Nova menatap Nabila dengan wajah yang tersenyum."Nabila, terima kasih padamu! Kalau tanpa kamu, sekarang aku bahkan tiada teman untuk mencurahkan isi hati."Mata Nabila merah setelah mendengarkannya.Dia mengusap air mata."Kalau kamu masih saja omong kosong seperti ini, aku bakal membuang muka!"Nova mengangguk sambil bersandar pada pundaknya. "Baiklah, aku nggak bakal membicarakannya.""Ya." Nabila mengiakannya, lalu tidak lagi berbicara, juga tidak bergerak.Dia membiarkan Nova bersandar padanya.Setelah beristirahat sebentar, barulah raut wajah Nova memudar.Nabila menyenggol lengan Nova."Bantu aku cari pakaian saja."Nabila mengerutkan kening. "Malam ini kamu nginap di tempatku saja."Nova menggelengkan kepala.Buat apa hanya menghindar satu malam? Cepat atau lambat harus keluar dari rumah.Selain itu, dia juga tersenyum pahit."Brian sedang tunggu aku pulang."Nabila mengerutkan kening. "Kenapa kamu tahu? Bukannya dia nggak angkat teleponmu?"Nova tersenyum dan mengerutkan keni
Nova juga benar-benar tidak ingin bertanya lagi.Sebenarnya dia menyesal dengan pertanyaan barusan tadi.Meskipun Brian benar-benar tidur bersama Yasmin, apa yang bisa Nova lakukan?Hanya akan membuat dirinya dalam masalah.Dia duduk di sofa dengan kepala tertunduk.Setelah terdiam beberapa lama, dia bertanya, "Apa Pak Brian tahu masalah hari ini?"Brian menyalakan rokok."Tahu.""Apa Anda bakal membantuku untuk mengklarifikasi?"Brian mengisap rokok. "Aku bakal membereskannya."Nova menatapnya. "Ada yang mendalangi masalah hari ini, 'kan?"Brian juga tidak menyangkal."Ressy yang melakukannya."Nova mengerutkan kening. "Apa Ressy punya kekuatan sebesar itu?"Jika benar berkuasa, dia juga tidak perlu omong sembarangan di dalam grup teman sekolah.Ekspresi wajah Brian sontak muram. "Kalau begitu, menurut Bu Nova, siapa yang melakukannya?""Apa Pak Brian nggak merasa Nona Yasmin lebih mencurigakan?"Brian tersenyum dingin. "Apa Bu Nova ada bukti?"Nova mengangkat sudut bibir. Dia tidak m
Dia memang tidak menduduki bobot di hati Brian.Entah berapa lama kemudian, barulah dia mengangguk."Baiklah, aku mengerti."Usai berbicara, dia berdiri dengan terhuyung-huyung, lalu masuk ke kamar tidur.Baru saja mengambil langkah, kakinya tiba-tiba menjadi lemas.Brian segera memapahnya.Tangan Brian meraba dahinya.Dia tiba-tiba mengerutkan kening."Kenapa demam lagi?"Nova juga tidak tahu kenapa dirinya bisa demam.Dulu kondisi tubuhnya tidak seperti ini.Sekarang setiap kehujanan, dia akan mengalami demam.Brian ingin menggendong dia keluar.Nova malah teringat hal di mana dia dicegat dan dimarahi di depan pintu rumah sakit oleh penggemar Yasmin.Situasinya tetap berada di ujung tombak seperti hari ini."Aku nggak mau ke rumah sakit."Dia mencengkeram lengan Brian dengan tatapan yang penuh penolakan.Brian agak memejamkan mata karena juga teringat sesuatu.Dia tidak lagi bersikeras, melainkan menggendong Nova ke dalam kamar."Coba minum obat dulu, kalau nggak berefek, baru aku pa
Akun resmi mereka baru saja mengunggah sebuah artikel pada 2 menit yang lalu.Permata Ivy: "Untuk sekarang bos kami masih lajang. Terima kasih atas perhatian kalian terhadap kehidupan cinta bos kami, tapi semoga semuanya lebih mencurahkan perhatian ke produk kami. Nona @YasminShaw, semoga kelak bisa bekerja sama dengan menyenangkan."Nabila meneleponnya lagi.Nova mengangkat panggilan dan mendengar suara yang antusias dari Nabila."Waduh, Nova, aku membatalkan kutukanku sebelumnya terhadap Brian. Unggahan ini benar-benar sudah mempermalukan Yasmin! Sebelumnya Yasmin masih mengatakan nggak ada orang yang bisa merusak hubungan mereka, selanjutnya Brian langsung menjadi lajang. Sekarang aku benar-benar mau melihat bagaimana ekspresi Yasmin!"Dalam hati Nova merasa sangat kacau balau saat melihat pesan ini.Namun, dia juga harus mengakui bahwa tindakan ini adalah yang terbaik.Meskipun Yasmin mengunggah di Twitter, juga tidak menegaskan bahwa mereka adalah pasangan, hubungannya baik, juga
