Home / CEO / Obsesi Liar CEO / Jangan Pernah Pria Lain Membuat Kamu Pipis Di Celana

Share

Jangan Pernah Pria Lain Membuat Kamu Pipis Di Celana

Author: Authoring
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Marvel melepaskan cengkaram di kedua pergelangan tangan Grace dan ia menangkupkan bagian milik Grace yang tak sempat ia cumbui, sementara Grace. Gadis itu meremas bagian rambut belakang Marvel yang awalnya ia ingin menarik kepala Marvel yang telah menyusu pada dirinya itu, tetapi malah respon tubuhnya berkata lain. Hal itu membuat Marvel bertambah bergairah. Suara desisan dari gadis itu perlahan-lahan mulai terdengar dan sangat merdu di telinga Marvel.

"Om!"

Grace berteriak karena Marvel menghisap ujung miliknya itu dengan kuat sehingga Grace berteriak. Bagian inti tubuh gadis itu mulai mengeluarkan sesuatu di sana.

***

Lin kini telah berada di rumahnya. Wanita itu berjalan sempoyong, dia mabuk. Frustasi karena Marvel tak ingin bersama dirinya lagi. Sungguh, Lin dahulunya benar-benar kejam pada pria itu dan sekarang semuanya berbanding terbalik. Apakah seperti ini dulu yang Marvel rasakan? Pikir Lin.

Wanita itu kini telah sampai di kamarnya yang berada di lantai atas. Di perjalanan sa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Obsesi Liar CEO   Kau Berbohong, Kan?

    "Ada apa lagi?" tanya Marvel sambil berjalan berlalu dari hadapan Lin yang baru saja berdiri.Wanita itu yang tadinya tersenyum lalu dia mengerucutkan bibirnya tak suka dengan tindakan Marvel yang terlalu dan sangat cuek pada dirinya."Sayang, yuk lah kamu tinggal di rumah aku. Aku mau kita ulang lagi, maafin kelakuan aku yang dulu-dulu ya, sama kamu. Aku mau kita hidupin bahtera rumah tangga lagi dengan kamu."Marvel yang berdiri menghadap jendela ruangannya itu, mengerutkan keningnya. Dia melihat kedua tangan kekarnya itu di depan dada bidangnya dan membalikkan tubuhnya menghadap Lin."Lin Reganne Alceriah, saya gak cinta sama kamu. Saya akan memberikanmu map hijau yang harus kamu tanda tangani."Jdar!Lin seketika membeku di hadapan Marvel. Wanita itu melebarkan matanya tak percaya dengan kata-kata Marvel barudan. Menandatangani map hijau sama saja dengan Marvel akan memberikan surat cerai padanya dan harus ditanda tangani Lin. Wanita itu memegang dahinya tak percaya, dia menggelen

  • Obsesi Liar CEO   Kamar King Signiture

    "Jika aku kedapatan bahwa Marvel bersama wanita lain bagaimana?" ancam Lin seraya menunjuk Gerland dengan jarinya dan kuku-kukunya yang berwarna mengkilat itu."Sa-saya gak tahu Nyonya. Boss gak ada bilang-bilang sama saya. Buat apa juga saya kepo dengan urusannya? Saya yang akan dikeluarkan dari perusahannya ini," kata Gerland dengan sedikit takut, tapi terlihat dari suaranya yang sedikit gemetaran itu.Lin mengembuskan napasnya. Ia berjalan keluar dari ruangan Gerland, membuat pria itu bernapas lega. Ia meminum minuman kalengnya yang telah tak ada rasa dingin lagi di sana."Huh, untung nih mulut bisa di jaga. Kalo enggak? Boss pasti marah dan minta balikin 2 triliun. Mana ada lagi, tinggal 1 triliun. Udah beli rumah, tanah buat Ibu sama Ayah di kampung. Udah kasih mereka 500 juta buat pegangang beberapa tahun. Beli rumah lagi dekat kantor. Habis dong nanti. Gak ada gantinya," gerutu Gerland seraya duduk di kursinya lalu mengambil ponsel untuk memberitahukan bahwa surat-surat itu tel

