Share

Bab 6

Penulis: Nanda64
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

[Aku tau kau akan menjawab seperti itu, tapi tetap saja aku terkejut mendengar kamu menerima tugas ini]

"Aku berhutang budi pada seseorang, anggap saja ini salah satu balasan ku."

[......begitu, baiklah aku sangat sibuk sekarang aku tutup dulu. Tolong jaga mereka untuk ku, sampai jumpa Sami]

Cahaya dibola itu mulai menghilang, Madam Sami menghela nafas lelah. Dia menyandarkan dirinya kekursi.

"Apa anda yakin akan mengambil tugas ini Nyonya?"

Madam Sami mengalihkan pandangan nya menatap Sian yang sedari tadi ada di sampingnya.

"Ya, dan juga sudah berapa kali ku bilang jangan bicara formal pada ku."

"Maaf tapi saya tidak bisa Nyonya."

"Hah.... kau masih saja keras kepala."

"Maafkan saya."

Madam Sami diam tidak menjawab Sian, Dia tau mau berapa kalipun dia mengatakan bahwa Sian bisa berbicara santai dengannnya.

Jika Sian tidak mau itu tidak akan pernah berhadih bahkan jika mulutnya berbusa, sifat keras kelapa Sian sama keras nya dengan berlian.

******

"Bagaimana ini."

"Tidak tau, ini salah kalian berdua jika kalian tidak mengataiku gila, ini tidak akan terjadi."

"Apa maksudmu, ini jelas salah mu yang bergumam tidak jelas sembari senyum- senyum seperti orang gila."

"Apa katamu aku gila? Kau lah yang gila dasar wanita kasar."

"Kau mau mati? Ayo kemari dengan senang hati aku akan membunuh mu Ray."

"Sudah hentikan kalian berdua."

Tak satu pun dari mereka berdua yang mendengarkan perkataan Arion, Arion menghela nafas. Dia lelah melihat mereka terus bertengkar.

Arion menatap patung emas yang tidak sengaja mereka pecahkan saat bermain kejar- kejaran dilorong tadi.

Arion mendekati pecahan patung emas, lalu mengambil salah satu pecahan terbesar. Dia berniat untuk membereskan pecahan- pecahan ini agar tidak berserakan dilantai.

CRAK....

Suasana hening seketika, semua pasang mata menatap kearah suara berasal. Pecahan patung yang tadi Arion ambil kini dengan mudahnya pecah menjadi potongan kecil.

"Bukan salahku." Guman Arion, dengan hati- hati Arion meletakan pecahan patung di lengannya ke lantai.

Arion perlahan mundur, berbalik badan lalu berlari dengan kencang. Raymond dan Liora yang melihat semua itu terdiam, setelah sadar. Buru- buru Mereka berlari mengejar Arion sembari berteriak marah.

"SIALAN ARION, JIKA KAU TERTANGKAP AKU PASTI AKAN MEMBUNUHMU."

"BERHENTI KAU ARION."

Tentu saja Arion tidak berhenti, Dia malah berlari lebih kencang. Dengan sekuat tenaga Arion berlari menelusuri lorang demi lorang.

Tapi apa daya tubuhnya yang belum sembuh total menghambat gerak Arion, membuat larinya semakin lambat. Sebelum akhirnya dia tertangkap dan dipukuli habis- habisan oleh Raymond dan Liora.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang."

"Untuk sekarang lebih baik kita bersembunyi."

"Bersembunyi? Ada apa dengan kalian bertiga?"

Raymond, Liora dan Arion tersentak kaget atas kedatangan tiba- tiba Madam Sami, tak sampai disitu kedatangan Sian si kepala pelayan dengan pecahan patung emas di tangannya.

Cukup untuk membuat jantung mereka berhenti berdetak.

"Apa itu Sian?"

"Pecahan patung emas kesayangan anda Nyonya, saat menuju kesini tidak sengaja saya melihatnya berserakan di lantai."

"Begitu, aku ingin tau siapa orang bodoh yang berani memecahkan patung kesayangan ku."

"Ya, saya juga penasaran dengan tikus bodoh itu."

Raymond, Liora dan Arion diam- diam melangkah mundur.

