Home / Rumah Tangga / Obat Herbal Dari Suamiku / bab 6. laki-laki serakah.

Share

bab 6. laki-laki serakah.

Author: Teteh ley
last update Huling Na-update: 2025-04-25 16:14:05

"Kok kamu bisa pulang sama Arysa?"

Baru juga naik ke teras rumah, aku langsung ditodong dengan pertanyaan. Tatapan matanya terlihat kesal dengan napas yang terlihat naik turun.

Cemburu kayaknya.

Dasar laki-laki serakah.

"Memangnya kenapa?" Alis mata ini terangkat sebelah. "Adakah yang salah dengan yang aku lakukan?" Melangkah masuk kedalam rumah.

"Kok malah balik nanya sihRania? Ya jelas salah lah. Kamu sama Arsya bukan mahram."

Busett!

Bukan mahram katanya?

Masih berani bilang mahram? Sedangkan kelakuan dia sendiri?

"Rania, kok baru pulang? Tante kira sudah lebih dulu sampai rumah?"

Baru juga aku mau berucap, Tante Elsa muncul dari arah dapur. Ia berujar sambil berjalan menghampiri kami.

"Tante mau nginep lagi? Katanya sibuk?" Bukannya menjawab pertanyaannya, aku malah balik bertanya. Tidak suka dengan ucapan Tante Elsa yang menurutku terlalu basa-basi.

"A-anu Ran, baju Tante ketinggalan di sini. Kamu tenang aja, malam ini Tante pulang kok." Nada bicaranya sedikit gugup. Lebih tepatnya antara gugup dan kesal.

"Ohhh, kirain mau nginep lagi. Syukurlah kalau gitu." Bibir ini terangkat sebelah.

"Sayang, kok kamu nanya-nya gitu?" Mas Andre langsung menegurku. Tatapan matanya terlihat kesal dengan apa yang aku ucapkan barusan.

"Loh, aku 'kan nggak ngusir Mas. Cuma nanya loh!" Aku menatap ke arah mereka bergantian. "Kok kamu jadi sensitif gitu sih Mas. Aku dan Tante Elsa 'kan sudah terbiasa bercanda. Atau mungkin Kalian berdua punya hubungan khusus?" Mata ini sengaja dibuat menyipit.

"Ma-mana mungkin dong sayang. Kamu ini ada-ada saja." Nada bicara mas Andre melunak. "Sayang, kamu pasti capek banget 'kan? Ayo mandi! Mas siapin air hangat buat kamu."

Dasar laki-laki pembual.

"Ayo dong sayang!" Mas Andre kembali merajuk. Memelukku dari belakang. "Mas kangen sama kamu."

Mata Tante Elsa sampai melotot saat mendengar ucapan Mas Andre. Sepertinya ia cemburu

"Oke sayang."

Aku merangkul lengan Mas Andre, membisikkan kata-kata yang akan membuat si Elsa semakin cemburu dibuatnya. Lihat aja nanti, akan aku pastikan jika besok paginya kalian berdua akan bertengkar hebat.

.

"Sayang, ini jamu herbal buat kamu." Baru juga mau merebahkan tubuh ini pada kasur, Mas Andre masuk kedalam kamar dengan segelas ramuan herbal yang ia bawa.

"Aku bosan, Mas," kilahku sambil pura-pura menguap. "Malam ini gak usah minum ya!" Menyampingkan tubuh menghadap ke arahnya.

"No! Sayang, Mas ingin kamu segera sembuh." Ia kekeh dengan pendiriannya. Mungkin Mas Andre mau main dulu sama Tante Elsa sebelum Tante Elsa pulang.

"Iya, simpan aja dulu sampai jamunya benar-benar dingin. Aku mau bikin teh manis dulu untuk meredakan rasa pahit dari jamu itu," ucapku sambil bangkit dari tempat duduk. Tanpa menunggu jawaban dari Mas Andre, aku berlalu pergi.

Tak lama kemudian aku sudah kembali lagi ke dalam kamar dengan dua gelas teh manis yang aku bawa. "Minum dulu sayang." Aku memberikan satu gelas teh manis untuknya dan satu lagi untukku.