  • Obsesi Liar CEO   Sayang, Saya Mau Lagi

    "Ah, boleh sekali Presdir. Silahkan saja," jawab Marvel dengan senda guraunya. Dan pada pukul 6 sore, Grace dan Marvel pun langsung menuju hotel Marvel yang bernama Oxford Yoo."Om, 41 triliun itu banyak lho. Tapi, ya emang sih fasilitas di sana lengkap. Tapi, kenapa ya Om mau beli hotel?" tanya Grace.Gadis itu telah lama ingin menyakan hal ini. Entahl kenapa rasanya begitu tidak sopan saja dan pada detik inilah Grace mengeluarkan pertanyaannya dan meminta jawaban dari pria tampan yang tengah membawa mobil sportnya itu. Marvel tersenyum mendengar pertanyaan gadisnya itu. Ia menyugarkan rambutnya dan memberhentikan mobilnya di jalan raya saat lampu merah menyala."Saya mau menabung aja, Sayang. Sekalian buat nanam saham di setiap gedung jadi saya gak kehabisan uang, bukan? Ini juga untuk masa depan kita."Marvel tersenyum sambil menatap lembut ke arah manik mata Grace. Gadis itu cukup terpaku mendengar jawaban lria itu pada dirinya."Apaan sih, Om.""Oh iya, sebentar lagi juga saya ak

  • Obsesi Liar CEO   Ayo, Naik!

    Grace bersembunyi di balik selimut tebal bermotif merpati putih di sana senada dengan alas kasur dan bantal. Marvel yang melihat ada yang menggembung di sana, sudah dia pastikan singa kecilnya itu bersembunyi. Marvel membuka pakaian atasnya lalu ia perlahan naik ke atas kasur dan terlihat pergerakan di bawah selimut, Marvel pun masuk ke dalam selimut lalu mengukung Grace di sana. Grace terkejut setengah mati saat Marvel berusaha untuk memperbaiki posisi tubuhnya yang menelungkup menjadi terlentang dan kedua sisi tangannya pun juga ditahan oleh Marvel."Ampun, Om. Besok aku sekolah. Tidur aja yuk.""Kamu udah ngegoda saya lho, tadi. Kita bersenang-senang dulu sayang."Setelah mengatakan hal itu, Marvel menyatukan bibir mereka. Mengecupnya beberapa kali sebelum melumatnya dan juga meraupnya sesuai dengan keinginan hati Marvel. Grace hanya bisa pasrah dikungkung dan diciumi pria tampan itu. Sejujurnya Grace juga kecanduan akan ciuman Marvel pada bibirnya itu. Dia juga tak bisa menolak. T

  • Obsesi Liar CEO   Kau! Mau Apa Kau Kemari?!

    "Kamu kok sampe gak tahu sih, mobil saya udah di depan?" tanya Marvel saat mereka kini telah sampai di cafe."Gara-gara baca ini, hehehehe."Grace memperlihatkan buku itu di hadapan Marvel yang berjudul Ketos Tampan Pacarku itu. Marvel menggelekan kepalanya seraya mencubit pipi Grace dengan gemas sehingga gadis itu kesakitan dan memukul tangan Marvel yang menjahilinya."Tapi, kamu gak boleh lupa sama pelajaran di sekolah gara-gara baca novel begituan. Paham?""Paham, Pak.""Eh!""Apa?""Saya berasa tua tahu.""Om 'kan emang tua.""Sekarang ganti nama panggilan saya aja. Saya 'kan manggil kamu 'Sayang' juga. Masa kamu masih manggil saya dengan sebutan 'Om', sih?""Terus mau dipanggil apa?"Marvel pun memikirkan sejenak."Panggil Honey, Bunny, Baby, My Sun, Dear, Beb, Sayangku, Sweetie, Bee, Cutie, Oppa, Anae, Yeobo, Chagia, Darling, Love, Sweetheart, Beloved, Pumpkin, Lamb chop, Muffin, Precious, Baby doll, Snookums, Smootchie atau smootchie poo. Atau panggilan lucunya Sunshine, Boo bo

  • Obsesi Liar CEO   Meluncur Ke Rumahmu Ya, Bunny

    Waktu kini masih menunjukkan pukul 18.09 WIB. Marvel lalu memanggil satpam yang berjaga di depan rumahnya sebanyak 3 orang dan juga 5 orang satpam di belakang rumahnya."Pak, tolong usir Lin dari rumah ini. Dia ada di ruang televisi."Klik!Marvel langsung mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Tak beberapa lama kemudian, terdengar suara teriakan Lin meminta tolong pada Marvel agar ia dilepaskan dari satpam itu. Tak lupa Marvel pun menyuruh mereka untuk mengantar Lin ke rumahnya agar wanita itu tak bisa membuntutinya saat ia pergi ke rumah Grace nanti. Setelah dirasa aman, Marvel membuka pintu kamarnya dengan ia membawa tas ranselnya yang ukuran 35 senti itu di bahunya.Marvel pun meminta pada Bi Tuti selaku Asisten Rumah Tangganya untuk membersihkan sampah dan sisa makanan di ruang televisi dan juga menjaga rumahnya dengan sebaik mungkin. Setelah itu barulah Marvel menjalankan mobilnya. Sebelum ia ke rumah gadisnya itu, pria itu terlebih dahulu mampir ke swalayan untuk membel