"Mau kemana kalian bertiga?"

"Ka-kami akan membawa Arion ke kamarnya, Di-dia akan segera mati ja-jadi kami ingin menemaninya sampai akhir."

Arion menatap tak percaya pada Raymond, dengan teganya dia bilang bahwa dirinya akan segera mati, ditambah Liora yang menganggukan kepala tanda setuju.

"Alah.. kasian, Sian belikan peti mati untuk Arion. Oh.. sekalian belikan juga untuk mereka berdua."

"Baik Nyonya."

"Jadi kalian ingin peti mati seperti apa?"

Mereka bertiga terdiam mematung, menatap Madam Sami dan Sian dengan ngeri. Wanita tua dan Pria tua tengah mendiskusikan peti mati apa yang cocok untuk mereka dengan senyuman dan sesekali tertawa seperti tengah membicarakan cuaca hari ini.

"Ka-kami salah, maafkan kami."

Raymond dan Arion mengangguk ikut menyesal, melihat mereka yang akan menangis bila tidak Madam Sami maafkan seperti anak kecil yang ketauan berbuat  salah oleh ibunya.

Bagaimana mungkin Madam Sami tidak luluh, mata berkaca- kaca dengan kepala menunduk sesekali melirik kearah nya.

"Ba-baiklah akan ku maafkan untuk ini."

'Berhasil.' Sorak mereka dalam hati.

"Tapi...kalian harus membayar 3 juta gold." 

Ternyata tidak, tipuan yang mereka bukan tidak sepenuhnya mempan, Madam Sami sangat kuat.

"Kenapa?" Teriak mereka tak percaya.

"Apa maksudmu dengan kenapa, aku membelinya seharga 6 juta gold. Berterima kasihlah pada wajah imut kalian hingga ku beri setengah harga."

"Cih menyebalkan."

"Apa kamu mengatakan sesuatu Nona?"

Buru- buru Liora menggeleng kepala, puas dengan itu Madam Sami berjalan pergi dengan Sian mengikutinya.

*****

"Aku lapar."

"Berhenti mengoceh Liora, Berisik."

"Tapi aku lapar, dari pada itu mau sampai kapan kita bersembunyi?"

"Setidaknya sampai Nenek Tua itu sedikit tenang."

"Tapi ini sudah malam."

"Aku tau dan berhentilah merusak bunga yang ada disini Rion."

"Maaf, tapi bukan aku yang merusaknya."

"Apa maksudmu, sudah jelas kamu yang merusaknya."

"Itu tanganku bukan aku."

"Ray aku lapar, kapan kita akan makan."

"Kalian berdua diam lah sebentar."

"Apa yang kalian bertiga lakukan disini?"

Seketika tubuh mereka terdiam mematung mendengar suara yang tidak asing dibelakang mereka.

Bab terkait

  • OUR STORY   Bab 7

    "Tidak ada yang ingin menjawab? Ku ulangi sekali lagi sedang apa kalian disini?"Sekarang Raymond yakin bahwa suara yang di dengarnya memang suara Madam Sami, diam- diam Raymond melangkah mundur. Setelah dipikir kembali suara berisik Arion dan Liora tidak lagi terdengar Merasa ada yang salah Raymond melirik kesamping dia terteguh menyadari Arion dan Liora sudah tidak ada disana.Suara langkah kaki dari belakang menarik perhatian Raymond, dia memalingkan wajah kebelakang. Di lihatnya Arion dan Liora tengah berlari cukup jauh dari posisinya sekarang.'Sialan'Raymond benar- benar ingin membunuh mereka berdua, tapi itu tidak penting, yang terpenting sekarang adalah melarikan diri. Nenek tua di depannya sangat mengerikan.Entah kenapa Raymond selalu merasa agak takut pada Madam Sami, rasa takut serupa yang terkadang Raymond rasakan saat bersama Paman. Belum sempat Raymond berlari cuku

