Pemeriksaan kesehatan Alecta sudah selesai, kini giliran menunggu hasilnya keluar. Di ruang tunggu, Feris masih di sana duduk dengan kepala menunduk membaca sesuatu di ponselnya. Ia lansung menatap Alecta.
“Sudah selesai?”
Alecta menggeleng. “Kita harus harus menunggu hasilnya.”
Feris tersenyum, dia menyimpan ponselnya, lalu mengisyaratkan tangannya ke samping agar Alecta bisa duduk di dekatnya. Alecta menurut.
Alecta duduk sangat dekat dengan Feris, tanpa ada jarak. Kepala perempuan itu bersandar di bahu Feris seakan meminta kehangatan. Ia melipat jarak yang terjadi diantara dia dan Feris.
Jantung Feris berdegup kencang. Dia berharap Alecta tidak mendengarnya. Tangan Alecta memeluk tangannya seakan perempuan ini habis mengalami sebuah ketakutan.
“Kamu baik-baik saja?”
Alecta menggeleng pelan. “Aku sedikit kedingina. Ruangan dokter itu sangat dingin menurutku, dan biarkan a
Alecta duduk di tepian ranjangnya, lalu menatap kotak kardus berwarna pink lembut dengan tatapan tidak senang. Dia berpikir, mungkin jika saja lingerie hitam itu berasal dari Feris, pasti dirinya akan sangat senang sekali. Sayangnya, lingerie hitam itu berasal dari Priam. Lebih tepatnya kostum yang harus dia pakai untuk kedatangan Priam. Malam ini, Priam ingin memenuhi keinginan Alecta yang memintanya untuk bercinta. Alecta menjambak rambutnya sendiri ketika mengingat pagi, saat Priam datang dan mencumbuinya. Dia tanpa perhitungan yang matang meminta Priam untuk melakukan hubungan intim. Dulu saat Alecta pertama kali bertemu dengan Priam, saat dia merasa diberi kesempatan untuk balas dendam ke Freya, impiannya adalah merebut apapun yang Freya punya termasuk rumah, harta, popularitas, dan Priam. Sekarang, setelah Alecta mengetahui ada satu orang yang benar-benar sabar untuknya, benar-benar mencintai setulus hati, benar-benar memperlakukannya seperti wan
“Apakah itu Priam? Kalau iya, dia terlalu cepat datang sebelum semua rencanaku terealisasikan.”Alecta terlonjak dari tempat tidurnya. Dia segera menyimpan pil tidur yang sudah digerusnya beserta lumpang dan alu ke dalam laci. Sedangkan botol obat tadi hanya ditutupi bantal. Dia harus memastikan siapa yang datang, dan berharap itu bukan Priam. Begitu keluar dari kamar, Alecta langsung berlari menuju balkon, tempat dia melihat mobil siapa yang datang. Dia merasa lega saat mengetahui yang datang adalah mobil dari jasa pengiriman yang mengantarkan barangnya. Tapi, kelegaan itu tidak bertahan lama. Lusi sudah keluar menerima paket itu tanpa memanggil Alecta. Apa mungkin dia ingin memeriksa paket itu? Alecta tidak mau Lusi memeriksa barang pesanannya tanpa seizinnya. Jadilah Alecta berlari turun mengabaikan suara gaduh yang dia ciptakan sendiri. Bahkan Alecta melewati dua anak tangga sekaligus agar mempercepat langkahnya. Beruntung Alec
