Aku menghabiskan waktu yang cukup panjang dengan Max di ruang tamu. Kami membicarakan hal-hal ringan seperti masalah keuangan, Max juga menceritakan soal transaksinya dengan seseorang hari ini.Akhirnya pembicara kami berkahir ketika hari mulai berganti malam dan teringat lah aku akan sesuatu. Di balik pintu kamar mandi yang sedikit terbuka, kaki ku melangkah keluar. "Kenapa aku tidak membicarakan tentang rahasia ku tadi?" Benar, sebuah rahasia. Inilah yang ingin aku katakan pada Max sebelumnya namun aku tak benar-benar terhanyut oleh pembicaraan kami. Rahasia yang ku maksud adalah tentang Allen, aku ingin Max ikut serta dalam rencana ini. Awalnya aku tidak berpikir hingga kesana jika Gael tidak memintaku untuk berbagi rahasia pada Max.Singkatnya, Gael menerima pesan dari Allen, jika Jia mulai mencurigai dirinya, Allen juga berpesan pada Gael untuk tidak bertemu dengannya. Gael secara terang-terangan memberitahu ku saat itu dan mengusulkan sebuah rencana yang mung
Aku telah mengirimkan pesan singkat pada Gael agar dia datang ke Apartemen ku setelah mengantarkan Lily ke sekolah.Tepat di ruang tamu, kini aku menunggunya seraya memandangi pintu dan terkadang aku menatap pintu kamar Max yang tidak terbuka. Tidak seperti biasanya Max hanya diam di kamar. Mungkinkah terjadi sesuatu?Seketika aku mengalihkan pandanganku dari pintu kamar Max. "Tidak apa-apa bukan jika aku pergi lebih dulu? Aku akan meninggalkan pesan untuknya." Segera aku mengeluarkan handphone dan mengetikkan pesan singkat untuk Max.Bertepatan dengan itu, aku melihat Gael mengirimkan pesan padaku. Segera aku bangkit dan keluar dari Apartemen saat membaca pesan Gael, yang sudah berada di parkiran menungguku.Gael menunggu Shella di dalam mobil, semalaman ia tidak tidur karena Lily meminta bantuannya untuk mengerjakan tugas, walaupun Gael saat itu tengah lelah, tetapi tidak ada alasan untuknya menolak permintaan Lily."Aku sangat mengantuk!" Gael menyandarka
Jia bangkit dari ranjang lalu pergi bersiap. Malam ini juga, ia memutuskan untuk berangkat."Ibu akan memperlihatkan padamu rumah baru kita sayang, jika suatu hari nanti saat kau lahir ke dunia ini kau tidak perlu lagi bertemu dengan orang-orang jahat seperti Shella di kehidupan berikutnya.." Jia mengusap perutnya, dengan pantulan wajah yang tersenyum dari cermin ia merasakan kekuatan yang sangat memicu semangatnya.Kakinya pun bergerak untuk mengambil beberapa surat penting sebelum akhirnya melenggang pergi.Suara jarum jam yang seolah semakin terdengar jelas karena suasana sunyi yang menghiasi kamar, membuat Allen akhirnya bangun dari tidurnya. Ia memijat pelipisnya, sensasi pusing yang menjalar itu semakin lama memberatkan kepalanya."Kenapa aku merasa sangat pusing?" Allen terus memijat pelipisnya sebelum akhirnya terkejut memandangi kekosongan yang berada di sampingnya. Seingatnya ia bersama Jia. Kemana perginya wanita itu sekarang?Allen mencoba mengin
Beberapa menit kemudian, Allen dan Gael akhirnya keluar dari kamar bersama dengan Lily. Wajah Gael yang terlihat seperti tersipu membuatku tentang penasaran apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka.Allen tidak dapat menghindari untuk bertatapan dengan Max, ia merasa bersalah dan mencoba meminta maaf, bagaimanapun Max dan dirinya terpaut umur yang begitu jauh.Walaupun rasa pusing terus menghantam dirinya, tetapi Max berusaha untuk berdiri saat Allen mencoba mendekatinya. Ia tahu sepertinya pria itu ingin meminta maaf padanya.Allen menarik napasnya dan menatap Max yang kini berada di hadapannya. "Aku-""Tidak perlu meminta maaf, aku tahu kau melakukannya karena emosi bukan? Tetapi bisakah aku meminta tolong padamu?"Kembali menatap dengan seksama, kini Alex pun ikut berdiri karena penasaran. Apa yang ingin Max katakan? Meminta tolong? Apa?"Esok, bisakah kau membawa Shella bersamamu? Kau mengatakan akan membantu untuk pindah dari Apartemen ini bukan?
