Hira tidak berhenti menangis menyaksikan rekaman yang diperlihatkan polisi, ia menghadapi semuanya sendiri. Setelah bertemu dengan polisi ia kembali menemui dokter. Ia meminta dokter melakukan sesuatu untuknya suami, ia tidak akan tega hanya melihat dan menunggu sang suami pergi selamanya.Hira menjelaskan kalau dirinya juga seorang dokter, ia meminta agar sang suami dirawat di sana. Hira bahkan rela bertugas di sana tanpa dibayar sebagai dokter asal suaminya diizinkan dirawat. Setelah menjelaskan semua kondisi Sean, pihak rumah sakit merasa simpati dan memperbolehkannya bekerja.
Saat Hira terbangun kaget setengah mati, Adnan duduk di sana sedang menatapnya.Hira memundurkan tubuhnya dengan panik, “Ka-kamu. Bagaimana mungkin kamu ada di sini?”“Justru aku yang bertanya kenapa kamu masuk ke rumah orang seperti itu. Apa kamu akan mencuri?” tuduh Adnan padanya.Ternyata Adnan membeli rumah Hira ia juga selalu mengawasinya, pria bertampang dingin itu mengetahui tentang semua yang dikerjakan Hira. Termasuk ia meminjam uang pada temannya. Tidak ingin berurusan dengan Adnan Hira berdiri berniat pergi. Tapi pria itu menghentikannya menutup pintu dengan tubuhnya.“Apa yang ingin kamu lakukan?” bola mata Hira membesar.“Menjadikanmu jadi milikku.”Lalu menyeret tangan Hira membawanya ke rumah orang tua Adanan. “Kamu mau apa?”“Diam dan lihat saja apa yang aku lakukan.”Tiba di rumah Adnan, Kiya, Dinar dan suaminya kaget karena Adnan membawa Hira ke rumahnya dengan cara paksa. Kedua kakak perempuan Adnan hanya melongo tidak tahu apa yang terjadi“Nan, ada apa?” seoran
Malam itu juga Adnan membawa HiraAdnan membawa ke dalam mobil lalu membawanya ke sebuah makam. Di sana tertulis nama ‘Malik’ itu adalah Papi Adnan. Hira terdiam di pusara dengan wajah bingung.“A-apa? Apa om sudah meninggal?” tanya Hira menatap batu nisan tersebut.Sekarang ia sedikit paham tentang kemarahan Adnan padanya. Tetapi ia tidak tahu kalau Malik ayah Adnan sudah meninggal.“Aku berjanji padamu akan menikahinya, aku sudah melakukan janjiku, jadi jangan pernah menyalahkanku lagi,” ucap Adnan menatap pusara sang ayah.Tiga tahun lalu saat Hira menolak lamaran Adnan, ternyata Zafar membongkar pekerjaan Adnan pada Malik, Ayah Adnan syok tidak berapa lama di rumah sakit ia meninggal. Itu artinya penyebab ayah Adnan meninggal semua karena Hira dan Zafar ayahnya. Sejak saat itu Adnan bersumpah akan menikahi Hira dengan cara apapun.“ Aku menikahimu karena aku sangat membencimu dan ayahmu. Aku berj
Angin semilir berbisik lembut, menyampaikan cerita kelam, Hira yang cantik menghela nafas panjang. Di antara bunga-bunga masa lalu yang pernah mekar, tumbuhlah duri-duri pahit dari cinta pertamanya, Adnan. Rumah mereka yang dulu menjadi saksi bisu kebersamaan mereka saat masih kecil sampai remaja, kini menyimpan cerita pahit yang membakar jiwa Hira.Cinta pertama bukan hanya membangun kenangan manis, tetapi juga menjadi medan pertempuran bagi hati yang hancur. Hira, yang dulu begitu lekat dengan nama Adnan, kini mengenangnya dengan rasa benci yang mendalam. Dulu, kedua keluarga mereka bersahabat, dan rumah Adnan adalah tempat perlindungan bagi Hira. Namun, seiring berjalannya waktu, kenangan indah itu hancur seperti lukisan yang diterpa badai.Luka yang paling dalam bermula karena Adnan mencampakkan dan meninggalkan dirinya hanya karena fisiknya berubah. Cinta yang dulu Hira curahkan kepada Adnan berubah menjadi dendam ketika Adnan menghancurkan hatinya. Semua itu sudah lama berlalu.
