Elma terbangun dalam pelukan Kai. Tubuh mereka saling berbelit satu sama lain, berbagi kenyamana dan kehangatan tubuh masing-masing. Tenggorokan wanita itu terasa kering begitu dia terjaga, sebab semalam Kai membuatnya berteriak nyaris sepanjang malam. Dia memperhatikan tubuhnya sendiri dan menyadari bahwa dia perlu mengenakan pakaian tertutup untuk hari ini; Sebab disekujur tubuh ada banyak bekas ciuman yang tersebar dimana-mana. Kai tampaknya sudah lupa bahwa tidak seharusnya dia terlalu liar dan sengaja meninggalkan bekas aktivitas panas mereka ditubuhnya seperti ini.Elma menyadari bahwa pria itu masih tertidur lelap. Sang nona besar dibuat terheran-heran dengan pembawaan Kai yang bisa berubah sesuai perannya, bagaimana dia bisa begitu kasar tetapi juga bisa menjadi begitu lembut ketika permainan mereka telah berakhir. Kalau boleh jujur Elma mulai hanyut dalam ekstrimitas dan intensitas permainan panas mereka hingga tingkat lanjut.Namun berkat hal tersebut, Elma juga merasa bahwa
“Biarkan aku membantumu, Kai,” ucap Elma agak gemas dan parau dari tempat tidur. Dia saat itu sudah duduk di tepian dengan kedua tangannya terkepal meremas seprai putih dibawah-nya. Sementara wajah cantik wanita itu kelihatan sudah kehilangan kesabaran.Kai bergumam sendiri dengan frustasi, alisnya bertaut memperlihatkan bahwa dia sendiri juga nyaris menyerah. “Biarkan aku mencoba dulu, Elma. Aku yakin aku bisa melakukannya sendiri. Aku pernah melakukannya.”“Oh … ayolah Kai, please … biar aku saja yang pasangkan, oke? Jika kubiarkan kau malah akan membuat kainnya lecek. Kita juga sudah tidak punya banyak waktu, yang ada kita nanti datang terlambat,” cerocos Elma.Mendengar hal itu Kai menghembuskan napas tanda bahwa dia sudah tidak mau berupaya lebih. “Oke, baiklah. Tolong bantu aku, aku sudah menyerah sekarang.”Elma berdiri dan meraih secarik kain yang tadi tergantung di leher pria itu. Dengan cermat dan cepat Elma membuat sebuah simpul dan kemudian mengencangkannya. Upaya itu bahk
Elma sempat berkedip beberapa kali sebelum memberikan jawaban, tetapi pada akhirnya bibir ranum tersebut bergerak dan memberikan tanggapan lisan. “That’s no sense,” ujar wanita itu sambil mendorong dada Kai menjauh darinya. Dia berpaling muka, sementara Kai langsung berpura-pura sibuk mengamati sekitar.Perhatian keduanya mulai terpecah belah. Elma kini justru lebih mengagumi pesta yang digelar di ballroom hotel. Chandelier kristal yang digantung dilangit-langit dengan bunga-bunga yang menghiasi tiap sudut ruangan, dilengkapi pula dengan orchestra yang bertugas memberikan suasana menjadi lebih hidup sebab mereka memainkan musik klasik. Elma bisa merasakan nuansa abad pertengahan yang menciptakan persona sendiri di dalam dirinya. Memaksa sang nona besar berpikir bahwa dia adalah seorang putri yang baru saja menghadiri acara pesta dansa kerajaan. Ini seperti sebuah perwujudan dari impian masa kecilnya dahulu ketika dia masih gemar menonton film barbie.Tidak lama seorang pelayan mendeka
