Ada banyak wanita di sekitar Brian, tentu saja ada juga berbagai artis muda.Namun Brian tidak pernah membiarkan skandal apa pun menyebar antara dirinya dengan seorang artisBrian tidak akan pernah berpartisipasi dalam acara seperti itu.Bahkan tidak akan muncul di depan kamera.Ini adalah pertama kalinya.Nova tersenyum pahit, sepertinya cinta pertama memang berbeda.Kemunculan mereka berdua secara terang-terangan membuat Nova langsung memikirkan kata-kata Stephen lagi.Dia seperti pencuri yang mencuri tempat orang lain, tercela dan tidak tahu malu.....Nova naik bus untuk pulang. Saat turun dari bus, Nova melihat Gary dari kejauhan.Gary sedang duduk di depan gerbang kompleks sambil memegang sebotol anggur di tangannya.Saat berpapasan dengan seseorang, Gary akan bertanya, "Ap kamu kenal Nova?"Langkah kaki Nova tiba-tiba berhenti, dirinya segera berbalik dan bersembunyi di balik pohon besar di sebelahnya.Begitu bersembunyi di balik pohon, otak Nova mulai berdengung.Kenapa Gary da
Mata Nova berkedip. "Pak Brian begitu peduli?"Brian mencibir. "Apa Bu Nova masih saja belum sadar?"Nova tiba-tiba merasa malu. "Jangan khawatir, Pak Brian, aku nggak berjanji padanya."Brian menatapnya dengan tatapan dingin. "Kenapa? Harganya belum cocok?""Dia menyuruhku menyebutkan harganya, dia juga mau menunggu kabar dariku."Mata Brian menyipit tajam. "Jadi, Bu Nova belum memutuskan berapa harganya?"Nova memandang Brian dan berusaha bersikap sealami mungkin. "Pak Brian, apakah kamu peduli dengan harga yang aku tawarkan, atau apakah kamu peduli dengan harga yang akan aku tawarkan?"Brian mencibir dan melepaskannya.Brian hanya duduk di sofa sambil menatapnya."Entah kamu buka penawaran atau nggak, itu semua urusanmu. Aku hanya peduli kalau Bu Nova sudah melanggar kontrak."Brian bersikap jauh dan acuh tak acuh, seolah-olah hal yang dirinya bicarakan tidak ada hubungannya dengannya.Nova tiba-tiba merasakan sakit di hatinya.Nova tahu bahwa godaan seperti itu akan merugikan dirin
Brian melepaskannya, menundukkan kepalanya dan terus membaca informasinya.Brian berkata padanya, "Bu Nova, kamu terlalu banyak tanya. Jangan tanya tentang Yasmin lagi."Nova duduk di sofa sambil mengatupkan jarinya erat-erat.Setelah beberapa saat, Nova menjawab."Ya."Nova mencoba yang terbaik untuk tersenyum. "Mulai sekarang aku akan berhenti bertanya padamu. Pak Brian, jangan marah."Nova duduk kembali di meja teh dan berkonsentrasi membuat teh.Dokumen di tangan Brian mungkin akan digunakan besok.Jadi, Brian menanggapinya dengan sangat serius.Nova menemaninya sampai larut malam.Selama ini, rasa mualnya sudah berkurang banyak dan malah mulai merasa mengantuk.Di ruangan yang sunyi, satu-satunya suara yang tersisa hanyalah suara kertas yang sedang dibolak-balik.Nova duduk di depan meja teh dan tanpa sadar tertidur.Hingga dia dijemput oleh Brian."Kenapa sampai lelah seperti ini? Apa kamu main-main saat aku nggak di rumah?"Suara Brian pelan dan berbahaya.Nova tiba-tiba terbang
