Home / Rumah Tangga / Obat Herbal Dari Suamiku / Bab 2. ketahuan selingkuh

Share

Bab 2. ketahuan selingkuh

Author: Teteh ley
last update Last Updated: 2025-04-20 21:14:36

Setelah Mas Andre keluar dari kamar, aku langsung bangun dan duduk. Bersandar dengan hati yang tak karuan. Mencerna ucapan yang barusan Mas Andre utarakan. Apa sih yang membuat Mas Andre berucap demikian?

Apakah Mas Andre sedang merencanakan sesuatu?

Adakah kemungkinan jika Mas Andre selingkuh dibelakang ku? Tapi kalau Mas Andre selingkuh, lalu siapa wanitanya?

Selama ini Mas Andre tidak pernah menunjukkan gelagat aneh di depanku. Ia bahkan terkesan sangat romantis dan tidak ada cela sedikitpun.

'Ah iya, kenapa aku malah bengong?'

Turun dari ranjang. Menyambar jaket dan tas selempang yang aku simpan di atas meja. Jaga-jaga kalau Mas Andre mau pergi, ya aku tinggal ikuti.

Dengan langkah pelan, aku keluar dari kamar, celingukan mencari keberadaan Mas Andre.

Kebetulan juga lampu ruangan ini sudah di matikan sama bibi. Jadi aku tidak bisa leluasa melihat di mana Mas Andre berada.

Sayangnya, aku tidak menemukan sosok Mas Andre di lantai bawah maupun di luar rumah.

Karena Mas Andre tidak ada, akhirnya aku memutuskan untuk mencarinya ke lantai atas.

"Hahaha."

Samar-samar aku mendengar suara tawanya Mas Andre di salah satu kamar tidur.

Karena penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk mencari tahu. Dengan langkah pelan, aku mulai mendekat ke arah pintu.

"Hihihi."

Degh.

Baru juga menempelkan telinga ke daun pintu, aku dikejutkan dengan suara tawa seorang perempuan di susul dengan tawa renyah dari Mas Andre.

"Iya dong sayang, apa sih yang nggak buat kamu."

Sayang?

Siapa yang dipanggil sayang sama Mas Andre?

"Bagaimana kalau Rania bangun?" tanya si perempuan.

Deg.

Kok suaranya mirip sama Tante Elsa? Tapi kenapa Mas Andre manggil sayang?

Apa mungkin?

Karena penasaran akhirnya aku memutuskan untuk mengintip lewat celah pintu.

Astaghfirullah.

Ternyata benar dugaan ku kalau suara tersebut milik Tante Elsa. Nampak jelas, jika Tante Elsa tengah duduk sambil bersandar di dada bidangnya Mas Andre.

Tes.

Tanpa bisa dicegah, airmata ini lolos begitu saja tanpa permisi.

Tega Kamu, Mas!

"Bagaimana kalau Rania tahu jika diantara kita mempunyai hubungan khusus? Terlebih jika Rania tahu kalau kita akan menikah." Tante Elsa terlihat mendongakan wajahnya. Sedangkan Mas Andre, ia terlihat sibuk membelai rambutnya.

Sakit banget ya Allah.

Serasa ada ribuan jarum suntik yang menancap pada ulu hati dan jantungku. Sakit banget!

"Kamu tenang sayang, aku sudah mengamankan semuanya. Dosis obat herbal yang aku kasih sama Rania itu sudah diatas rata-rata." Mas Andre terdengar berceloteh.

"Dan, bego-nya lagi, Rania nurut banget sama kamu." Gelak tawa Tante Elsa terdengar renyah. Ada sentuhan kecil yang dilakukan Tante Elsa di wajah Mas Andre.

"Oh iya sayang, bagaimana kalau Rania tahu hubungan kita?" Kali ini Tante Elsa mengubah posisi duduknya. Berhadapan sama Mas Andre.

Mas Andre terlihat mencium wajah Tante Elsa sekilas. Hal yang membuat hati ini serasa terbakar dengan api amarah.

"Kalau pun dia tahu hubungan kita, dia mau balik ke mana? Rania sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain kita. Ya kalau pun dia memaksa, paling jadi gembel di jalanan." Mas Andre kembali berujar.

"Sebenarnya aku sudah capek pura-pura baik sama dia, sayang." Tante Elsa terdengar mengeluh. "Apalagi saat jadi Tante bohongannya kamu."