“Begitukah? Entahlah, tapi menurutku cepat atau lambat kau sendiri yang akan merangkak padaku, Elma.”Kata-kata yang keluar dari mulut Arash dipenuhi dengan penekanan dan keyakinan. Elma sedikit merinding dibuatnya. Namun bukan Elma namanya bila dia ketakutan hanya karena sebatas kata-kata.“Oalah… begini ya, Tuan Arash yang terhormat, saya sudah memiliki kekasih. Apakah Anda sudah seputus asa itu hingga mengatakan hal tidak berdasar seperti itu di depan umum?” sahut Elma seraya menggenggam tangan Kai semakin erat. Arash baru saja memberinya sebuah ancaman, itu artinya Elma akan memberikan dia konfrontasi balasan.Arash mengalihkan perhatiannya pada Kai yang tidak angkat bicara sama sekali. Lelaki itu seolah sedang mencoba menilai Kai yang diakui oleh Elma sebagai kekasihnya. “Jadi pria seperti ini yang menarik perhatiamu?” ungkap Arash terang-terangan seolah Kai begitu rendah dimatanya.Buat Arash memang hanya tersisa dua cara untuk membuat Elma setuju dengan pertunangannya. Pertama
“Ugh … aku tidak memikirkan situasi itu, aku rasa Arash tidak punya motif untuk melakukan hal serendah itu. Lagipula pria itu tidak punya perasaan padaku. Maksudku, dia hanya diperintah oleh ayahnya untuk bertunangan denganku. Aku dan dia tidak punya perasaan dalam sisi romansa.”“Aku ragu dia tidak berbuat apa-apa setelah apa yang terjadi malam ini. Kamu sudah memposisikanku menjadi saingannya dan aku yakin pria seperti Arash akan melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Lagipula bila itu menyangkut perasaan mestinya kau tidak bisa mendikte-nya begitu saja.”Elma kini menatap lekat kedua mata pria itu. Mengkonfirmasi dengan serius mencari kejujuran disana pun bila beruntung mungkin Elma dapat menyelami perasaan sebenarnya dari pria ini. “Lantas apa sekarang kau sedang menjelaskan padaku bahwa kau takut, Kai?”“Ini bukan soal aku takut atau tidak, tetapi aku sedang mempertimbangkan apakah aku layak untuk terlibat dalam masalah hanya karena wanita.”Kedua mata Elm
Elma menatap kedua mata Kai dengan penuh kejutan. Tangannya saat ini sudah berada di dalam genggaman pria itu, sementara tangan Kai yang bebas sudah berada dipunggungnya yang telanjang, membimbing si wanita berambut panjang untuk berdansa mengikuti alunan irama musik yang dimainkan di ruang pesta. Kai tampak begitu terampil mengikuti lantunan irama waltz dan terus terang Elma dibuat kagum atas kepiawaian pria itu dalam menari.“Wow, aku tidak menyangka kalau kau bisa berdansa,” ujar Elma masih belum dapat lepas dari kekagumannya terhadap Kai. Dia cukup terkesima atas kepiawaian Kai dalam menari.“Apa kamu pikir hanya orang kaya saja yang bisa berdansa seperti ini, Gorgeous?”“Ugh … kau selalu saja sarkastik,” keluh Elma.“Aku memang pria yang sinis dan sarkastik, apa kamu tidak menyadarinya sejak awal kita bertemu? ups … hati-hati Manis, jangan sampai kamu menginjak kakiku,” ujar Kai yang menyadari bahwa kakinya hampir saja jadi korban sepatu high heels lancip yang Elma kenakan, perem
“Lady Eleanor, saya tidak mengira bahwa kita akan bertemu disini.”Wanita yang kala itu mengenakan gaun berwarna ungu gelap menatap ke arah Kai dengan bingung. Tentu saja karena ini pesta topeng dia tidak bisa dengan jelas mengetahui siapa yang mengajaknya bicara. Namun meski begitu wanita yang disapa Eleanor tersebut memperlihatkan senyuman ramahnya kepada Kai.“Oh, siapakah pemuda tampan yang sedang menyapaku sekarang ini?” tanya wanita itu.“Apakah Anda tidak mengingat saya, Lady? Biar saya bantu kalau begitu. Apa Anda masih ingat dengan sebutan bocah kotor?”Kalimat yang terucap dari bibir Kai kontan membuat beberapa orang disekitar mereka terhenyak dan memaku pandang penuh minat. Eleanor sendiri langsung menutup wajahnya dengan kipas, gelagat tersebut sudah merupakan salah satu bentuk konfirmasi bahwa orang itu telah mengenali Kai. Tentu saja dia akan mengenalnya, sebab bocah kotor adalah panggilan wanita itu kepada dia saat Kai masih bekerja untuknya.“Oh astaga, sungguh mengeju