Dering ponsel membuat Priam refleks menyambar benda kotak itu, lalu melihatnya. Di sana tertampil nama yang tidak asing. My Queen ingin berbicara dengannya.Priam menghela napas panjang. Niat hati ingin mengabaikan panggilan itu, tapi istrinya lebih dulu menyudahi panggilan itu. Beberapa detik kemudian, sang istri menelepon lagi. Kali ini Priam ingin menjawabnya.“Halo,”“Akhirnya, kamu mau menerima panggilanku,” ucap Freya di seberang sana.“Aku sudah hampir pulang. Kamu sudah di rumah?” Priam harus memastikan ini. Jangan sampai Freya mengetahui kalau malam ini Priam akan tidur seranjang dengan sahabat istrinya. Kalaupun Freya di rumah, tentu saja Priam harus pulang terlebih dahulu dan membuat alasan yang masuk akal sehingga dia bisa lolos, lalu menemui Alecta.“Maafkan aku, Sayang. Aku ingin memberitahumu kalau aku ingin m
“Dahh, Sayang.” Freya menahan gelitikan dari David. Pria berambut merah itu sedang menganggu Freya yang menelepon suaminya. Setelah menonaktifkan ponselnya, lalu melemparnya, barulah Freya bisa tertawa lepas. “Jangan membuat pipiku sakit karena tertawa, Honey!” “Aku tidak membayangkan bagaimana kalau Priam melihat perbuatan istriya yang suka berbohong besar.” David terkekeh menyindir Freya. Sejak Freya menelepon suaminya, David mendengarkan di sampingnya. Sesuai permintaan David, Freya meminta pertambahan waktu liburan dengan Stella Lee, padahal ini hanya akal-akalan dari David agar lebih puas menghabiskan waktu bersama Freya. “Ayolah, ini semua demi kamu, Honey. Aku juga ingin menghabiskan waktu bersamamu jadi kupustuskan untuk membohongi suamiku sesuai permintaanmu.” Freya mengerucutkan bibirnya, yang seketika dicium oleh David. “Aku mengerti, Honey.” David membelai rambut Freya. “Apakah Priam masih mempercayaimu setelah banyak keboho
Priam berdiri di depan pintu kamar Alecta. Dia sudah membersihkan diri, dan sudah siap memulai permainan penuh gairah ini. Sebelum mengetuk pintu, Priam sudah diperingatkan oleh Lusi agar tidak meminum apapun saat sudah ada di kamar Alecta. Sebab Alecta menyembunyikan sesuatu. Lusi mengatakan kalau sebelum Priam datang ke sini, ia memergoki Alecta mencampurkan sesuatu di minuman yang akan disajikan untuk Priam. Selain itu, Lusi juga bilang kalau menemukan serbuk putih di seprai saat mengantinya. Seingatnya, tadi siang Alecta membawa lumpang dan alu untuk menggerus obat yang diberikan karena ia telah melakukan serangkaian tes pada hari ini. Saat Lusi mencoba menanyakan kepada Feris, apakah Alecta mendapat obat baru, Feris menjawab kalau tidak ada obat. Dokter sudah memperbolehkan Alecta tidak mengkonsumsi obat lagi dan sebagai ganti ia mendapat obat salep yang dioleskan ke lukanya agar tersamarkan. Priam menyeringai. “Aku yakin kamu sedang mengh
Manis. Sebutan dari Priam untuk Alecta. Saat ini Priam sedang membimbing Alecta untuk memuaskan dirinya. “Priam ....” Alecta memanggil lirih setelah sapuan sensual dari lidah Priam menjamah dadanya dan bermain di sana sebentar. “Iya, apa kamu merasa kesakitan?” Priam sejenak menghentikan permainannya. Alecta menggeleng. Ia tidak kesakitan, justru sedang dibuat kacau oleh permainan lidah Priam dan sebenarnya tidak ingin berhenti. Tapi, Alecta tidak mau kebablasan. Tangan Alecta menyusup ke bantal untuk mencari protection yang telah ia siapkan sebelumnya. Setelah menemukan benda itu, Alecta memperlihatkannya kepada Priam. “Salah satu dari kita harus memakai ini.” Priam melihat ada dua protection yang satu untuk pria yang satunya lagi untuk perempuan. Dia termasuk pria yang sangat jarang menggunakan benda itu, karena memang tidak pernah bermain cinta dengan wanita lain kecuali Freya. Dan malam ini pertama kalinya dia bercinta denga
