"Mister Arnold, aku penasaran apa penyebab Celia seperti ketakutan untuk berkomitmen? Selama aku bergaul dengan lawan jenis, hampir semua wanita lajang menginginkan pernikahan megah dan calon suami yang mapan serta memuja mereka. Aku jatuh cinta kepada putri Anda, tetapi hatinya seperti terbuat dari batu!" cecar Joel Falcon dengan mulut yang terasa getir.Ketika ditanyai mengenai gangguan psikologis yang dialami Celia, papanya tercenung sulit menjawab. Tuan Arnold justru bertambah pusing dengan bibir mengering. Dia pun terhuyung-huyung dan disangga oleh Carlos Peron yang selalu mendampinginya. "Apa Anda baik-baik saja, Sir?" tanya Carlos cemas."Aku ingin duduk saja, Carlos. Ini hari yang berat dan memalukan dalam kehidupanku!" jawab Tuan Arnold yang terdengar begitu lelah.Joel masih saja mengejar dan menanyakan tentang Celia kepada papanya, dia masih belum bisa menerima kegagalan pernikahannya sehingga Tuan Arnold merasa jatuh kasihan terhadap pria konglomerat asal New York itu.Na
Morgan dan Celia menunggu pesawat masing-masing di Bandara John F. Kennedy. Seperti hari-hari biasanya bandar udara internasional di New York itu ramai pengunjung. Mereka duduk bersebelahan sembari mengobrol. "Apa kau tidak takut bepergian jauh sendirian, Baby Girl?" tanya Morgan yang jelas-jelas mencemaskan wanita kesayangannya. Namun, dia menggelengkan kepalanya yakin. "Jauh lebih mengerikan bila aku salah pilih suami. Saat ini aku bepergian ke benua Eropa sendiri untuk bersenang-senang tanpa harus menanyakan apa boleh atau tidak ke pasanganku. Seandainya suamiku otoriter dan suka mengekang pasti aku akan menderita!" jawab Celia."Aku bisa memberi pasanganku kebebasan asalkan dia dapat bertanggung jawab!" jawab Morgan agar Celia tahu bahwa tak semua pria sama."Kau pria baik, Morgan. Hanya saja—aku masih ingin sendiri. Ohh ... pesawatku sudah siap di landasan, waktunya boarding. Good bye, Chef. Sampai jumpa setahun lagi, kalau kau masih single tentunya!" Celia melambaikan tangan k
"Mister Arnold, hasil cek laboratorium darah menunjukkan bahwa fungsi ginjal Anda mengalami penurunan drastis. Saya menyarankan mulai dilakukan pencucian darah saja karena obat-obatan sudah tidak efektif lagi!" tutur Dokter Jarvis di ruang praktiknya."Baiklah. Saya tidak mungkin menolak saran Dokter Jarvis karena Anda yang lebih paham dunia medis. Apa harapan hidup saya semakin kecil, Dok? Darah saya tidak bisa lagi disaring dengan sempurna oleh ginjal tua ini," sahut Tuan Arnold yang nampak pasrah.Dokter Jarvis membetulkan letak kaca mata yang bertengger di hidung mancungnya. "Tergantung—pola diet dan asupan air sangat berpengaruh selain itu juga tingkat stres jadi kunci di sini. Apa Anda mengalami beban pikiran yang berat, Sir? Ginjal Anda merespon dengan buruk berdasarkan hasil pemeriksaan darah ini," jawabnya."Iya, sayangnya ada beberapa hal yang menjadi kekuatiran saya belakangan ini. Mungkin sudah waktunya untuk membiarkan Tuhan mengatur sesuai takdir yang seharusnya!" Tuan A