  • OUR STORY   Bab 8

    Raymond menatap kagum pada rumah di depannya, dia tidak bisa berkata apa pun pada apa yang dia lihat, begitu pun dengan Liora dan Arion. Dia ingat dengan jelas Madam Sami mengatakan bahwa rumah yang akan kita tinggali adalah rumah yang paling sederhana diantara rumah yang dia miliki. Sekali lagi Raymond mulai bertanya-tanya seberapa kaya Madam Sami. Raymond berjalan menuju rumah itu disusuli Liora dan Arion, rumah 2 lantai penuh dengan hiasan indah disetiap dindingnya, ada juga patung didepan pintu masuk.“Rumah ini bahkan lebih mewah dari rumah Paman.”“Paman? Kamu punya Paman Ray?”“Tentu saja memangnya ada yang tidak punya paman didunia ini? Walaupun tidak punya paman sedarah tapi setidaknya mereka punya orang yang bisa mereka sebut paman kan?”“Tapi aku tidak memilikinya, aku hanya punya Kapten dan profesor.”“Kau yakin Liora? Aku saja memiliki Paman.”Liora terdiam mendengar pe

  • OUR STORY   Bab 9

    Waktu berlalu dengan cepat, sudah satu minggu Raymond datang kedunia ini. Dalam satu minggu ini tidak ada yang istimewah. Hari-hari nya diisi oleh pertengaran dengan Liora atau Arion. Bahkan sesekali Madam Sami dan Sion akan mampir kemari hanya untuk mengecek keadaan kami dan menagih hutang atas patung yang mereka pecahkan waktu itu. Dan sepertinya kali ini pun Madam Sami datang dengan alasan yang sama.Saat ini Raymond, Liora dan Arion tengah menghadapi keadaan kritis.“Jadi kapan kalian akan membayar uang untuk rumah dan patung yang kalian pecahkan?”Raymond memalingkan wajah saat Madam Sami memandangnya, begitu pun dengan Arion dan Liora. Tidak ada yang berani berbicara. Raymond menghela napas, memberanikan diri menatap Madam Sami.“Kami tidak memiliki uang.”Madam Sami terdiam sejenak lalu menyerap kembali tehnya sembari berkata,“Aku tau.”“Jadi kami tidak bisa membayarnya sekarang.”&ld

  • OUR STORY   Prolog

    "Ada banyak hal yang tidak kamu ketahui tentang dunia ini Ray, saat dimana kau mengetahui salah satu rahasia dunia, kau akan ditarik untuk mengetahui yang lain kerana mereka saling terhubung, ingatlah terkadang apa yang kita anggap benar tidak selalu benar " Kata - kata Paman yang selalu membuat Raymond bingung dan tidak dia percayai terlahan mulai menjadi nyata. Nyatanya segala sesuatu yang dia liat selama ini tidak selalu benar, akan selalu ada kegelapan dibalik cahaya. Ada banyak hal yang tidak dia ketahui, dunia paralel yang dia anggap imajinasi liar dari kebanyakan remaja benar adanya. Dan perlahan satu persatu rahasia dunia mulai terbuka hingga membuatnya meragukan segala hal yang ada. Membuat nya terjebak

  • OUR STORY   Bab 1

    Seorang Pria yang tengah berdiri diam menatap sekelilingnya ada banyak pohon yang tinggi dan besar. Terdengar suara air disebelah kirinya tanpa harus menoleh pria itu dapat melihat dengan jelas pemandangan yang menakjubkan. Air sungai yang jernih yang dikelilingi bebatuan dan bunga- bunga yang indah. jika bukan karena Gerombolan Serigala yang siap memakannya, Pria itu ingin lebih lama tinggal didekat sungai menikmati keindahan alam yang manakjubkan itu. "Sial, jika aku menemukan mu akan ku bunuh kamu L." Teriakan nya malah membuat Para Serigala mengejarnya lebih cepat, nafasnya sudah tak menentu kakinya pun mulai sakit. Pria itu terus berlari kedalam hutan semakin lama dia te

