Beranda / Romansa / Obsesi Liar Mantan Bosku / Bab 39. Menolak Menjadi Simpanan

Share

Bab 39. Menolak Menjadi Simpanan

Penulis: Andromeda Venus
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sebastian dengan marah menarik kedua lengan Cindy dan menyentakkan ke arahnya. Dengan rahang menggeram dan rasa kesal rasanya dia ingin mengurung Cindy di kamarnya dan tidak boleh keluar selamanya. Cindy selalu pintar mematik amarah di kepala Sebastian selama ini.

“Kamu gak berhak menolak aku. Aku selalu dapat yang aku mau, jangan pikir kamu hebat, Cindy!” Sebastian menggeram menggertak dengan marah.

“Kalo gitu kenapa Bapak gak cari perempuan lain aja untuk simpanan? Bapak gak usah ganggu saya lagi.” Sebastian makin marah dan menarik Cindy dengan kuat. Pegangannya membuat Cindy mulai meringis kesakitan.

“Aku udah bilang beberapa kali. Kalau mau lepas kamu harus bayar utang Melvin sekarang juga. Dan jangan lupa ... kamu punya utang yang jauh lebih besar karena sudah berani menjebakku dulu sampai masuk penjara!”

Cindy terperangah mendengar pengakuan Sebastian. Ia tidak pernah mengenal Sebastian sebelumnya. Bahkan sekarang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 40. Bantuan Dadakan

    Mata Sebastian seketika membesar saat Lefrant mencekal Cindy lalu membekap mulutnya. Sekejap, Sebastian cemburu dan menarik Cindy yang meronta didekap Lefrant. Sebastian cepat menarik Cindy ke pelukannya.“Jangan sentuh dia!” Sebastian menunjuk pada Lefrant.“Pak ....” Cindy melihat kesempatan lagi dan berusaha lari tapi Sebastian masih sempat memegangnya dan terpaksa ikut membekap seperti yang dilakukan Lefrant sebelumnya.“Kamu mau ke mana, heh!” Sebastian menggeram serta mengancam. Ia menarik Cindy ke ranjang dan masih mendekap sekaligus membekap mulutnya. Lefrant ikut menenangkan Cindy yang bisa saja membuat polisi curiga.“Dengarkan aku dulu. Di luar ada polisi, mereka mau menahan kamu. Kamu dituduh membakar rumah Melvin,” ujar Lefrant memberikan penjelasan pada Cindy yang sedang dibekap Sebastian. Sebastian ikut mengernyit keheranan.“Apa!” sahut Sebastian sedikit memekik. Cindy pun

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 41. Terpaksa Patuh

    Cindy dibawa ke kantor polisi dengan pengawalan ketat dari orang-orang Sebastian Arson. Bahkan Sebastian sendiri ikut datang mendampingi Cindy yang akan memberikan kesaksiannya. Lefrant Emir bertindak sebagai kuasa hukum Cindy. Ia tidak sempat menerima surat kuasa dan langsung ditunjuk oleh Sebastian. Sebastian menjamin agar tidak ada wartawan yang datang. Namun ternyata Naomi bersama Madelo menunggu di kantor polisi. Dengan cepat, salah seorang pengawal Sebastian menyembunyikan bosnya tersebut. “Ngapain reporter ke sini? Kamu gak bersihin tempat ini? Aku bilang jangan ada wartawan!” tukas Sebastian marah. “Maaf, Tuan. Kami gak tahu. Kita ke belakang aja.” Sebastian mendengkus kesal. Ia memang tidak memiliki pilihan dan terpaksa meninggalkan Cindy sementara di ruang pemeriksaan. Sebastian bisa masuk ke salah satu ruangan petinggi kepolisian yang membantunya. “Ibu Cindy tidak bersalah karena di saat kejadian, beliau sedang sakit. Saya bisa membuktikan rekam medisnya,” ujar Lefrant

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 42. Membaca Pikiran

    “Naomi!” Cindy kaget sekaligus memekik. Naomi pun langsung memanggil Cindy bahkan melambai padanya. Hanya pintu kaca yang memisahkan keduanya. Cindy seakan ingin menghampiri Naomi di balik pintu kaca tersebut tapi tangannya dengan cepat ditarik Sebastian.“Kamu mau ke mana?” hardik Sebastian memarahi Cindy. Cindy tertegun dan melihat ke arah Naomi.“Itu ... temanku ....”“Ikut aku pulang!” Sebastian menggeram lalu melirik lagi ke arah wartawan. Reporter mulai mengerubungi dan beberapa petugas polisi menghalangi mereka. Namun demikian, sosok Sebastian dan Cindy berhasil ditangkap kamera.“Siapa laki-laki itu?” ujar Naomi dengan rasa penasaran yang luar biasa. Cindy pergi bersama Sebastian lewat jalan belakang dan langsung masuk ke mobil mewah Sebastian.. begitu pula dengan Lefrant Emir. Mobil meluncur pergi meninggalkan kantor polisi segera meninggalkan kerumunan wartawan yang dengan cepat datang.