Sudah lima belas pesan dikirim Feris untuk Alecta, tapi tidak satupun yang dibalas, dan sudah kelima kalinya juga Feris menghubungi nomor Alecta, tapi si pemilik tidak merespon dan sepertinya ponselnya sengaja dinonaktifkan. Ketika dalam kondisi yang berjauhan seperti ini, pikiran Feris menjadi gelisah. Dia terus memikirkan keselamatan Alecta. Hari ini Naratama sudah memberitahu kalau dirinya tidak bisa menginap semalam di vila karena Freya menyuruhnya untuk tetap di rumah karena sewaktu-waktu Freya membutuhkannya. Feris tidak bisa memaksa. Dia juga tidak menyerah, dan masih menghubungi Lusi. 20 menit yang lalu, Lusi membalas pesannya kalau Alecta sudah tidur, tapi Feris tetap merasa janggal karena tidak biasanya Alecta tidur di jam seperti ini. Ditambah Lusi juga bertanya soal obat yang dikonsumsi Alecta. Padahal sediaan obat Alecta sudah diganti dengan obat luar berupa salep. “Semoga tidak ada apa-apa.” Hari ini Feris merasa lelah, di
Freya sedang menunggu kedatangan Naratama di lobi. Lima menit yang lalu, dia menelepon sopirnya agar segera menjemput karena waku liburannya sudah selesai. Freya juga mendapat pesan singkat dari Alecta karena hasil tes kesehatan yang dilakukan kemarin sudah keluar. Freya mengembuskan napas panjang. "Sepertinya jadwalku padat hari ini." Hari ini adalah hari minggu, itu berarti Priam ada di rumah. Freya sudah memikirkan kalau nanti suaminya pasti meminta jatah hubungan intim seperti biasanya. Padahal aku sudah dapat banyak dari David, pikir Freya. Pria berambut merah itu masih ada di dalam kamar. Ia memilih untuk seharian beristirahat sebab kemarin ia bermain sangat maniak sekali, dan pagi tadi sepertinya David sudah teler sehingga tidak kuat untuk bangun. Satu pembuktian kecil Freya, sebenarnya yang paling kuat adalah wanita di dalam hubungan bercinta. Sebab dia masih bisa berdiri meskipun semalaman penuh bermain. Dan satu lagi, keb
Akhirnya selesai jugaaa, huft. (Not) A Queen telah tamat di tanggal 11 November 2021 (Hehehe ditulis aja, biar gak lupa) Terima kasih untukmu yang telah membaca kisah ini sampai tuntas. Entah mengapa aku merasa sangat lega dan yaaa akhirnya punya waktu untuk membaca buku lebih banyak lagi Aku mohon maaf kalau ada beberapa kata yang masih typo dan belum maksimal memberikan yang terbaik untukmu. Di buku yang akan datang, semoga bisa lebih baik lagi. Oh iya, aku pernah dapat pertanyaan semacam ini: apakah setelah tamat nggak ada skuelnya? Gimana yaaa, jawabnya? Memangnya butuh perpanjangan lagi? Ekstra chapter? Tapi, kurasa ini sudah cukup panjang. :0 Sebelum catatan ini selesai, aku pengen spoiler dikit tentang rencanaku. Sebenarnya ada satu novelku lagi yang ada di sini judulnya LEVIATHAN yang bergenre sci-fi. Sayangnya, belum muncul (sampai catatan ini ditulis).