"Terima kasih sayang, kamu memang paham apa yang Mas mau." Mas Andre menerima gelas tersebut dan langsung menyeruputnya hingga menyisakan sedikit saja. Setelahnya ia menyimpan gelas tersebut ke atas meja.

"Jamu nya di minum juga sayang." Mas Andre mulai menguap. Emangnya kamu aja yang bisa ngasih obat tidur Mas, aku juga bisa kali.

Aku tersenyum menyeringai saat melihat Mas Andre mulai merebahkan tubuhnya di atas kasur. "Iya, Mas." Masih berdiri di bibir ranjang.

"Malah bengong sayang. Sini!" Bibir berucap demikian, lain lagi dengan mata yang sudah terlihat mulai terpejam. Pasti pengaruh obat yang aku kasih sudah mulai bereaksi.

"Iya Mas, ini juga mau aku minum." Aku mengambil gelas berisi Obat herbal buatannya. Pura-pura meminumnya.

"Hoamm... sayang,"

Ucapannya terhenti ketika matanya tertutup rapat. Dosis obat tersebut ternyata manjur juga. Dalam kurun waktu lima menit ia sudah pulas dengan tidurnya.

Satu rencana sudah berhasil. Kini saatnya aku membuang obat herbal ini kedalam toilet.

Sebelum rencana ke dua, aku mau lihat dulu Tante Elsa di kamarnya. Ingin tahu apa yang sudah ia lakukan di sana.

Langkah kaki ini terhenti saat tiba depan pintu kamar yang ditempati oleh Tante Elsa. Kebetulan banget pintu kamar tersebut ada celah untuk mengintip.

"Lama banget sih Dre!" Terdengar suara Tante Elsa menggerutu. Tubuhnya terlihat seperti cacing kepanasan. Miring kanan miring kiri, sudah seperti orang stres yang tengah dimabuk asmara.

Apa Jangan-jangan Tante Elsa sudah minum obat kuat?

Tidak salah lagi, Tante Elsa pasti sudah minum obat yang menyebabkan tubuhnya mulai panas dingin.

Mampus lo Elsa!

Dari celah pintu kamar aku bisa melihat kondisi Tante Elsa yang sudah terlihat seperti ikan mujair kena garam. Keringat dingin terus membasahi wajah dan tubuhnya. Menahan sesuatu yang bergejolak akibat obat yang ia minum.

Tak lama kemudian Tante Elsa terlihat masuk kedalam kamar mandi. Mungkin mau berendam di dalam bathtub.

.

Krieeet.

Sekitar pukul tiga dini hari, aku mendengar suara pintu kamar dibuka dari luar. Ekor mataku menangkap sosok Tante Elsa tengah mengintip lewat celah pintu.

Untungnya semalam sebelum aku tidur, aku sudah membuka baju yang dipakai oleh Mas Andre. Alhasil aku langsung melakukan rencana kedua. Membuat Tante Elsa mengira jika di antara kami sedang melakukan yang iya-iya.

Untuk selanjutnya, aku tinggal nunggu hasilnya.

.

"Maaf sayang, semalam aku ketiduran." Mas Andre berbisik ketika Tante Elsa merajuk. Hidungnya terlihat memerah akibat semalam berendam di air.

"Tega kamu Dre!" Tante Elsa menepis tangan Mas Andre. Mungkin masih kesal akibat di abaikan semalaman.

"Aku benar-benar ngantuk sayang. Apa mungkin aku salah masukin obat ya?"

"Halah! Alasan kamu aja Dre. Aku juga tahu kali kalau semalam kamu sama istri kamu masih tidur bersama. Katanya sudah gak sudi lagi sama si Rania, tapi nyatanya? Kalian masih melakukan hubungan layaknya suami-istri."

Serasa ada ribuan duri yang menusuk hati. Sakit saat Mas Andre begitu tega bilang sudah tidak sudi lagi menyentuhku.

"Sudah berapa kali aku bilang jika semalam aku ketiduran." Kini suara Mas Andre agak meninggi, ia pasti kesal ketika Tante Elsa tidak percaya dengan ucapannya. "Kalau kamu tidak percaya, ya udah!"