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 43. Menu Makan Malam

    Tanpa mengganti pakaian setelah tiba, Cindy langsung masuk ke dapur. Ia bahkan tidak sempat melihat seluruh interior griya tawang mewah milik Sebastian. Lefrant langsung mengarahkan Cindy ke dapur yang mewah dan sepi. Namun demikian, isi kulkasnya sangat rapi dan lengkap. Kening Cindy sempat mengernyit. Memangnya Sebastian sempat makan di rumah selama ini?Cindy menepis segala pikirannya soal Sebastian. Ia bersiap memasak dengan beberapa bahan yang dikeluarkannya dari kulkas. Setidaknya untuk sementara Cindy bisa tenang karena Sebastian tidak mengganggunya.“Apa Nona Cindy akan tinggal di sini?” tanya Lefrant begitu Sebastian tiba di depan kamarnya.“Iya. Dia harus tinggal di sini. Rumahnya sudah kubakar, ke mana lagi dia mau tinggal,” sahut Sebastian melepaskan dasi sebelum membuka pintunya. Lefrant mengekori Sebastian sementara Cindy masih di dapur dan dijaga oleh beberapa pengawal.“Cari tahu siapa reporter wanita yang tad

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 44. Tak Terduga

    Naomi menarik napas panjang dan kesal. Cindy berhasil pergi tanpa diketahui oleh siapa pun. Namun tak butuh waktu lama bagi para reporter termasuk Cindy untuk mengetahui identitas pria yang datang bersama Cindy. Sekalipun Polisi tak mau bicara tapi akhirnya beberapa jam kemudian, diketahui jika Cindy bekerja di Moulson Corporation. Sebuah perusahaan telekomunikasi asing yang masuk ke Indonesia.“Kok dia gak ngomong kerja di sana ya?” Naomi bergumam pelan. Ia masih belum percaya jika Cindy bekerja di perusahaan besar yang sudah membeli dua bank swasta di Indonesia. Madelo mendekat lalu mengajak Naomi pergi dari kantor polisi.“Sekarang kita pulang dulu. Kamu lapar gak?” Madelo mengajak Naomi sambil membereskan kameranya. Naomi yang sedikit melamun jadi sedikit terkesiap. Ia menoleh pada Madelo dan mengangguk saja. Dengan cueknya, Madelo meninggalkan Naomi yang mengekorinya ke salah satu mobil. Naomi ikut naik dan bersama Madelo mampir ke salah sa

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 45. Kamar Baru

    Cindy masih kebingungan ketika berada di kamar Sebastian yang temaram, hangat dengan dekorasi minimalis modern. Sebastian baru saja masuk ke walk in closet lalu keluar tak berapa lama kemudian.“Ayo!” Sebastian menarik tangan Cindy yang kebingungan ke dalam walk in closet. Mata Cindy terbuka lebih lebar melihat isi ruang ganti yang luar biasa mewah. Melvin mungkin suami yang kaya raya tapi Sebastian jauh lebih kaya dari Melvin. Ruang ganti pakaian memiliki ukuran lebih besar dari kamar tidur Cindy di rumahnya yang sudah terbakar.“Ini ruang ganti buat kita berdua. Lemari kamu ada di sini.” Sebastian membuka salah satu lemari untuk menunjukkan pakaian milik Cindy yang sudah ia persiapkan. Cindy terperangah melihat itu semua. Ia tidak pernah menyangka jika Sebastian sudah mempersiapkan satu ruangan dengan banyaknya pakaian wanita dari berbagai merek terkenal. Tidak ketinggalan aksesoris seperti tas, sepatu sampai hal-hal kecil seperti tali pinggang, syal sampai bando serta jam tangan.“

