"Sir, barang-barang Celia biar saya bereskan!" ujar Carlos Peron yang masih menemani majikannya di apartemen sewaan tersebut."Ya, bereskan barang-barang Celia. Akan kubawakan untuknya nanti!" jawab Tuan Arnold Richero."Silakan duduk saja dulu, Sir. Mungkin ini butuh waktu sejenak untuk mengemasi barang nona muda ke koper!" balas Carlos lalu mulai memunguti benda-benda milik Celia ke dalam koper.Morgan teringat bahwa Celia meninggalkan handphone miliknya juga. Maka dia pun berkata kepada Carlos, "Biar saya bantu kamu supaya tak ada barang yang tercecer di sini. Kalau memang sudah tidak ditempati, lebih baik kuncinya dikembalikan ke pengelola gedung saja agar biaya sewanya tidak berjalan terus."Maka Carlos pun mengangguk serta membiarkan Morgan membantunya. Dia telah mendengar perbincangan sengit dari semua pihak tadi saat bertengkar. Carlos menilai Morgan memang tulus mencintai Celia. Mereka berdu
"Celia, setelah proses pemulihanmu selesai, kau ikutlah pulang ke mansion milik Joel di Brooklyn!" ujar Tuan Arnold yang duduk di samping bed pasien ruang perawatan VIP.Helaan napas itu menyiratkan rasa lelah, Celia enggan menanggapi permintaan papanya. Tinggal seatap dengan Joel Falcon sama halnya memasukkannya bulat-bulat ke kandang singa lapar."Ayolah ... dia pria yang baik dan sopan. Papa berani jamin, Joel tak akan menyentuhmu sebelum malam pengantin nanti!" bujuk Tuan Arnold lagi agar Celia menuruti keinginannya.Namun, tetap saja bagi Celia menyeramkan. "Pa, bisakah aku tinggal di hotel saja? Kalau Joel takut aku kabur sebelum acara, suruh saja dia menempatkan para bodyguard di depan pintu kamar hotel!""Tapi, di mansion Joel ada banyak pelayan yang siap melayanimu 24 jam, Celia Sayang!" debat Tuan Arnold."Aku bukan orang lumpuh yang butuh dilayani 24 jam, P
"Celia, nanti malam aku akan menghadiri bachelor party yang diadakan Michael untukku. Kau beristirahatlah yang cukup agar tampil segar di pesta pernikahan kita besok siang!" pesan Joel saat makan siang bersama di meja."Okay. Pergilah nanti malam, tak perlu kau cemaskan aku!" jawab Celia sembari menikmati masakan koki mansion yang lezat.Setiap makanan yang dicicipi Celia seakan-akan mengingatkannya kepada Chef Morgan Bradburry. 'Pantas saja dia jadi executive chef yang diundang memasak untuk orang-orang penting. Cita rasa masakan buatan Morgan sungguh sulit ditandingi. Jujur aku kangen dia memasak lagi untukku!' batin Celia setengah melamun yang membuat Joel berdehem tak nyaman."Ehm ... Darling, berhenti memikirkan pria tak penting itu. Dia hanya seorang tukang masak biasa, masa depanmu tak akan terjamin bila sekadar berpacaran dan jadi teman tidurnya!" sindir Joel terang-terangan."BRAKK!" "Apa hakmu menghina Morgan? Toh bisnismu itu tidak kau usahakan sendiri, keluarga Falcon men
"TOK TOK TOK." Ketokan jamak di pintu kamar Celia membuat kepala wanita itu tertoleh."Nona Muda, Anda sudah ditunggu oleh rombongan untuk berangkat ke pelabuhan!" seru Beatrice dari luar pintu.Celia tahu dia sudah tak mungkin kabur lagi selain dengan cara yang diusulkan Morgan. Selama persiapan sebelum acara, dia harus patuh untuk dirias dan mengenakan gaun pengantin. Jangan sampai ada yang curiga dengan rencana kaburnya kali ini."Okay, Beatrice. Aku akan turun sekarang!" sahut Celia tenang. Dia hanya membawa tas selempang berisi ponsel, dompet, dan paspor. Barang-barang lainnya ada di koper yang akan dibawakan turun oleh pelayan mansion.Sesampainya di lantai bawah, Celia celingukan mencari sosok calon mempelai prianya. "Di mana Joel?" ucapnya spontan."Tuan besar masih tidur, Nona Celia. Beliau baru kembali ke mari sekitar pukul 04.00 tadi dalam kondisi mabuk berat dia