(Kilas balik masa lalu ketika cinta bersegi-segi bersemi di hati satu pria dan tiga wanita)"Pergi kalian! Jangan ganggu aku atau kupukul dengan kayu ini!" teriak seorang gadis remaja yang dikerumuni tiga orang pemuda yang berusia lebih dewasa dibanding dirinya.Halaman rumah tua yang tak berpenghuni itu memang sepi sekalipun terletak di tepi jalan perkampungan. Cassandra Higgins yang baru saja pulang dari sekolah dicegat oleh tiga pemuda yang bukan berasal dari pemukiman tempat tinggalnya.Sebuah mobil Bentley hitam melintas di jalan tersebut dan membawa tuan muda Arnold Richero di dalamnya. Dia melihat sekilas kejadian tersebut dan berkata kepada sopirnya, "Don, hentikan mobilnya. Ada gadis yang diganggu beberapa pemuda di depan rumah tua kosong itu!""Baik, Tuan Muda!" sahut Donovan Rigs, sopir keluarga Richero menepikan mobil lalu mematikan mesin. Mau tidak mau dia juga harus ikut turun karena kuatir tuan mudanya yang berniat menolong seorang gadis malah berakhir babak belur dipuk
"Cassandra Higgins, tolong menghadap ke kantor saya sekarang!" panggil manager personalia cabang perusahaan Richero di Wichita.Sedikit terkejut karena manager personalia hanya menangani tentang penempatan pegawai. Cassandra merasakan jantungnya berdetak lebih kencang. 'Apa aku akan dipecat atau dimutasi? Oh Tuhan, kuharap ini bukan hari terakhir aku bekerja di perusahaan!' batin Cassandra gundah."TOK TOK TOK.""Permisi, Mister Covey!" ucap Cassandra di depan pintu kantor manager personalia."Iya, silakan duduk dulu, Nona Cassandra Higgins. Jadi tujuan Anda dipanggil ke kantor saya adalah untuk mutasi pekerjaan. Mulai lusa, Anda akan mengisi posisi sekretaris di cabang pusat di Kansas City, Missouri!" terang Alex Covey. Dia hanya menjalankan perintah dari atasan."Ehm ... boleh saya tahu alasan mutasi pegawai ini, Sir?" tanya Cassandra yang agak heran karena artinya dia akan mendapat promosi yang sangat besar. Alex Covey pun mendesah seraya menggaruk-garuk kepalanya. "Cassandra, itu
"Sayang, kamu tidak perlu masuk kerja sampai Celia disapih. Aku bisa menyuruh manager personalia mencarikan sekretaris pengganti untuk sementara waktu!" ujar Arnold saat berpamitan kepada Cassie di apartemen tempat tinggal mereka.Wanita yang masih dalam masa menyusui usai melahirkan seminggu lalu itu memberikan peluk cium ke Arnold. Dia berkata, "Iya, aku mengerti. Fokuslah dengan pekerjaanmu di kantor, Papa Celia. Sampai jumpa nanti sore ya. Sekarang berangkatlah karena hari semakin siang!"Arnold selalu merasa berat hati bila harus berjauhan dengan Cassie, dia mencintai wanita itu melebihi apa pun di dunia ini. Dalam benaknya, dia lelah mendua hati. "Bye, Cassie!" ucapnya dengan seutas senyuman di bibir lalu melenggang menuju ke lift untuk turun.Ketika Arnold sampai di kantornya, istri sahnya telah duduk menunggunya di sofa. Dia agak terkejut karena tak biasanya Viona datang mengunjunginya ke tempat kerja. "Hai, Vio.
