Pengakuan Lily membuatkan terkejut. "Lalu? Apa lagi yang kau tahu?""Kakak Rose membawa Kakak Max ke kamar. Aku tidak tahu apa yang terjadi di sana. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke kamar, lalu beberapa menit kemudian seseorang menekan bel Apartemen berkali-kali. Aku bangkit dan ingin membukanya namun saat itu Kakak Rose telah berdiri di depan pintu. Seketika aku kembali melihat siapa yang datang dari balik pintu." Tangan Lily bergetar dan membuat Gael segera mengengam tangannya. "Ceritakan saja dengan perlahan. Setelah itu apa yang terjadi?""Seorang Wanita muncul dari pintu setelah Kakak Rose membukanya. Aku tidak tahu siapa Wanita itu, namun tiba-tiba dia mengarahkan senjata api pada Kakak Rose dan..." Lily tidak tahan lagi untuk tidak mengeluarkan airmata nya.Segera aku memeluknya. "Baiklah, terimakasih telah menceritakannya pada kami. Cukup sampai disini! Bagaimana jika kita bermain sesuatu lalu tidur? Permainan apa yang akan kita mainkan, Gael?" Ak
Pesan dari Allen membuat Jia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Ia pun akhirnya bangkit dari ranjang untuk menenangkan dirinya di balkon.Rumah benar-benar terasa sepi tanpa kehadiran Allen. Jia tidak bisa melarang Allen jika pria itu ingin menginap di Apartemen untuk menenangkan Lily. Tetapi bukankah Allen harusnya memperhatikan Jia? Ia pun kehilangan Rose."Allen, kau tidak akan mengkhianati ku bukan? Setelah apa yang kuberikan padamu?" Walaupun berulang kali Jia menepis pemikiran ini tetapi pemikiran itu kembali lagi dan lagi. Seolah hal buruk itu benar-benar akan terjadi.Jia memeluk tubuhnya dan menikmati angin malam yang kian terasa semakin dingin seperti akan membekukan dirinya. "Allen, segeralah pulang..."Di Apartemen Allen sejak tadi sibuk bermain dengan Lily di kamar milik Shella. Ia menemani Lily hingga Lily tertidur. "Kau telah tumbuh dengan baik, Lily! Kedepannya bagaimana jika kita hidup dengan bahagia bersama-sama. Aku akan menjagamu hingga
Di Restoran Aku mendengarkan cerita Max dan Alex dibalik kebebasan tuduhan pembunuhan Max. Cerita yang mereka katakan sangat tidak dapat kuduga dan membuatku menerka-nerka siapa yang telah mengirimkan rekaman CCTV tersebut. Alex juga mengatakan jika rekaman itu datang dengan tiba-tiba, bertepatan berlangsungnya penetapan hukuman Max."Aku sedikit sedih karena Elisa bukanlah pelakunya!" ucap Gael. Mendengar penjelasan panjang dari Max dan Alex, ia tidak menyangka jika orang lain yang melakukannya. "Maaf jika aku mengatakan ini, tetapi apakah keluargamu seorang yang berbahaya, Max?" "Aku tidak ingin memberitahukan hal itu, maaf!" Max benar-benar tidak ingin hal yang menyangkut keluarganya terbongkar saat ini, ia hanya belum bisa berkata jujur untuk sekarang.Aku akhirnya tersenyum canggung dan berusaha mencari pembicaraan baru. "Ini adalah momen baik bukan? Jadi mari berhenti membicarakan hal itu. Bagaimana jika kita pergi ke suatu tempat?" Perkataan ku tersebut justru membuat suasana
Semalam, Max memberitahu ku jika dia ingin menjual mobilnya, tentu aku menentang nya karena mobil itu mungkin saja cukup berharga untuknya. Tetapi siapa yang bisa merayu Max jika dia telah menetapkan keinginan? Aku pun terpaksa menyetujuinya dengan berat hati.Pagi ini aku terkejut karena melihat sudut-sudut Apartemen yang begitu bersih. Max yang melakukannya? Tentu nama Max yang terlebih dahulu aku pikirkan karena hanya ada aku dan Max di Apartemen ini.Segera aku menoleh ketika mendengar suara derit pintu. Suasana di Apartemen sangat sunyi, untuk itulah jika mendengar bunyi yang cukup samar akan tetap jelas terdengar."Selamat pagi?" sapa Max ketika melihat Shella saat ia keluar dari kamarnya. Max bangun lebih awal karena ia terbiasa melakukan hal itu dipenjara. "Apa kau lapar?" Max berjalan mendekat kearah Shella.Aku mengalihkan pandanganku dari Max yang hanya mengenakan celana panjang tanpa pakaian yang menutupi bagian atasnya. "Kau yang membersihkan semua ini?" tanyaku tanpa me
