Share

Bab 39

Author: Vyra Fame
last update Last Updated: 2022-09-26 09:32:30

"Ma, hentikan itu. Apa yang kamu lakukan?" sergah Ivan sedikit heran dengan ulah sang istri. Namun Rosa tetap saja berkilah dan melontarkan segala rasa tak terimanya kepada Sekar dan juga Rama.

Sementara para warga yang masih berada di luar dan terus berusaha mendengar perseteruan itu sontak menggelengkan kepala mereka kala melihat bagaimana respon yang Rosa tunjukkan. Mereka tidak menyangka jika wanita itu akan tetap membela sikap anaknya meskipun sudah jelas tertangkap basah bersalah. Bisik-bisik dan segala gunjingan pun semakin terdengar, terlebih saat pintu rumah Pak RT tak sengaja terbuka karena banyaknya warga yang berusaha menguping.

"Aku tidak menyangka jika Zea ternyata seperi itu."

"Tidak percaya lagi jika Rosa malah membela anaknya."

"Gila ya, sudah tahu anaknya berbuat maksiat dan dosa kok masih saja dibela."

Gunjingan terus terdengar memekak telinga Rosa dan Ivan. Namun Ivan tetap mempertahankan posisi duduknya dengan jari yang telah terkepal kuat berusaha menahan amarah.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 40

    Saat Zea sampai di depan rumah orang tuanya, ia bergumam, "Lho, kok ternyata sepi, ya? Tumben jam segini pintu depan ditutup.""Mungkin Papa dan Mama ada di dalam, Sayang," ujar Dani yang kemudian berinisiatif untuk maju terlebih dahulu dan mengetuk pintu.Semenit ... dua menit ... hingga lima menit lamanya, tidak ada jawaban dari siapa pun. "Benar kan, Sayang, tidak ada siapapun?" tanya Zea."Hmm ...." Dani hanya bisa mengangkat bahu dan ikut kecewa."Sebentar, aku mau bertanya pada tetangga dulu, di mana keberadaan Mama." Zea pun segera menuju ke rumah sebelah, sebelum Dani bisa menjawab apa pun.Tok ... tok ... tok .... "Selamat siang! Permisi!" sapa Zea."Siang ... eh, lha ini apa, Zea!" sambut Ibu tetangga Zea."Iya, Tante, permisi mau tanya, itu rumah saya kok sepi, ya? Apa Tante tahu kemana Mama dan Papa pergi?" tanya Zea sopan."Oh, ya jelas tahu, lah, wong kelihatan dari sini. Mama dan Papa kamu ada di rumah Pak RT, tuh," jawab sang tetangga."Rumah Pak RT? Ada keperluan apa

    Last Updated : 2022-09-26
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 41

    Hingga tiba-tiba saja suara deringan telepon dari ponsel milik Rama memecahkan keheningan. Rama meminta izin untuk keluar sejenak menerima telepon itu. Sedangkan maminya dengan Rosa masih saja adu mulut.Tepat saat sudah keluar rumah, Rama dapat melihat siapa yang meneleponnya. Tanpa ragu, Rama pun mengangkat telepon dari orang yang sudah ia tunggu-tunggu, tentu saja. Karena yang meneleponnya adalah dari pihak kepolisian."Halo, Pak?" sapa Rama langsung. "Apakah ada kabar terbaru?"["Selamat siang, Pak Rama,"] jawab orang yang ada di seberang telepon. ["Saya ingin mengabarkan kalau saat ini kami sudah berhasil mengamankan dan membawa saudari Zea dan juga kekasihnya Dani, di rumah orang tua saudari Zea. Sekarang mereka berdua akan segera kami bawa ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut."]Seketika bola mata Rama serasa seperti akan keluar. Ia membulat dengan sempurna, tentu saja dengan senyuman yang mengembang menyertai di setiap sudut bibirnya."Apakah sekarang mereka sudah b

    Last Updated : 2022-09-26
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 42