  • Obsesi Liar CEO   Jangan Mulai Deh, Ini Di Rumahku

    "Gak apa-apa kali. Santai aja."Marvel pun kini merendamkan kedua tangannya di dalam ember kecil yang berisi daging ayam. Mereka mencuci daging itu berdua dan tiba-tiba tangan Marvel memegang jemari Grace sehingga pergerakan gadis itu terhenti dan menatap pria itu yang berada di depannya. Marvel tersenyum manis padanya lalu ia mencuri ciumannya di birai Grace yang menggoda di matanya itu."Cepat selesaikan, kita harus masak."Marvel pun menyuruh Grace agar membawa semangkuk daging ayam itu yang telah bersih dan dibuang air bekas cucian itu dan Marvel membersihkan udang yang diletakkan di dalam mangkuk yang sama tetapi berbeda warna. Setelahnya Marvel pun membawanya ke dalam rumah Grace. Pria itu pun mengambil kuali yang lainnya di atas gantungan paku lalu ia meletakkan di atas kompor dan mematik tombol kompor ke bawah sehingga api muncul di tungku.Setelah minyak itu panas, Marvel lalu memasukkan udang di dalamnya dan tak ada rasa takut sedikitpun di dalam pikirannya saat Rinrada yang

  • Obsesi Liar CEO   Refleks Apa Refleks?

    "Gak akan dengar kok, Sayang. Kita mainnya jangan brutal.""Aku lagi gak mau, Om. Capek," keluh Grace.Marvel tahu bagaimana kerasnya dia bekerja malam ini. Mencuci piring sendiri dan menimba air dari sumur menggunakam katrol manual sangatlah berat. Pria itu tersenyum smirk menatap gadisnya itu dengan tatapan tajam dan Marvel mendekatkan wajah Grace dengan mendorong tengkuk gadis itu mendekat ke arahnya dan Marvel mengecup pelan bibir Grace. Grace secara tidak sengaja meremas dada Marvel dengan sedikit kuat karena dia selalu saja terkejut dengan pergerakan bibir Marvel di atas bibirnya itu.Hal itu membuat Marvel sedikit terangsang dengan perbuatan Grace pada dirinya. Marvel malah semakin brutal, pria itu menyesap birai gadis itu dengan sedikit kuat dan menimbulkan suara decakan yang masih ringan di telinga Grace. Gadis itu menaikkan tangannya ke atas untuk memukul bahu pria itu, tetapi karena Marvel memeluknya dengan erat dan tubuh mereka juga sangat berdekatan membuat tangan mungil

Latest chapter

  • Obsesi Liar CEO   Batalkan Semua Rapat Hari Ini

    "Sekarang buka gerbangnya, kalian bisa memastikannya saat aku sudah pergi," ujar Nantsu menatap sinis pada pengawal.Pengawal itu berpikir keras, mungkin saja itu benar. Nantsu adalah salah satu orang kepercayaan tuannya, jadi tidak mungkin dia berbohong."Baiklah, tetapi cepatlah kembali!" pengawal kemudian membuka gerbangnya.Tanpa mengacuhkan pengawal tersebut, Nantsu kemudian mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang. Nantsu tersenyum puas dan sangat lega, karena semua rencananya berjalan dengan lancar. Sesekali dia melihat ke belakang dan melihat Grace yang masih tidak sadarkan diri di sana."Sebentar lagi Sayang, sebentar lagi!" Nantsu berujar dengan smirknya yang licik.2 jam lamanya Nantsu mengemudikan mobilnya, dia ha

  • Obsesi Liar CEO   TIDAK!!