"Hey, bangun kau, Pemalas!" Michael Falcon menepuk-nepuk pipi adiknya yang bersemak subur. "Ckk ... kurang ajar! Siapa yang berani membangunkanku seperti ini?!" geram Joel yang masih dikuasai rasa kantuk akibat begadang dan berpesta miras ditemani wanita-wanita penghibur.Michael terkekeh mendengar serentetan makian Joel meluncur cepat. "Makanya jangan tidur kelamaan kau, pengantinmu keburu kabur, Joel!" tukas kakak pria bertubuh besar itu."Ouch ... shit, ini semua gara-gara bachelor party yang kau adakan semalam, Mike!" Joel memegangi kepalanya yang sakit serasa dipukul martil."Alaa ... banyak bacot saja kau, Joel. Lima wanita pun kau gilir semalaman di atas kursi. Masih berani protes, hahh?!" Michael tertawa renyah seraya menyingkir dari ranjang adiknya.Joel menyugar rambutnya yang lepek karena keringat dan belum keramas. Dia bergegas bangkit untuk mandi karena teringat bidadari bermata ungu yang akan dia nikahi di atas kapal pesiar siang ini. "Aku ingin menemui Celia sebelum a
Celia mencabuti penjepit di rambutnya yang tersanggul rapi dengan asal-asalan. Setidaknya dia bisa memakai wig rambut ala pria seleher warna sehitam bulu gagak yang dibawakan Morgan tadi."Ohh Gosh, hancur sudah mahakarya make up artist tadi! Pokoknya aku harus kabur dari pernikahan gila ini!" ujar Celia. Dia menghapus riasan wajah yang cantik paripurna itu dengan cairan make up remover lalu memasang kumis tebal di atas bibir merah mudanya.Celia keluar dari kamar mandi dengan berpakaian ala waiter kapal pesiar. Kemeja lengan panjang putih longgar dan celana panjang hitam. "Ayo kita pergi sekarang, Morgan!" ajaknya lalu bergegas keluar dari kabin diikuti chef tampan itu.Rombongan pengawal Morgan berpencar mendahului mereka menuju tangga manual lantai di bawahnya. Mereka sengaja tidak menggunakan lift yang kemungkinan terpergok anak buah Joel lebih besar. Celia membawa nampan berisi sepiring makanan seolah-olah dia mengantar pesanan tamu di kabin. Sedangkan, Morgan membawa lap kanebo
"Mister Arnold, aku penasaran apa penyebab Celia seperti ketakutan untuk berkomitmen? Selama aku bergaul dengan lawan jenis, hampir semua wanita lajang menginginkan pernikahan megah dan calon suami yang mapan serta memuja mereka. Aku jatuh cinta kepada putri Anda, tetapi hatinya seperti terbuat dari batu!" cecar Joel Falcon dengan mulut yang terasa getir.Ketika ditanyai mengenai gangguan psikologis yang dialami Celia, papanya tercenung sulit menjawab. Tuan Arnold justru bertambah pusing dengan bibir mengering. Dia pun terhuyung-huyung dan disangga oleh Carlos Peron yang selalu mendampinginya. "Apa Anda baik-baik saja, Sir?" tanya Carlos cemas."Aku ingin duduk saja, Carlos. Ini hari yang berat dan memalukan dalam kehidupanku!" jawab Tuan Arnold yang terdengar begitu lelah.Joel masih saja mengejar dan menanyakan tentang Celia kepada papanya, dia masih belum bisa menerima kegagalan pernikahannya sehingga Tuan Arnold merasa jatuh kasihan terhadap pria konglomerat asal New York itu.Na