Air mataku kembali menetes. Aku menangis dalam diam. Aku menangisi kebodohan ku selama ini. Kenapa baru sekarang aku tahu kalau mereka berdua itu bukan Tante dan ponakan, melainkan pasangan kekasih yang sebentar lagi akan menjadi suami istri.

Astaghfirullah.

Apa yang harus aku lakukan?

"Kamu yang sabar ya sayang, setelah semua rencana kita berhasil, aku akan langsung menceraikan Rania dan kita bisa bersama tanpa harus ngumpet dan diam-diam seperti ini."

Rencana? Apa yang Mas Andre dan Tante Elsa rencanakan? Membuat aku mati secara pelan-pelan atau ada hal yang lainnya?

"Tapi sayang."

"Sudahlah gak usah dibahas lagi. Gak tahu apa kalau aku sudah kangen sama kamu." Mas Andre menyudahi obrolannya. Melingkarkan tangan di pinggang Tante Elsa.

Melihat pemandangan tersebut, aku memutuskan untuk menyudahi acara mengintip lewat celah pintu. Jijik rasanya harus menonton adegan seperti itu.

Tak lama kemudian terdengar suara menjijikan yang membuat aku mual dan ingin muntah.

Tega kamu Mas, ternyata dibalik sikap kamu selama ini, hanyalah sebuah topeng untuk menutupi kebusukan kamu.

Pokoknya aku harus bisa membuat mereka berdua menyesali perbuatannya. Kalian berdua sudah berkhianat, maka kalian akan mendapatkan ganjarannya.

Sekarang mari kita berperang dengan kepintaran kita masing-masing. Siapa di antara kita yang akan menang lebih dulu.

Aku atau kamu, Mas!

Prang.

Ketika aku handak berjalan, secara tidak disengaja aku menyenggol pas bunga yang terdapat di meja dekat pintu.

Hening

Dengan pecahnya Pas bunga tersebut, suara yang sejak tadi terdengar menjijikan tersebut langsung hening seketika.

Tap tap tap

Terdengar suara langkah kaki menuju diun pintu. Entah itu Mas Andre atau mungkin Tante Elsa.

Mendengar langkah kaki semakin mendekat, aku celingukan mencari tempat persembunyian. Bukan takut ataupun apalah itu, tapi aku tidak ingin Mas Andre mengetahuinya sekarang.

Aku harus bisa bermain lebih cantik daripada mereka berdua. Kamu selingkuh dibelakang aku, Mas, maka kamu harus merasakan akibat dari perbuatan kalian berdua.

Trek.

Terdengar suara anakan kunci dibuka dari dalam.

Mendengar suara pintu dibuka, langkah seribu langsung aku ambil. Menyelinap ngumpet dibalik sofa yang tak jauh dari pintu kamar.

Dari sini aku bisa melihat Mas Andre keluar dari kamar dengan telanjang dada. Bohong, jika hatiku tidak sakit. Apalagi saat melihat keringat di tubuh Mas Andre yang mengkilat ketika terpapar sinar lampu ruangan.

"Siapa sayang?" Tante Elsa berdiri di samping Mas Andre yang tengah celingukan.

Tak ubahnya seperti Mas Andre, rambut Tante Elsa juga terlihat acak-acakan dengan baju kurang bahan yang masih menempel di tubuhnya.

"Nggak tahu sayang," jawab Mas Andre. Melangkahkan kakinya menuju sofa dimana aku ngumpet di belakangnya. "Aku yakin ada seseorang yang sudah mengetahui hubungan kita." Mas Andre kembali berujar.

"Mungkin ada kucing, sayang. Bukankah semua pekerja di rumah ini lagi pada pulang?" tanya Tante Elsa, ia memastikan jika bi Darsih dan anak laki-lakinya pulang ke rumahnya.

Keduanya hanya bekerja di siang hari saja. Ya, terkecuali ada yang harus dilakukan di malam hari.

"Atau jangan-jangan si Rania, Dre!" Tante Elsa berasumsi kalau aku dalang dari pecahnya pas bunga.

"Nggak mungkin sayang, dia 'kan habis minum obat yang aku kasih. Obat tersebut akan membuat ia tertidur semalaman bahkan sampai esok hari."

