Beranda / CEO / Obsesi Liar CEO / Move Honey Move Faster

Share

Move Honey Move Faster

Penulis: Authoring
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Marvel setengah berlari melewati lorong-lorong rumah persemayaman. Jantungnya berdebar kencang, akibat rasa khawatir yang terus menyerang sejak pesan singkat tentang Grace yang dia terima. Tepat di salah satu ruangan, langkahnya berhenti seketika, begitu pula dengan manager yang terengah karena tak biasa berlari. Ada banyak orang, tapi perhatiannya langsung mengarah pada perempuan yang terduduk lesu bersandarkan dinding. Mata yang senantiasa cantik sekarang sendu, bengkak karena kebanyakan menangis. Tak menunggu lama, laki-laki tampan itu langsung masuk dan menghampiri perempuan yang terus hadir di mimpinya hampir di setiap malam. Pelan, dia berlutut mensejajarkan diri dengan sang hawa.

"Sayang ...," panggilnya kelu.

Si pemilik nama mengerjap, lemah.

"Vel ...."

Sedikit ragu, Marvel menggapai Grace ke pelukan, membiarkan perempuan berambut panjang itu kembali menangis untuk kesekian kalinya. Marvel tak bersuara, hanya mengeratkan pelukan dan sesekali mengecup ramb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Liar CEO   Aku Tahu Kamu Seorang Grace Yang Berisik

    Marvel dan Grace pulang ke rumah dengan gaun baru yang cantik. Dia menggantungkan baju itu di pintu kamarnya kemudian melompat ke sofa untuk mengistirahatkan dirinya sejenak. Marvel telah menjelaskan bahwa dia mengambil baju mereka dalam perjalanan saat menjemputnya jadi mereka tidak harus putar balik arah saat pulang. Grace merasa lega tidak ada yang mengenali Marvel di kampusnya. Satu-satunya kekacauan yang terjadi adalah kejutan yang pasti mereka berikan pada Yeager ketika mereka tiba-tiba berlari keluar dari kampus dengan terburu-buru. Perempuan itu berbaring di atas sofa yang lembut, meregangkan kaki dan punggungnya. Dia ingin bersantai sebentar sebelum tiba waktu makan malam. Terdengar suara pintu kamarnya terbuka, siapa lagi pelakunya jika bukan Marvel, mengingat tidak ada orang lain yang tinggal di rumah ini selain mereka berdua. Dia ikut naik ke atas sofa yang di tempati Grace merangkak ke dadanya dan menjatuhkan berat badannya di atas tubuh adiknya."Dad!" pekiknya te

  • Obsesi Liar CEO   Kamu Memposting Fotoku Di Instagrammu?

    Marvel melemparkan semua barang yang ada di lemarinya ke lantai, memeriksa setiap kotak di kamarnya dan menggali dalam-dalam ke setiap lemari dan laci."Di mana dia menyembunyikannya?! " gumamnya pelan.Butuh hampir satu jam baginya untuk mencari hingga akhirnya dia sampai pada kesimpulan barang yang dia cari tidak ada di sana. Hingga suara pintu terdengar terbuka."Sayang ...?" Terdengar suara Marvel memanggil."Apa kamu belum tidur?"Grace melihat kekacauan di lantai lalu menghela napas. Dia memutuskan tidak ingin berurusan dengan percakapan emosional yang lain. Dia akan membereskan kamarnya besok pagi. Dengan segera melemparkan kaos yang dia pegang ke lantai dan melompat ke ranjangnya. Lampu langit-langit sudah mati, satu-satunya hal yang harus dia lakukan adalah dengan segera mematikan lampu di meja. Marvel menyelinap ke kamarnya dan melihat Grace berbaring diam di bawah selimut. Dia jelas juga melihat kekacauan yang Grace buat, tetapi anehnya Marvel mem

  • Obsesi Liar CEO   Kamu Sialan

    Grace merasa gelisah. Bahkan dia sampai berkeringat dingin karena panik. Berbaring di sofa juga tak membuatnya nyaman. Kepalanya berdenyut. Jantungnya terus berdebar kencang. Marvel sedang berada di dapur. Entah apa yang sedang dia masak. Hari ini dia akan bertemu wanita itu untuk pertama kalinya. Grace tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat mereka bertemu nanti? Apa yang harus dia katakan? Bisakah dia tetap bersikap tenang?"Dad!" Grace berteriak sambil berjalan mendekati Marvel."Apa?""Apa yang harus aku lakukan?""Bersikap saja seperti biasa, Sayang." Marvel masih menjawab tenang. Tangannya masih mengaduk sesuatu di dalam wadah plastik."Apa aku memanggilnya Tante?""Tidak," kata Marvel tanpa ragu. Kemudian dia dengan canggung menggumamkan sesuatu sebelum berbicara lagi."Aku ... maksudku ... jika kamu mau ... ""Apa aku harus memeluknya?""Kamu bertanya sama orang yang salah!""Orang seperti apa dia?""Aku gak tahu."

