napas panjang dan meremas rambut. “Aku tahu sekarang posisi kita terjepit ....” Sebastian langsung menunjuk pada Lefrant.“J

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 191. Mata Terbuka

    “Sayang, tunggu!” Sebastian berhasil menangkap Cindy di depan lift sebelum ia masuk. Cindy tidak mau melihat ke arah Sebastian dan berusaha melepaskan dirinya. Sebastian tidak menyerah. Ia terus memohon bahkan saat beberapa tamu melihatnya.“Dengerin aku dulu, tolong. Dengerin dulu!”“Untuk apa, Mas? kamu sudah terbukti menipuku!” hardik Cindy sembari menangis. Sebastian menggelengkan kepalanya dan mulai kesal.“Ya kamu harusnya gak langsung percaya sama omongan dia!” balas Sebastian meninggikan suaranya.“Tapi dia istri kamu kan?” Sebastian mencebik kesal dan berkacak pinggang. Cindy menoleh dan melihat Lefrant baru datang. Ia langsung berjalan cepat ke arah Lefrant. Entah kenapa dia malah meminta bantuan Lefrant.“Tolong, Pak. Tolong saya!”Kening Lefrant seketika mengernyit. Ia melihat pada Sebastian yang malah kebingungan. Untuk apa Cindy sampai datang pada Lefrant.“Nona?”“Tolong, Pak. Saya gak mau berada di sini.” Cindy jadi makin menangis sesengukan. Sebastian tidak menyukai a

DMCA.com Protection Status