Beranda / CEO / Obsesi Liar CEO / Aku Mau Berada Di Atas

Share

Aku Mau Berada Di Atas

Penulis: Authoring
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Kau sama sekali tidak membantu," ujar Quan.

Latuish melarikan jemari ke rambut berubannya. Ia menatap dingin pada Grace.

"Aku memang emosi waktu itu. Aku terkejut dengan kehadiranmu dan pria pirang itu. Tetapi, aku telah mengatakan yang sebenarnya. Itulah alasan mengapa aku tak pernah berada di sekitar keluarga Jahy. Dia berusaha membangun kehidupan baru bersama pria itu, meninggalkanku dan ... segalanya." Ia menghela napas.

"Tunggu sebentar."

Ketika Latuish telah melangkah ke dalam rumah, Aihara masih mengamati Grace di tempatnya berdiri. Ia maju selangkah demi selangkah hingga jaraknya hanya beberapa kaki dari Grace.

"Aku tahu siapa itu Jahy," kata Aihara.

"Dia kakak nomor 2 di keluarga Ibuku," ujar Grace.

Aihara mengangguk.

"Aku ... melihat foto ibuku dan Bibi Rinrada ketika mereka remaja. Bibi Jahy ... dia ... mirip kau."

Grace tersenyum. Hatinya berdesir dengan keramahan yang ditawarkan Aihara. Grace menatap Quan yang terkejut melih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Liar CEO   Bercinta Dengan Kekasihku Di Mobil

    Grace menggeleng muram."Dia gak di sini.""Kamu yakin kau masih ingat wajahnya? Mungkin sebaiknya kamu menghubunginya.""Gimana ... jika dia memang gak ingin bertemu denganku?" tanya Grace sedih.Mungkin Latuish sudah memergoki putrinya bertemu dengan Grace secara diam-diam. Bisa jadi sekarang Aihara sedang berada dalam masalah dan ini semua karena Grace."Jangan pesimis, oke?" ujar Marvel seraya mengusap pipinya dengan penuh kelembutan. Sedetik berlalu, Grace baru menyadari betapa beruntung dirinya memiliki suami seperti Marvel."Ambil sisi positifnya. Aku belum makan siang, mungkin kita bisa memesan di sini."Grace mencoba untuk tersenyum meski benaknya masih memikirkan Aihara. Grace mengangguk menyetujui Marvel."Kamu pilihlah tempat. Aku akan memesan."Marvel mengangguk."Aku ingin sesuatu yang menyegarkan untuk minumannya."Grace mengangguk dan berpisah dengan Marvel. Namun, langkahnya membeku di antrean ketika orang di de

  • Obsesi Liar CEO   Gadisku Separuh Denyutku

    Marvel hanya tersenyum. Dia menyapukan jemari ke pipi Grace dan mengecup di sana."Bukan apa-apa. Ia hanya berkunjung." Tidak, Marvel tidak akan menempatkan Grace dalam situasi rumitnya di keluarga Hawk, apalagi dengan Acosta yang ingin menjatuhakannya."Kamu bawa makanan?"Grace mengangguk."Aku memasak sup tahu. Ada ayam goreng juga. Aku membawa buah. Dan favoritmu, kue cokelat."Marvel tersenyum lebar. Grace menariknya ke sofa dan mulai membuka kotak-kotak makanan. Hati Marvel membuncah bahagia. Tidak biasanya Grace melakukan ini padanya. Bahkan Marvel tidak ingat jika Grace pernah berkunjung. Apakah kali pertama dan terakhir Grace berada di sini saat wanita itu mengantarkan pesanan kue? Rasanya masa itu sudah lama sekali padahal pertunangan mereka baru sekitar empat bulan. Grace menyendokkan sup hangat dan menyuapkannya pada Marvel."Cobalah."Marvel tersenyum saat membuka mulutnya, menerima suapan Grace."Selalu enak."Grace tersenyu

  • Obsesi Liar CEO   Ambil Seluruh Bagian Dalam Diriku Sebagaimana Aku Mengambil Bagianmu