  • OUR STORY   Bab 2

    Sementara itu, Raymond yang mencoba berdiri lagi-lagi tertindih sekarang bukan oleh Buaya tapi Seorang Pria "Ku pikir akan sakit ternyata tidak." "Tentu saja tidak, kau ada di atas tubuh ku menyingkirlah!" Pria itu menatap Raymond tanpa rasa bersalah, lalu berdiri diatas tubuh Raymond dengan santainya dia terjalan kearah Liora yang tengah mencoba memotong Buaya. "Sialan, mengapa sejak kesini aku selalu sial." Tapi tak satupun dari mereka berdua yang mendengarkanRaymond, Mereka terlalu fokus memotong buaya dengan batu, ranting dan pedang kayu milik Pria itu. Dengan tertitih titih Raymond mendekati mereka berdua, menatap Buaya itu dengan kasihan. Dia mengalihkan pandangannya menatap Pria yang menindihnya tadi, Pria itu berambut hitam memiliki mata hitam tajam. Dengan pakainannya yang basah menempel tubuh nya memamerkan sosok nya yang terotot tapi

  • OUR STORY   Bab 3

    Raymond dengan penuh amarah merobek surat itu sampai seperti gula pasir yang menumpuk ditanah, merasa tak puas Liora menginjak potongan kertas hingga menyatu dengan tanah. Walau pun Arion marah dengan L tetap saja dia merasa kasian pada surat tak bersalah yang di hancurkan dengan cukup mengerikan oleh kedua teman barunya. Setelah merasa cukup puas, mereka kembali kedalam gua mengganti pakaian dan melanjutkan perjalanan keluar dari hutan kematian. "Hutan Kematian, mengapa L menyebut Hutan yang damai ini Hutan Kematian?, bukankah aneh." "Kau benar, mungkin agar terdengar keren bukankah begitu rion?" "Hm..., menurutku Liora benar hutan ini aneh." "Tapi apa yang aneh?" Raymond dan Liora menatap Arion menunggu jawaban nya, dengan tangan didagunya Arion menatap mereka berdua dengan serius.

  • OUR STORY   Bab 4

    Liora sudah tidak bisa berdiri lagi dan serangan Arion mulai melemah, sekarang bukan waktunya untuk mempelajari sihir, situasi sudah semakin mendesak. Raymond memasukan mana hitam pada batang pohon yang menyerang Liora dan meledakan nya. Walau pun Raymond tidak bisa mengendalikan sepenuhnya tapi dia bisa membenturkan mana yang akan mengakibatkan ledakan, ini adalah hasil kegagalan sebelumnya. "Cih.... pohon itu tumbuh lagi, setidak nya itu tidak akan menyerang untuk sementara waktu." Liora mencengram celana Raymond dan menariknya, membuat Raymond mengalihkan perhatiannya pada Liora yang terbaring ditanah. "Batu...terang.. dicabang utama.... lapar..." Walau kata- katanya tidak terlalu jelas tapi Raymond berhasil menangkap beberapa kata penting. "Batu terang dicabang utama? Begitu kah, aku mengerti terima kasih liora istirahatlah." Setelah menjauhkan Liora dari medan perang Raymond berlari menuju Arion. "Kata Li

Bab terbaru

  • OUR STORY   Bab 9

    Waktu berlalu dengan cepat, sudah satu minggu Raymond datang kedunia ini. Dalam satu minggu ini tidak ada yang istimewah. Hari-hari nya diisi oleh pertengaran dengan Liora atau Arion. Bahkan sesekali Madam Sami dan Sion akan mampir kemari hanya untuk mengecek keadaan kami dan menagih hutang atas patung yang mereka pecahkan waktu itu. Dan sepertinya kali ini pun Madam Sami datang dengan alasan yang sama.Saat ini Raymond, Liora dan Arion tengah menghadapi keadaan kritis.“Jadi kapan kalian akan membayar uang untuk rumah dan patung yang kalian pecahkan?”Raymond memalingkan wajah saat Madam Sami memandangnya, begitu pun dengan Arion dan Liora. Tidak ada yang berani berbicara. Raymond menghela napas, memberanikan diri menatap Madam Sami.“Kami tidak memiliki uang.”Madam Sami terdiam sejenak lalu menyerap kembali tehnya sembari berkata,“Aku tau.”“Jadi kami tidak bisa membayarnya sekarang.”&ld