    Zea pun dengan paksa dijalankan agar bisa masuk ke mobil polisi. Tentu masih ada perlawanan yang sangat jelas dari Zea."Tak bisakah kalian lebih lembut, Huh? Apa kalian tidak melihat kalau saat ini aku sedang hamil?!" pekik Zea lagi.Pihak polisi itu seakan tidak membuka telinganya. Mereka masih saja memaksa untuk Zea agar bisa masuk ke dalam mobil polisi dan dibawa ke kantor.'Tidak! Ini tidak bisa dibiarkan!' batin Zea penuh kekhawatiran. Pun Zea langsung menatap Dani guna untuk meminta pertolongan.Namun, mata Zea membulat dengan hati yang mencelos, saat tahu kalau sekarang Dani, kekasihnya itu sedang mencoba untuk menghindar dari pandangan para polisi.'Dani ... dia mau meninggalkanku sendiri? Tenggelam dalam lumpur sialan ini?' batin Zea yang tak percaya atas apa yang dilakukan oleh Dani. Bahkan, laki-lak

    Last Updated : 2022-09-27
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 43

    "Kurang ajar kamu! Lelaki brengsek!" Rosa tidak segan untuk berbuat kasar kepada Rama.Ivan yang melihat sang istri yang mulai nekat memukul Rama lantas berlari menghampiri dan menahannya. "Ma, jangan begitu!""Jangan begitu bagaimana, hah?! Ini semua salahnya!" teriak Rosa murka."Ini bukan salah Rama, Ma."Menurut Ivan semua memang bukan salah Rama, karena laki-laki itu hanya melaporkan semua sesuai apa yang telah terjadi. Ivan tidak dapat membantah kalau Zea memang melakukan kejahatan."Bukan salahnya bagaimana? Karena dia sekarang Zea ditangkap polisi!" Rosa menatap Rama penuh dendam.Polisi merasa situasi semakin tidak kondusif, tetapi dia tidak bisa tetap di sini. "Mohon maaf, Pak, Bu. Saya permisi.""Tidak boleh! Bapak tidak boleh membawa anak saya!" bantah Rosa."Silakan, Pak. Biar saya yang mengurus istri say

    Last Updated : 2022-09-27
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 44

    Mendengar permintaan Rama membuat beberapa orang memutuskan untuk pergi, tetapi masih banyak yang berdiam diri karena merasa akan ada drama lagi yang akan terjadi.Sekar kesal dengan Rama. "Maksud kamu apa? Kenapa kamu membela mereka? Biarkan saja semua warga tetap di sini dan menghina mereka. Toh, itu salah mereka!""Aku tidak membela, Mi. Tapi kasihan Om Ivan, lagipula ini bukan kampung kita, malu," jelas Rama.Sekar berdecih, dia bahkan tidak peduli di mana dirinya berada sekarang."Benar kata Mas Rama, Mi. Kita jangan gegabah, lagipula Mas Rama emang orangnya pendamai, makanya adem terus bawaannya kalo deket dia, nurun maminya," ucap Anin membuat Sekar dan Rama tersipu karena dipuji."Bisa saja kamu, Anin," ucap Sekar."Aku bicara jujur, Mi. Jadi, lebih baik kita jangan memperpanjang masalah, biar polisi yang memberitahu hasilnya apakah Zea terbukti bersa

    Last Updated : 2022-09-27
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 45

    Terburu-buru menormalkan debaran di dadanya, Siti kemudian memantaskan diri secepat mungkin, agar wajahnya tidak kentara habis terkejut. Lalu dia berjalan keluar dengan santai, seolah-olah baru saja dari arah belakang rumah."Ya Bu. Ada apa?" tanyanya sopan."Tolong bikinin kami teh dan kopi. Sekalian cemilannya juga," perintah Sekar.Perintah Sekar diucapkan dengan sangat jelas. Tetapi Siti tidak mengerti kenapa matanya tiba-tiba terpaku pada Tuannya, Rama. Sampai-sampai perintah Sekar seolah angin lalu saja di telinganya.Jantungnya yang nyaris copot karena teriakan Sekar yang memanggil namanya, kini berganti dengan debaran lain ketika bertemu dengan wajah Rama di hadapannya.Walau secara naluriah, dia mendengar ucapan Sekar, namun ucapan itu sangat samar masuk ke dalam telinganya.