"Terus kalau bukan Rania, siapa lagi? Kucing?" Tante Elsa terlihat celingukan. Mungkin masih penasaran siapa yang sudah membuat pas bunga pecah.

"Nggak mungkin juga. Aku tidak pernah suka dengan yang namanya kucing. Jadi mana mungkin akan ada kucing di sini." Kisah Mas Andre.

"Ya udah, kalau gitu, ayo kita cek Rania di kamarnya." Tante Elsa menarik tangan Mas Andre.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 3. Rencana Rania

    Duh gimana ini? Aku benar-benar tidak tahu langkah apa yang harus aku lakukan setelah ini. Sedangkan mas Andre dan Tante Elsa sudah mulai melangkah menuju anak tangga. Itu artinya mereka berdua benar-benar akan membuktikan kecurigaannya. Di saat kedua baru melangkah, ponsel milik Mas Andre terdengar berbunyi di kamarnya. Keduanya serempak menoleh ke arah pintu kamar. "Aku ambil ponsel dulu." Mas Andre membalikkan tubuhnya menghadap ke arah pintu. "Wussss...." Di saat Mas Andre udah masuk kedalam kamar, aku mengeluarkan suara yang terdengar berat dan menyeramkan. Ekor mataku menangkap sosok Tante Elsa yang terlihat celingukan mencari sumber suara. Namun, setelahnya ia terlihat bergidik, kemudian lari ke dalam kamar, menutup pintu kamar dari dalam. Melihat kesempatan itu, aku langsung lari ke arah tangga. Menuruni anak tangga satu persatu. Setelahnya aku langsung masuk kedalam kamar dan menutupnya dari dalam. Naik ke atas kasur, lalu menghempask

    Last Updated : 2025-04-21
  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 4. Cemburu

    "Kaki Bu Rania sakit, Pak." Arsya berkilah ketika mendengar bentakan Mas Andre. "Kamu ini kenapa sih Mas?" Aku memijit buah betis yang terasa sakit. "Arsya itu cuma nolongin aku, Mas!" lanjutku lagi. "Mas kira, kalian," "Selingkuh." Aku memotong arah pembicaraan Mas Andre. Sengaja menyindirnya. "Ng-nggak! Mas gak punya pikiran kearah sana! Mas cuma salah sangka," ujarnya sambil menoleh ke arah pintu dimana Tante Elsa pergi. Sepertinya Mas Andre sadar jika omongannya barusan sudah mengundang cemburu Tante Elsa. "Mas ambil minyak urut dulu ya." Mas Andre bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju area dapur. Mas Andre bilang mau ambil minyak urut, tapi kok malah pergi ke arah dapur. Memangnya di dapur ada minyak urut apa? Sekitar sepuluh menit kemudian, Mas Andre sudah kembali lagi ke hadapanku. Aku sih yakin jika ia habis merayu Tante Elsa dengan jurus rayuan mautnya. Dasar laki-laki pengkhianat. Gak tahu apa kalau aku sudah mengetahui

    Last Updated : 2025-04-21
  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 5. Aneh

    "Ar," "Ya Bu?" Arsya menatapku lewat cermin motornya. "Ibu kamu nyuruh beli obat untuk kapan?" "Buat nanti malam, Bu, kalau untuk sore ini kayaknya masih ada," jawabnya dengan nada yang serius. "Memangnya ada apa Bu?" "Di samping kanan kita ada suami saya dan Tante Elsa, saya mau mengikuti mereka berdua," ucapku sambil menoleh ke arah mereka yang terlihat asyik bercengkerama. Sesekali Mas Andre mencawil dagunya. Andai saja aku tidak bisa menahan diri, mungkin aku sudah melabraknya. Mempermalukan mereka berdua di depan semua pengendara. "Boleh, Bu. Tapi kalau menurut saya, ibu jangan pake baju yang ini, nanti Pak Andre curiga." "Terus saya harus bagaimana?" Belum paham dengan ucapan Arsya. Kalau aku gak pake baju ini, lalu aku harus pake apaan. "Pake jaket sama kacamata saya, Bu." Arsya membuka jaket yang ia pakai. Tak lupa juga ia memberikan kacamata dan masker yang ia ambil dari tas kecil yang ia bawa. "Ibu gak usah khawatir, jaketnya masih bers

    Last Updated : 2025-04-22
  • Obat Herbal Dari Suamiku    bab 6. laki-laki serakah.