"TING TONG."Suara bel di pintu apartemen membuat Cassie bergegas memeriksa dari lubang intip siapa tamu yang mengunjunginya. Dia tidak mengenal wanita cantik berpakaian dress elegan selutut itu. Namun, dia tetap membukakan pintu."Hai, apa ada yang bisa saya bantu? Anda mencari siapa?" sambut Cassie ramah tanpa curiga bahwa wanita di hadapannya adalah istri sah Arnold Richero.Senyuman palsu yang terasa getir itu tersungging di bibir Viona, dia pun mengulurkan tangan kanannya dan memperkenalkan diri, "Hai juga, Cassandra. Perkenalkan, aku Viona Sherrington!"Cassie terperangah hingga mundur selangkah saking syoknya didatangi istri sah Arnold tersebut. "S—silakan masuk dulu, Viona!" ucapnya seraya menepi memberikan ruang agar tamunya bisa memasuki apartemen itu.Dengan langkah arogan seraya mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan, Viona bertanya, "Sudah berapa lama kali berdua menjalin hubungan di belakangku, hmm?""Maksud kamu apa?" sahut Cassie gemetaran. Aura wanita bermata hijau
"Apa?! Viona meninggal dunia karena kecelakaan mobil di jembatan tol menuju ke rumah ... bagaimana bisa?" Arnold panik mendengar berita duka yang dilaporkan oleh Carlos Peron muda saat itu.Asisten pribadi Arnold itu berusaha untuk tetap tenang di tengah situasi kacau balau yang menimpa keluarga majikannya. Cassandra Higgins, wanita simpanan tuan mudanya tewas digorok lehernya oleh istri sah Arnold Richero. Dua bayi perempuan yang ditinggalkan oleh Cassie dan Viona sungguh naas, mereka tak memiliki ibu lagi. Terutama si kecil Celia yang masih menyusu karena masih berusia empat bulan."Benar, Tuan Muda. Nyonya Viona sudah diidentifikasi oleh keluarga Sherrington di kamar jenasah. Beliau tidak menggunakan sopir ketika mengemudi ke apartemen Nyonya Cassandra dan saat pulang nyonya muda mengebut hingga menabrak pembatas jembatan. Mobil Porsche merah itu tercebur ke sungai bersama tubuh Nyonya Viona!" tutur Carlos sesuai yang dia ketahui dari keterangan saksi mata kejadian dan karyawan ked
"Laut Aegea di bawah sana begitu biru, Jeff. Aku tak sabar untuk segera menginjakkan kakiku ke Bandara Thira!" seru Esmeralda sembari memandangi lautan dengan sebentuk daratan yang tak lain adalah negara Yunani.Jeffrey Norton ikut tersenyum senang mendengar antusiasme Esmeralda. Mereka memang melewatkan Italia dan langsung terbang ke Santorini, Yunani. Dia tidak keberatan asalkan istrinya bahagia. "Aku sudah melakukan reservasi villa mewah yang pemandangan kamarnya langsung ke Kaldera dan Laut Aegea, Esme. Kau pasti sangat menyukainya!" ujar Jeff. Esmeralda mengangguk-angguk penuh semangat. Booklet wisata di Santorini yang dia miliki di kamarnya di kediaman Richero kini bisa didatangi bersama pria istimewa yang tercinta. Tak sampai setengah jam pesawat Ryan Air yang mereka tumpangi mendarat dengan mulus di landasan Bandara Thira. Pramugari memberi arahan untuk penumpang turun satu per satu dengan tertib. Jeff mengambil koper bersama Esmeralda di kargo pengambilan barang penumpang
"Taman bunga Keukenhoff ini sangat luas, Jeff. Apa dulu kau sering berkunjung ke mari?" tanya Esmeralda sembari berjalan-jalan di antara rumpun bunga tulip beraneka warna. Memang tidak semua tanaman berbunga karena bukan musim semi saat ini."Tidak sering, aku banyak berada di Swiss dibanding berkunjung ke Belanda!" jawab Jeffrey Norton. Dia berjongkok lalu memetik beberapa tangkai bunga tulip berwarna ungu yang menurutnya tidak biasa ditemui. Dia mengikat beberapa bunga hasil perburuannya lalu menyerahkan ke Esmeralda sembari berlutut, "Untuk Ratuku yang paling mempesona!" Esmeralda tersenyum dengan rona merah muda di wajahnya. "Terima kasih, Jeff. Kau pria yang sangat manis! Bunga tulip ungu baru sekali aku melihatnya, apa benar boleh dipetik?" ujarnya."Taman bunga ini salah satu taman terluas di dunia. Tidak masalah bila memetik beberapa tangkai bunga nasional Belanda ini, Darling. Ayo kita lanjutkan jalan-jalannya!" ajak Jeff, dia menghirup udara segar di pagi hari menjelang sia
