Share

Bab 43 Sidang Pertama

Tak peduli orang mengatakan aku lemah atau apa, tapi inilah perasaanku. Aku sakit benar-benar sakit. Cintaku pada pria ini sangatlah besar, hingga sulit sekali rasanya melepaskannya. Saat belum dihadapkan pada persidangan seperti sekarang, aku merasa aku pasti akan kuat.

Akan tetapi, saat perpisahan benar-benar di depan mata rasanya begitu sesak.

"Kita pulang?!" Mas Andrian meraih tanganku, aku mengibasnya. Bayangan ciuman panas mereka di kamar tamu, chat mesum mereka dan segala hal kembali terlintas. Menarik kembali kewarasanku yang hampir saja tenggelam.

"Hana."

Aku langsung berdiri dan menyeka air mata, lalu beranjak mendekat pada Awan.

"Kamu?" Kening Mas Andrian mengkerut saat melihat Awan. Pasti dia ingat, karena Mas Andrian lah yang melarangku dekat dengan Awan waktu dulu.

"Apa kabar?" Awan mengulurkan tangannya hendak menyalami Mas Andrian, hanya saja Mas Andrian malah memasukkan tanggannya ke saku celana. Awan menarik kembali tangannya yang terulur.

"Apa perlu aku jawa
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status