  • OUR STORY   Bab 8

    Raymond menatap kagum pada rumah di depannya, dia tidak bisa berkata apa pun pada apa yang dia lihat, begitu pun dengan Liora dan Arion. Dia ingat dengan jelas Madam Sami mengatakan bahwa rumah yang akan kita tinggali adalah rumah yang paling sederhana diantara rumah yang dia miliki. Sekali lagi Raymond mulai bertanya-tanya seberapa kaya Madam Sami. Raymond berjalan menuju rumah itu disusuli Liora dan Arion, rumah 2 lantai penuh dengan hiasan indah disetiap dindingnya, ada juga patung didepan pintu masuk.“Rumah ini bahkan lebih mewah dari rumah Paman.”“Paman? Kamu punya Paman Ray?”“Tentu saja memangnya ada yang tidak punya paman didunia ini? Walaupun tidak punya paman sedarah tapi setidaknya mereka punya orang yang bisa mereka sebut paman kan?”“Tapi aku tidak memilikinya, aku hanya punya Kapten dan profesor.”“Kau yakin Liora? Aku saja memiliki Paman.”Liora terdiam mendengar pe

  • OUR STORY   Bab 7

    "Tidak ada yang ingin menjawab? Ku ulangi sekali lagi sedang apa kalian disini?"Sekarang Raymond yakin bahwa suara yang di dengarnya memang suara Madam Sami, diam- diam Raymond melangkah mundur. Setelah dipikir kembali suara berisik Arion dan Liora tidak lagi terdengar Merasa ada yang salah Raymond melirik kesamping dia terteguh menyadari Arion dan Liora sudah tidak ada disana.Suara langkah kaki dari belakang menarik perhatian Raymond, dia memalingkan wajah kebelakang. Di lihatnya Arion dan Liora tengah berlari cukup jauh dari posisinya sekarang.'Sialan'Raymond benar- benar ingin membunuh mereka berdua, tapi itu tidak penting, yang terpenting sekarang adalah melarikan diri. Nenek tua di depannya sangat mengerikan.Entah kenapa Raymond selalu merasa agak takut pada Madam Sami, rasa takut serupa yang terkadang Raymond rasakan saat bersama Paman. Belum sempat Raymond berlari cuku

  • OUR STORY   Bab 6

    [Aku tau kau akan menjawab seperti itu, tapi tetap saja aku terkejut mendengar kamu menerima tugas ini]"Aku berhutang budi pada seseorang, anggap saja ini salah satu balasan ku."[......begitu, baiklah aku sangat sibuk sekarang aku tutup dulu. Tolong jaga mereka untuk ku, sampai jumpa Sami]Cahaya dibola itu mulai menghilang, Madam Sami menghela nafas lelah. Dia menyandarkan dirinya kekursi."Apa anda yakin akan mengambil tugas ini Nyonya?"Madam Sami mengalihkan pandangan nya menatap Sian yang sedari tadi ada di sampingnya."Ya, dan juga sudah berapa kali ku bilang jangan bicara formal pada ku.""Maaf tapi saya tidak bisa Nyonya.""Hah.... kau masih saja keras kepala.""Maafkan saya."Madam Sami diam tidak menjawab Sian, Dia tau mau berapa kalipun dia mengatakan bahwa Sian bisa berbicara santai dengannny

  • OUR STORY   Bab 5

    "Kita sudah mengalahkan nya Liora." "Monster pohon? Maksud mu Kleine Boom, kalian cukup beruntung bertemu dengan nya." "Beruntung?" "Ya, ada dua cara untuk keluar dari Hutan Kematian. Pertama mengalahkan Penguasa Hutan salah satu makhluk terkuat dibenua ini. Kedua dengan mengalahkan Boom Family." "Boom Family? Maksud mu keluarga Kleine Boom?" "Ya, kerena Hutan Kematian yang didominan oleh Pohon Tentu saja Pohon akan tau jalan keluar. Hanya saja tidak mudah untuk menemukan Boom Family mereka pandai bersembunyi dan mereka cukup kuat." Madam Sami mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya, batu biru yang memancarkan cahaya terang batu yang sangat Raymond kenal. "Bukankah itu inti dari Kleine Boom yang sudah kami kalahkan? Bagaimana itu ada disini?" "Kau yang membawanya bukan pria cantik." "Aku? Tidak, jika dipikir- pikir bagaimana kita bisa berada disini?"