    "Kok kamu bisa pulang sama Arysa?" Baru juga naik ke teras rumah, aku langsung ditodong dengan pertanyaan. Tatapan matanya terlihat kesal dengan napas yang terlihat naik turun. Cemburu kayaknya. Dasar laki-laki serakah. "Memangnya kenapa?" Alis mata ini terangkat sebelah. "Adakah yang salah dengan yang aku lakukan?" Melangkah masuk kedalam rumah. "Kok malah balik nanya sihRania? Ya jelas salah lah. Kamu sama Arsya bukan mahram." Busett! Bukan mahram katanya? Masih berani bilang mahram? Sedangkan kelakuan dia sendiri? "Rania, kok baru pulang? Tante kira sudah lebih dulu sampai rumah?" Baru juga aku mau berucap, Tante Elsa muncul dari arah dapur. Ia berujar sambil berjalan menghampiri kami. "Tante mau nginep lagi? Katanya sibuk?" Bukannya menjawab pertanyaannya, aku malah balik bertanya. Tidak suka dengan ucapan Tante Elsa yang menurutku terlalu basa-basi. "A-anu Ran, baju Tante ketinggalan di sini. Kamu tenang aja, malam i

    Last Updated : 2025-04-25
  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 7. Siapa Arsya

    "Jangan?" Aku menaikkan satu alis, pura-pura tidak paham akan arti dari ucapan Mas Andre barusan. "Kok Mas Andre kayak," "Maksudnya jangan pulang sendiri, sayang, biar Mas anter Tante Elsa pulang." Mas Andre memotong arah pembicaraanku. Padahal aku tahu jika ucapannya itu refleks ia ucapkan. "Biar aku aja yang anter Mas, kamu 'kan harus ke kantor." Aku berinisiatif untuk mengantar Tante Elsa pulang ke rumahnya. Ada hal yang ingin aku lakukan juga terhadapnya. "Mas aja yang anter." Kekeh Mas Andre. "Loh, kok Mas Andre ngotot gitu? Jangan-jangan Kalian berdua punya hubungan?" Aku menatap keduanya. Pura-pura curiga. "Sayang, jangan berlebihan ah. Mana mungkin Mas ada perasaan sama Tante Elsa." Mas Andre menoleh ke arah Tante Elsa yang langsung menganggukkan kepalanya. Setuju dengan ucapan Mas Andre. "Kamu juga tahu kalau Mas sama Tante Elsa itu ponakan dan Tante." "Ya udah kalau gitu kenapa Mas Andre harus ribet segala? Yuk Tan, Rania anter pulang." Aku m

    Last Updated : 2025-04-27
  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 1. Obat herbal

    "Assalamualaikum, sayang," ucap Mas Andre ketika ia berdiri di ambang pintu. Senyumnya terlihat terbit ketika melihatku tengah duduk di sofa ruang televisi. Melihat kedatangannya, aku langsung berdiri lalu berjalan menghampirinya. "Mas," ucapku sambil memeluk tubuhnya erat. "Kangen." Mendengar penuturanku Mas Andre terkekeh. Mengusap puncak kepalaku dengan sayang. "Mas juga kangen kok sama kamu," ujarnya sambil merangkul tubuhku masuk kedalam rumah. "Kapan pulang Dre?" Tiba-tiba saja Tante Elsa datang menghampiri kami. Senyum tanteku ini terlihat terbit ketika melihat sosok suamiku pulang dari perantauan. Sebulan sekali, ia pulang ke rumah untuk mengunjungi ku. Sedangkan Tante Elsa, ia kerap kali datang ke rumah setiap seminggu sekali. Kadang juga dua atau tiga kali dalam sebulan. "Baru nyampe, Tante," jawab Mas Andre singkat. "Apa kabarnya Tante?" Senyum Mas Andre mengembang sempurna saat ia berucap demikian. Terlihat ramah dan hangat. "Kabar Tante bai