Bangkit dari tempat duduk, Mas Andre langsung masuk kedalam rumah lewat pintu dapur. Sementara aku, buru-buru duduk di kursi meja makan.

"Sayang!" Ada keterkejutan ketika melihatku tengah duduk sambil menyeruput susu jahe buatan bi Darsih. Ekor matanya menoleh keluar rumah.

"Ada apa Mas? Kok lihat aku kayak lihat hantu aja." Aku bangkit dan berjalan menghampirinya. Namun, buru-buru Mas Andre menutup pintu dapur. "Loh kok di tutup, Mas? Aku 'kan mau ke luar."

"Mas 'kan baru masuk, masa kamu keluar?" Ia berkilah. Sedikit menarik tanganku agar ikut ke ruang tengah.

"Mas kangen ya sama aku?" Aku menggodanya. Menoleh ke arah Tante Elsa yang baru saja masuk kedalam rumah.

"I-iya sayang."

"Ekhem." Obrolan kami terhenti saat mendengar deheman Tante Elsa.

"Tante habis dari mana?" tanyaku sambil bergelayut manja di lengan kekar Mas Andre. Menyandarkan tubuh ini di dadanya. Mempertontonkan kemesraan kami berdua di hadapannya. "Aku kira Tante sudah pulang?" Pura-pura tidak tahu apa-apa.

"Semalam Tante ketiduran."

Dasar pembohong.

"Sekarang Tante mau kemana?" Aku kembali melayangkan pertanyaan.

"Pulang!" jawabannya terdengar ketus. Sedangkan ekor matanya menoleh ke arah Mas Andre.

"Jangan!" Mas Andre bangkit dari tempat duduknya.

***

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 7. Siapa Arsya

    "Jangan?" Aku menaikkan satu alis, pura-pura tidak paham akan arti dari ucapan Mas Andre barusan. "Kok Mas Andre kayak," "Maksudnya jangan pulang sendiri, sayang, biar Mas anter Tante Elsa pulang." Mas Andre memotong arah pembicaraanku. Padahal aku tahu jika ucapannya itu refleks ia ucapkan. "Biar aku aja yang anter Mas, kamu 'kan harus ke kantor." Aku berinisiatif untuk mengantar Tante Elsa pulang ke rumahnya. Ada hal yang ingin aku lakukan juga terhadapnya. "Mas aja yang anter." Kekeh Mas Andre. "Loh, kok Mas Andre ngotot gitu? Jangan-jangan Kalian berdua punya hubungan?" Aku menatap keduanya. Pura-pura curiga. "Sayang, jangan berlebihan ah. Mana mungkin Mas ada perasaan sama Tante Elsa." Mas Andre menoleh ke arah Tante Elsa yang langsung menganggukkan kepalanya. Setuju dengan ucapan Mas Andre. "Kamu juga tahu kalau Mas sama Tante Elsa itu ponakan dan Tante." "Ya udah kalau gitu kenapa Mas Andre harus ribet segala? Yuk Tan, Rania anter pulang." Aku m

    Huling Na-update : 2025-04-27
  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 8. jangan geer

    "Teman saya ngajak ketemuan di sana, Bu." Arsya berujar jika dirinya ada ketemuan sama temannya. Hanya saja aku ragu dengan kejujurannya. Pernyataan Arysa barusan serasa hambar dan penuh kebohongan. Dari sorot matanya, terlihat ada kilatan sesuatu yang ia sembunyikan dariku. Namun, entah apa? Yang jelas aku sendiri juga tidak tahu. "Ibu tenang saja, soal tanaman dan halaman rumah akan saya bersihkan nanti malam." Arsya kembali berujar. Padahal aku tidak mempertanyakannya. "Ya udah yuk!" Akhirnya aku memutuskan untuk ikut Arsya saja. "Bisa agak cepetan nggak Sya?" tanyaku ketika motor yang dikendarai oleh Arysa melaju dengan kecepatan sedang. "Memangnya kenapa Bu?" Arsya menatapku lewat kaca spion motornya. Alisnya nampak bertaut ketika mendengar permintaan ku. "Hari ini akan kedatangan orang yang punya restoran. Kalau dia tahu di jam segini aku belum datang, bisa-bisa aku kena semprot." Aku menceritakan perihal permasalahan yang aku hadapi sekara