    Last Updated : 2022-09-28
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 46

    "Aku bakal menyingkirkan Anin dan bayi dalam perutnya dengan merusak bagian mesin mobilnya. Bu Anin pasti akan menyetir sendiri mobilnya kalau dia bepergian. Jadi, kalau dia kecelakaan, gara-gara mesin mobilnya sendiri yang rusak, pasti itu kayak kecelakaan biasa aja," bisik Siti. Sebelah alisnya terangkat. Wajahnya penuh kelicikan. Dia yakin kalau rencananya itu akan berhasil memisahkan Anin dari Rama selama-lamanya.Berpikir demikian, tangannya semakin cepat bekerja. Piring-piring kotor yang bertumpuk, satu-persatu selesai dicuci.Siti kemudian beralih ke tugasnya yang lain. Kini dia menjemur pakaian-pakaian yang sudah selesai dicuci dan siap untuk dijemur.Siti bergegas menuju ke belakang rumah, untuk menjemur semua pakaian tersebut. Dia sudah tidak sabar untuk mewujudkan rencananya.Ada satu bengkel yang dia kenal pemiliknya. Jadi Siti berencana untuk meminta bantuan temannya itu, untuk merusak m

    Last Updated : 2022-09-28
  • Obsesi Liar Maduku   Bab 47

    “Ah kamu bisa saja, tentu saja senang kalau Rama pergi, dia tidak perlu mencuci banyak baju dan masak banyak,” sela Sekar dan membuat semua yang hadir tertawa.Rama kemudian menghubungi Akbar untuk menanyakan posisi lelaki itu sudah berada di restoran atau belum.“Halo?” sapa Rama ketika Akbar sudah menjawab telponnya.“…”“Kamu sudah di mana Bro? Kita sudah mau berangkat ini,” ucap Rama, ingin memastikan posisi Akbar.“….”“Baiklah kalau begitu, kami langsung berangkat sekarang juga,” jawab Rama kemudian menutup sambungan teleponnya.“Gimana Ram, Akbar sudah ada dimana?” tanya Sekar ketika anaknya sudah menutup telepon.“Ternyata Akbar sudah menuju ke restoran tersebut, kemungkinan hanya sepuluh menit lagi sudah sa

    Last Updated : 2022-09-28

Latest chapter

  • Obsesi Liar Maduku   bab 131

    Bugh. Anin memukulkan sepotong bambu sepanjang tangan orang dewasa ke arah Siti secara cepat sehingga membuat Siti tersungkur ke arah samping dan pisau itu terlepas dan mendarat di bawa kaki Anin. Jadi, Anin sudah melihat bambu itu sejak tadi dan Anin sudah memikirkan ke arah sana karena ia hanya menunggu saat yang tepat saja. Kini pisau itu sudah aman berada di tangannya. Reno dan pak Slamet segera memegangi Siti yang berniat ingin menyerang kembali Anin meski dengan tangan kosong. Tidak lama kemudian tiga orang polisi pun masuk ke dalam rumah pak Slamet dan membantu Reno juga pak Slamet mengamankan Siti. Siti meronta dan berteriak minta untuk dilepaskan. Ternyata para polisi itu juga diminta Anin untuk datang ke rumah Siti. Namun, di tengah perjalanan ban mobil mereka pecah sehingga mengharuskan mereka menggantinya terlebih dahulu dengan ban serep. "Lepaskan aku dasar bangsat kalian semua. Lepaskan!" Siti terus saja berteriak dan meronta membuat para tetangga yang sejak tadi k

  • Obsesi Liar Maduku   bab 130

    "Tolong buka pikiranmu, Siti. Lepaskan Rama, biarkan dia hidup tenang bersama keluarganya sendiri," ucap pak Slamet, "Kalau kau sayang pada lelaki itu ... Kau pasti tidak akan tega melihatnya menderita dan jauh dari keluarganya seperti sekarang ini bukan?"Suaranya kini terdengar melemah dan tulus. Ia menatap Siti dengan tatapan dalam, sampai-sampai membuat gadis itu tampak terdiam dan menundukkan kepalanya.Sepertinya ucapan pak Slamet sedikit berpengaruh, membuat senyuman pak Slamet mulai terlihat.Sedangkan mak Jumi, wanita itu masih terisak dan terus berharap sebuah keajaiban datang dan merubah jalan pikiran Siti.Beberapa detik berlalu, Siti mulai mengangkat wajahnya, dengan sedikit melemahkan bahkan meSitiunkan pisau yang menempel pada pergelangan tangannya.Hal itu sontak membuat mak Jumi dan pak Slamet sedikit tersenyum simpul."Tidak!" ucap Siti dengan lantang. Membuat sepasang suami istri tersebut kembali tercengang.Kening pak Slamet kembali mengerut karenanya, senyuman yan

