Nova menggantung tas di rak, lalu ganti sepatu."Jalan-jalan ke pasar malam.""Dengan siapa?"Nova tertegun, lalu berterus terang.Dari gerak-geriknya, Brian pasti sudah tahu."Aku sendiri, tapi ketemu Pak Alex setelah itu. Jadi, dia mengantarku pulang."Brian duduk di sofa sembari menatap Nova."Kebetulan?""Ya, kebetulan.""Kebetulan sekali."Brian menyeringai sinis dan menepuk tempat di sebelah."Sini, ceritakan bagaimana kalian bisa bertemu secara kebetulan."Tubuh Nova menegang.Brian jelas sedang marah.Nova tersenyum getir seraya menjelaskan."Aku lagi tunggu mobil di pinggir jalan, dia kebetulan lewat dan antar aku pulang. Pak Brian, aku nggak secantik itu sampai bisa menyuruh semua orang datang untukku."Wajah Brian sangat masam.Brian menyeringai sinis. "Bu Nova, ingat apa yang kukatakan sebelumnya, jangan macam-macam dengan pria lain. Kalau sampai jadi kotor, kamu nggak sepadan lagi dengan harga sekarang."Hati Nova terasa sakit, tetapi tidak ditunjukkan sama sekali di depan
Brian sangat mengenal tubuh Nova.Sesaat kemudian, Nova menjadi lemas karena ciuman itu.Nova tanpa sadar membuka mulut untuk menerima Brian.Dalam kegelapan, mereka menempel pada satu sama lain bagaikan pasangan kekasih yang intim.Brian lebih lepas kendali daripada tadi malam.Itu seperti hukuman dan pelampiasan, sama sekali tidak berbelaskasihan.Brian sangat mendominasi dan tegas dalam melakukan hubungan intim.Malam ini, Brian memegang pinggang Nova dan memaksa Nova duduk di atasnya.Brian meraba pinggang Nova selama sesaat, lalu duduk dan mencium telinga Nova.Nova tanpa sadar memeluk Brian erat-erat.Tepat saat itu, ponsel Nova berdering.Nova sudah kehilangan setengah kesadaran. Brian mengambil ponsel Nova dan menjawab telepon.Terdengar suara Alex."Nova, ada waktu nggak besok? Aku punya beberapa dokumen yang butuh bantuanmu."Kesadaran Nova yang hilang karena asmara langsung pulih.Kemudian, wajah Nova menjadi pucat.Namun, Brian dengan jahat memberikan ponsel itu ke tangan N
Nova menyingkirkan pikiran itu, lalu mengelap badan dan kembali ke kamar.Ada bunyi notifikasi dari ponsel Brian.Entah siapa yang mengirim pesan.Brian melirik ponselnya dengan jengkel.Kemudian, Brian menelepon."Kamu antar dia pulang saja."Stephen berkata di telepon, "Brian, Yasmin mabuk dan terus sebut namamu. Katanya kamu sudah nggak suka dia lagi. Apa kalian bertengkar?"Brian menyalakan sebatang rokok dan mengisap rokok."Nggak."Yasmin manja dan sombong, sering bertindak dengan semena-mena.Yasmin suka dirayu oleh Brian sehingga selalu mengambek dengan sengaja.Seperti pada hari ini.Yasmin enggan membiarkan Brian pulang.Namun, Brian tetap pulang."Kalau begitu, cepat ke sini dan antar dia pulang."Brian mengernyit. "Kalau kamu nggak mau antar dia pulang, telepon keluarganya atau suruh sopirnya jemput."Stephen berteriak, "Brian, kamu sedang sibuk apa? Kenapa kamu nggak peduli dengan Yasmin?"Setelah tertegun sejenak, Stephen meneruskan, "Jangan-jangan kamu sedang bersama Nov
Oleh karena itu, Brian tidak lagi melarang Nova.Terserah Nova.Selama Nova tidak mengotori dirinya dalam masa berlaku kontrak, Brian sama sekali tidak peduli.Brian memegang sebatang rokok, tetapi tidak dinyalakan. Ekspresi Brian tidak terbaca. Brian mengabaikan Stephen, bahkan tidak menghiraukan Yasmin.Semua orang di ruangan saling bertatapan.Mereka tahu bahwa Brian dan Yasmin sedang bertengkar.Yasmin benar-benar sedih kali ini. Yasmin beranjak dari kursinya dan berjalan ke luar.Stephen buru-buru menarik Yasmin, lalu membawa Yasmin ke arah Brian.Yasmin merasa sangat sedih."Kamu marah karena aku paksa dia minum bir?"Brian bertatapan dengan Yasmin. "Kamu tahu aku mungkin marah, jangan lakukan itu lagi."Yasmin berkata dengan cemberut, "Aku nggak punya maksud lain. Aku hanya ingin minta maaf karena aku menunda pekerjaan.""Ya," jawab Brian. Brian tidak mungkin marah pada Yasmin demi Nova.Brian berpesan, "Sudah malam, aku suruh orang antar kamu pulang. Nggak baik kalau gadis pula