    Kemudian dia segera mencari kamar Marvel, dan ketika dia membuka pintu kamarnya dia tersenyum senang melihat Grace di sana. Akhirnya tujuannya akan tercapai yaitu merebut Grace dari Marvel dan membawanya pergi. Nantsu masuk dan menutup pintunya kembali. Terlihat seorang gadis sedang terlelap tidur di atas ranjang.'Oh, jika saja aku sedang tidak terburu-buru, akan aku pastikan kita akan bercinta saat ini juga,' batin Nantsu melongo menatap keindahan tubuh Grace meskipun dari belakang.Nantsu berjalan mendekat ke arah Grace dan duduk di sampingnya. Perlahan Nantsu membelai lembut pipi Grace membuat Grace terganggu dan mengerjap membuka matanya. Seketika Grace membuka matanya lebar dan menjauhi Nantsu."Apa yang kau lakukan?! Bagaimana bisa kau sampai di sini?! Untuk apa kau kemari?!!" bentak Nantsu merasa terkejut akan keberadaan Nantsu di kamar Marvel."Waktu kita tidak lama, pergilah bersamaku

  • Obsesi Liar CEO   Harus Menjadi Milikku

    "Ah tidak, aku akan menerimanya. Tapi aku tidak akan memakainya, bagaimana jika tergores, bagaimana jika hilang dan bagaimana jika kalung ini diambil orang. Aku akan menyimpannya, dan akan aku pakai lain kali di acara penting saja," lanjut Grace merasa sayang dengan kalung itu."Terserah padamu saja!" Marvel kembali memasukkan kalung itu pada kotak beludru itu dan menyerahkannya pada Grace.Grace menerima kotak itu dan menatap mata Marvel begitu dalam. Lalu dengan tiba-tiba dia berdiri dan meraih tengkuk Marvel Menciumnya dengan penuh kelembutan, memainkan lidah Marvel dan menyesapnya dalam. Marvel terkejut tetapi sangat menikmati ciuman ini, dia terkejut dengan ciuman Grace. Rasanya masih tidak percaya jika saat ini Grace sedang menciumnya. Grace melepas ciumannya dengan nafas yang masih tersenggal-senggal dan dengan cepat dia berlari ke kamar mandi menahan malu. Grace merutuki kebodohannya sendiri yang dengan tiba-tiba mencium Marvel.

  • Obsesi Liar CEO   King Of Diamond

    Grace hanya diam dan kembali mengeratkan selimut untuk menutupi tubuhnya. Marvel berdiri dari duduknya dan mengambil sebuah buket bunga dan kotak beludru biru yang cukup mewah. Entah apa isinya tetapi Grace bisa menebak bahwa isinya pasti sebuah kalung atau perhiasan lainnya."Pilihlah salah satu, ini hadiah untukmu!" Marvel menyodorkan buket bunga sederhana di tangan kanannya yang menurut Grace itu benar-benar payah, karena bunga itu cukup berantakan dan dapat Grace tebak jika bunga itu dipetik dari kebun belakang, sementara kotak beludru biru di tangan kirinya."Hadiah? Untuk apa?" Grace menatap Davian bingung. Hari ini bukan hari ulang tahunnya lalu mengapa Marvel repot memberinya hadiah, Grace menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Untuk semalam."Grace yang semula menunduk kemudian menatap mata Davian. Ingatannya kembali kepada kejadian semalam, saat dirinya dengan paksa harus mengulum junior Marvel. Oh, sun

  • Obsesi Liar CEO   Pesonaku Memang Luar Biasa

    Marvel berjalan memasuki mobilnya dan berlalu pergi ke kantor meninggalkan mansion mewahnya. Setelah melihat mobil Marvel pergi, Grace bergegas masuk. Grace mulai menjalankan semua aktivitas paginya, tanpa tahu seseorang sedang mengawasinya dari jauh. Hari berlalu begitu cepat, jam menunjukkan pukul 7 malam. Dan benar saja, Marvel mengirimkan seseorang untuk meriasnya. Grace bingung dibuatnya, pasalnya dia tidak tahu alasan dibalik ini. Dia hanya bisa Grace semua perintah Marvel. Satu jam kemudian Grace sudah siap. Grace berdiri di depan cermin dan memandangi dirinya, dia menelan ludahnya sendiri.'Ke mana dia akan mengajakku pergi, mengapa aku harus memakai gaun terbuka seperti ini,' batin Grace menghela napasnya.Grace berjengit kaget ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Marvel memeluk erat Grace dari belakang dan mendaratkan ciuman di leher jenjang Grace, kemudian menumpukkan dagunya di bahu Grace.

  • Obsesi Liar CEO   Kok Belum Tidur?