  • OUR STORY   Bab 4

    Liora sudah tidak bisa berdiri lagi dan serangan Arion mulai melemah, sekarang bukan waktunya untuk mempelajari sihir, situasi sudah semakin mendesak. Raymond memasukan mana hitam pada batang pohon yang menyerang Liora dan meledakan nya. Walau pun Raymond tidak bisa mengendalikan sepenuhnya tapi dia bisa membenturkan mana yang akan mengakibatkan ledakan, ini adalah hasil kegagalan sebelumnya. "Cih.... pohon itu tumbuh lagi, setidak nya itu tidak akan menyerang untuk sementara waktu." Liora mencengram celana Raymond dan menariknya, membuat Raymond mengalihkan perhatiannya pada Liora yang terbaring ditanah. "Batu...terang.. dicabang utama.... lapar..." Walau kata- katanya tidak terlalu jelas tapi Raymond berhasil menangkap beberapa kata penting. "Batu terang dicabang utama? Begitu kah, aku mengerti terima kasih liora istirahatlah." Setelah menjauhkan Liora dari medan perang Raymond berlari menuju Arion. "Kata Li

  • OUR STORY   Bab 3

    Raymond dengan penuh amarah merobek surat itu sampai seperti gula pasir yang menumpuk ditanah, merasa tak puas Liora menginjak potongan kertas hingga menyatu dengan tanah. Walau pun Arion marah dengan L tetap saja dia merasa kasian pada surat tak bersalah yang di hancurkan dengan cukup mengerikan oleh kedua teman barunya. Setelah merasa cukup puas, mereka kembali kedalam gua mengganti pakaian dan melanjutkan perjalanan keluar dari hutan kematian. "Hutan Kematian, mengapa L menyebut Hutan yang damai ini Hutan Kematian?, bukankah aneh." "Kau benar, mungkin agar terdengar keren bukankah begitu rion?" "Hm..., menurutku Liora benar hutan ini aneh." "Tapi apa yang aneh?" Raymond dan Liora menatap Arion menunggu jawaban nya, dengan tangan didagunya Arion menatap mereka berdua dengan serius.

  • OUR STORY   Bab 2

    Sementara itu, Raymond yang mencoba berdiri lagi-lagi tertindih sekarang bukan oleh Buaya tapi Seorang Pria "Ku pikir akan sakit ternyata tidak." "Tentu saja tidak, kau ada di atas tubuh ku menyingkirlah!" Pria itu menatap Raymond tanpa rasa bersalah, lalu berdiri diatas tubuh Raymond dengan santainya dia terjalan kearah Liora yang tengah mencoba memotong Buaya. "Sialan, mengapa sejak kesini aku selalu sial." Tapi tak satupun dari mereka berdua yang mendengarkanRaymond, Mereka terlalu fokus memotong buaya dengan batu, ranting dan pedang kayu milik Pria itu. Dengan tertitih titih Raymond mendekati mereka berdua, menatap Buaya itu dengan kasihan. Dia mengalihkan pandangannya menatap Pria yang menindihnya tadi, Pria itu berambut hitam memiliki mata hitam tajam. Dengan pakainannya yang basah menempel tubuh nya memamerkan sosok nya yang terotot tapi

  • OUR STORY   Bab 1

    Seorang Pria yang tengah berdiri diam menatap sekelilingnya ada banyak pohon yang tinggi dan besar. Terdengar suara air disebelah kirinya tanpa harus menoleh pria itu dapat melihat dengan jelas pemandangan yang menakjubkan. Air sungai yang jernih yang dikelilingi bebatuan dan bunga- bunga yang indah. jika bukan karena Gerombolan Serigala yang siap memakannya, Pria itu ingin lebih lama tinggal didekat sungai menikmati keindahan alam yang manakjubkan itu. "Sial, jika aku menemukan mu akan ku bunuh kamu L." Teriakan nya malah membuat Para Serigala mengejarnya lebih cepat, nafasnya sudah tak menentu kakinya pun mulai sakit. Pria itu terus berlari kedalam hutan semakin lama dia te

DMCA.com Protection Status