    Huling Na-update : 2025-04-29
  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 1. Obat herbal

    "Assalamualaikum, sayang," ucap Mas Andre ketika ia berdiri di ambang pintu. Senyumnya terlihat terbit ketika melihatku tengah duduk di sofa ruang televisi. Melihat kedatangannya, aku langsung berdiri lalu berjalan menghampirinya. "Mas," ucapku sambil memeluk tubuhnya erat. "Kangen." Mendengar penuturanku Mas Andre terkekeh. Mengusap puncak kepalaku dengan sayang. "Mas juga kangen kok sama kamu," ujarnya sambil merangkul tubuhku masuk kedalam rumah. "Kapan pulang Dre?" Tiba-tiba saja Tante Elsa datang menghampiri kami. Senyum tanteku ini terlihat terbit ketika melihat sosok suamiku pulang dari perantauan. Sebulan sekali, ia pulang ke rumah untuk mengunjungi ku. Sedangkan Tante Elsa, ia kerap kali datang ke rumah setiap seminggu sekali. Kadang juga dua atau tiga kali dalam sebulan. "Baru nyampe, Tante," jawab Mas Andre singkat. "Apa kabarnya Tante?" Senyum Mas Andre mengembang sempurna saat ia berucap demikian. Terlihat ramah dan hangat. "Kabar Tante bai

    Huling Na-update : 2025-04-20
  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 2. ketahuan selingkuh

    Setelah Mas Andre keluar dari kamar, aku langsung bangun dan duduk. Bersandar dengan hati yang tak karuan. Mencerna ucapan yang barusan Mas Andre utarakan. Apa sih yang membuat Mas Andre berucap demikian? Apakah Mas Andre sedang merencanakan sesuatu? Adakah kemungkinan jika Mas Andre selingkuh dibelakang ku? Tapi kalau Mas Andre selingkuh, lalu siapa wanitanya? Selama ini Mas Andre tidak pernah menunjukkan gelagat aneh di depanku. Ia bahkan terkesan sangat romantis dan tidak ada cela sedikitpun. 'Ah iya, kenapa aku malah bengong?' Turun dari ranjang. Menyambar jaket dan tas selempang yang aku simpan di atas meja. Jaga-jaga kalau Mas Andre mau pergi, ya aku tinggal ikuti. Dengan langkah pelan, aku keluar dari kamar, celingukan mencari keberadaan Mas Andre. Kebetulan juga lampu ruangan ini sudah di matikan sama bibi. Jadi aku tidak bisa leluasa melihat di mana Mas Andre berada. Sayangnya, aku tidak menemukan sosok Mas Andre di lantai bawah maupu

    Huling Na-update : 2025-04-20
  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 3. Rencana Rania

    Duh gimana ini? Aku benar-benar tidak tahu langkah apa yang harus aku lakukan setelah ini. Sedangkan mas Andre dan Tante Elsa sudah mulai melangkah menuju anak tangga. Itu artinya mereka berdua benar-benar akan membuktikan kecurigaannya. Di saat kedua baru melangkah, ponsel milik Mas Andre terdengar berbunyi di kamarnya. Keduanya serempak menoleh ke arah pintu kamar. "Aku ambil ponsel dulu." Mas Andre membalikkan tubuhnya menghadap ke arah pintu. "Wussss...." Di saat Mas Andre udah masuk kedalam kamar, aku mengeluarkan suara yang terdengar berat dan menyeramkan. Ekor mataku menangkap sosok Tante Elsa yang terlihat celingukan mencari sumber suara. Namun, setelahnya ia terlihat bergidik, kemudian lari ke dalam kamar, menutup pintu kamar dari dalam. Melihat kesempatan itu, aku langsung lari ke arah tangga. Menuruni anak tangga satu persatu. Setelahnya aku langsung masuk kedalam kamar dan menutupnya dari dalam. Naik ke atas kasur, lalu menghempask

    Huling Na-update : 2025-04-21
  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 4. Cemburu