Nova terkejut setelah mendengar kata-kata dari Nabila.Dia tertawa lalu berkata, "Mana mungkin?"Siapa pun yang pernah melihat Brian dan Yasmin bersama mungkin tidak akan bisa mengatakan ini.Satu-satunya orang di dunia yang mungkin enggan berpisah dengannya adalah Yasmin.Sikap lembut dari Brian selalu ditujukan pada Yasmin."Kenapa nggak mungkin?"Nabila masih bersikeras.Nova tidak banyak bicara dan langsung mengubah topik pembicaraan."Kita sudah lama nggak makan malam bersama. Kamu mau makan apa? Aku akan mentraktirmu."Benar saja, ketika menyebutkan makanan, topik Nabila langsung berubah."Biarkan aku berpikir sejenak."Nabila akhirnya memilih restoran terkenal di internet.Keduanya memasuki restoran sambil mengobrol dan tertawa, tapi tak disangka, mereka bertemu Stephen di sini.Stephen ditemani oleh seorang gadis.Melihat Nova masuk, matanya sedikit berkedip.Nova mengabaikan Stephen, membawa Nabila ke restoran dan menjauh dari Stephen.Setelah keduanya duduk, Nabila pergi ke k
Tangan Nova yang memegang menu semakin erat. "Benarkah? Kalaupun aku bilang harganya, apa kamu masih mau bekas dari Pak Brian?"Stephen tertawa semakin tak terkendali."Bu Nova nggak perlu khawatir. Pak Brian bilang kalau aku berhasil mengajakmu, maka kamu akan jadi milikku."Kepala Nova berdengung, wajahnya langsung menjadi pucat.Nova menekan rasa sakit yang luar biasa di hatinya dan terpaksa untuk tersenyum."Kapan dia bilang seperti itu?"Nova berpikir, apa mungkin saat dia berselisih dengan Brian waktu itu?Meski berhati dingin, tapi Brian bisa dengan baik mengontrol emosinya.Nova bilang ingin pergi, tentu saja akan membuat Brian marah.Wajar jika Brian mengatakan hal ini saat marah.Sama seperti saat di kelab malam, Nova bilang bisa pergi dengan Stephen selama dirinya mau.Namun pada detik berikutnya, Stephen menghancurkan harapan terakhirnya."Baru dua hari yang lalu, aku bilang padanya kalau aku masih tertarik padamu, bahkan dia memintaku untuk mengejarmu. Dia juga mengingatka
Nabila tercengang.Ketika bersikeras untuk menyingkirkan bayinya, Nova pernah bilang bahwa dirinya ingin mengakhiri hubungan dengan Brian.Namun, kemudian gagal menyingkirkan bayi itu, entah karena demi bayinya, masalah ini akhirnya dilupakan begitu saja.Singkatnya, selama ini, dia tidak pernah banyak menyebut Brian.Hari ini kenapa tiba-tiba muncul lagi?"Apa Brian bajingan itu melakukan hal keji lagi?"Nabila memandangnya dan berkata, "Apa karena Yasmin?"Nova menggelengkan kepalanya lalu menjawab, "Aku selalu berpikir seperti ini."Hanya saja ... tidak bisa pergi sebelumnya karena berbagai alasan.Baik itu karena Gary, biaya pengobatan ibunya, atau sekarang ... bayi dalam perutnya.Semua ini adalah kekhawatirannya.Nova memang sudah menabung selama beberapa bulan untuk membayar biaya pengobatan ibunya.Namun, sekarang setelah punya bayi, Nova tidak bisa menjamin bisa mendapat pekerjaan setelah berpisah dengan Brian.Apalagi, setelah anak tersebut lahir, biaya untuk membesarkan dan
Ada banyak wanita di sekitar Brian, tentu saja ada juga berbagai artis muda.Namun Brian tidak pernah membiarkan skandal apa pun menyebar antara dirinya dengan seorang artisBrian tidak akan pernah berpartisipasi dalam acara seperti itu.Bahkan tidak akan muncul di depan kamera.Ini adalah pertama kalinya.Nova tersenyum pahit, sepertinya cinta pertama memang berbeda.Kemunculan mereka berdua secara terang-terangan membuat Nova langsung memikirkan kata-kata Stephen lagi.Dia seperti pencuri yang mencuri tempat orang lain, tercela dan tidak tahu malu.....Nova naik bus untuk pulang. Saat turun dari bus, Nova melihat Gary dari kejauhan.Gary sedang duduk di depan gerbang kompleks sambil memegang sebotol anggur di tangannya.Saat berpapasan dengan seseorang, Gary akan bertanya, "Ap kamu kenal Nova?"Langkah kaki Nova tiba-tiba berhenti, dirinya segera berbalik dan bersembunyi di balik pohon besar di sebelahnya.Begitu bersembunyi di balik pohon, otak Nova mulai berdengung.Kenapa Gary da