Morgan dan Celia menunggu pesawat masing-masing di Bandara John F. Kennedy. Seperti hari-hari biasanya bandar udara internasional di New York itu ramai pengunjung. Mereka duduk bersebelahan sembari mengobrol. "Apa kau tidak takut bepergian jauh sendirian, Baby Girl?" tanya Morgan yang jelas-jelas mencemaskan wanita kesayangannya. Namun, dia menggelengkan kepalanya yakin. "Jauh lebih mengerikan bila aku salah pilih suami. Saat ini aku bepergian ke benua Eropa sendiri untuk bersenang-senang tanpa harus menanyakan apa boleh atau tidak ke pasanganku. Seandainya suamiku otoriter dan suka mengekang pasti aku akan menderita!" jawab Celia."Aku bisa memberi pasanganku kebebasan asalkan dia dapat bertanggung jawab!" jawab Morgan agar Celia tahu bahwa tak semua pria sama."Kau pria baik, Morgan. Hanya saja—aku masih ingin sendiri. Ohh ... pesawatku sudah siap di landasan, waktunya boarding. Good bye, Chef. Sampai jumpa setahun lagi, kalau kau masih single tentunya!" Celia melambaikan tangan k
"Laut Aegea di bawah sana begitu biru, Jeff. Aku tak sabar untuk segera menginjakkan kakiku ke Bandara Thira!" seru Esmeralda sembari memandangi lautan dengan sebentuk daratan yang tak lain adalah negara Yunani.Jeffrey Norton ikut tersenyum senang mendengar antusiasme Esmeralda. Mereka memang melewatkan Italia dan langsung terbang ke Santorini, Yunani. Dia tidak keberatan asalkan istrinya bahagia. "Aku sudah melakukan reservasi villa mewah yang pemandangan kamarnya langsung ke Kaldera dan Laut Aegea, Esme. Kau pasti sangat menyukainya!" ujar Jeff. Esmeralda mengangguk-angguk penuh semangat. Booklet wisata di Santorini yang dia miliki di kamarnya di kediaman Richero kini bisa didatangi bersama pria istimewa yang tercinta. Tak sampai setengah jam pesawat Ryan Air yang mereka tumpangi mendarat dengan mulus di landasan Bandara Thira. Pramugari memberi arahan untuk penumpang turun satu per satu dengan tertib. Jeff mengambil koper bersama Esmeralda di kargo pengambilan barang penumpang
"Taman bunga Keukenhoff ini sangat luas, Jeff. Apa dulu kau sering berkunjung ke mari?" tanya Esmeralda sembari berjalan-jalan di antara rumpun bunga tulip beraneka warna. Memang tidak semua tanaman berbunga karena bukan musim semi saat ini."Tidak sering, aku banyak berada di Swiss dibanding berkunjung ke Belanda!" jawab Jeffrey Norton. Dia berjongkok lalu memetik beberapa tangkai bunga tulip berwarna ungu yang menurutnya tidak biasa ditemui. Dia mengikat beberapa bunga hasil perburuannya lalu menyerahkan ke Esmeralda sembari berlutut, "Untuk Ratuku yang paling mempesona!" Esmeralda tersenyum dengan rona merah muda di wajahnya. "Terima kasih, Jeff. Kau pria yang sangat manis! Bunga tulip ungu baru sekali aku melihatnya, apa benar boleh dipetik?" ujarnya."Taman bunga ini salah satu taman terluas di dunia. Tidak masalah bila memetik beberapa tangkai bunga nasional Belanda ini, Darling. Ayo kita lanjutkan jalan-jalannya!" ajak Jeff, dia menghirup udara segar di pagi hari menjelang sia