    "Kaki Bu Rania sakit, Pak." Arsya berkilah ketika mendengar bentakan Mas Andre. "Kamu ini kenapa sih Mas?" Aku memijit buah betis yang terasa sakit. "Arsya itu cuma nolongin aku, Mas!" lanjutku lagi. "Mas kira, kalian," "Selingkuh." Aku memotong arah pembicaraan Mas Andre. Sengaja menyindirnya. "Ng-nggak! Mas gak punya pikiran kearah sana! Mas cuma salah sangka," ujarnya sambil menoleh ke arah pintu dimana Tante Elsa pergi. Sepertinya Mas Andre sadar jika omongannya barusan sudah mengundang cemburu Tante Elsa. "Mas ambil minyak urut dulu ya." Mas Andre bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju area dapur. Mas Andre bilang mau ambil minyak urut, tapi kok malah pergi ke arah dapur. Memangnya di dapur ada minyak urut apa? Sekitar sepuluh menit kemudian, Mas Andre sudah kembali lagi ke hadapanku. Aku sih yakin jika ia habis merayu Tante Elsa dengan jurus rayuan mautnya. Dasar laki-laki pengkhianat. Gak tahu apa kalau aku sudah mengetahui

    Huling Na-update : 2025-04-21
  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 5. Aneh

    "Ar," "Ya Bu?" Arsya menatapku lewat cermin motornya. "Ibu kamu nyuruh beli obat untuk kapan?" "Buat nanti malam, Bu, kalau untuk sore ini kayaknya masih ada," jawabnya dengan nada yang serius. "Memangnya ada apa Bu?" "Di samping kanan kita ada suami saya dan Tante Elsa, saya mau mengikuti mereka berdua," ucapku sambil menoleh ke arah mereka yang terlihat asyik bercengkerama. Sesekali Mas Andre mencawil dagunya. Andai saja aku tidak bisa menahan diri, mungkin aku sudah melabraknya. Mempermalukan mereka berdua di depan semua pengendara. "Boleh, Bu. Tapi kalau menurut saya, ibu jangan pake baju yang ini, nanti Pak Andre curiga." "Terus saya harus bagaimana?" Belum paham dengan ucapan Arsya. Kalau aku gak pake baju ini, lalu aku harus pake apaan. "Pake jaket sama kacamata saya, Bu." Arsya membuka jaket yang ia pakai. Tak lupa juga ia memberikan kacamata dan masker yang ia ambil dari tas kecil yang ia bawa. "Ibu gak usah khawatir, jaketnya masih bers

    Huling Na-update : 2025-04-22

Pinakabagong kabanata

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 8. jangan geer

    "Teman saya ngajak ketemuan di sana, Bu." Arsya berujar jika dirinya ada ketemuan sama temannya. Hanya saja aku ragu dengan kejujurannya. Pernyataan Arysa barusan serasa hambar dan penuh kebohongan. Dari sorot matanya, terlihat ada kilatan sesuatu yang ia sembunyikan dariku. Namun, entah apa? Yang jelas aku sendiri juga tidak tahu. "Ibu tenang saja, soal tanaman dan halaman rumah akan saya bersihkan nanti malam." Arsya kembali berujar. Padahal aku tidak mempertanyakannya. "Ya udah yuk!" Akhirnya aku memutuskan untuk ikut Arsya saja. "Bisa agak cepetan nggak Sya?" tanyaku ketika motor yang dikendarai oleh Arysa melaju dengan kecepatan sedang. "Memangnya kenapa Bu?" Arsya menatapku lewat kaca spion motornya. Alisnya nampak bertaut ketika mendengar permintaan ku. "Hari ini akan kedatangan orang yang punya restoran. Kalau dia tahu di jam segini aku belum datang, bisa-bisa aku kena semprot." Aku menceritakan perihal permasalahan yang aku hadapi sekara