    Last Updated : 2025-04-20

Latest chapter

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 7. Siapa Arsya

    "Jangan?" Aku menaikkan satu alis, pura-pura tidak paham akan arti dari ucapan Mas Andre barusan. "Kok Mas Andre kayak," "Maksudnya jangan pulang sendiri, sayang, biar Mas anter Tante Elsa pulang." Mas Andre memotong arah pembicaraanku. Padahal aku tahu jika ucapannya itu refleks ia ucapkan. "Biar aku aja yang anter Mas, kamu 'kan harus ke kantor." Aku berinisiatif untuk mengantar Tante Elsa pulang ke rumahnya. Ada hal yang ingin aku lakukan juga terhadapnya. "Mas aja yang anter." Kekeh Mas Andre. "Loh, kok Mas Andre ngotot gitu? Jangan-jangan Kalian berdua punya hubungan?" Aku menatap keduanya. Pura-pura curiga. "Sayang, jangan berlebihan ah. Mana mungkin Mas ada perasaan sama Tante Elsa." Mas Andre menoleh ke arah Tante Elsa yang langsung menganggukkan kepalanya. Setuju dengan ucapan Mas Andre. "Kamu juga tahu kalau Mas sama Tante Elsa itu ponakan dan Tante." "Ya udah kalau gitu kenapa Mas Andre harus ribet segala? Yuk Tan, Rania anter pulang." Aku m

  • Obat Herbal Dari Suamiku    bab 6. laki-laki serakah.

    "Kok kamu bisa pulang sama Arysa?" Baru juga naik ke teras rumah, aku langsung ditodong dengan pertanyaan. Tatapan matanya terlihat kesal dengan napas yang terlihat naik turun. Cemburu kayaknya. Dasar laki-laki serakah. "Memangnya kenapa?" Alis mata ini terangkat sebelah. "Adakah yang salah dengan yang aku lakukan?" Melangkah masuk kedalam rumah. "Kok malah balik nanya sihRania? Ya jelas salah lah. Kamu sama Arsya bukan mahram." Busett! Bukan mahram katanya? Masih berani bilang mahram? Sedangkan kelakuan dia sendiri? "Rania, kok baru pulang? Tante kira sudah lebih dulu sampai rumah?" Baru juga aku mau berucap, Tante Elsa muncul dari arah dapur. Ia berujar sambil berjalan menghampiri kami. "Tante mau nginep lagi? Katanya sibuk?" Bukannya menjawab pertanyaannya, aku malah balik bertanya. Tidak suka dengan ucapan Tante Elsa yang menurutku terlalu basa-basi. "A-anu Ran, baju Tante ketinggalan di sini. Kamu tenang aja, malam i

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 5. Aneh

    "Ar," "Ya Bu?" Arsya menatapku lewat cermin motornya. "Ibu kamu nyuruh beli obat untuk kapan?" "Buat nanti malam, Bu, kalau untuk sore ini kayaknya masih ada," jawabnya dengan nada yang serius. "Memangnya ada apa Bu?" "Di samping kanan kita ada suami saya dan Tante Elsa, saya mau mengikuti mereka berdua," ucapku sambil menoleh ke arah mereka yang terlihat asyik bercengkerama. Sesekali Mas Andre mencawil dagunya. Andai saja aku tidak bisa menahan diri, mungkin aku sudah melabraknya. Mempermalukan mereka berdua di depan semua pengendara. "Boleh, Bu. Tapi kalau menurut saya, ibu jangan pake baju yang ini, nanti Pak Andre curiga." "Terus saya harus bagaimana?" Belum paham dengan ucapan Arsya. Kalau aku gak pake baju ini, lalu aku harus pake apaan. "Pake jaket sama kacamata saya, Bu." Arsya membuka jaket yang ia pakai. Tak lupa juga ia memberikan kacamata dan masker yang ia ambil dari tas kecil yang ia bawa. "Ibu gak usah khawatir, jaketnya masih bers

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 4. Cemburu

    "Kaki Bu Rania sakit, Pak." Arsya berkilah ketika mendengar bentakan Mas Andre. "Kamu ini kenapa sih Mas?" Aku memijit buah betis yang terasa sakit. "Arsya itu cuma nolongin aku, Mas!" lanjutku lagi. "Mas kira, kalian," "Selingkuh." Aku memotong arah pembicaraan Mas Andre. Sengaja menyindirnya. "Ng-nggak! Mas gak punya pikiran kearah sana! Mas cuma salah sangka," ujarnya sambil menoleh ke arah pintu dimana Tante Elsa pergi. Sepertinya Mas Andre sadar jika omongannya barusan sudah mengundang cemburu Tante Elsa. "Mas ambil minyak urut dulu ya." Mas Andre bangkit dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju area dapur. Mas Andre bilang mau ambil minyak urut, tapi kok malah pergi ke arah dapur. Memangnya di dapur ada minyak urut apa? Sekitar sepuluh menit kemudian, Mas Andre sudah kembali lagi ke hadapanku. Aku sih yakin jika ia habis merayu Tante Elsa dengan jurus rayuan mautnya. Dasar laki-laki pengkhianat. Gak tahu apa kalau aku sudah mengetahui

