Sebuah dorongan memaksa Allen untuk mendekat pada Gael dan berkahir meletakkan kedua tangannya di wajah Gael.Perbuatan Allen pada Gael membuat dirinya kikuk. "Allen?" Matanya berusaha menghindar dari tatapan Allen."Mungkin aku sudah terlambat untuk mengatakannya saat ini tetapi aku menyukaimu Gael!"Pengakuan Allen membuat Gael terpaksa menatap mata Allen. "Menyukaiku? Kau?"Kini Allen lebih mendekatkan wajahnya pada Gael hingga ia menutup matanya kala keningnya dan Gael saling beradu. "Aku tahu kau pasti tidak percaya bukan? Tetapi entah kenapa aku merasa aku harus mengungkapkan perasaanku hari ini dan jika tidak, mungkin aku tidak akan pernah bisa mengungkapkannya di kemudian hari!" Allen kemudian menutup kedua matanya dengan posisi awal pada Gael yang tidak berubah.Hembusan napas Allen bahkan bisa Gael rasakan dan ia benar-benar sangat terkejut sekaligus merasa senang. Tetapi apakah menyatakan perasaan disaat seperti ini dapat dibenarkan?Gael akhi
Akhirnya perselisihan antara aku dan Jia berkahir dengan perginya Jia dari kehidupanku. Aku sangat merasa senang karena tidak lagi memiliki permasalahan dengan Jia lagi untuk selamanya namun kini justru aku membuat Allen berbaring di Rumah Sakit dengan keadaan yang belum ku ketahui baik atau tidaknya kondisinya.Bukan hanya diriku saja yang mendapat perawatan karena terluka, baik itu Max, Gael dan Alex pun mendapatkannya. Kini aku menunggu di area luar ruangan Allen bersama dengan Lily. Aku berusaha membuatnya tertidur dengan memeluknya."Tidurlah Lily?"Lily mengeratkan pelukannya pada pinggang Shella. "Apakah Kakak Allen akan baik-baik saja?" Bagaimana bisa Lily tidak khawatir sedangkan ia melihat semuanya dengan jelas bahwa Allen terkena sebuah tembakan.Aku menggapai pucuk kepala Lily lalu mengelusnya. "Jika kau tertidur kau akan tahu keadaan Allen nantinya? Jadi tidurlah dahulu?"Sebenarnya Lily tidak ingin tertidur tetapi entah kenapa sejak saat membuk
Melihat Shella yang sepertinya marah setelah berbicara dengan Elisa. Max tidak berniat untuk mengatakan apapun selama dalam perjalanan. Hingga akhirnya ia tiba di rumah baru merekaShella lebih dulu membuka pintu lalu Max menyusul dan menutup pintu. "Apa aku harus menengakan amarahnya?" Max merasa bingung dengan situasi ini karena setiap kali dirinya merasa marah maka ia akan menengakan diri. Mungkinkah Shella memiliki cara yang sama dengannya atau justru tidak?Max hanya memandangi Shella yang kini telah masuk ke kamar. "Lebih baik aku membiarkan dirinya sendiri untuk sementara waktu! Itu bukan tidakkah yang salah? Tentu tidak! Mungkin..." Akhirnya Max pun memasuki kamarnya.Mendengar kenyataan tentang Rose dan juga bukti rekaman CCTV yang dibawa Elisa membuat diriku merasa ragu untuk mempercayai siapapun. Terlebih saat ini aku terpaksa tidak mengunjungi Allen. Aku telah memberitahu Gael agar dia tidak mengharapkan kedatanganku.Suara handphone tiba-tiba membua
Aku dan Max hanya terdiam seraya menunggu kabar baik mengenai kondisi Elisa, setelah berhasil mengantarkannya ke rumah sakit."Max... Bagaimana jika Elisa... Benar-benar tidak tertolong?" tanyaku."Berhentilah menghawatirkan hal itu Shella. Aku yakin Elisa akan baik-baik saja! Karena aku mengenal kedua orang tua Elisa aku sengaja menelpon mereka untuk segera datang kemari."Max tidak menceritakan hal ini sebelumnya padaku. "Mereka tengah kemari?" "Benar dan mungkin sebentar lagi mereka akan datang! Jika sesuatu yang buruk terjadi pada Elisa tolong jangan membuka suara-""Tidak mungkin aku bisa melakukannya Max? Karena akulah-""Karena aku yang akan bertanggung jawab penuh!"Perkataan Max yang selalu saja mengajukan pendapat secara sepihak membuatku marah. "Tidak akan! Aku tidak akan berdiam diri dan tidak mengatakan apapun jika sesuatu yang buruk terjadi pada Elisa karena akulah yang membuat Elisa seperti ini? Kau tidak harus terus-menerus bertanggung jawab atas semuanya Max!"Bukank