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 129

    Siti yang merasa frustasi karena keinginannya tidak tercapai dan mendapat penolakan dari Bapaknya langsung emosi. Tanpa pikir panjang, dia meraih pisau yang berada di rak dapur.Siti mengacungkan pisau itu ke arah Mak Jumi dan Pak Slamet yang bergidik ngeri.“Apa yang kamu lakukan Siti?” teriak Pak Slamet.“Kalau Bapak tidak mau menikahkan aku, maka aku akan bunuh diri.”“Siti..”"Astagfirullah, Siti! Apa-apaan kau ini, Nak!?" teriak mak Jumi yang mulai terlibat histeris.Betapa terkejutnya mak Jumi tat kala anak gadis satu-satunya tengah memegangi sebilah pisau, bahkan tanpa rasa takut sekalipun.Mak Jumi tidak menyangka jika Siti akan bertindak sejauh ini, setan apa yang tengah merasuki gadis itu? Sungguh tak dapat dipercaya.Siti yang sudah terobsesi oleh ambisinya sendiri, oleh rasa cintanya

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 128

    “Tidak seperti itu Mak, Mas Rama itu belum sepenuhnya ingat apa yang terjadi, jadi kita harus cepat, tolong nikahkan aku dengan Mas Rama,” Siti tetap bersikukuh untuk menikah dengan Rama.Tapi Pak Slamet masih bertindak waras, sebagai orang yang sudah makan asam garam kehidupan, dia tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan. Lebih baik tidak jadi menikah jika kedepannya pernikahan itu tidak bisa di jamin kelanggengannya.Dan dia yakin Rama akan sadar dengan sepenuhnya, jika waktu itu tiba, dia yakin Rama akan membuang anak gadisnya.Dengan latar belakang yang di miliki Rama, dia yakin Rama akan melakukan itu. Masih untung jika hanya di ceraikan, bagaimana kalau putrinya di laporkan ke polisi dengan pasal penipuan.Pak Slamet sendiri sudah berkonsultasi dengan orang-orang pintar seperti Pak RT, Pak Kepala desa bahwa tindakan penipuan bisa berakhir di penjara, bukan hanya anaknya tapi j

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 127

    “Kamu itu Siti, Bapakmu baru datang, sudah kamu cerca pertanyaan, buatkan minum sana dulu,” cerca Mak Jumi.Mak Jumi tak habis pikir dengan perubahan sikap Siti yang sangat drastic antara sebelum berangkat ke kota dan sesudahnya, hingga Mak Jumi berpikir apakah kehidupan kota begitu cepat merubah sikap seseorang?“Iya Mak, aku kan cuman nanya saja, kok Mak marah,” gumam Siti sembari masuk ke dapur, tidak lupa dia menghentak-hentakkan kakinya tanda kesal karena omelan Mak Jumi.“Apakah kita salah mendidik anak kita Mak?” tanya Pak Slamet sedih. Dia kecewa dengan perubahan sikap Siti yang semakin menjadi-jadi, minim sopan santun dan sangat suka menggerutu, sama sekali tidak menunjukkan kasih sayang kepadanya.“Entahlah Pak, selama ini kita juga menyayangi dia dengan tulus ikhlas, Mak ini juga selalu mendoakan Siti agar menjadi anak sholehah, tapi kok jadinya be

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 126

    Maka dari itu, pak RT kini sudah mengizinkan semua pelaku keributan itu untuk pulang ke rumah masing-masing."Yasudah, kalau begitu kalian pulanglah!" ucap pak RT."Terimakasih, Pak," ucap pak Selamet dengan senyuman yang samar."Terimakasih untuk semuanya, Pak." Pun juga dengan bu Lela yang juga mengucapkan terimakasih untuk pak RT.Tak berselang lama, kini pak Selamet pun menangkup bahu sang istri. Di mana ia menuntun mak Jumi untuk segera pulang dari rumah pak RT. Sedangkan bu Lela ... dia berjalan di depan kedua pasangan suami istri itu.Tetapi setelah berjalan cukup jauh dari rumah pak RT, pak Selamet yang sedari tadi menatap punggung bu Lela dengan tajam dan penuh amarah itu, pun pada akhirnya membuka suaranya."Bu Lela, tunggu sebentar!" ucapnya dengan cukup penuh ketaj