"Hello, Celia. Apa sudah siap pulang ke rumah?" Morgan melangkah masuk ke ruang kerja istrinya. Di luar kaca jendela ruangan vice CEO, langit mulai gelap.Celia merapikan barang pribadinya ke tas kerja lalu bangkit dari kursi. Dia menerima pelukan dan ciuman Morgan. "Hai, Hubby. Iya, hari yang melelahkan!" jawabnya lalu melangkah meninggalkan ruangan kantor menuju lift sembari menggandeng lengan suaminya.Karena Celia tidak menyinggung tentang acara memasak live show tadi pagi, Morgan lega. Dia lalu berbicara di dalam lift yang melaju turun, "Baby, kalau kita diminta dalam satu frame acara live show cooking, apa kamu bersedia?" Awalnya Celia mengerutkan keningnya, dia seolah-olah tak percaya lalu bertanya, "Apa kamu serius atau sekadar bercanda, Morgan?" "Serius, produser acara stasiun TV K-Star tadi meminta langsung kepadaku untuk mengajak serta kamu dalam acara memasak yang biasanya!" jawab Morgan lalu melangkah keluar di lantai lobi ketika lift terbuka pintunya."Baiklah, kenapa
"Pagi ini kita kedatangan tamu yaitu Annabella Stewart, please welcome!" seru Morgan sebagai host acara memasak di stasiun TV lokal K-Star. Seorang penyanyi asal Kansas City yang sedang naik daun dan lagu-lagunya menjadi top hits playlist radio itu memasuki studio sembari melambaikan tangan. Wanita berusia 27 tahun itu berjabat tangan dengan Chef Morgan dan mengecup pipi pria tampan bermata biru tersebut.Sedikit terkejut, tetapi Morgan berusaha menanggapi dengan biasa saja. "Jadi di kesempatan kali ini Bella akan menemaniku memasak Salmon Creamy Sauce with Potatoes and Asparagus dengan karbohidrat berupa Spagetti Aglio Olio. Mari kita mulai saja!" tutur Morgan memandu acara memasak yang menjadi top rating live show beberapa minggu terakhir ini di Kansas.Annabella pun menyahut, "Apa yang bisa saya bantu, Chef Morgan yang tampan?" "Apa kamu bisa memotong batang keras asparagus ini, Bella?" tanya Morgan mencoba memberi tugas yang menurutny mudah."Okay, akan kulakukan!" sahut Annabel
Seusai sarapan pagi di ruang makan yang hidangannya disiapkan oleh koki pegawai villa tersebut. Jeff dan Esmeralda memanggil taksi untuk mengantarkan mereka ke Chateau de Chillon. Obyek wisata bersejarah di Swiss yang berupa kastil bangsawan dengan tiga periode kepemilikan. Yang pertama adalah era Savoy pada abad 12 sampai 16 dengan kepemimpinan Counts of Savoy. Disusul era Bernese dan Vaudois.Pemandangan langsung di tepi Danau Jenewa membuat wisatawan yang mencari ketenangan dan melakukan refreshing menikmati kunjungan ke kastil kuno tersebut. Lokasinya yang berada di antara jalur menuju Pegunungan Alpen menjadikan tempat itu sayang untuk dilewatkan.Jeff membantu Esmeralda menapaki tangga batu melingkar di Chateau de Chillon. Ada banyak ruangan yang menyiratkan kejayaan era bangsawan dan menara tinggi di sudut-sudut kastil. Penjara bekas peninggalan Savoy pun masih bisa dilihat. Dari jendela menara tinggi yang terbuka, mereka memandangi Danau Jenewa yang terbentang luas dan latar b
"Tahukan apa alasan aku memilih villa ini dari pada hotel bintang lima di Jenewa sebagai tempat menginap kita, Darling?" tanya Jeff sembari membuka jendela kaca besar berbingkai kayu mahoni di samping jacuzzi yang sedang diisi air panas.Esmeralda menghampiri suaminya dan melihat pemandangan di luar jendela itu. Dia terkesiap takjub lalu tersenyum kepada Jeff. "Aku rasa karena kita bisa melihat langsung keindahan Danau Jenewa dengan latar belakang kastil tua di seberangnya itu. Apa tebakanku benar, Hubby?" jawabnya."Tepat sekali! Istriku memang cerdas. Iya, kuharap kau akan suka, ditambah jacuzzi ini sengaja diletakkan di sisi jendela agar tamu yang berendam bisa menikmati panorama indah itu dalam suasana santai atau ... romantis!" timpal Jeff. Dia menurunkan kerah longgar gaun selutut berbahan ringan yang dikenakan Esmeralda hingga terjatuh ke lantai lalu membenamkan kepala di antara bukit kembar istrinya."Aakh ... Jeff, kau pria yang sangat romantis. Mmhh ... airnya!" Esmeralda me