Robert segera keluar dari ruangan rahasia tersebut, ia tidak ingin menyia-nyiakan kehidupannya dan mati secara tidak manusiawi seperti ini.Dapat Mia dengar jika suara langkah kaki yang begitu terburu-buru tersebut adalah milik Robert yang mengikutinya. Namun ia tidak mengerti kenapa pria itu justru pergi?Akhirnya Mia telah selesai mengambil beberapa barang yang ia butuhkan. Ia pun pergi dari ruangan rahasia tersebut tetapi sayangnya ia menghentikan langkahnya kala mendengar suara dari balik kotak yang telah terbuka.Matanya terpaku begitupun rasa penasarannya. "Apa itu?" Akhirnya Mia mendekat dan menilik sesuatu dibalik kotak tersebut.Kedua bola matanya melebar saat bom waktu berada di kotak tersebut, terlebih bom tersebut tengah berjalan. Kaki Mia menuntut untuk melangkah mundur dan ia pun berbalik lalu berlari secepat mungkin. Namun sayangnya timer yang dipasang di bom waktu tersebut telah berkahir.Kini Robert ragu untuk melompat dari jendela kama
Akhirnya tibalah aku di kediaman Max yang begitu memanjakan mata.Kami tiba di kediaman Max setelah menempuh perjalanan panjang di pesawat lalu kembali melanjutkan perjalanan dengan sebuah mobil."Maafkan saya jika kepulangan Anda tidak bisa saya sambut dengan baik-""Berhentilah berbicara seperti itu Viano. Kepulangan ku hanya karena ingin melihat Ayah, lalu untuk apa aku harus di sambut dengan baik?"Mataku menatap kaki ku yang tengah melangkah. Aku terpikirkan Jia yang saat itu diperkenalkan Ayah sebagai pengganti ibuku. Saat itu juga kami mengadakan acara penyambutan seolah Jia akan membawa sebuah keberuntungan pada keluarga kami."Shella?" Pandangan Shella yang terus saja menatap kearah bawah membuat Max sedikit penasaran dengan apa yang tengah dipikirkan oleh Shella."Tidak ada apa-apa!" Aku tahu jika Max menghawatirkan diriku untuk itu aku mengatakannya.Viano membuka pintu dan segera membawa Max ketempat ayahnya berada saat ini.Airmata M
Segera Gael mendongak setelah mendengar perkataan Alex. "Apa... Apa maksudmu?"Wajah yang tampak tidak ingin berkata jujur itu membuat Alex tersenyum. "Katakan padaku kenapa Allen bisa menyukaimu?"Gael terdiam, ia benar tidak salah dengar bukan? Alex mengatakan tentang kenapa Allen menyukainya? Tetapi kenapa Alex tahu, mungkinkah Allen telah lebih dulu memberitahu Alex sebelumnya?"Allen yang mengatakannya padamu?"Alex menyatukan alisnya, sepertinya Gael tidak paham candaannya. "Lupakanlah! Aku akan pergi mencari sesuatu jadi pastikan Lily tidak mencari ku?" Gael menatap Lily yang tertidur pulas dengan jaket Alex sebagai selimutnya. Setelah kepergian Shella, Lily menjadi dekat dengan sosok Alex dan bahkan Lily tidak ingin bermain apapun bersama Gael.Tetapi itu cukup menguntungkan bagi Gael karena ia tidak harus bersusah payah menjaga Lily dan ia juga bisa menghabiskan waktu dengan Allen."Apa aku salah mendengar dari Dokter jika kau akan segera b
Perlahan-lahan aku berhasil membuka mataku dan aku langsung mengingat hal yang aku dan Max lakukan malam tadi. Wajahku pun memerah karena mengingat kejadian itu. Segera aku pergi ke kamar mandi dengan terburu-buru dan mencari Max karena dia tidak berada di ranjang.Sejak tadi Max selalu memandangi gelas kosong. Pikirannya benar-benar tidak dapat terkontrol malam tadi dan terjadilah hal itu. Sebagai seorang pria tentunya Max sangat menantikan momen tersebut namun ia hanya sedikit takut jika saat Shella bangun maka dia akan terkejut dan mungkin saja marah padanya, walaupun terlihat tidak mungkin karena malam tadi Shella yang dengan senang hati melakukannya, ia bahkan berulang kali mencoba menahan diri tetapi Shella sepertinya menerima.Hari ini mungkin akan lebih baik jika Max menghindari Shella sedikit? "Bagaimana jika dia benar-benar hanya bercanda dan tidak melakukannya dengan senang hati-""Kau seperti orang gila, berbicara seorang diri Max?" sela Daniel yang awal