Freya akhirnya tertangkap sehari setelah kejadian yang memilukan itu. Sedangkan David perlu tiga hari karena berhasil kabur menuju kota lain. Berita mengenai hal ini langsung menjadi topik utama yang disiarkan berulang-ulang oleh acara berita disegala stasiun televisi. Kejadian itu menyita banyak perhatian masyarakat.Bibi Lani telah dimakamkan. Feris masih menangis. Lusi dan Naratama juga merasakan kesedihan mendalam akibat kehilangan itu.Alecta baru siuman setelah dua hari dirawat di rumah sakit. Dia menangis saat diberitahu kalau Bibi Lani meninggal dunia demi menyelamatkan Baby Leon dan Alecta.Priam memutuskan untuk menjaga Baby Leon di rumahnya karena Alecta masih dirawat di rumah sakit. Tubuhnya dipenuhi banyak luka, dan beruntung tidak ada tulang yang patah.Feris telah memutuskan sesuatu. Malam ini dia akan membicarakan keputusannya dengan Alecta. Perempuan itu sudah lebih baik beberapa hari ini, dan kemungkinan dua hari lagi dia d
Mobil yang dikemudikan David memasuki kawasan hutan. Setahunya, kawasan itu memang sepi dan ada sebuah bangunan yang mirip gudang penyimpanan kayu yang sudah lama tidak digunakan.Mobil berhenti di depan bangunan itu. David menyeret Alecta ke gudang itu, sedangkan Freya masih berkutat dengan Leon yang hanya bisa menangis.Setelah masuk ke dalam gudang tak terpakai itu, David meletakkan Alecta di tempat yang kering. Sementara Freya yang sudah pusing dengan tangisan bayi itu akhirnya menyerah. Dia meletakkan Leon di sebuah keranjang dari ayaman rotan yang kondisinya sudah tidak layak. David jadi berpikir, kalau Freya bukanlah ibu yang baik. David mendekati Freya dan menyerahan tongkat baseball yang tadi dipakai untuk memukul sopir tadi. Freya menerima tongkat baseball itu dan mengabaikan tangisan Leon.“Gunakan untuk menyiksanya.” David menunjuk Alecta yang tergeletak tak jauh dari jangkauannya. “Aku harus segera melak
Selama hampir saatu tahun ini, kondisi keuangan Freya mulai memburuk. Dia memiliki utang hampir ratusan juta karena tidak mampu menunjang gaya hidupnya. Setelah bercerai dengan Priam, Freya terpaksa menyewa apartemen kecil bersama David.Semua kontrak kerjanya dibatalkan termasuk iklan, sponsor, dan film yang harunya dibintanginya. Namanya terhempas seolah nama Freya Farista sudah tidak lagi bersinar. Freya telah jatuh, tersingkir, dan tidak dibutuhkan lagi.Kondisi diperburuk dengan David yang namanya sudah dicoret dari keluarga besarnya karena ketahuan menjalin hubungan dengan perempuan yang sudah bersuami. Alhasil, David menjadi pengangguran, kerjaannya hanya tidur, makan dan mabuk, hanya itu siklus hidupnya. Sementara Freya harus merelakan tabungannya menunjang kebutuhan dua orang terlebih lagi Freya harus memangkas pengeluaran untuk kecantikan karena dia juga harus makan.Hampir setahun ini Freya dan David persis seperti pasangan pengangguran
Pada akhirnya Priam juga menerima keputusan dari Feris kalau untuk ‘untuk sementara waktu hingga belum ditentukan’ Baby Leon akan diasuh oleh Alecta dan Feris di rumah ini. Dua hari setelah kepulangan Alecta dari rumah sakit, Priam datang bersama dua pelayannya yang cukup menggemaskan. Di ruang tamu, Priam dan Feris berbicara layaknya teman meskipun penuh kecanggungan. Sementara di kamar Alecta, terdengar gelak tawa dari Naratama dan Lusiana. Mereka, dua pelayan yang menggemaskan, begitu sebutan dari Bu Marie. “Baby Leon sangat tampan sekali!” Lusi tampak sangat senang ketika mendapat kesempatan untuk menggendong Baby Leon. “Bukankah seharusnya kita memanggilnya dengan sebutan Tuan Muda?” Natatama menimpali. Dia hanya berani menyentuh pipi bulat Baby Leon. “Kamu benar, Nara. Aku tidak sabar melihat Tuan Muda Leon besar. Dia akan lebih menggemaskan lagi.” Lusi tertawa membayangkan hal itu terjadi. “Percayalah, Leon lebih suka dip