  • Obsesi Liar CEO   Buka Mulutmu

    "Bukan urusanmu!" jawab Grace yang kemudian menatap Marvel dengan cemberut dan memicingkan matanya.Merasa aneh karena bocah itu tersenyum seperti orang idiot."Ada apa dengan lo?""Bisakah gue ketemu dengannya?" tanya Algar dengan malu-malu."Fanboy," gumam Grace dan berjalan keluar dari ruangan kosong itu.Algar mengikuti tepat di belakangnya, kemudian menarik lengannya."Hey ayolah.""Diam." Grace bergumam dan dengan gugup mencari-cari orang yang menguping."Tolonglah, Aku mohon Grace.""Hentikan Algar. Lo mempermalukan diri lo sendiri." Grace menegur Algar yang terus meminta kepadanya sambil memegang lengannya.Merengek seperti anak kecil hingga membuat beberapa orang melihat mereka."Gue mau ketemu dengan dia ..."Grace berhenti di depannya dan menatapnya dengan datar. Upaya sia-sia saya untuk menutup mulut telah gagal karena anak itu berlutut dihadapannya."Tidak," jawab Grace dengan mantap.Sulit untuk menj

  • Obsesi Liar CEO   Menyerang Dalam Tidurku?

    Hari-hari berlalu. Grace datang pada casting untuk peran yang telah disiapkan Xaizer untuknya. Dia meremat sabuk pengaman ketika mereka telah sampai di depan studio milik Xaizer. Meskipun dia sudah menghafal dialog dalam naskah yang dikirimkan padanya dan melakukan latihan diam-diam di depan cermin, namun tetap saja perasan gugup itu tetap menyerangnya. Dia menjadi ragu. Apakah dia bisa melakukannya? Bagaimana jika aktingnya kurang natural? Jika gagal, Marvel pasti akan kecewa padanya. Banyak pikiran memenuhi kepala Grace hingga rasanya dia ingin lari saja."Tenanglah Sayang. Kamu gak datang untuk dieksekusi. Kamu hanya audisi," ucap Marvel saat melepaskan sabuk pengaman.Dia ikut datang untuk mendukung Grace."Apa dulu kamu juga takut?" tanya Grace pada Marvel tentang pengalaman pertamanya mengikuti audisi.Pria tampan mengedikkan bahunya."Entahlah, aku gak merasakan apa-apa waktu itu. Aku awalnya adalah model yang sangat terkenal dan mereka langsung menga

  • Obsesi Liar CEO   Apa Kamu Merasa Paling Cantik Dibanding Gadis Lain?

    "Aku dapat banyak tatapan, tapi gak banyak orang tanya tentangmu. Courtney udah tahu, tapi diluar dugaan dia mau tutup mulut. Itu membuatku lega.""Kalau gitu gak perlu ada yang dikhawatirkan." Marvel terkekeh."Kalau gitu, aku mau mandi! Lalu gimana kalau kita makan di luar?""Kedengarannya ide yang bagus." Grace bergumam dan menutup mata.Marvel membiarkan pintu kamar terbuka ketika dia pergi dan itu membuat udara dingin masuk ke kamar. Marvel biasanya tidak menyalakan AC di ruangan lain selain ruang tamu karena dia pikir itu buang-buang listrik. Grace setuju dengannya tentang hal itu. Mereka jarang menghabiskan waktu di ruangan lain selain ruang tamu dan dapur di siang hari. Dia meraih telepon genggamnya dan membuka aplikasi media sosial. Dia belum melihat namanya media sosial apa pun. Bahkan foto Marvel saat berada di halaman kampusnya pun juga tak tampak. Bukankah itu akan menjadi berita besar bagi majalah gosip? Apakah teman-temannya cukup respect untuk men