“Dasar wanita jalang sialan! Kau pikir bisa mempermainkan aku begitu saja semaumu?!”Angga tampak begitu geram, pria itu kemudian melangkah mendekati Elma dengan sorot mata yang dipenuhi dengan kebencian. Kesunyian yang beberapa saat lalu Elma syukuri kini justru membuat wanita itu ketakutan. Pasalnya tidak ada siapa pun disini, dan lokasi ini terpisah dari aula pesta yang hingar bingar. Elma kini terpojok, dia tidak bisa lari kemana pun kecuali dia cukup gila untuk melompat dari lantai tiga.Dengan kasar Angga mencengkram pergelangan tangan Elma, dan secara spontan wanita itu berusaha melepaskan diri dan enggan untuk bertukar kata sama sekali. “Kenapa kau mencampakan aku begitu saja, Elma? Setelah semua hal yang telah kita lewati, apa sebegitu tidak berharganya aku dimatamu?”Elma sangat lelah dengan drama. Gelagat Angga yang seperti inilah yang membuat Elma lelah untuk memperpanjang hubungan diantara mereka. Elma pikir segalanya sudah cukup jelas saat itu, dan dia sama sekali tidak
Komentar tersebut keluar dari mulut Thomy yang saat itu tengah berdiri disamping Gaby, tepat saat Elma mendekati mereka. Seperti biasa dia pun juga tampak sangat mengesankan dengan setelan jas malamnya, meski memang tidak sebersinar sang kakak Arash yang adalah bintangnya malam ini. Tapi terlepas dari itu, para pria dari keluarga Elvander memang secara alami selalu tampil paling out-standing dibandingkan para pria lain yang pernah Elma kenal.Menanggapi komentar tersebut, Elma hanya tersenyum sambil berkacak pinggang. “Lebih kepada kusingkirkan dia untuk sementara. Bukan menaklukan.”Pria itu berdecak atas kepercayaan diri dari sang mantan kekasih. “Aku tidak percaya kalau Arash akhir-akhir ini bersikap sangat berbeda padamu. Cara dia mengikutimu seperti anak anjing sedikit menggangguku. Dia tidak seperti dirinya sendiri saat bersamamu. Belakangan aku juga kerap melihat dia agak mellow untuk beberapa alasan tak jelas. Semua orang di kantor menyadari hal itu dan mereka tampak senang ka
Sebenarnya kalau saja Elma bisa mengesampingkan rasa ketidaksukaannya atas apa yang pernah terjadi terhadap lelaki itu. Arash memang sosok yang baik untuk menjadi seorang suami. Setelah melewati hari dengannya dan bekerja sama dalam pengurusan proyek, Elma menyadari bahwa pria itu tidak terlalu buruk. Dia cukup cekatan, tegas, punya wibawa dan setiap persoalan dapat dengan mudah dia pecahkan tanpa perlu melalui drama tidak penting terlebih dahulu. Selain itu Arash juga memperlakukannya dengan setara ketika mereka bekerja di lapangan yang para bawahan tentu menyaksikan.Lelaki itu sangat professional dan kerap mempertimbangkan masukan dari Elma. Arash juga berusaha membuat kencan-kencan mereka menyenangkan, meski selalu saja Elma berbuat ulah untuk mengacaukan segalanya tetapi pria itu tetap sabar menghadapinya. Elma tidak mengerti mengapa Arash Elvander bisa berubah seperti itu. Arogansi dan egoisme besar yang Elma ketahui ada padanya seolah memudar begitu saja.Entah sebagai kamuflas