    Grace memperdalam kecupan, sementara tangannya mulai meraba dada Marvel. Geraman terdengar dari tenggorokan Marvel. Jakun Marvel yang naik turun. Grace menggigit rahang Marvel hingga pria itu mengembuskan napas berat."Sayangku," bisik Marvel.Grace tidak menunggu lebih lama. Dia membuka celana Marbel. Mengeluarkan bukti gairah Marvel yang sepenuhnya siap. Menyingkap blus miliknya, menggeser celana dalam, dan mencari yang mereka butuhkan. Menyatu. Merasakan satu sama lain. Marvel mengerang ketika miliknya terasa begitu dalam, tenggelam dalam kehangatan Grace. Pria itu memejamkan mata untuk menyerap ini―perasaan ini, ketika mereka menyatu dan seluruh dunia seolah hanya terpusat pada penyatuan mereka."Aku di sini," bisik Grace.Dia menggerakkan pinggulnya dengan ritme lambat. Marvel membuka mata. Binar sayu penuh gairah menelanjangi Grace yang masih berpakaian lengkap."Aku nyata. Kita selamat.""Kita selamat."Marvel meraih wajah Grace dan memberi

  • Obsesi Liar CEO   Astaga! Grace Baik-baik Saja

    "Tapi, aku mau kamu memakan masakanku." Grace merasa kecewa karena Marvel tidak terlihat semangat untuk berlari ke meja makan. Padahal, dia ingin sekali melihat Marvel makan."Kalau gitu bawa makanannya padaku. Suruh Nini melakukannya. Aku gak mau ke meja makan."Nada kekanakan itu justru mengherankan Grace. Dia menyibak selimut dan bergabung bersama Marvel ke dalamnya."Kenapa?""Aku hanya ... gak mau.""Kenapa kamu terdengar kayak Restha?"Marvel mendengus."Ada masalah?" desak Grace."Mau bercerita?""Aku hanya gak mau bertemu Filawan sama Quan.""Memangnya kenapa?"Marvel mengendik."Hanya gak mau."Grace menghela napas."Ya, kamu terdengar sedang merajuk. Apa kamu merajuk?""Aku gak begitu," gerutu Marvel."Aku hanya gak mau meninggalkan kamar."Grace menilai kekasihnya."Apa itu ajakan untuk s*ks?"Marvel menatap Grace sekilas, kemudian menahan tawanya karena itu menghancurkan perann

  • Obsesi Liar CEO   Tetap Seperti Ini, Lima Menit Saja

    Beberapa bulan kemudian, hidung Grace berkedut. Kedua matanya masih tertutup. Belum sepenuhnya sadar. Tubuhnya hangat. Dan ini rasanya begitu nyaman. Dia bergerak merapatkan tubuhnya kepada entah apa yang menyelimuti tubuhnya. Mendusel-duselkan kepalanya untuk mendapatkan lebih banyak kehangatan. Dia menghirup dalam-dalam aroma wangi yang terhirup oleh hidungnya.'Hum, kayak wanginya Marvel,' batinnya masih malas untuk membuka mata."Sudah bangun, hum?"Suara berat Marvel tiba-tiba terdengar. Sontak kedua mata Grace terbuka lebar, lalu pemandangan dada Marvel yang hanya terbalut kaus tipis berwarna putih tertangkap indra penglihatannya, tepat di depan wajahnya. Grace segera melepaskan diri, mundur, kemudian dengan cepat menendang Marvel kencang hingga pria itu terjungkal ke belakang lalu jatuh. Di bawah sana, Marvel memejam sejenak menahan sakit pada pinggangnya karena terbentur lantai dengan keras. Kemudian pria itu melihat ke arah Grace yang meringis di atas ranjang

  • Obsesi Liar CEO   Hartaku, Anak Buahku, Pelayanku, Tubuhku Semuanya Milikmu

    "Aku tahu kalau kamu sedang ada banyak masalah! Kamu banyak pikiran dan itu membuatmu kesal. Aku tahu itu!" serunya lagi."Tapi, aku gak mau diam saja setelah menjadi samsak guna melampiaskan emosimu! Aku gak mau pergi begitu saja setelah mendapatkan luapan amarah darimu!"Marvel diam. Grace menjeda sejenak seraya mengatur napas."Lihatlah, amarah hanya akan mengalahkanmu, Dad," ujar Grace dengan nada yang kembali normal."Kamu jadi gak bisa berpikir jernih karena dilahap oleh emosimu sendiri. Kamu pikir, dengan meledakkan amarahmu kepadaku, semua masalahmu akan selesai, begitu?"Marvel masih bungkam tidak menjawab. Grace membasahi bibirnya sendiri. Tangannya kembali mengepal. Lalu dia berucap,"Dan lagi, jika aku hanya bisa membuatmu kesal dan muak, bukankah lebih baik kita berpisah saja?"Setelah Grace mengatakan itu, Marvel melangkah untuk mengikis jarak di antara keduanya. Menunduk, sedangkan Grace mendongak, membuat jarak wajah masing-masing h