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 7. Siapa Arsya

    "Jangan?" Aku menaikkan satu alis, pura-pura tidak paham akan arti dari ucapan Mas Andre barusan. "Kok Mas Andre kayak," "Maksudnya jangan pulang sendiri, sayang, biar Mas anter Tante Elsa pulang." Mas Andre memotong arah pembicaraanku. Padahal aku tahu jika ucapannya itu refleks ia ucapkan. "Biar aku aja yang anter Mas, kamu 'kan harus ke kantor." Aku berinisiatif untuk mengantar Tante Elsa pulang ke rumahnya. Ada hal yang ingin aku lakukan juga terhadapnya. "Mas aja yang anter." Kekeh Mas Andre. "Loh, kok Mas Andre ngotot gitu? Jangan-jangan Kalian berdua punya hubungan?" Aku menatap keduanya. Pura-pura curiga. "Sayang, jangan berlebihan ah. Mana mungkin Mas ada perasaan sama Tante Elsa." Mas Andre menoleh ke arah Tante Elsa yang langsung menganggukkan kepalanya. Setuju dengan ucapan Mas Andre. "Kamu juga tahu kalau Mas sama Tante Elsa itu ponakan dan Tante." "Ya udah kalau gitu kenapa Mas Andre harus ribet segala? Yuk Tan, Rania anter pulang." Aku m

  • Obat Herbal Dari Suamiku    bab 6. laki-laki serakah.

    "Kok kamu bisa pulang sama Arysa?" Baru juga naik ke teras rumah, aku langsung ditodong dengan pertanyaan. Tatapan matanya terlihat kesal dengan napas yang terlihat naik turun. Cemburu kayaknya. Dasar laki-laki serakah. "Memangnya kenapa?" Alis mata ini terangkat sebelah. "Adakah yang salah dengan yang aku lakukan?" Melangkah masuk kedalam rumah. "Kok malah balik nanya sihRania? Ya jelas salah lah. Kamu sama Arsya bukan mahram." Busett! Bukan mahram katanya? Masih berani bilang mahram? Sedangkan kelakuan dia sendiri? "Rania, kok baru pulang? Tante kira sudah lebih dulu sampai rumah?" Baru juga aku mau berucap, Tante Elsa muncul dari arah dapur. Ia berujar sambil berjalan menghampiri kami. "Tante mau nginep lagi? Katanya sibuk?" Bukannya menjawab pertanyaannya, aku malah balik bertanya. Tidak suka dengan ucapan Tante Elsa yang menurutku terlalu basa-basi. "A-anu Ran, baju Tante ketinggalan di sini. Kamu tenang aja, malam i

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 5. Aneh

    "Ar," "Ya Bu?" Arsya menatapku lewat cermin motornya. "Ibu kamu nyuruh beli obat untuk kapan?" "Buat nanti malam, Bu, kalau untuk sore ini kayaknya masih ada," jawabnya dengan nada yang serius. "Memangnya ada apa Bu?" "Di samping kanan kita ada suami saya dan Tante Elsa, saya mau mengikuti mereka berdua," ucapku sambil menoleh ke arah mereka yang terlihat asyik bercengkerama. Sesekali Mas Andre mencawil dagunya. Andai saja aku tidak bisa menahan diri, mungkin aku sudah melabraknya. Mempermalukan mereka berdua di depan semua pengendara. "Boleh, Bu. Tapi kalau menurut saya, ibu jangan pake baju yang ini, nanti Pak Andre curiga." "Terus saya harus bagaimana?" Belum paham dengan ucapan Arsya. Kalau aku gak pake baju ini, lalu aku harus pake apaan. "Pake jaket sama kacamata saya, Bu." Arsya membuka jaket yang ia pakai. Tak lupa juga ia memberikan kacamata dan masker yang ia ambil dari tas kecil yang ia bawa. "Ibu gak usah khawatir, jaketnya masih bers

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 4. Cemburu

    "Kaki Bu Rania sakit, Pak." Arsya berkilah ketika mendengar bentakan Mas Andre. "Kamu ini kenapa sih Mas?" Aku memijit buah betis yang terasa sakit. "Arsya itu cuma nolongin aku, Mas!" lanjutku lagi. "Mas kira, kalian," "Selingkuh." Aku memotong arah pembicaraan Mas Andre. Sengaja menyindirnya. "Ng-nggak! Mas gak punya pikiran kearah sana! Mas cuma salah sangka," ujarnya sambil menoleh ke arah pintu dimana Tante Elsa pergi. Sepertinya Mas Andre sadar jika omongannya barusan sudah mengundang cemburu Tante Elsa. "Mas ambil minyak urut dulu ya." Mas Andre bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju area dapur. Mas Andre bilang mau ambil minyak urut, tapi kok malah pergi ke arah dapur. Memangnya di dapur ada minyak urut apa? Sekitar sepuluh menit kemudian, Mas Andre sudah kembali lagi ke hadapanku. Aku sih yakin jika ia habis merayu Tante Elsa dengan jurus rayuan mautnya. Dasar laki-laki pengkhianat. Gak tahu apa kalau aku sudah mengetahui