Kai terdiam selama beberapa saat. Kalau saja dia berada dalam situasi dimana dia belum mengenal Elma. Sudah pasti dia akan memilih opsi ke dua karena itu jelas lebih menggoda. Namun sekarang hal tersebut justru tidak lagi menarik. Sebab sudah jelas bila dia menginginkan Elma untuk kembali ke sisinya, maka dirinya harus bisa menyaingi Arash dalam segi power. Untuk mendapatkan hal tersebut tentu akan lebih mudah bila dia kembali menjadi bagian dalam keluarga Sanders meski rasanya memuakan.Tetapi setiap peluang bukankah harus dicoba agar dapat mengetahui hasilnya? Karena itulah Kai merasa dia harus mengambil opsi pertama dengan cara yang bijaksana. Hanya saja Kai merasa tidak yakin karena dia tidak punya pengalaman dalam bidang tersebut.“Tuan Yamada, saya sebenarnya ingin memilih opsi pertama dimana saya mengambil posisi sebagai bagian dari keluarga Sanders. Hanya saja saya tidak punya kemampuan untuk menjalankan sebuah perusahaan. Saya tidak terdidik dalam hal tersebut.”Mendengar jaw
Pria itu hanya tersenyum simpul sebelum menjawab pertanyaan Kai. Membuat si pemuda semakin bertanya-tanya terhadap reaksi tersebut.“Karena saya sudah punya semua data tentang Anda,” jawab pria itu dengan tenang membuat Kai tercengang.“Bagaimana bisa?”Pengacara Yamada hanya berdehem sebelum akhirnya dia buka suara. “Tuan Danton meminta saya untuk membantunya dalam pencarian Anda. Kami melakukan penyelidikan secara tertutup dalam hal ini agar orang-orang yang merupakan musuhnya tidak mengetahui apapun soal Anda. Dan ketika kami tahu bahwa kamu masih hidup beliau sangat lega.”Kai mencoba sebisa mungkin untuk mengontrol ekspresi wajah dan juga emosinya. Dalam hal ini dia tidak mengira akan mendapatkan informasi demikian. “Tapi mengapa dia tidak menemuiku?”Pertanyaan itu terdengar konyol sebetulnya, tetapi Kai merasa dia perlu mengetahui sudut pandang si tua bangka. Meski dia tahu bahwa hal itu tidak akan mengubah keadaan ataupun mengubah kenyataan yang ada.“Tuan Danton tidak ingin m
Kai berada di depan sebuah bangunan yang dia ketahui sebagai kantor milik pengacara keluarga Sanders. Setelah melakukan percakapan dengan Lady Eleanor sebelumnya, Kai akhirnya mulai mengatur siasat dan kini dia tekadnya sudah cukup bulat untuk mengambil kembali sesuatu yang telah dia buang sebelumnya. Jaringan sosial Lady Eleanor memang tidak bisa dia ragukan, sedikit rasa syukur keluar ke permukaan. Mengenal Lady Eleanor bisa dikatakan sebagai sebuah berkat. Sebab berkat wanita itu dia bisa mendapatkan semua informasi yang di perlukan untuk urusan hukum keluarganya. Tidak hanya sampai disitu, Lady Eleanor juga membantunya dengan cara memperkenalkan Kai kepada pengacara senior Yamada yang dahulunya adalah pengacara kepercayaan si tua bangka.Kai menyisir rambutnya dengan jari sambil membuang napas. Sejujurnya dia cukup nervous dengan jalan yang dia ambil kali ini. Bagaimana tidak, dia mungkin akan berakhir lebih buruk bila si tua bangka ternyata tidak mengakuinya sebagai ahli waris? P
Satu pekan telah berlalu sejak kejadian itu. Elma pun sudah kembali ke rutinitas hariannya. Menyibukan diri dengan pekerjaan di kantor yang untuk beberapa saat tidak lagi menjadi prioritas utama. Namun kesibukan mendadak ini pun tidak berarti terjadi tanpa alasan. faktanya Elma sengaja menenggelamkan dirinya terhadap pekerjaan agar dirinya bisa sedikit melupakan Kai. Agar isi kepalanya tidak melulu soal lelaki itu.Sebelumnya Elma sempat datang ke apartment lelaki itu, tetapi Kai sudah tidak ada disana. Elma bahkan sampai perlu merasa bertanya kepada tetangga sekitar dan menurut mereka Kai sudah keluar dari sana entah kemana. Selain dia yang menghilang begitu saja, Elma juga tidak bisa menghubungi nomor ponsel lelaki itu. Pria itu betul-betul telah beranjak pergi dari kehidupan Elma. Dia menghilang. Tapi situasi ini mungkin bisa menjadi yang paling terbaik untuk mereka. Walau Elma perlu mengobati luka kehilangan pria itu sendiri sekarang.Kadang kala Elma mencoba menghibur dirinya sen