  • Obsesi Liar CEO   Aku ... Cemburu

    Seperti apa yang telah Marvel perintahkan, keesokan paginya, Clark mendatangi kantor polisi dan menyerahkan diri. Ia mengaku bahwa dirinya lah yang telah menyakiti Grace. Mengancamnya. Canlas tidak sepenuhnya memercayai pengakuan Clark. Menurutnya terlalu ganjal. Namun, Rinrada yang sudah dipenuhi emosi setelah mengetahui bahwa pemuda itu yang telah menculik Grace dan memberikan luka, langsung memberikan tamparan keras di pipi pemuda itu."Karena aku menyukai Grace."Itulah jawaban Clark setelah ditanya apa alasannya melakukan hal tersebut kepada Grace. Awalnya, Grace juga kaget kenapa tiba-tiba Clark mengakui kejahatan yang tidak ia perbuat sama sekali. Namun setelahnya, pikiran Grace langsung tertuju kepada Marvel. Pasti pria itu yang telah mengatur ini semua. Benar-benar licik. Dan sayangnya, Grace tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti alur permainan yang dibuat oleh Marvel. Alhasil, Grace memilih untuk membenarkan pengakuan Clark. Namun, dia meminta kepada kepoli

  • Obsesi Liar CEO   Aku Menyakitimu dan Kamu Mengampuniku Lagi

    Lampu menyorot ke arah perempuan itu, membuat orang-orang mengalihkan atensi kepada Grace."Grace Rania Mirza, calon istriku," umum Marvel dengan suara jelas dan tegas.Grace memaksa senyumnya kala beberapa pasang mata meneliti dirinya. Berikutnya, gemuruh tepuk tangan terdengar. Mimpi apa gue sampe dikasih tepuk tangan sama Bapak Wali Kota. Pas masih di Indo, jangankan dapet tepuk tangan dari bupati, mau ketemu Pak Lurah buat minta tanda tangan Surat Keterangan Tidak Mampu aja susahnya minta ampun. Beberapa saat kemudian, Marvel menambahkan dengan intonasi penuh penekanan."Jika ada yang berani menyentuhnya sedikit saja, akan langsung kuhancurkan, siapa pun orangnya."Marvel menyudahi pembicaraannya dan segera turun untuk menuju tempatnya semula, tepuk tangan kembali mengiringinya. Begitu acara formal selesai, acara berganti menjadi lebih santai. Semua orang menikmati minuman serta makanan yang disajikan. Ada beberapa yang berbincang-bincang sebagai formalitas b

Bab terbaru

  • Obsesi Liar CEO   Batalkan Semua Rapat Hari Ini

    "Sekarang buka gerbangnya, kalian bisa memastikannya saat aku sudah pergi," ujar Nantsu menatap sinis pada pengawal.Pengawal itu berpikir keras, mungkin saja itu benar. Nantsu adalah salah satu orang kepercayaan tuannya, jadi tidak mungkin dia berbohong."Baiklah, tetapi cepatlah kembali!" pengawal kemudian membuka gerbangnya.Tanpa mengacuhkan pengawal tersebut, Nantsu kemudian mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang. Nantsu tersenyum puas dan sangat lega, karena semua rencananya berjalan dengan lancar. Sesekali dia melihat ke belakang dan melihat Grace yang masih tidak sadarkan diri di sana."Sebentar lagi Sayang, sebentar lagi!" Nantsu berujar dengan smirknya yang licik.2 jam lamanya Nantsu mengemudikan mobilnya, dia ha

  • Obsesi Liar CEO   TIDAK!!

    Kemudian dia segera mencari kamar Marvel, dan ketika dia membuka pintu kamarnya dia tersenyum senang melihat Grace di sana. Akhirnya tujuannya akan tercapai yaitu merebut Grace dari Marvel dan membawanya pergi. Nantsu masuk dan menutup pintunya kembali. Terlihat seorang gadis sedang terlelap tidur di atas ranjang.'Oh, jika saja aku sedang tidak terburu-buru, akan aku pastikan kita akan bercinta saat ini juga,' batin Nantsu melongo menatap keindahan tubuh Grace meskipun dari belakang.Nantsu berjalan mendekat ke arah Grace dan duduk di sampingnya. Perlahan Nantsu membelai lembut pipi Grace membuat Grace terganggu dan mengerjap membuka matanya. Seketika Grace membuka matanya lebar dan menjauhi Nantsu."Apa yang kau lakukan?! Bagaimana bisa kau sampai di sini?! Untuk apa kau kemari?!!" bentak Nantsu merasa terkejut akan keberadaan Nantsu di kamar Marvel."Waktu kita tidak lama, pergilah bersamaku