Nova memejamkan mata, tetapi tak kunjung tertidur.Napas hangat pria menerpa tepi telinganya dan membuat dia merasa sangat gatal.Dia agak bergerak, tetapi Brian tiba-tiba membalikkan badan dan menimpa Nova. Brian membuka bibirnya secara paksa, lalu mencium secara mendalam.Nova secara turut membiarkan dia menciumnya.Entah berapa lama Brian menciumnya, barulah melepaskan tangan secara tidak puas.Tatapan Brian sangat mendalam. Jari tangan yang panjang mengelus bibirnya berkali-kali."Apa kamu hari ini bertemu dengan Melvin?"Nova tidak sangka dia tiba-tiba menanyakan hal ini, tetapi dia juga tiada yang perlu dirahasiakan darinya.Dia mengangguk. "Ya.""Kalian bertemu di mana? Apa yang kalian lakukan setelah bertemu? Nova, jangan bohong padaku, aku bakal mengecek kebenarannya."Nova tersenyum pahit. "Pak Brian, kalau kamu bakal mengeceknya, kenapa masih bertanya padaku?"Brian tersenyum. "Aku mesti bertanya. Kalau nggak, aku bakal terlihat seperti nggak percaya sama Bu Nova."Nova meng
Brian meraba dahinya."Kalau demam sudah reda, pergilah makan sesuatu."Usai berbicara, Brian langsung masuk ke kamar tidur.Nova menarik napas dalam-dalam, lalu menyingkirkan segala emosi dan pergi mandi.Setelah keluar dari kamar mandi, Brian sudah menyiapkan makanannya.Bubur kacang merah.Brian menatapnya. "Coba cicipi! Ini pertama kali aku memasaknya, nggak tahu enak atau nggak."Nova tertegun, lalu menyunggingkan ekspresi terkejut.Dia tidak sangka ternyata Brian bisa memasak.Mereka berdua sudah bersama selama 3 tahun, ini pertama kali Brian memasak.Dia bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana penampilan pria ini saat berada di dapur.Brian lihat Nova tak kunjung bergerak, sehingga mengerutkan kening."Kenapa? Nggak suka?"Nova menggelengkan kepala. Sebenarnya dia lumayan suka makan bubur kacang merah.Saat dia sakit pada masa kecil, Susy sering memasak untuknya.Tidak sangka saat bangun pada hari ini, ternyata Brian juga memasak untuknya.Ternyata dia seketika tidak bisa menje
Yasmin merasa makin sedih. "Brian, kamu menyukainya, 'kan?"Brian agak mengerutkan kening. "Kamu terlalu banyak pikir."...Nova istirahat 2 hari di rumah, lalu kembali ke perusahaan.Dia baru saja keluar dari lift, Cindy bergegas menghampirinya."Bos, apa kamu baik-baik saja?"Nova mengangguk. "Lumayan baik. Maaf, aku sudah membuatmu khawatir."Cindy merangkul lengannya dengan erat."Selama ini aku takut kamu bakal bunuh diri. Bukannya banyak orang yang mengalami depresi dan bunuh diri setelah mengalami penindasan online?"Nova tertawa karena kata-katanya, sehingga mengangkat kepala untuk memijat kepalanya."Mentalku nggak begitu lemah."Cindy melirik ke sekeliling."Sebenarnya kamu nggak tahu. Saat itu aku sedang pikir bahwa alangkah baiknya kalau kamu benar-benar ada hubungan sama Pak Brian. Dengan begitu, dapat langsung membuat Yasmin murka setengah mati."Bibir Nova bergerak. "Kamu terlalu banyak pikir, Pak Brian nggak bakal menyukaiku."Cindy mengerutkan bibir dan berkata, "Aku d
Awalnya hanya terjadi konflik finansial di perusahaan Stephen.Dia memang sangat sibuk.Situasi itu juga tidak membuatnya kewalahan.Namun, sejak Brian memberi peringatan padanya untuk berwaspada rapat komisaris di perusahaan.Setelah pulang, dia membenahi seluruh komisaris perusahaan.Tentu saja, jelang proses ini, dia telah menyinggung banyak orang.Sampai beberapa hari yang lalu, baru dia menyadari bahwa komisaris perusahaannya sama sekali tidak bermasalah.Sementara konflik finansial dia sebelumnya juga karena didalangi oleh Brian.Hanya dengan beberapa kata, Brian telah mempermainkannya seperti ini.Sementara alasan Brian berbuat seperti ini hanya karena Nova.Dia benar-benar tidak bisa sabar dalam hal ini.Sebab itulah dia datang ke sini hari ini.Brian saja tidak berani berbuat apa-apa, apalagi di kantor Nova!Nova tertegun. Dia tidak sangka ternyata Brian bertindak pada Stephen.Bibir Nova agak pucat dan dalam hatinya kacau-balau.Namun, hanya dalam waktu sesaat, suasana hatiny