Pagi ini Jia membuat kesepakatan-kesepakatan dengan seseorang untuk mengikuti kemana perginya Allen selama sehari ini. Jia hanya perlu menunggu kabar baik dari pria itu nantinya lalu memutuskan perihal Allen setelahnya."Aku tidak perlu khawatir lagi dan jika Allen terbukti mengkhianati ku kali ini, aku tidak akan pernah memaafkannya! Aku akan membalas perbuatannya sebesar dia menghantuiku."John, pria yang ditugaskan oleh Jia untuk mengikuti Allen hari ini. "Sangat mudah jika ini yang ditugaskan!" John segera pergi mengendarai mobilnya untuk mengikuti pria bernama Allen tersebut.Dalam perjalanan mengintainya, John tidak menemukan hal-hal yang mencurigakan dari Allen justru sebaliknya, pria itu bersikap normal sesuai dengan perkataan Jia padanya. Pergi kuliah, dan melakukan kegiatan sosial seperti kebiasaan orang-orang.Kenapa harus mengawasi Allen seperti ini jika tidak ada sesuatu yang menarik terjadi? "Mungkin aku harus menunggu lebih lama lagi!" ucap John yang sedikit yakin.Tid
John pulang ke kediaman Jia untuk memberitahukan semuanya, tentu ia harus berbohong. Karena Allen menemukannya dan mengancamnya kala itu, tidak ada pilihan lain bagi John untuk mengatakan kebenarannya, jika ia mengikuti Allen atas perintah dari Jia.Beberapa meter lagi John akan sampai di kediaman Jia, ia juga akan pergi dan tidak lagi mengikuti Allen selamanya. Walaupun jika Jia menawarkan banyak imbalan, ia akan tetap menolaknya."Aku lebih mengasihani nyawaku daripada uang." Telapak tangannya menyentuh area samping tekuk lehernya yang sempat tergores pisau sedikit akibat tingkah Allen. "Sial! Seandainya aku lebih berhati-hati tadi, mungkin aku berhasil mendapatkan uangku!"Sampailah John di kediaman Jia. Tepat saat ia datang, Jia tengah berada diluar dan mungkin saja menunggunya. Tidak ingin membuang banyak waktu ia segera menghampiri Jia. "Aku tidak menemukan hal yang mencurigakan dari Allen dan juga aku ingin berhenti mengikutinya untuk esok hari ataupun kedepannya. Seseorang men
Aku menghabiskan waktu yang cukup panjang dengan Max di ruang tamu. Kami membicarakan hal-hal ringan seperti masalah keuangan, Max juga menceritakan soal transaksinya dengan seseorang hari ini.Akhirnya pembicara kami berkahir ketika hari mulai berganti malam dan teringat lah aku akan sesuatu. Di balik pintu kamar mandi yang sedikit terbuka, kaki ku melangkah keluar. "Kenapa aku tidak membicarakan tentang rahasia ku tadi?" Benar, sebuah rahasia. Inilah yang ingin aku katakan pada Max sebelumnya namun aku tak benar-benar terhanyut oleh pembicaraan kami. Rahasia yang ku maksud adalah tentang Allen, aku ingin Max ikut serta dalam rencana ini. Awalnya aku tidak berpikir hingga kesana jika Gael tidak memintaku untuk berbagi rahasia pada Max.Singkatnya, Gael menerima pesan dari Allen, jika Jia mulai mencurigai dirinya, Allen juga berpesan pada Gael untuk tidak bertemu dengannya. Gael secara terang-terangan memberitahu ku saat itu dan mengusulkan sebuah rencana yang mung
Aku telah mengirimkan pesan singkat pada Gael agar dia datang ke Apartemen ku setelah mengantarkan Lily ke sekolah.Tepat di ruang tamu, kini aku menunggunya seraya memandangi pintu dan terkadang aku menatap pintu kamar Max yang tidak terbuka. Tidak seperti biasanya Max hanya diam di kamar. Mungkinkah terjadi sesuatu?Seketika aku mengalihkan pandanganku dari pintu kamar Max. "Tidak apa-apa bukan jika aku pergi lebih dulu? Aku akan meninggalkan pesan untuknya." Segera aku mengeluarkan handphone dan mengetikkan pesan singkat untuk Max.Bertepatan dengan itu, aku melihat Gael mengirimkan pesan padaku. Segera aku bangkit dan keluar dari Apartemen saat membaca pesan Gael, yang sudah berada di parkiran menungguku.Gael menunggu Shella di dalam mobil, semalaman ia tidak tidur karena Lily meminta bantuannya untuk mengerjakan tugas, walaupun Gael saat itu tengah lelah, tetapi tidak ada alasan untuknya menolak permintaan Lily."Aku sangat mengantuk!" Gael menyandarka