"Hello, Celia. Apa sudah siap pulang ke rumah?" Morgan melangkah masuk ke ruang kerja istrinya. Di luar kaca jendela ruangan vice CEO, langit mulai gelap.Celia merapikan barang pribadinya ke tas kerja lalu bangkit dari kursi. Dia menerima pelukan dan ciuman Morgan. "Hai, Hubby. Iya, hari yang melelahkan!" jawabnya lalu melangkah meninggalkan ruangan kantor menuju lift sembari menggandeng lengan suaminya.Karena Celia tidak menyinggung tentang acara memasak live show tadi pagi, Morgan lega. Dia lalu berbicara di dalam lift yang melaju turun, "Baby, kalau kita diminta dalam satu frame acara live show cooking, apa kamu bersedia?" Awalnya Celia mengerutkan keningnya, dia seolah-olah tak percaya lalu bertanya, "Apa kamu serius atau sekadar bercanda, Morgan?" "Serius, produser acara stasiun TV K-Star tadi meminta langsung kepadaku untuk mengajak serta kamu dalam acara memasak yang biasanya!" jawab Morgan lalu melangkah keluar di lantai lobi ketika lift terbuka pintunya."Baiklah, kenapa
"Pagi ini kita kedatangan tamu yaitu Annabella Stewart, please welcome!" seru Morgan sebagai host acara memasak di stasiun TV lokal K-Star. Seorang penyanyi asal Kansas City yang sedang naik daun dan lagu-lagunya menjadi top hits playlist radio itu memasuki studio sembari melambaikan tangan. Wanita berusia 27 tahun itu berjabat tangan dengan Chef Morgan dan mengecup pipi pria tampan bermata biru tersebut.Sedikit terkejut, tetapi Morgan berusaha menanggapi dengan biasa saja. "Jadi di kesempatan kali ini Bella akan menemaniku memasak Salmon Creamy Sauce with Potatoes and Asparagus dengan karbohidrat berupa Spagetti Aglio Olio. Mari kita mulai saja!" tutur Morgan memandu acara memasak yang menjadi top rating live show beberapa minggu terakhir ini di Kansas.Annabella pun menyahut, "Apa yang bisa saya bantu, Chef Morgan yang tampan?" "Apa kamu bisa memotong batang keras asparagus ini, Bella?" tanya Morgan mencoba memberi tugas yang menurutny mudah."Okay, akan kulakukan!" sahut Annabel
Seusai sarapan pagi di ruang makan yang hidangannya disiapkan oleh koki pegawai villa tersebut. Jeff dan Esmeralda memanggil taksi untuk mengantarkan mereka ke Chateau de Chillon. Obyek wisata bersejarah di Swiss yang berupa kastil bangsawan dengan tiga periode kepemilikan. Yang pertama adalah era Savoy pada abad 12 sampai 16 dengan kepemimpinan Counts of Savoy. Disusul era Bernese dan Vaudois.Pemandangan langsung di tepi Danau Jenewa membuat wisatawan yang mencari ketenangan dan melakukan refreshing menikmati kunjungan ke kastil kuno tersebut. Lokasinya yang berada di antara jalur menuju Pegunungan Alpen menjadikan tempat itu sayang untuk dilewatkan.Jeff membantu Esmeralda menapaki tangga batu melingkar di Chateau de Chillon. Ada banyak ruangan yang menyiratkan kejayaan era bangsawan dan menara tinggi di sudut-sudut kastil. Penjara bekas peninggalan Savoy pun masih bisa dilihat. Dari jendela menara tinggi yang terbuka, mereka memandangi Danau Jenewa yang terbentang luas dan latar b