Kepala Nova berdengung.Nova segera berdiri dan membuka Twitter.Di daftar pencarian terpopuler, Yasmin keluar masuk hotel bersama seorang pria misterius di tengah malam.Nova sekilas mengenali pria misterius di foto itu sebagai Brian.Gara-gara foto yang diambil keduanya sehari sebelumnya, banyak warga net yang menduga pria tersebut adalah Brian.Brian, pemimpin Keluarga Frank yang sebenarnya.Sekarang Brian mempunya Permata Ivy.Pria yang punya kuasa besar dan kaya bersama dengan seorang artis yang baru pulang dari luar negeri membuat banyak orang mengira bahwa artis ini menjadi simpanan pria ini.Ada yang salah dengan kolom komentar.Sebagai bintang iklan Permata Ivy, citra Yasmin terkait dengan citra Permata Ivy.Jika reputasi buruk menimpanya, Permata Ivy juga akan terpengaruh.Nova segera bangun, segala jenis rencana sudah muncul di benaknya.Namun, sebelum menelepon Cindy, ada ketukan di pintu kamar.Nova membuka pintu dan melihat sekretaris umum berdiri di depan pintu."Bu Nova
"Bu Nova baik-baik saja?"Nova kembali sadar dan menarik sudut bibirnya."Lumayan."Sekretaris umum ingin menghiburnya, tapi tidak tahu harus berkata apa.Pada akhirnya, sekretaris umum hanya bisa diam dan membantu Nova membuka pintu mobil.Nova duduk di dalam mobil dan memejamkan mata.Apa yang semalam dia pikirkan hingga merasa bahwa Brian akan lembut padanya?Rasa sakit di hatinya terasa akan mencekik dirinya.Entah berapa lama waktu berlalu, telepon dari Cindy masuk lagi."Kak, bagaimana dengan humasnya? Apa kamu ingin menghubungi agen Yasmin?"Nova terdiam sejenak. "Jangan khawatir, Pak Brian akan menanganinya sendiri."Cindy tertegun sejenak lalu bertanya, "Kakak baik-baik saja?"Nova tersenyum dan menjawab, "Nggak apa-apa."....Di hotel.Brian bersandar di sofa dengan ekspresi muram.Simon berdiri di sampingnya dan berkata, "Kak, seharusnya memang bukan Bu Nova."Brian menatapnya lalu menjawab, "Kamu tahu lagi?"Simon tersenyum."Hal ini memang nggak akan ada gunanya baginya. S
Begitu kembali ke hotel, Nova menerima sebuah pesan pemberitahuan transfer uang dari ponselnya.Uang sebanyak satu miliar.Setelah membaca pesan itu, Nova membuka laman penelusuran hangat di internet.Benar saja, topik hangat barusan sudah berubah.Berita di mana Yasmin berkencan dengan pria misterius di malam hari diganti menjadi berita bahwa Yasmin adalah pacar pertama Brian.Para netizen mengirim komentar heboh di artikel tersebut.Ada yang memberi ucapan selamat, ada juga yang iri.Bahkan ada yang bertanya apakah mereka sudah berbaikan.Tangan Nova yang memegang ponsel menjadi kaku.Sesaat kemudian, Nova tersenyum.Itulah yang dimaksud dengan harapan menjadi kenyataan.Itulah yang diinginkan oleh Yasmin.Itulah sebabnya Brian mengumumkan hubungan mereka kepada khalayak umum.Sementara itu, dia memilih untuk bersama Brian demi uang.Jadi, Brian menggunakan uang untuk mendiamkan Nova.Itu memang Brian.Brian begitu cuek dan cermat.Saat hendak menyimpan ponsel, Nova ditelepon oleh se
"Nggak," jawab Nova sambil menatap Brian. Kapan dia berani bertindak sesuka hati?"Aku nggak pernah berpikir seperti itu, aku hanya ...."Pada akhirnya, Nova tidak mengatakan bahwa dirinya sedih.Di mata pria yang tidak mencintainya, sedih juga adalah mengambek.Nova tidak punya hak untuk merasa sedih.Nova menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, lalu menoleh pada Brian."Aku hanya ... nggak mengerti. Sudah sekian lama Nona Yasmin pulang, kenapa Pak Brian nggak berbaikan dengan Nona Yasmin?Ekspresi Brian menjadi suram. "Bu Nova, itu bukan urusanmu.""Aku benaran nggak nyaman kalau terus terapit di tengah-tengah kalian.""Bu Nova." Tatapan Brian menyiratkan kemarahan saat menoleh pada Nova. "Ketahuilah apa status dan kedudukanmu. Masalahku dengan Yasmin bukan urusanmu."Seketika, Nova terdiam.Benar.Dari awal, Nova hanyalah wanita simpanan.Sama sekali tidak akan berpengaruh pada mereka.Nova-lah yang berpikir terlalu banyak.Sampai berpikir dirinya terapit di tengah-tengah