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 46. Milikku Yang Kembali

    Cindy langsung membuka mata begitu ada yang memeluknya erat. Wajahnya langsung menoleh dan ujung hidungnya langsung menyentuh sisi wajah Sebastian. Sekali lagi Cindy tercekat dengan tindakan Sebastian padanya. Ia tidak bertindak kasar namun memeluk Cindy dengan lembut. Cindy kembali terjaga dan ingin melepaskan diri.“Bapak sedang apa? Saya ingin tidur,” gumam Sebastian pelan. Sebastian menaikkan pandangannya melihat mata Cindu. Ia mendekatkan hidungnya dan menggesekkannya pada pipi Cindy dengan lembut.“Mas Seb. Panggil aku Mas,” gumamnya berbisik begitu lembut. Tekuk sampai tulang belakang Cindy merasakan desir halus yang menjalar sekaligus rasa panas di seluruh tubuh sampai pangkal paha.“Maksudnya ....”“Aku kangen panggilan kamu yang dulu, Sayang.” Sebastian kembali berbisik. Hangat napas berbau mint di pipi Cindy membuat degup jantung makin tak karuan.“Tolong jangan peluk saya,” pin

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 47. Tembok Rahasia

    “Iya, aku juga kangen sama kamu. Kok kamu gak datang sih? Aku bosan di kamar terus,” ujar Melvin berbicara dalam sambungan telepon. Melvin sedikit menggeser posisi berbaring dengan kaki yang masih tergips tak bisa terlalu digerakkan.“Gak mungkin aku datang lagi, Mas. Aku lihat orang tua kamu mondar-mandir di depan kamar kamu. Aku jadi gak bisa mendekat,” sahut si penelepon. Melvin mendengus pelan dengan kesal.“Ya uda, nanti aja kita ketemu kalau aku sudah keluar dari rumah sakit.”“Kapan kamu pulang? Kamu mau tinggal di mana kalau udah pulang?”“Huh, paling di tempat orang tuaku dulu. Nanti aku cari apartemen baru dulu.”“Kamu gak ngurusin asuransi buat rumah kamu itu?” Melvin mendecap bibirnya lalu sedikit melayangkan pandangan ke atas.“Uda, sedang diurus Papa.”Pembicaraan itu kembali terdiam sampai tiba-tiba pintu kamar terbuka. Buru-buru Melvin

Bab terbaru

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 200. Akhir

    Tanpa mau pulang ke apartemen mewahnya, Sebastian langsung menuju Moulson begitu ia sampai di Jakarta. Edward sudah menunggu di depan koridor dekat lift. Begitu ia melihat Sebastian, Edward langsung menghampiri.“Pak?”“Mana Cindy?”Sebastian berhenti di depan Edward yang menggeleng dengan wajah tanpa senyuman. Ia melepaskan napas panjang lalu berjalan melewati Edward. Lefrant juga mengikuti Edward yang berjalan setelah Sebastian. mereka sama-sama menuju ruang sekretaris. Tidak ada siapa pun begitu Sebastian masuk. Ia hanya menemukan sepucuk surat dalam amplop di atas meja kerja.Sebastian mengambil surat tersebut lalu membukanya. Wajahnya tampak tegang lalu rahangnya mengeras kala membaca isinya. Sebastian lalu menoleh pada Edward yang ikut masuk.“Kapan dia datang?”“Satu jam yang lalu. Dia langsung pergi setelah memberikan surat itu.” Edward menjawab. Sebastian melepaskan napas berat lalu mengambil ponselnya. Ia mencoba menghubungi nomor Cindi sekali lagi tapi seperti sebelumnya, i

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 199. Sakit Tak Terobati

    Peter tersenyum kecil melihat Cindy mau duduk dan bicara dengannya. Perjalanan ke Jakarta masih panjang dan Cindy akan kembali pada kehidupannya.“Apa kamu mau makan?” Peter menawarkan sekaligus berbasa-basi. Cindy menggelengkan kepalanya.“Gak, Mas. aku sudah makan.” Peter mengangguk lagi dengan sikap kaku serta saling mengaitkan jemari. Ia tidak tahu harus membicarakan topik apa. sampai Cindy kemudian bicara lebih dulu.“Maafkan aku, Mas.” Peter sedikit terkesiap lalu menoleh pada Cindy. Matanya masih menatap Cindy yang diam melakukan hal yang sama.“Aku sudah membuat kamu terluka dan patah hati. gak seharusnya aku meninggalkan kamu.” Peter semakin tertegun. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain dan saat itu Jasman sedang menatapnya tajam. Jasman tidak bisa mendengar pembicaraan yang terjadi tapi ia tahu jika Peter tidak akan pernah menolak sedikit pun sebuah kesempatan. Peter masih diam tak menjawab. Cindy pun menundukkan pandangannya dan fokus menatap salah satu sudut di depanny