  • Obsesi Liar CEO   Harus Menjadi Milikku

    "Ah tidak, aku akan menerimanya. Tapi aku tidak akan memakainya, bagaimana jika tergores, bagaimana jika hilang dan bagaimana jika kalung ini diambil orang. Aku akan menyimpannya, dan akan aku pakai lain kali di acara penting saja," lanjut Grace merasa sayang dengan kalung itu."Terserah padamu saja!" Marvel kembali memasukkan kalung itu pada kotak beludru itu dan menyerahkannya pada Grace.Grace menerima kotak itu dan menatap mata Marvel begitu dalam. Lalu dengan tiba-tiba dia berdiri dan meraih tengkuk Marvel Menciumnya dengan penuh kelembutan, memainkan lidah Marvel dan menyesapnya dalam. Marvel terkejut tetapi sangat menikmati ciuman ini, dia terkejut dengan ciuman Grace. Rasanya masih tidak percaya jika saat ini Grace sedang menciumnya. Grace melepas ciumannya dengan nafas yang masih tersenggal-senggal dan dengan cepat dia berlari ke kamar mandi menahan malu. Grace merutuki kebodohannya sendiri yang dengan tiba-tiba mencium Marvel.

  • Obsesi Liar CEO   King Of Diamond

    Grace hanya diam dan kembali mengeratkan selimut untuk menutupi tubuhnya. Marvel berdiri dari duduknya dan mengambil sebuah buket bunga dan kotak beludru biru yang cukup mewah. Entah apa isinya tetapi Grace bisa menebak bahwa isinya pasti sebuah kalung atau perhiasan lainnya."Pilihlah salah satu, ini hadiah untukmu!" Marvel menyodorkan buket bunga sederhana di tangan kanannya yang menurut Grace itu benar-benar payah, karena bunga itu cukup berantakan dan dapat Grace tebak jika bunga itu dipetik dari kebun belakang, sementara kotak beludru biru di tangan kirinya."Hadiah? Untuk apa?" Grace menatap Davian bingung. Hari ini bukan hari ulang tahunnya lalu mengapa Marvel repot memberinya hadiah, Grace menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Untuk semalam."Grace yang semula menunduk kemudian menatap mata Davian. Ingatannya kembali kepada kejadian semalam, saat dirinya dengan paksa harus mengulum junior Marvel. Oh, sun

  • Obsesi Liar CEO   Pesonaku Memang Luar Biasa

    Marvel berjalan memasuki mobilnya dan berlalu pergi ke kantor meninggalkan mansion mewahnya. Setelah melihat mobil Marvel pergi, Grace bergegas masuk. Grace mulai menjalankan semua aktivitas paginya, tanpa tahu seseorang sedang mengawasinya dari jauh. Hari berlalu begitu cepat, jam menunjukkan pukul 7 malam. Dan benar saja, Marvel mengirimkan seseorang untuk meriasnya. Grace bingung dibuatnya, pasalnya dia tidak tahu alasan dibalik ini. Dia hanya bisa Grace semua perintah Marvel. Satu jam kemudian Grace sudah siap. Grace berdiri di depan cermin dan memandangi dirinya, dia menelan ludahnya sendiri.'Ke mana dia akan mengajakku pergi, mengapa aku harus memakai gaun terbuka seperti ini,' batin Grace menghela napasnya.Grace berjengit kaget ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Marvel memeluk erat Grace dari belakang dan mendaratkan ciuman di leher jenjang Grace, kemudian menumpukkan dagunya di bahu Grace.

  • Obsesi Liar CEO   Kok Belum Tidur?