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 125

    "Ya itu bukan urusan saya! Kan memang Bu Lela yang maunya menunjukkan ke orang-orang kalau anak saya itu berbuat zina! Ya kalau tidak ada buktinya, mau dibawa ke pengadilan pun tidak bisa dibuktikan! Selama ini saya yang jadi saksi kuncinya bersama Mak Jumi. Kalau saya sudah bilang anak saya tidak tinggal sekamar, tanyakan saja kepada Rama, kasarannya dia sebagai korban pun juga akan berkata jujur kalau dia tidak pernah sekamar dengan anak saya. Mau apa kalau sudah begitu? Dia bisa saja mengatakan kalau dia tidak ingin dibawa Siti ke sini, tetapi saya yakin dia pasti dengan jujur mengatakan kalau tidak melakukan hal zina itu. Dia ini pria yang bertanggung jawab, Bu. Dia sendiri juga tidak tahu selama ini kenapa walaupun anak saya mengaku istrinya, tapi tidak pernah bersentuhan dengannya. Kalau memang dia pria seperti kebanyakan, sejak awal juga pasti menagih-nagih, Bu, untuk diberikan haknya dia sebagai suami oleh anak saya dan anak saya pun kalau memang tidak bermoral

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 124

    Pak Slamet masih dengan tatapannya menghina itu langsung berceloteh, "Mau apa lagi, Bu? Tidak bisa membalas, ya, karena ketahuan? Begini sajalah, Bu, selama ini saya tidak mau mengikuti langkah Ibu. Ibarat kata gajah dipelupuk mata tidak kelihatan, kuman di seberang lautan kelihatan yaitu Bu Lela sendiri. Kesalahannya sendiri saja sebesar gunung tidak ditampakkan ke publik, tapi kalau tahu ada kesalahan orang lain saja paling cepat mengompori yang lainnya. Memangnya semua orang di sini sempurna apa? Tidak pernah membuat dosa begitu? Lagi pula, Siti ini anak saya! Buat apa turut campur? Orang, saya saja tidak pernah ikut campur masalah Ibu. Saya sendiri sudah tahu dari dulu kelakuan Ibu, tapi saya pendam sendiri saja. Tidak ada untungnya juga. Buat apa saya suka lihat ibu dikeroyok massa?"Bu Lela menelan ludah menutupi rasa gugupnya yang sudah merebak di dada. Ia tidak mau terlihat kalah, karena kalau seandainya ia sampai gemetar di hadapan Pak Slamet, maka otom

  • Obsesi Liar Maduku   Bab 123

    Pria paruh baya itu pun terus berusaha untuk menjelaskan secara rinci permasalahan yang sebenarnya terjadi. Tetapi bagaimanapun penjelasan yang diutarakan oleh Pak Slamet sama sekali tidak mengubah pemikiran Bu Lela dan juga Bu Sri. Kedua wanita itu terus saja berusaha keras menepis penjelasan yang Pak Slamet berikan. Bahkan Pak RT pun dibuat kewalahan dengan ulah kedua wanita itu. Terlebih ucapan Bu Lela dan Bu Sri yang terkadang tidak bisa untuk di sela."Apa pun alasannya tetap saja yang dilakukan oleh Siti itu tidak benar, Pak Slamet. Walaupun tidak berbuat zina di sini, tetapi aku yakin Siti dan pria kota itu pasti sudah pernah berbuat zina saat berada di kota. Ulah mereka justru hanya akan membuat malapetaka untuk desa kita. Siti sangat pantas untuk diusir dari Desa ini dan jangan biarkan dia kembali lagi," seru Bu Sri dengan begitu lantang."Benar apa yang dikatakan oleh Bu Sri, Pak RT. Sebagai rukun tetang

DMCA.com Protection Status