Derap kaki kuda menjelajah area perkebunan Lavaux di Zurich, Swiss. Esmeralda yang duduk di pelana kuda dan dipeluk dari belakang oleh Jeffrey Norton merasa aman. Dia baru satu kali mengendarai kuda, berbeda dengan Celia yang memang atlet tunggang serasi di kampus dulu. "Kuharap kau bisa rileks, Esme. Nanti bagian punggungmu sakit kalau tegang!" ujar Jeff seraya menarik tali kekang kuda putih yang mereka tunggangi.Esmeralda tertawa kering seraya menjawab, "Maklum saja, Hubby. Aku belum terbiasa berkuda. Jadi apa kau dan Morgan ketika remaja sering berkuda di sepanjang sungai Missouri?""Yeah ... Morgan sangat jago berkuda. Dia selalu berhasil mengalahkanku ketika kami balapan dengan kuda apa pun!" sahut Jeff terkenang masa remajanya dahulu. Esmeralda pun terkikik lalu menyeletuk, "Kurasa Morgan sangat jago, dia menunggangi Celia sampai hamil triplet sekaligus!"Jeff pun meledak dalam tawa. "Ahh ... nampaknya kau benar sekali, Esme. Kita tak boleh kalah dari mereka ya!" tukasnya lal
Mobil tahanan yang mengangkut Emilia berhenti di depan pintu penjara federal Kansas City, Missouri. Wanita berseragam oranye itu digelandang masuk menuju ke selnya. Lily dan Anne segera bergegas menghampiri Emilia. Kemudian mereka mendudukkan rekan satu sel yang terkenal namanya di penjara wanita karena hubungan spesialnya dengan John Barlow itu ke tepi tempat tidur. "Bagaimana hasil persidanganmu, Emmy?" tanya Lily tak sabar.Emilia mengendikkan bahu tak bersemangat. "Belum dibacakan vonisnya oleh hakim tadi, tapi sepertinya aku akan mendekam di sini lebih lama lagi!" jawabnya sendu.Dari tempat tidurnya, Zelda tertawa sendirian. Dia berkata, "Nikmati saja masa-masa kejayaanmu sebagai ratu penjara bersama Don Barlow, Emmy. Bukankah dia memenuhi segala keinginanmu termasuk kebutuhan biologis dan perawatan kecantikanmu yang mahal itu?" Memang yang dikatakan Zelda sesuai kenyataan. Akan tetapi, Emilia tersinggung seolah-olah Zelda menjadikannya sebagai lelucon dan tertawa di atas pen
"Emilia Pilscher, ada panggilan persidangan banding dari pihak penuntut yaitu Mister Arnold Richero di pengadilan negara bagian Kansas!" ujar sipir penjara wanita di depan jeruji sel tahanan.Wajah Emilia mendadak pucat pasi, dia tak menyangka gertakan Esmeralda akan seserius ini akibatnya. Dia pun menjawab sopan, "Baik. Atas dasar apa, Ma'am? Lalu kapan saya harus menghadiri persidangan banding itu?" "Maaf, aku tidak tahu detail isi gugatannya. Namun, jadwal akan diselenggarakan sidang memang sudah ada. Besok pagi kau harus menghadirinya dikawal oleh petugas kepolisian dengan mobil narapidana!" tutur Officer Valerie Brown. Wanita berkulit hitam itu lalu bergegas meninggalkan sel tahanan Emilia.Zelda dan kedua rekan Emilia lainnya cukup syok karena sidang banding untuk memperberat hukuman jarang dilakukan. Namun, masa tahanan setengah tahun yang diterima Emilia memang terkesan ringan bagi narapidana mana pun. "Apa suamimu tidak ingin kau cepat bebas dari penjara, Emmy?" tanya Lily