    Jeol berhenti di tepi jalan yang sepi setelah tadi usai kebut-kebutan di jalanan. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri dan berulang kali menghantam kemudinya dengan keningnya."Bego lo Jeol! Gila! Sinting!" maki Jeol pada dirinya sendiri."Dia Grace, istri Marvel, sahabat lo!" teriaknya yang tentu di tujukanpada dirinya sendiri."Jeol gila!" Lagi, Jeol kembali menghantam kemudi dengan keningnya sendiri."Kak ... jangan nyakitin diri sendiri." Sebuah suara halus, lembut dan begitu ia kenali membuat Jeol cepat-cepat mengangkat kepalanya, menatap kursi di sebelahnya yang semula kosong namun kini sudah terisi dengan objek kegilaannya tadi. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri guna menghilangkan sosok Grace di sampingnya."Pergi Grace! Pergi!" teriak Jeol frustasi.Setelah bermenit-menit kemudian, baru Jeol berani membuka mata, di tatapnya kursi sebelahnya yang kini telah kosong seperti semula. Jeol lelah, ia menyandarkan punggung dan kepalan

  • Obsesi Liar CEO   Setengah Jam Mungkin Ada

    la kembali ikut tertawa begitu melihat Bryan dikerjai oleh ayahnya, tawa kosong, tawa yang diam-diam di penuhi rasa iri hingga membuat matanya di isi buliran air yang siap jatuh kapan saja. Marvel yang sedari tadi memperhatikan istrinya, kini sedikit bergerak merapatkan kursinya agar lebih dekat pada istrinya. la genggam jemari Grace yang di letakkan di paha lalu membawanya ke pahanya sendiri. Begitu Grace mengalihkan tatapan ke arahnya, Marvel makin mengeratkan genggaman tangannya, ia berikan tatapan seteduh mungkin, sehangat yang ia bisa untuk menyalurkan rasa hangat pada istrinya. Grace tersenyum kecil, matanya yang sedikit memerah jadi menyipit kala bibirnya tertarik ke atas. "Mau nambah?" tanya Grace sebisa mungkin meredam rasa sesaknya. Marvel menggeleng, ia malah meletakkan sendoknya dan beralih mengusap pelan pipi Grace. "I'm here," bisik Marvel pelan, Grace mengangguk dengan mata memerahnya yang cepat-cepat ia usap dengan gerakan seolah mengusap hidungnya.

  • Obsesi Liar CEO   Capek Ya?

    "Terus nanti kalau mogok lagi, Bapak gimana?" tanya Grace. "Gini ajalah, kebetulan di depan sana sekitaran beberapa meter lagi ada pom bensin. Bapak berhenti di situ, nanti saya carikan tukang bengkel yang bisa jemput Bapak," ucap Jeol pada Pak Didit. Grace kali ini setuju, Pak Didit pun mengiyakan. Sebelum menaiki mobil Jeol, Grace berjalan menuju mobilnya terlebih dahulu guna mengambil tasnya. Setelah segala macam barang bawaannya sudah di tangannya, Grace menghampiri Jeol dan Pak Didit yang masih menunggu. "Bapak duluan Pak, biar kita ngiringin di belakang," ucap Grace sebelum masuk ke dalam mobil Jeol. Setelah mobil Pak Didit melaju, barulah Jeol juga ikut melajukan mobilnya tepat di belakang mobil Pak Didit. Sementara Jeol sibuk menyetir, Grace sendiri sibuk mengistirahatkan badan. "Capek, ya?" tanya Jeol yang diangguki Grace. "Aku boleh numpang tidur nggak, Kak?" tanya Grace dengan suara lelah dan bercampur ngantuk. Jeol menoleh kearah Graxe

  • Obsesi Liar CEO   Kenapa Bandel?

    "Ya biarin," jawab Grace tak acuh.Marvel hanya tersenyum kecil, ia tahu Grace hanya ingin dirinya istirahat, tapi ya mau bagaimana lagi, pekerjaannya masih ada sedikit lagi, dan ia pun baru selesai makan. Dengan Grace masih berada di gendongan depannya, Marvel kembali menuju sofa tempatnya bekerja tadi, ia duduk di sana dengan Grace yang juga ikut duduk di pangkuannya. Marvel mulai kembali bekerja, sementara Grace hanya bisa cemberut karena Marvel kembali berkutat pada laptopnya.Merasakan gerakan abstrak jemari Grace di punggungnya, Marvel membujuk, "sebentar ya, ini dikit lagi selesai."Setelahnya, ia kembali fokus pada laptopnya. Dua keluarga besar kini sudah berkumpul memenuhi meja makan Marvel, para orang tua sedang asik berbincang sambil menunggu masakan siap di sajikan. Sementara Bryan dan Gio asik berdebat mengenai ajang badminton yang memang sedang diadakan di Korea. Marvel? Marvel ya Marvel, ia hanya akan bersuara ketika di tanya, atau bahkan hanya mengangg

DMCA.com Protection Status