Hati Nova perih saat membaca isi pesan yang menghina itu.Nova sangat ingin mengembalikan uang itu.Kemudian, memberikan ratusan ribu pada Brian dan mengatakan itu adalah bayaran.Akan tetapi, Nova tidak berani.Nova melihat pesan itu selama sesaat, lalu membalas pesan itu."Terima kasih, Pak Brian."Tidak ada gunanya untuk mengambek.Terutama pada Brian yang tidak mencintainya.Sesaat setelah pesan terkirim, pintu kamar Nova dibuka.Brian berdiri di depan pintu dengan ekspresi sinis.Brian mencibir."Terima kasih untuk apa?"Nova menatap lurus pada Brian seraya menjawab, "Terima kasih sudah atas uang dan pelayanan Pak Brian."Brian mengangkat alis dan bersandar di pintu. Tatapannya penuh dengan ejekan. "Bu Nova sungguh berpikiran terbuka."Kemudian, Brian berjalan ke luar sembari berkata, "Ayo makan."Nova tidak ingin pergi.Nova sedang sedih dan lemas."Nggak mau.""Jangan sampai aku ulangi," ujar Brian dengan santai. Namun, Nova tidak berani membantah lagi.Nova bangun dan berpakaia
Ucapan singkat itu menghancurkan ketenangan yang dibuat-buat oleh Nova.Seketika, pertahanan Nova runtuh total.Nova turun dari ranjang dengan kaki telanjang, berjalan ke arah pintu, lalu merebahkan diri di pangkuan Brian dan menangis.Tatapan mata Brian penuh rasa sayang, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa, hanya membiarkan Nova menangis.Sampai ketika tangisan Nova mengecil, Brian menariknya ke atas."Kenapa nggak beri tahu aku?"Nova masih merasa keberatan.Nova menatap Brian dengan matanya yang merah. "Aku kira kamu sibuk."Brian mengangkat alisnya. "Sesibuk apa pun, aku pasti bisa luangkan waktu untuk urusanmu."Nova merapatkan bibirnya. Lama kemudian, dia bertanya, "Wanita tadi calon istri yang dipilihkan oleh keluargamu?"Brian tersenyum seraya mengangkat dagu Nova dan bertanya, "Kamu cemburu?"Nova mengelak dari tangan Brian."Buat apa aku cemburu? Memangnya kita ada hubungan apa?"Brian langsung memeluk Nova.Brian menundukkan kepala dan menggigit leher Nova dengan kuat."Sek
Kemudian, terdengar suara Brian."Terserah Kakek, tapi aku juga nggak akan beri ampun lagi.""Brian, kamu benaran pikir kamu sudah dewasa dan Kakek nggak bisa mengontrolmu lagi?"Kemudian, terdengar suara seorang wanita."Kakek Aldo, jangan marah, Kak Brian hanya ngomong begitu saja. Kak Brian, jangan bikin Kakek Aldo marah lagi, oke? Kemarin Kakek Aldo sudah hipertensi karena kamu."Nova tidak kuat lagi mendengar percakapan di dalam.Nova menaruh bubur di ambang jendela depan pintu dan langsung pergi.Sekembalinya ke bangsal, dokter sudah selesai ganti shift.Nova menunggu sebentar di luar ICU. Kemudian, dokter melangkah keluar setelah melakukan pemeriksaan.Dokter tertegun sejenak saat melihat Nova."Bu Nova, kita bicarakan di kantor."Nova menegang.Tangannya yang berada di kedua sisi tubuh juga mengepal.Nova mengikuti dokter ke dalam kantor.Setelah hening sejenak, dokter angkat bicara."Kondisi ibumu nggak terlalu baik."Hati Nova tercekam."Nggak, nggak baik bagaimana?"Dokter m