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 198. Pulang

    Sepanjang perjalanan panjang menuju Jakarta, Sebastian hanya diam saja. Tidak seperti saat pertama pergi, kali ini Sebastian duduk sendirian. Tiada kehangatan pengantin baru yang pantas dirasakan Sebastian bersama Cindy. Ia bahkan tidak bisa melakukan pernikahan yang sudah direncanakannya dari semenjak di Indonesia.“Pak, sudah waktunya kita transit.” Lefrant memberitahukan pada Sebastian yang masih melamun. Sebastian hanya mengangguk kecil lalu menatap lagi ke arah luar. ia tidak menikmati perjalanan panjang yang sangat melelahkan hati.Sedangkan Lefrant menatap murung pada keadaan Sebastian yang tidak bergerak dari kursinya semenjak beberapa jam lalu. Ia terlihat sangat sedih dan Lefrant tidak tahu harus berbuat seperti apa. ia bahkan tidak tahu caranya bicara pada Sebastian.Lefrant pun membuka room chat dengan Edward di Jakarta. Lefrant sudah menceritakan semuanya. Edward yang sedang mengurus urusan pekerjaan milik Sebastian di Jakarta terpaksa sedikit membagi waktunya untuk memat

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 196. Bukan Cinta Tapi Hukuman

    Cindy tersenyum saat melihat sosok Kalendra dan Dallas yang sudah lama sekali tidak dilihatnya. Meski tidak bisa mengingat seluruhnya, tetapi Cindy merasa bahagia bertemu kembali dengan dua ponakan yang dulu sempat ia asuh, terutama Dallas.“Aunty pergi ke mana? Aku tidak pernah melihat Aunty lagi,” ujar Kalendra usai melepaskan sedikit pelukannya dari Cindy. Cindy tersenyum lalu membelai pipi Kalendra.“Aunty sedang bersekolah.” Kalendra tersenyum lalu mengangguk. Dallas yang mendekat juga dipeluk Cindy. Cindy bahkan mencium kepala Dallas beberapa kali.“Kamu sudah gede banget!” ucap Cindy dalam bahasa Indonesia. Dallas menyengir.“Aunty bisa bahasa Indonesia?” pekik Dallas menyengir lebar.“Bisa dong, Aunty Cindy kan adik Papa. Tentu saja dia bisa bahasa Indonesia.” Dion menyela dengan senyuman pada Dallas. Dallas kembali memeluk Cindy. Kalendra dan Dallas melepaskan kerinduan mereka pada bibi yang sudah sangat lama tidak mereka temui. Bahkan Dallas sampai melupakan wajah Cindy.Dio

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 195. Mengejar Yang Tak Terkejar

    Micheal Arson kini tidak mau lagi kompromi dengan Sebastian soal pernikahannya. Jessica langsung mengadu pada mertuanya itu meminta pertanggung jawabannya. Ia tidak suka jika Sebastian berselingkuh dengan wanita lain sekalipun, pernikahan mereka bukanlah pernikahan yang sesungguhnya.Michael langsung menelepon Sebastian memaksanya untuk segera kembali ke New York. Sebastian yang sedang berada di kamar, rasanya ingin membanting ponsel sekali lagi. ia bahkan belum tidur sama sekali.“Jangan bikin Papa menyeret kamu kemari. Kalau kamu tidak datang, Papa akan benar-benar melakukannya!” Michael mengancam lewat sambungan telepon itu. Sebastian menggeram kesal lalu mematikan panggilan itu begitu saja. Ia sudah tidak lagi memiliki rasa hormat pada ayahnya itu.Sebastian kembali mengurut keningnya. Ia buntu, tak bisa berpikir dengan baik. Tak lama, Lefrant masuk ke kamarnya. Ia baru saja menemui Dion menyerahkan surat-surat milik Cindy.“Kamu dari mana?” hardik Sebastian begitu melihat pengaca

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 194. Hidup Yang Terus Berjalan

    Dion masuk ke kamar Cindy setelah pagi hari. Cindy masih berbaring tengkurap dengan sisa air mata yang mulai mengering di sudut matanya. Dion membiarkan Cindy sendirian semalam agar ia bisa tenang. Pagi ini, mereka akan bicara. perlahan, Dion duduk di sisi ranjang lalu membelai kepala Cindy dengan lembut. mata Cindy pun terbuka perlahan pada Dion yang sedang tersenyum padanya.“Pagi,” sapa Dion dengan senyumannya. Cindy hanya diam dan perlahan bangun. Setelah duduk, Cindy menundukkan wajahnya. Ia tampak kusut karena menangis semalaman. Bahkan pakaiannya belum diganti sama sekali.“Sekarang lebih baik kamu mandi, Mbakmu sudah siapkan air hangat di bathtub. Kamu bisa berendam dan lebih relaks. Setelah segeran, nanti kita sarapan. Setelah itu kamu mau bicara apa pun terserah.” Cindy masih diam menatap Dion yang kemudian mengangguk pelan. Dion pun berdiri hendak keluar kamar. Tangan Cindy tiba-tiba memegang lengannya.“Mas, maafkan aku.” Cindy melirih pelan. Dion melepaskan napas sedikit