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 3. Rencana Rania

    Duh gimana ini? Aku benar-benar tidak tahu langkah apa yang harus aku lakukan setelah ini. Sedangkan mas Andre dan Tante Elsa sudah mulai melangkah menuju anak tangga. Itu artinya mereka berdua benar-benar akan membuktikan kecurigaannya. Di saat kedua baru melangkah, ponsel milik Mas Andre terdengar berbunyi di kamarnya. Keduanya serempak menoleh ke arah pintu kamar. "Aku ambil ponsel dulu." Mas Andre membalikkan tubuhnya menghadap ke arah pintu. "Wussss...." Di saat Mas Andre udah masuk kedalam kamar, aku mengeluarkan suara yang terdengar berat dan menyeramkan. Ekor mataku menangkap sosok Tante Elsa yang terlihat celingukan mencari sumber suara. Namun, setelahnya ia terlihat bergidik, kemudian lari ke dalam kamar, menutup pintu kamar dari dalam. Melihat kesempatan itu, aku langsung lari ke arah tangga. Menuruni anak tangga satu persatu. Setelahnya aku langsung masuk kedalam kamar dan menutupnya dari dalam. Naik ke atas kasur, lalu menghempask

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 2. ketahuan selingkuh

    Setelah Mas Andre keluar dari kamar, aku langsung bangun dan duduk. Bersandar dengan hati yang tak karuan. Mencerna ucapan yang barusan Mas Andre utarakan. Apa sih yang membuat Mas Andre berucap demikian? Apakah Mas Andre sedang merencanakan sesuatu? Adakah kemungkinan jika Mas Andre selingkuh dibelakang ku? Tapi kalau Mas Andre selingkuh, lalu siapa wanitanya? Selama ini Mas Andre tidak pernah menunjukkan gelagat aneh di depanku. Ia bahkan terkesan sangat romantis dan tidak ada cela sedikitpun. 'Ah iya, kenapa aku malah bengong?' Turun dari ranjang. Menyambar jaket dan tas selempang yang aku simpan di atas meja. Jaga-jaga kalau Mas Andre mau pergi, ya aku tinggal ikuti. Dengan langkah pelan, aku keluar dari kamar, celingukan mencari keberadaan Mas Andre. Kebetulan juga lampu ruangan ini sudah di matikan sama bibi. Jadi aku tidak bisa leluasa melihat di mana Mas Andre berada. Sayangnya, aku tidak menemukan sosok Mas Andre di lantai bawah maupu

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 1. Obat herbal

    "Assalamualaikum, sayang," ucap Mas Andre ketika ia berdiri di ambang pintu. Senyumnya terlihat terbit ketika melihatku tengah duduk di sofa ruang televisi. Melihat kedatangannya, aku langsung berdiri lalu berjalan menghampirinya. "Mas," ucapku sambil memeluk tubuhnya erat. "Kangen." Mendengar penuturanku Mas Andre terkekeh. Mengusap puncak kepalaku dengan sayang. "Mas juga kangen kok sama kamu," ujarnya sambil merangkul tubuhku masuk kedalam rumah. "Kapan pulang Dre?" Tiba-tiba saja Tante Elsa datang menghampiri kami. Senyum tanteku ini terlihat terbit ketika melihat sosok suamiku pulang dari perantauan. Sebulan sekali, ia pulang ke rumah untuk mengunjungi ku. Sedangkan Tante Elsa, ia kerap kali datang ke rumah setiap seminggu sekali. Kadang juga dua atau tiga kali dalam sebulan. "Baru nyampe, Tante," jawab Mas Andre singkat. "Apa kabarnya Tante?" Senyum Mas Andre mengembang sempurna saat ia berucap demikian. Terlihat ramah dan hangat. "Kabar Tante bai

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status