Brian mengangguk. "Telepon aku kalau ada apa-apa."Nova menyahut, lalu meninggalkan bangsal.Ketika Nova baru sampai di depan lift, pintu lift dibuka.Beberapa pengawal berpakaian hitam berjalan keluar, diikuti seorang pria tua berwibawa.Pria tua itu memakai batik dan memegang tongkat.Pria itu adalah Tuan Besar Keluarga Frank, Aldo.Di sampingnya, berdiri seorang wanita.Wanita itu berumur 25 atau 26 tahun, sangat cantik dan menawan.Wanita itu melirik Nova sekilas."Kakek Aldo, apa mungkin Kak Brian nggak suka aku datang?"Tatapan mata Aldo penuh rasa sayang. "Kalau dia berani bilang nggak suka, Kakek pukul dia!"Wanita itu tersenyum manis, tampak sangat imut. "Jangan, aku nggak tega."Seketika, Nova mengetahui siapa wanita itu.Wanita itu adalah pasangan kencan buta yang dicarikan oleh Keluarga Frank untuk Brian.Nova merapatkan bibir dan berdiri di samping. Hatinya terasa perih.Dia seharusnya menduga hal itu sejak dulu.Sudah lama Keluarga Frank ingin mengaturkan pernikahan untuk
Nova menjadi gelisah dan segera menghampiri Brian."Kenapa? Lukamu sakit banget?"Brian tiba-tiba menarik Nova dengan kuat ke dalam pelukannya."Nova, jangan gerak. Kalau nggak, mungkin akan kena lukaku," kata Brian dengan suara yang dalam di telinga Nova.Nova pun membeku.Brian menatap bibir Nova dan menelan air liur.Nova menyadari niat Brian sehingga ingin berdiri.Seolah-olah menduga hal itu, Brian langsung memegang belakang kepala Nova."Nova." Brian berkata dengan suara yang rendah dan serak, "Jangan ke mana-mana. Temani aku sebentar."Mereka bertatapan satu sama lain, seolah-olah akan timbul percikan asmara.Udara tiba-tiba menjadi kering. Nova dengan panik menghindari tatapan Brian.Detik berikutnya, Brian memegang Nova dan menciumnya.Ketika bibir bersentuhan dengan bibir, api asmara tersulut. Rasanya sungguh sulit ditahan, bagaikan dahaga yang tak terpuaskan.Brian memegang pinggang Nova menggunakan tangan yang lain untuk mendekatkan Nova dengan dirinya.Lidah Brian menerobo
Saat bangun, Nova mendapati dirinya berada di rumah sakit.Melihat Nova sudah siuman, Nabila bergegas bertanya, "Apa ada yang nggak enak badan? Dokter bilang kamu gegar otak ringan. Kamu pusing atau mual nggak?"Nova merasakan sebentar. "Nggak, aku baik-baik saja. Di mana Brian? Di mana ibuku?"Nabila terdiam. Sesaat kemudian, dia menjawab, "Bibi masuk ICU. Brian terluka dan kehilangan banyak darah, belum siuman sampai sekarang."Nova menjadi cemas. "Dia terluka di bagian mana? Di mana dia?"Setelah itu, Nova menyibakkan selimut dan ingin turun dari ranjang.Nabila buru-buru menghentikan Nova. "Jangan banyak gerak dulu. Brian belum siuman, nggak ada gunanya kamu ke sana. Aku suruh dokter ke sini dulu untuk periksa kamu."Selesai bicara, Nabila berjalan ke luar.Dokter melakukan pemeriksaan sederhana dan memastikan Nova sudah baik-baik saja. Baru setelah itu, Nabila membolehkan Nova untuk turun dari ranjang."Kamu tengok Brian dulu saja. Bibi belum boleh dibesuk sekarang. Dokter juga se
Nova langsung mendorong Brian ke luar."Keluar!"Namun, Brian memeluk Nova."Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja," bisik Brian di telinga Nova. Lalu, dia berbalik badan dan pergi.Nova dengan bengong menatap pintu kamar mandi yang tertutup. Sesaat kemudian, dia tercerahkan.Brian sepertinya sengaja.Seketika, hati Nova terasa pilu.Setelah beberapa waktu, Nova memaksa diri untuk tersenyum.Ya, pasti akan baik-baik saja.Ibu pasti akan baik-baik saja.Dia harus percaya.Setelah mandi, Nova melangkah ke luar.Brian sedang duduk di samping dan bertelepon dengan suara kecil.Melihat Nova keluar, Brian buru-buru mengatakan sesuatu di telepon dan menutupnya."Kenapa nggak keringkan rambutmu?"Brian masuk ke kamar untuk mengambil alat pengering rambut, lalu duduk di sofa."Sini."Nova berjalan ke arah Brian.Awalnya, Nova ingin duduk di sofa.Namun, Brian menarik Nova hingga duduk di pangkuannya.Nova membeku seketika.Brian terkekeh-kekeh. "Rileks, aku nggak akan lakukan apa-apa. B