    Jeol berhenti di tepi jalan yang sepi setelah tadi usai kebut-kebutan di jalanan. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri dan berulang kali menghantam kemudinya dengan keningnya."Bego lo Jeol! Gila! Sinting!" maki Jeol pada dirinya sendiri."Dia Grace, istri Marvel, sahabat lo!" teriaknya yang tentu di tujukanpada dirinya sendiri."Jeol gila!" Lagi, Jeol kembali menghantam kemudi dengan keningnya sendiri."Kak ... jangan nyakitin diri sendiri." Sebuah suara halus, lembut dan begitu ia kenali membuat Jeol cepat-cepat mengangkat kepalanya, menatap kursi di sebelahnya yang semula kosong namun kini sudah terisi dengan objek kegilaannya tadi. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri guna menghilangkan sosok Grace di sampingnya."Pergi Grace! Pergi!" teriak Jeol frustasi.Setelah bermenit-menit kemudian, baru Jeol berani membuka mata, di tatapnya kursi sebelahnya yang kini telah kosong seperti semula. Jeol lelah, ia menyandarkan punggung dan kepalan

  • Obsesi Liar CEO   Setengah Jam Mungkin Ada

    la kembali ikut tertawa begitu melihat Bryan dikerjai oleh ayahnya, tawa kosong, tawa yang diam-diam di penuhi rasa iri hingga membuat matanya di isi buliran air yang siap jatuh kapan saja. Marvel yang sedari tadi memperhatikan istrinya, kini sedikit bergerak merapatkan kursinya agar lebih dekat pada istrinya. la genggam jemari Grace yang di letakkan di paha lalu membawanya ke pahanya sendiri. Begitu Grace mengalihkan tatapan ke arahnya, Marvel makin mengeratkan genggaman tangannya, ia berikan tatapan seteduh mungkin, sehangat yang ia bisa untuk menyalurkan rasa hangat pada istrinya. Grace tersenyum kecil, matanya yang sedikit memerah jadi menyipit kala bibirnya tertarik ke atas. "Mau nambah?" tanya Grace sebisa mungkin meredam rasa sesaknya. Marvel menggeleng, ia malah meletakkan sendoknya dan beralih mengusap pelan pipi Grace. "I'm here," bisik Marvel pelan, Grace mengangguk dengan mata memerahnya yang cepat-cepat ia usap dengan gerakan seolah mengusap hidungnya.

  • Obsesi Liar CEO   Capek Ya?

    "Terus nanti kalau mogok lagi, Bapak gimana?" tanya Grace. "Gini ajalah, kebetulan di depan sana sekitaran beberapa meter lagi ada pom bensin. Bapak berhenti di situ, nanti saya carikan tukang bengkel yang bisa jemput Bapak," ucap Jeol pada Pak Didit. Grace kali ini setuju, Pak Didit pun mengiyakan. Sebelum menaiki mobil Jeol, Grace berjalan menuju mobilnya terlebih dahulu guna mengambil tasnya. Setelah segala macam barang bawaannya sudah di tangannya, Grace menghampiri Jeol dan Pak Didit yang masih menunggu. "Bapak duluan Pak, biar kita ngiringin di belakang," ucap Grace sebelum masuk ke dalam mobil Jeol. Setelah mobil Pak Didit melaju, barulah Jeol juga ikut melajukan mobilnya tepat di belakang mobil Pak Didit. Sementara Jeol sibuk menyetir, Grace sendiri sibuk mengistirahatkan badan. "Capek, ya?" tanya Jeol yang diangguki Grace. "Aku boleh numpang tidur nggak, Kak?" tanya Grace dengan suara lelah dan bercampur ngantuk. Jeol menoleh kearah Graxe

  • Obsesi Liar CEO   Kenapa Bandel?

    "Ya biarin," jawab Grace tak acuh.Marvel hanya tersenyum kecil, ia tahu Grace hanya ingin dirinya istirahat, tapi ya mau bagaimana lagi, pekerjaannya masih ada sedikit lagi, dan ia pun baru selesai makan. Dengan Grace masih berada di gendongan depannya, Marvel kembali menuju sofa tempatnya bekerja tadi, ia duduk di sana dengan Grace yang juga ikut duduk di pangkuannya. Marvel mulai kembali bekerja, sementara Grace hanya bisa cemberut karena Marvel kembali berkutat pada laptopnya.Merasakan gerakan abstrak jemari Grace di punggungnya, Marvel membujuk, "sebentar ya, ini dikit lagi selesai."Setelahnya, ia kembali fokus pada laptopnya. Dua keluarga besar kini sudah berkumpul memenuhi meja makan Marvel, para orang tua sedang asik berbincang sambil menunggu masakan siap di sajikan. Sementara Bryan dan Gio asik berdebat mengenai ajang badminton yang memang sedang diadakan di Korea. Marvel? Marvel ya Marvel, ia hanya akan bersuara ketika di tanya, atau bahkan hanya mengangg

DMCA.com Protection Status