Walaupun Allen mendapatkan berita yang begitu besar tentang Jia dan lagi hal itu menyangkut dirinya, ia hanya bisa terdiam dan mencoba memendam semuanya. Karena ia tidak ingin membuat Shella merasa khawatir padanya, untuk itulah ia mencoba membenarkan kembali pakaian dan bergegas pergi bersama Lily.Beberapa jam Jia menunggu Allen keluar dari kediamannya, akhirnya Allen pun keluar bersama dengan mobilnya. Tentu Allen tidak akan mengenalinya karena sekarang Jia tengah menyamar.Jia membuka maskernya dan pergi ke dalam. Semua orang yang bekerja menatapnya dengan bingung, mungkin karena dirinya yang awalnya pergi dan tiba-tiba kembali. Tetapi ia tidak peduli dan masuk ke rumah.Di kamarnya, kini Jia benar-benar terkejut dengan betapa berantakannya kamar yang ia tinggali. Perlahan-lahan kakinya terdorong untuk mendekat dan melihat betapa berantakannya barangnya sekarang."Apakah ini perbuatan Allen?" Tidak ada nama lain yang ada dibenak Jia. Namun jika Allen telah m
Max dan Allen benar-benar tidak tahu harus pergi kemana lagi karena mereka tidak menemukan Shella di manapun. Akhirnya Allen memutuskan untuk pergi ke Apartemen dan menunggu di sana. Di Apartemen Gael dan Alex lebih dulu tiba di Apartemen setelah mendapatkan kabar jika Shella telah dibawa paksa oleh Jia terlebih Allen juga mengatakan jika keadaan Shella tidak baik. Pemikiran Gael tentang Shella benar-benar membuatnya terganggu, ia seperti akan gila karena tidak berada disisi Shella kala wanita itu membutuhkannya. Gael yang berada di dekatnya dan menangis membuat Alex pun merasa khawatir dengan kondisi Shella. "Kau pasti mengkhawatirkannya bukan?" ucap Alex. "Apa kau tidak? Aku sangat takut jika Jia melakukan hal buruk pada Shella, kau tahu seperti apa hubungan mereka? Jelas Jia akan melakukan hal buruk pada Shella!" Gael menutup wajahnya dan membiarkan airmata nya mengalir. Alex ingin menanggapi perkataan Gael namun bel lebih dulu berbunyi dan memaksanya untuk bangkit l
Sebuah dorongan memaksa Allen untuk mendekat pada Gael dan berkahir meletakkan kedua tangannya di wajah Gael.Perbuatan Allen pada Gael membuat dirinya kikuk. "Allen?" Matanya berusaha menghindar dari tatapan Allen."Mungkin aku sudah terlambat untuk mengatakannya saat ini tetapi aku menyukaimu Gael!"Pengakuan Allen membuat Gael terpaksa menatap mata Allen. "Menyukaiku? Kau?"Kini Allen lebih mendekatkan wajahnya pada Gael hingga ia menutup matanya kala keningnya dan Gael saling beradu. "Aku tahu kau pasti tidak percaya bukan? Tetapi entah kenapa aku merasa aku harus mengungkapkan perasaanku hari ini dan jika tidak, mungkin aku tidak akan pernah bisa mengungkapkannya di kemudian hari!" Allen kemudian menutup kedua matanya dengan posisi awal pada Gael yang tidak berubah.Hembusan napas Allen bahkan bisa Gael rasakan dan ia benar-benar sangat terkejut sekaligus merasa senang. Tetapi apakah menyatakan perasaan disaat seperti ini dapat dibenarkan?Gael akhi
Akhirnya perselisihan antara aku dan Jia berkahir dengan perginya Jia dari kehidupanku. Aku sangat merasa senang karena tidak lagi memiliki permasalahan dengan Jia lagi untuk selamanya namun kini justru aku membuat Allen berbaring di Rumah Sakit dengan keadaan yang belum ku ketahui baik atau tidaknya kondisinya.Bukan hanya diriku saja yang mendapat perawatan karena terluka, baik itu Max, Gael dan Alex pun mendapatkannya. Kini aku menunggu di area luar ruangan Allen bersama dengan Lily. Aku berusaha membuatnya tertidur dengan memeluknya."Tidurlah Lily?"Lily mengeratkan pelukannya pada pinggang Shella. "Apakah Kakak Allen akan baik-baik saja?" Bagaimana bisa Lily tidak khawatir sedangkan ia melihat semuanya dengan jelas bahwa Allen terkena sebuah tembakan.Aku menggapai pucuk kepala Lily lalu mengelusnya. "Jika kau tertidur kau akan tahu keadaan Allen nantinya? Jadi tidurlah dahulu?"Sebenarnya Lily tidak ingin tertidur tetapi entah kenapa sejak saat membuk