  • Obsesi Liar CEO   Kita Bercinta Sepanjang Waktu

    "Kamu benar-benar udah gila!"Grace memarahi Marvel ketika mereka sudah berada di dalam mobil. Kedua tangannya menyentuh wajahnya yang memanas karena begitu malu. Semua orang dari kelas saat ini tahu bahwa dia berkencan dengan salah satu bintang film terkenal di dunia. Ketika mereka sampai di rumah, Grace mendorong Marvel ke dinding di dekat pintu masuk dengan sekuat tenaga. Untuk kali ini dia membiarkan Grace menang darinya."Apa-apa yang kamu lakukan tadi?!" Grace mendesis."Kamu terdengar seperti Elsa dalam film Frozen. Aku udah dengarkan soundtracknya selama beberapa hari terakhir untuk beberapa alasan, kamu kedengar seperti Kristen Bell," kata Marvel dan menyandarkan kepalanya ke samping."Apa artinya itu?""Musikal yang kita ikuti?" Grace bergumam sebelum menyadari apa yang dia lakukan."Dad!" Grace berteriak padanya."Kamu harus berhenti mengubah topik pembicaraan setiap kali aku coba berbicara sesuatu yang serius." Grace mengambil napas sej

  • Obsesi Liar CEO   Aku Akan Menggosok Punggungmu

    Setelah membongkar koper di kamar yang sangat besar, Marvel mengajak Grace ke restoran hotel. Saat itu jam 9 pagi di Italia, makan malam yang dijanjikan ternyata menjadi sarapan. Tapi jujur, sarapan prasmanan mungkin lebih baik daripada makan malam yang besar. Pembuatan film yang baru akan dimulai dalam tiga hari membuat mereka memiliki banyak waktu luang untuk melakukan apa pun. Grace sudah cukup istirahat di pesawat, tetapi tidak dengan yang lain. Acara makan mereka pada dasarnya dalam mode zombie. Setelah selesai sarapan? Semua orang langsung terkapar di kamar yang berbeda. Lengan Marvel melingkar dengan erat, tubuh Grace seperti boneka Tedy Bear. Dia memilih memainkan ponsel, mencari sesuatu untuk dilakukan sementara dia menunggu semua orang bangun dari kematian. Syukurlah dia berada dalam jangkauan Airbus, charger dan laptop. Ketika Marvel meringkuk dalam tidurnya, Grace menonton film dokumenter tentang teknik penguburan kuno. Film dokumenter itu berlangsung selama hampir dua j

Bab terbaru

  • Obsesi Liar CEO   Batalkan Semua Rapat Hari Ini

    "Sekarang buka gerbangnya, kalian bisa memastikannya saat aku sudah pergi," ujar Nantsu menatap sinis pada pengawal.Pengawal itu berpikir keras, mungkin saja itu benar. Nantsu adalah salah satu orang kepercayaan tuannya, jadi tidak mungkin dia berbohong."Baiklah, tetapi cepatlah kembali!" pengawal kemudian membuka gerbangnya.Tanpa mengacuhkan pengawal tersebut, Nantsu kemudian mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang. Nantsu tersenyum puas dan sangat lega, karena semua rencananya berjalan dengan lancar. Sesekali dia melihat ke belakang dan melihat Grace yang masih tidak sadarkan diri di sana."Sebentar lagi Sayang, sebentar lagi!" Nantsu berujar dengan smirknya yang licik.2 jam lamanya Nantsu mengemudikan mobilnya, dia ha

  • Obsesi Liar CEO   TIDAK!!

    Kemudian dia segera mencari kamar Marvel, dan ketika dia membuka pintu kamarnya dia tersenyum senang melihat Grace di sana. Akhirnya tujuannya akan tercapai yaitu merebut Grace dari Marvel dan membawanya pergi. Nantsu masuk dan menutup pintunya kembali. Terlihat seorang gadis sedang terlelap tidur di atas ranjang.'Oh, jika saja aku sedang tidak terburu-buru, akan aku pastikan kita akan bercinta saat ini juga,' batin Nantsu melongo menatap keindahan tubuh Grace meskipun dari belakang.Nantsu berjalan mendekat ke arah Grace dan duduk di sampingnya. Perlahan Nantsu membelai lembut pipi Grace membuat Grace terganggu dan mengerjap membuka matanya. Seketika Grace membuka matanya lebar dan menjauhi Nantsu."Apa yang kau lakukan?! Bagaimana bisa kau sampai di sini?! Untuk apa kau kemari?!!" bentak Nantsu merasa terkejut akan keberadaan Nantsu di kamar Marvel."Waktu kita tidak lama, pergilah bersamaku