Elma tiba di rumahnya dalam kondisi perut yang telah terisi. Tadinya Elma memang tidak berniat unuk menyentuh makanan yang sudah Arash siapkan untuknya. Namun untuk beberapa alasan, aroma dari hidangan sup pengar dan juga perut yang keroncongan mendorongnya untuk memasukan benda menggiurkan itu masuk ke dalam tubuh.Dan memang betul, begitu mencicip sedikit sup tersebut sangat lezat hingga Elma tidak bisa menahan diri hingga menuntaskannya sampai akhir. Dia tidak mengira bahwa lelaki itu bisa memasak. Tapi ya, terlepas dari itu semua sekarang Elma merasa kepala mulai kembali penuh. Apalagi ketika dirinya menghempaskan tubuh ke atas tempat tidur. Dia tidak sanggup menahan rasa tangis yang telah dia tahan sejak semalam.Ah, sial sebenarnya apa sih yang sedang Elma lakukan? Dia menyeret Kai yang tidak berdosa hingga terjerat dan masuk ke dalam masalah. Jika saja dia tidak se optimis itu mungkin sekarang Kai akan baik-baik saja. Karena setelah dipikirkan kembali sebenarnya kehancuran hidu
Elma tidak menggubris permintaan maaf Arash sama sekali. Sebaliknya Elma justru malah terkesan menantangnya. Wanita itu memberikan tatapan penuh kebencian terhadap Arash. Amarah tercurah dalam setiap kalimat yang hendak dia lontarkan. Tak masalah baginya bila dia dicap sebagai wanita yang jahat atau apapun itu. Elma tidak peduli.“Mungkin kau terkesan memenangkan ini meski dengan caramu yang kotor. Tapi aku berjanji bahwa detik ini aku akan menjadi satu hal yang paling menyulitkanmu. Hidupmu akan sama sulitnya seperti yang telah kau perbuat terhadap Kai. Aku akan menjadi alasan atas kejatuhanmu nanti, Arash.”Arash menghela napas dan mengusap wajahnya. Bagaimana caranya supaya dia bisa bicara dengan cara yang normal dengan perempuan ini? kenapa rasanya segala hal jadi sulit bila dia bersama Elma? Kenapa merasa sulit sekali untuk bisa saling mengerti?“Silahkan, bencilah aku dan rencanakanlah kejatuhanku kalau itu membuatmu merasa puas. Kalau memang hubungan seperti itu yang kauharapka
Elma terbangun di kamar tidur yang tidak dia kenali. Badannya terasa sakit tetapi hatinya jauh lebih dari itu. Selain terasa sakit juga terasa hampa. Kejadian kemarin berputar kembali di kepala. Memori yang tersimpan lebih seperti sesuatu yang surealis. Elma mencoba memunguti segalanya dan menyusun kembali setiap kepingan tersebut menjadi sebuah cerita yang masuk akal. Namun dua hal yang berhasil dia ingat hanyalah dia yang datang ke apartment Arash dalam kondisi emosional yang tidak stabil. Kemduian dia mabuk dan … sampai situ dia tidak ingat apa yang sudah terjadi diantara mereka berdua.Apa yang telah terjadi? Dia bingung dan kemudian memandang ke sekeliling kamar yang bernuansa maskulin nan luas tersebut. Di sofa yang tak jauh dari ranjang yang sedang dia tempati dia melihat Arash tertidur pulas. Elma yang menyadari ingatannya terhenti setelah dia mabuk, langsung buru-buru menyibak selimut yang menutupi tubuh. Hela napas lega terdengar ketika dia masih memakai pakaian lengkap sesu