Feris masih merasa kesal karena pertemuannya dengan Alecta tertunda hampir empat puluh lima menit. Bagaimana tidak? Di dalam ruangan itu kekasihnya sedang bersenda gurau dengan Priam. Ditambah Bibi Lani menyarankan agar Feris menunggu sampai Priam selesai bertemu dengan buah hatinya.Hari ini, tanpa disangka Alecta melahirkan, dan ternyata perkiraan dokter itu meleset. Sebagai orang yang kurang berpengalaman dengan hal ini, Feris merasa menjadi orang bodoh. Harusnya dia tidak pergi hari ini. Harusnya, dia mengubah jadwal pertemuannya dengan Pak Edzard yang akan membeli rumah dan tanah warisan dari neneknya.Alasan kenapa Feris mau melepaskan properti itu karena dia ingin membeli rumah di Kota Milepolis. Dia bertekad ingin memulai kehidupannya yang baru bersama Alecta. Sebab, semakin Alecta di sini, semakin gencar pula Priam mendekatinya.Tapi sekarang, sepertinya Priam sudah mulai mendekati Alecta lagi. Mereka berbincang di dalam, padahal Feris sempa
Priam sangat takjub dengan apa yang dilihatnya. Alecta yang tertidur dengan wajah sedikit kelelahan dan ada bayi mungil yang sedang ditelungkupkan meminum asi. Dulu Priam selalu menganggap apa ang dilihatnya itu tidak pernah jadi kenyataan. Kini, hari ini, dengan mata kepalanya sendiri dia melihat calon penerus keluarga Ardiaz telah lahir. Priam mendekati Alecta secara perlahan agar tidak membangunkan Alecta yang sedang tertidur. Dia mencoba menyelipkan jari telunjuknya ke tangan si bayi. Perlahan tapi pasti, tangan mungil bayi itu menggenggam jari Priam. Ada ledakan kebahagian membuncah di dada Priam. Tangan mungil bayi itu seolah menyapa Priam. Rasanya tidak ada yang bisa mendeskripsikan perasaan semacam ini. “Feris ... apa itu kamu?” tanya Alecta lirih. Priam terdiam. Alecta lalu menoleh ke arah orang yang di sampingnya. Dia terkejut ketika menemukan Priam duduk di sana. Padahal tadi dia sempat bermimpi kalau ynag dat
Kehamilan Alecta memasuki bulan kesembilan. Perutnya sudah makin besar, tendangan ‘dia’ makin aktif dan terkadang membuat Alecta kesulitan untuk tidur. Setelah sarapan, Feris memutuskan akan pergi ke Kota Lunars. “Tapi sebentar lagi aku akan melahirkan,” ucap Alecta. Sejak pindah ke rumah ini, Alecta selalu mengecek kehamilan secara berkala bersama Feris. Kata dokter, Alecta diprediksi akan melahirkan satu minggu lagi. “Aku pergi tidak lama. Mungkin nanti pulang sore. Ada orang yang tertarik membeli propertiku di Kota Lunars, My Bee.” Feris mengelus kepala Alecta dengan penuh kasih sayang. Alecta menggeleng. Dia harus mencari cara agar Feris tidak pergi. “Dia ingin mendengarkanmu membaca cerita.” Yang dimakud ‘dia’ adalah kehidupan yang ada di perut Alecta. Beberapa waktu yang lalu, kata dokter kandungan yang memeriksa Alecta mengatakan, kalau Alecta akan melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki. Tentu saja Priam senang menden
Semua berjalan sesuai kehendak Semesta. Perut Alecta makin membesar seiring bertambahnya usia kehamilan. Feris juga selalu sigap ada di samping Alecta.Sekarang perubahan yang terjadi pada tubuh Alecta membuatnya tampak cantik dan menggemaskan. Entah mengapa kalau perempuan hamil selalu cantik meskipun pipinya mulai chubby dan bada yang berisi.Alecta juga mengalaminya. Kini pipinya agak mengembang. Dadanya makin menyembul padat dan perutnya makin buncit.Terkadang Feris membenamkan wajahnya ke dada Alecta. Katanya itu bagian favoritnya karena lebih kenyal, padat, dan menyenangkan. Kalau malam Feris lebih suka mengelus-elus perut Alecta yang buncit, dan dia yang ada di dalam pasti merespon dengan tendangan.Priam masih datang walaupun jaraknya tidak menentu. Kadang seminggu sekali, lima hari sekali, atau dua minggu sekali untuk melihat Alecta dan calon anaknya. Meskipun terkadang suasana ruang tamu jadi canggung.Priam yang meny