  • Obsesi Liar CEO   Harus Menjadi Milikku

    "Ah tidak, aku akan menerimanya. Tapi aku tidak akan memakainya, bagaimana jika tergores, bagaimana jika hilang dan bagaimana jika kalung ini diambil orang. Aku akan menyimpannya, dan akan aku pakai lain kali di acara penting saja," lanjut Grace merasa sayang dengan kalung itu."Terserah padamu saja!" Marvel kembali memasukkan kalung itu pada kotak beludru itu dan menyerahkannya pada Grace.Grace menerima kotak itu dan menatap mata Marvel begitu dalam. Lalu dengan tiba-tiba dia berdiri dan meraih tengkuk Marvel Menciumnya dengan penuh kelembutan, memainkan lidah Marvel dan menyesapnya dalam. Marvel terkejut tetapi sangat menikmati ciuman ini, dia terkejut dengan ciuman Grace. Rasanya masih tidak percaya jika saat ini Grace sedang menciumnya. Grace melepas ciumannya dengan nafas yang masih tersenggal-senggal dan dengan cepat dia berlari ke kamar mandi menahan malu. Grace merutuki kebodohannya sendiri yang dengan tiba-tiba mencium Marvel.

  • Obsesi Liar CEO   King Of Diamond

    Grace hanya diam dan kembali mengeratkan selimut untuk menutupi tubuhnya. Marvel berdiri dari duduknya dan mengambil sebuah buket bunga dan kotak beludru biru yang cukup mewah. Entah apa isinya tetapi Grace bisa menebak bahwa isinya pasti sebuah kalung atau perhiasan lainnya."Pilihlah salah satu, ini hadiah untukmu!" Marvel menyodorkan buket bunga sederhana di tangan kanannya yang menurut Grace itu benar-benar payah, karena bunga itu cukup berantakan dan dapat Grace tebak jika bunga itu dipetik dari kebun belakang, sementara kotak beludru biru di tangan kirinya."Hadiah? Untuk apa?" Grace menatap Davian bingung. Hari ini bukan hari ulang tahunnya lalu mengapa Marvel repot memberinya hadiah, Grace menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Untuk semalam."Grace yang semula menunduk kemudian menatap mata Davian. Ingatannya kembali kepada kejadian semalam, saat dirinya dengan paksa harus mengulum junior Marvel. Oh, sun

  • Obsesi Liar CEO   Pesonaku Memang Luar Biasa

    Marvel berjalan memasuki mobilnya dan berlalu pergi ke kantor meninggalkan mansion mewahnya. Setelah melihat mobil Marvel pergi, Grace bergegas masuk. Grace mulai menjalankan semua aktivitas paginya, tanpa tahu seseorang sedang mengawasinya dari jauh. Hari berlalu begitu cepat, jam menunjukkan pukul 7 malam. Dan benar saja, Marvel mengirimkan seseorang untuk meriasnya. Grace bingung dibuatnya, pasalnya dia tidak tahu alasan dibalik ini. Dia hanya bisa Grace semua perintah Marvel. Satu jam kemudian Grace sudah siap. Grace berdiri di depan cermin dan memandangi dirinya, dia menelan ludahnya sendiri.'Ke mana dia akan mengajakku pergi, mengapa aku harus memakai gaun terbuka seperti ini,' batin Grace menghela napasnya.Grace berjengit kaget ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Marvel memeluk erat Grace dari belakang dan mendaratkan ciuman di leher jenjang Grace, kemudian menumpukkan dagunya di bahu Grace.

  • Obsesi Liar CEO   Kok Belum Tidur?