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 3. Rencana Rania

    Duh gimana ini? Aku benar-benar tidak tahu langkah apa yang harus aku lakukan setelah ini. Sedangkan mas Andre dan Tante Elsa sudah mulai melangkah menuju anak tangga. Itu artinya mereka berdua benar-benar akan membuktikan kecurigaannya. Di saat kedua baru melangkah, ponsel milik Mas Andre terdengar berbunyi di kamarnya. Keduanya serempak menoleh ke arah pintu kamar. "Aku ambil ponsel dulu." Mas Andre membalikkan tubuhnya menghadap ke arah pintu. "Wussss...." Di saat Mas Andre udah masuk kedalam kamar, aku mengeluarkan suara yang terdengar berat dan menyeramkan. Ekor mataku menangkap sosok Tante Elsa yang terlihat celingukan mencari sumber suara. Namun, setelahnya ia terlihat bergidik, kemudian lari ke dalam kamar, menutup pintu kamar dari dalam. Melihat kesempatan itu, aku langsung lari ke arah tangga. Menuruni anak tangga satu persatu. Setelahnya aku langsung masuk kedalam kamar dan menutupnya dari dalam. Naik ke atas kasur, lalu menghempask

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 2. ketahuan selingkuh

    Setelah Mas Andre keluar dari kamar, aku langsung bangun dan duduk. Bersandar dengan hati yang tak karuan. Mencerna ucapan yang barusan Mas Andre utarakan. Apa sih yang membuat Mas Andre berucap demikian? Apakah Mas Andre sedang merencanakan sesuatu? Adakah kemungkinan jika Mas Andre selingkuh dibelakang ku? Tapi kalau Mas Andre selingkuh, lalu siapa wanitanya? Selama ini Mas Andre tidak pernah menunjukkan gelagat aneh di depanku. Ia bahkan terkesan sangat romantis dan tidak ada cela sedikitpun. 'Ah iya, kenapa aku malah bengong?' Turun dari ranjang. Menyambar jaket dan tas selempang yang aku simpan di atas meja. Jaga-jaga kalau Mas Andre mau pergi, ya aku tinggal ikuti. Dengan langkah pelan, aku keluar dari kamar, celingukan mencari keberadaan Mas Andre. Kebetulan juga lampu ruangan ini sudah di matikan sama bibi. Jadi aku tidak bisa leluasa melihat di mana Mas Andre berada. Sayangnya, aku tidak menemukan sosok Mas Andre di lantai bawah maupu

  • Obat Herbal Dari Suamiku    Bab 1. Obat herbal

    "Assalamualaikum, sayang," ucap Mas Andre ketika ia berdiri di ambang pintu. Senyumnya terlihat terbit ketika melihatku tengah duduk di sofa ruang televisi. Melihat kedatangannya, aku langsung berdiri lalu berjalan menghampirinya. "Mas," ucapku sambil memeluk tubuhnya erat. "Kangen." Mendengar penuturanku Mas Andre terkekeh. Mengusap puncak kepalaku dengan sayang. "Mas juga kangen kok sama kamu," ujarnya sambil merangkul tubuhku masuk kedalam rumah. "Kapan pulang Dre?" Tiba-tiba saja Tante Elsa datang menghampiri kami. Senyum tanteku ini terlihat terbit ketika melihat sosok suamiku pulang dari perantauan. Sebulan sekali, ia pulang ke rumah untuk mengunjungi ku. Sedangkan Tante Elsa, ia kerap kali datang ke rumah setiap seminggu sekali. Kadang juga dua atau tiga kali dalam sebulan. "Baru nyampe, Tante," jawab Mas Andre singkat. "Apa kabarnya Tante?" Senyum Mas Andre mengembang sempurna saat ia berucap demikian. Terlihat ramah dan hangat. "Kabar Tante bai

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status