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 193. Menyingkap Topeng

    “Cindy, Cindy tunggu dulu! Kamu harus mendengar penjelasanku dulu. Hubungan aku dan dia gak seperti yang kamu pikirkan!” pungkas Sebastian membuka jelas masalah yang terjadi. Ia berusaha keras membuat Cindy tidak pergi sama sekali meski sulit. Sebastian tidak mau menyerah. Ia menarik tangan Cindy sebelum ia pergi bersama Dion.“Sudah cukup, Mas. Aku mau pergi!” Cindy membalas dengan menolak Sebastian di depan Dion. Dion belum bicara tapi setidaknya ia sudah mengetahui yang terjadi.“Cindy, kamu gak bisa pergi begitu saja. Kita sudah menikah!”“Gak, aku bukan istri kamu. Bukan aku, tapi perempuan tadi!” sahut Cindy dengan nada tinggi. Seketika Dion membesarkan matanya. Ia mendelik pada Sebastian yang tidak peduli dengan ekspresi kesal Dion. Ternyata Sebastian sudah memiliki istri selain Cindy. Meski masih harus dikonfirmasi tapi hal itulah yang terjadi.Sebastian tidak peduli dan menarik tangan Cindy. Ia panik karena Cindy akan meninggalkannya. Dion yang melihat tidak membiarkan hal te

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 192. Jangan Tinggalkan Aku

    “Bagaimana dia bisa berubah seperti itu? Aku gak habis pikir!” pungkas Sebastian begitu ia masuk kamar. Sebastian langsung meluapkan rasa kesal dan marahnya pada sikap Cindy pada Lefrant. Lefrant yang mengikuti di belakang menghela napas panjang.“Aku rasa jika Jessica tidak datang, ini tidak akan terjadi.” Lefrant berujar. Sebastian memutar ke belakang dengan pandangan dingin tidak suka meski yang diucapkan Lefrant adalah kenyataan.“Lef, aku gak mau lagi berurusan dengan Jessica!” Sebastian menggeram kesal. Lefrant menggelengkan kepalanya.“Gak bisa. Gak bisa sekarang ....”“Sampai kapan aku baru bisa menceraikan dia? dia sudah membuat semua rencanaku hancur. Sekarang Cindy sudah tahu kalau aku menikah dengan Jessica. Dia pasti gak mau kembali sama aku!” sahut Sebastian dengan suara meninggi penuh kekesalan. Ia menyugar rambutnya dengan gusar lalu melepaskan napas panjang dan meremas rambut. “Aku tahu sekarang posisi kita terjepit ....” Sebastian langsung menunjuk pada Lefrant.“J

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 191. Mata Terbuka

    “Sayang, tunggu!” Sebastian berhasil menangkap Cindy di depan lift sebelum ia masuk. Cindy tidak mau melihat ke arah Sebastian dan berusaha melepaskan dirinya. Sebastian tidak menyerah. Ia terus memohon bahkan saat beberapa tamu melihatnya.“Dengerin aku dulu, tolong. Dengerin dulu!”“Untuk apa, Mas? kamu sudah terbukti menipuku!” hardik Cindy sembari menangis. Sebastian menggelengkan kepalanya dan mulai kesal.“Ya kamu harusnya gak langsung percaya sama omongan dia!” balas Sebastian meninggikan suaranya.“Tapi dia istri kamu kan?” Sebastian mencebik kesal dan berkacak pinggang. Cindy menoleh dan melihat Lefrant baru datang. Ia langsung berjalan cepat ke arah Lefrant. Entah kenapa dia malah meminta bantuan Lefrant.“Tolong, Pak. Tolong saya!”Kening Lefrant seketika mengernyit. Ia melihat pada Sebastian yang malah kebingungan. Untuk apa Cindy sampai datang pada Lefrant.“Nona?”“Tolong, Pak. Saya gak mau berada di sini.” Cindy jadi makin menangis sesengukan. Sebastian tidak menyukai a

DMCA.com Protection Status