"Nggak usah tanya!" Nabila langsung mengambil sebotol semprotan merica di samping dan menyemprotnya ke Melvin.Melvin tersemprot karena tidak siaga. Matanya tidak bisa dibuka karena pedas.Kemudian, sebelum Melvin sempat bereaksi, sesuatu menodongi selangkangannya."Turun! Kalau nggak, kukebiri kamu!"Melvin berusaha membuka matanya. Ternyata, itu adalah pisau bedah yang mengkilap.Mata Melvin memelotot saat melihat Nabila. "Kamu dokter?"Nabila tersenyum. "Tentu saja, dokter andrologi yang khusus mengebiri pria. Kalau kamu butuh, bisa daftar ke divisiku. Mau tanya namaku? Cari saja sendiri!"Selesai bicara, Nabila membuka pintu mobil dan mendorong Melvin ke luar.Melihat mobil Nabila melaju pergi, Melvin tidak dapat menahan amarah dalam hatinya.Dia, Melvin Luminto, pertama kali disemprot semprotan merica oleh seorang wanita! Bahkan pertama kali ditodongi pisau bedah di bagian selangkangan!Melvin makin marah sehingga langsung menelepon Brian.Brian sedang mengemudikan mobil. Dia meli
Air mata Nova tidak terbendung lagi, tiba-tiba menetes.Brian menghiburnya dengan suara rendah, "Aku sudah suruh orang cari pelatih itu."Nova menyeka air matanya dan mengangguk."Kamu bisa cari dokter, aku sudah nggak apa-apa."Brian hanya menatap Nova. Mata Nova merah padam, tetapi sudah tidak panik seperti tadi.Brian tidak tahu sejak kapan Nova tidak lagi bergantung padanya.Namun, melihat Nova begitu, Brian sama sekali tidak merasa terhibur.Akan tetapi, semua itu sepertinya disebabkan oleh dirinya sendiri.Brian merasa tidak berdaya."Aku baik-baik saja. Tentang Bibi, aku sudah atur semuanya, jangan khawatir."Nova menarik napas dalam-dalam dan mengangguk.Pengaturan Brian sangat cermat.Selain pelatih, petugas kebersihan rumah sakit juga diselidiki.Brian bahkan menyuruh orang untuk memeriksa semua kamera CCTV di kota."Tunggu kabar di rumah atau di sini?"Nova ingin menunggu di rumah sakit, tetapi melihat wajah Brian yang pucat, dia berubah pikiran."Tunggu di rumah saja."Pada
Seketika, tatapan mata Brian menjadi suram.Nova yang berdiri di samping mendengarnya dengan jelas sehingga mengambil ponsel itu. "Apa yang terjadi?"Nabila berkata dengan cemas, "Aku juga nggak tahu detailnya. Perawat hanya bilang dia bawa Bibi ke sesi pemulihan dan tunggu di depan pintu. Yang lain sudah keluar, tapi Bibi belum keluar juga. Jadi, dia langsung masuk. Bibi nggak ada di ruangan pemulihan. Dia sudah tanya semua dokter, tapi nggak ada yang perhatikan."Wajah Nova memucat. Setelah menutup telepon, dia berbalik badan dan berjalan ke luar.Brian bahkan tidak sempat untuk menghentikannya.Brian segera kembali ke kamar untuk berganti pakaian, lalu menyusul Nova.Sesampainya di bawah, Brian melihat Nova sudah duduk di dalam mobilnya sendiri.Brian bergegas berjalan ke sana dan menarik Nova ke luar.Wajah Nova pucat pasi.Brian tidak mengatakan apa-apa. Dia menarik Nova ke mobilnya dan membantu Nova memasangkan sabuk pengaman."Dengan kondisimu sekarang, nggak aman untuk setir mo