Rena tidak percaya dengan apa yang didengar, sebab ia tahu Sean sangat mencintai Hira dan anak mereka. Rena yakin telah terjadi sesuatu. Tapi Zafar tidak ingin istrinya bertambah sakit meminta Adnan untuk bicara berdua.“Saya sudah pernah bilang Om, saya akan mendapatkan apapun yang saya inginkan,” ucapnya sembari menatap Zafar.“Aku tidak tahu apa yang sudah kamu lakukan Adnan. Tapi ketahuilah aku tidak akan pernah menerimamu sebagai menantu. Bahkan Hira juga tidak akan pernah memberikan hatinya padamu sekalipun kamu membeli hidupnya dengan uang dan kekuasaan mu. Aku lebih percaya pada putriku.”“Aku hanya menjentikkan satu jari tanganku, maka semua yang aku inginkan terkabul Om, sama seperti putri kesayanganmu dia yang datang padaku,” ujar Adnan den
Zafar dan Kaivan terlibat dalam pertengkaran sengit di ruang tamu. Kata-kata tajam saling terlontar, dan emosi yang tertekan akhirnya pecah. Nayra mencoba untuk berinteraksi, namun perdebatan antara Ayahnya dan Kaivan membuatnya semakin bingung dan terpuruk."Bukankah kau bisa melihat, Kaivan? Nayra tidak bahagia denganmu! Kau mencuri kebahagiaannya!" teriak Zafar dengan penuh amarah.Kaivan hanya tersenyum sinis, "Apa yang kau tahu, Om? Kau pikir kau bisa menghentikanku? Nayra adalah milikku sekarang, dan kalian tidak bisa berbuat apa-apa."Nayra menutup telinganya, berusaha menyembunyikan rasa sakit dan kebingungan di dalam hatinya. Baginya, kehidupan yang selalu diharapkannya berubah menja
Saat mereka mengobrol Zafar mengetahui banyak fakta, salah satunya rumahnya, setelah mereka memutuskan pindah tiga tahun yang lalu. Rupanya rumah mereka dibeli oleh Adnan sendiri. Itu sebabnya rumah itu tidak pernah berubah dari dulu. Adnan tidak memperbolehkan mengubah apapun dari rumah orang tua Hira tersebut. Ia pulang kembali ke Surabaya setelah mengunjungi makam sahabatnya.Sementara perjalanan pulang, Hira memikirkan bagaimana cara melarikan diri dari Adnan. Ia dipaksa keadaan untuk mengambil keputusan untuk tidak lagi pasif menerima segala yang terjadi. Ia merasa memiliki kekuatan dan tekad untuk melawan. Dengan langkah pasti, Hira mulai menyusun rencana untuk melibas belenggu pernikahan yang dipaksakan oleh Adnan.“Apa kamu lapar?” tanya Adnan menghamburkan lamunan Hira.“Tidak, aku hanya ingin kabur,” sahut Hira keceplosan. Dengan replesk ia menutup mulut sembari meralat ucapannya, “tidak
Hira berhasil melarikan diri dari Adnan, lalu bertemu Mona bicara berdua, “kalau Adnan bertanya jangan katakan kalau kita bertemu.”Hira menggendong putra semata wayangnya, ia meminta maaf belum bisa mempertemukan Alvian dengan papinya.“Apa Papi akan sehat?”Hira mengangguk, “aku berharap papi sehat sayang. Kakek akan menjemputmu besok ya.”Alvin anak yang sangat baik dan penurut ia hanya mengangguk, seolah-olah tahu kalau Maminya sedang panik. “Ia membiarkan pergi, kalau biasanya dia akan merengek minta ikut tapi kali ini ia sangat pengertian“Apa terjadi sesuatu?” bola mata Mona membesar, ia bisa menebak kalau sahabatnya sedang dalam masalah.