"Tahukan apa alasan aku memilih villa ini dari pada hotel bintang lima di Jenewa sebagai tempat menginap kita, Darling?" tanya Jeff sembari membuka jendela kaca besar berbingkai kayu mahoni di samping jacuzzi yang sedang diisi air panas.Esmeralda menghampiri suaminya dan melihat pemandangan di luar jendela itu. Dia terkesiap takjub lalu tersenyum kepada Jeff. "Aku rasa karena kita bisa melihat langsung keindahan Danau Jenewa dengan latar belakang kastil tua di seberangnya itu. Apa tebakanku benar, Hubby?" jawabnya."Tepat sekali! Istriku memang cerdas. Iya, kuharap kau akan suka, ditambah jacuzzi ini sengaja diletakkan di sisi jendela agar tamu yang berendam bisa menikmati panorama indah itu dalam suasana santai atau ... romantis!" timpal Jeff. Dia menurunkan kerah longgar gaun selutut berbahan ringan yang dikenakan Esmeralda hingga terjatuh ke lantai lalu membenamkan kepala di antara bukit kembar istrinya."Aakh ... Jeff, kau pria yang sangat romantis. Mmhh ... airnya!" Esmeralda me
Derap kaki kuda menjelajah area perkebunan Lavaux di Zurich, Swiss. Esmeralda yang duduk di pelana kuda dan dipeluk dari belakang oleh Jeffrey Norton merasa aman. Dia baru satu kali mengendarai kuda, berbeda dengan Celia yang memang atlet tunggang serasi di kampus dulu. "Kuharap kau bisa rileks, Esme. Nanti bagian punggungmu sakit kalau tegang!" ujar Jeff seraya menarik tali kekang kuda putih yang mereka tunggangi.Esmeralda tertawa kering seraya menjawab, "Maklum saja, Hubby. Aku belum terbiasa berkuda. Jadi apa kau dan Morgan ketika remaja sering berkuda di sepanjang sungai Missouri?""Yeah ... Morgan sangat jago berkuda. Dia selalu berhasil mengalahkanku ketika kami balapan dengan kuda apa pun!" sahut Jeff terkenang masa remajanya dahulu. Esmeralda pun terkikik lalu menyeletuk, "Kurasa Morgan sangat jago, dia menunggangi Celia sampai hamil triplet sekaligus!"Jeff pun meledak dalam tawa. "Ahh ... nampaknya kau benar sekali, Esme. Kita tak boleh kalah dari mereka ya!" tukasnya lal
Mobil tahanan yang mengangkut Emilia berhenti di depan pintu penjara federal Kansas City, Missouri. Wanita berseragam oranye itu digelandang masuk menuju ke selnya. Lily dan Anne segera bergegas menghampiri Emilia. Kemudian mereka mendudukkan rekan satu sel yang terkenal namanya di penjara wanita karena hubungan spesialnya dengan John Barlow itu ke tepi tempat tidur. "Bagaimana hasil persidanganmu, Emmy?" tanya Lily tak sabar.Emilia mengendikkan bahu tak bersemangat. "Belum dibacakan vonisnya oleh hakim tadi, tapi sepertinya aku akan mendekam di sini lebih lama lagi!" jawabnya sendu.Dari tempat tidurnya, Zelda tertawa sendirian. Dia berkata, "Nikmati saja masa-masa kejayaanmu sebagai ratu penjara bersama Don Barlow, Emmy. Bukankah dia memenuhi segala keinginanmu termasuk kebutuhan biologis dan perawatan kecantikanmu yang mahal itu?" Memang yang dikatakan Zelda sesuai kenyataan. Akan tetapi, Emilia tersinggung seolah-olah Zelda menjadikannya sebagai lelucon dan tertawa di atas pen
"Emilia Pilscher, ada panggilan persidangan banding dari pihak penuntut yaitu Mister Arnold Richero di pengadilan negara bagian Kansas!" ujar sipir penjara wanita di depan jeruji sel tahanan.Wajah Emilia mendadak pucat pasi, dia tak menyangka gertakan Esmeralda akan seserius ini akibatnya. Dia pun menjawab sopan, "Baik. Atas dasar apa, Ma'am? Lalu kapan saya harus menghadiri persidangan banding itu?" "Maaf, aku tidak tahu detail isi gugatannya. Namun, jadwal akan diselenggarakan sidang memang sudah ada. Besok pagi kau harus menghadirinya dikawal oleh petugas kepolisian dengan mobil narapidana!" tutur Officer Valerie Brown. Wanita berkulit hitam itu lalu bergegas meninggalkan sel tahanan Emilia.Zelda dan kedua rekan Emilia lainnya cukup syok karena sidang banding untuk memperberat hukuman jarang dilakukan. Namun, masa tahanan setengah tahun yang diterima Emilia memang terkesan ringan bagi narapidana mana pun. "Apa suamimu tidak ingin kau cepat bebas dari penjara, Emmy?" tanya Lily