    Jeol berhenti di tepi jalan yang sepi setelah tadi usai kebut-kebutan di jalanan. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri dan berulang kali menghantam kemudinya dengan keningnya."Bego lo Jeol! Gila! Sinting!" maki Jeol pada dirinya sendiri."Dia Grace, istri Marvel, sahabat lo!" teriaknya yang tentu di tujukanpada dirinya sendiri."Jeol gila!" Lagi, Jeol kembali menghantam kemudi dengan keningnya sendiri."Kak ... jangan nyakitin diri sendiri." Sebuah suara halus, lembut dan begitu ia kenali membuat Jeol cepat-cepat mengangkat kepalanya, menatap kursi di sebelahnya yang semula kosong namun kini sudah terisi dengan objek kegilaannya tadi. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri guna menghilangkan sosok Grace di sampingnya."Pergi Grace! Pergi!" teriak Jeol frustasi.Setelah bermenit-menit kemudian, baru Jeol berani membuka mata, di tatapnya kursi sebelahnya yang kini telah kosong seperti semula. Jeol lelah, ia menyandarkan punggung dan kepalan

  • Obsesi Liar CEO   Setengah Jam Mungkin Ada

    la kembali ikut tertawa begitu melihat Bryan dikerjai oleh ayahnya, tawa kosong, tawa yang diam-diam di penuhi rasa iri hingga membuat matanya di isi buliran air yang siap jatuh kapan saja. Marvel yang sedari tadi memperhatikan istrinya, kini sedikit bergerak merapatkan kursinya agar lebih dekat pada istrinya. la genggam jemari Grace yang di letakkan di paha lalu membawanya ke pahanya sendiri. Begitu Grace mengalihkan tatapan ke arahnya, Marvel makin mengeratkan genggaman tangannya, ia berikan tatapan seteduh mungkin, sehangat yang ia bisa untuk menyalurkan rasa hangat pada istrinya. Grace tersenyum kecil, matanya yang sedikit memerah jadi menyipit kala bibirnya tertarik ke atas. "Mau nambah?" tanya Grace sebisa mungkin meredam rasa sesaknya. Marvel menggeleng, ia malah meletakkan sendoknya dan beralih mengusap pelan pipi Grace. "I'm here," bisik Marvel pelan, Grace mengangguk dengan mata memerahnya yang cepat-cepat ia usap dengan gerakan seolah mengusap hidungnya.

  • Obsesi Liar CEO   Capek Ya?

    "Terus nanti kalau mogok lagi, Bapak gimana?" tanya Grace. "Gini ajalah, kebetulan di depan sana sekitaran beberapa meter lagi ada pom bensin. Bapak berhenti di situ, nanti saya carikan tukang bengkel yang bisa jemput Bapak," ucap Jeol pada Pak Didit. Grace kali ini setuju, Pak Didit pun mengiyakan. Sebelum menaiki mobil Jeol, Grace berjalan menuju mobilnya terlebih dahulu guna mengambil tasnya. Setelah segala macam barang bawaannya sudah di tangannya, Grace menghampiri Jeol dan Pak Didit yang masih menunggu. "Bapak duluan Pak, biar kita ngiringin di belakang," ucap Grace sebelum masuk ke dalam mobil Jeol. Setelah mobil Pak Didit melaju, barulah Jeol juga ikut melajukan mobilnya tepat di belakang mobil Pak Didit. Sementara Jeol sibuk menyetir, Grace sendiri sibuk mengistirahatkan badan. "Capek, ya?" tanya Jeol yang diangguki Grace. "Aku boleh numpang tidur nggak, Kak?" tanya Grace dengan suara lelah dan bercampur ngantuk. Jeol menoleh kearah Graxe

  • Obsesi Liar CEO   Kenapa Bandel?

    "Ya biarin," jawab Grace tak acuh.Marvel hanya tersenyum kecil, ia tahu Grace hanya ingin dirinya istirahat, tapi ya mau bagaimana lagi, pekerjaannya masih ada sedikit lagi, dan ia pun baru selesai makan. Dengan Grace masih berada di gendongan depannya, Marvel kembali menuju sofa tempatnya bekerja tadi, ia duduk di sana dengan Grace yang juga ikut duduk di pangkuannya. Marvel mulai kembali bekerja, sementara Grace hanya bisa cemberut karena Marvel kembali berkutat pada laptopnya.Merasakan gerakan abstrak jemari Grace di punggungnya, Marvel membujuk, "sebentar ya, ini dikit lagi selesai."Setelahnya, ia kembali fokus pada laptopnya. Dua keluarga besar kini sudah berkumpul memenuhi meja makan Marvel, para orang tua sedang asik berbincang sambil menunggu masakan siap di sajikan. Sementara Bryan dan Gio asik berdebat mengenai ajang badminton yang memang sedang diadakan di Korea. Marvel? Marvel ya Marvel, ia hanya akan bersuara ketika di tanya, atau bahkan hanya mengangg

DMCA.com Protection Status