Sesuai dengan permintaan sang ibu malam ini Ayana bertemu dengan seorang pria pilihan ibunya yang akan dijodohkan dengannya. Pria tersebut tampaknya tahu kalau wanita yang akan di kunjungi adalah seorang selebritis terkenal, sehingga dia memesan tempat makan malam di sebuah ruangan VIP yang tertutup dan dijaga ketat oleh para petugas keamanan, tidak sembarangan orang bisa masuk di tempat makan tersebut yang tempatnya di hotel bintang lima yang berada di tengah kota Bandung.
Ayana terlihat berpakaian rapih, cantik dan anggun. Dia memakai midi dress berwarna hitam, sepatu high heels hitam dan tas merah tua yang elegan, tidak hanya itu dia juga memakai riasan wajah yang terlihat sexy terlihat dari warna lipstik yang dia gunakan berwarna merah darah.
"Nona Ayana Birdie?" tanya salah seorang pria berpakaian rapi berdasi seorang Manager Hotel.
"Iya, saya."
"Mari ikut saya, Nona," ajaknya dengan sangat ramah.
Tidak lama Ayana berhenti di depan sebuah pintu tinggi yang sudah ada dua penjaga di samping kiri dan kanan pintu tersebut. Manager Hotel tersebut membukakan pintu dengan sangat sopan dan berhati-hati, tidak lupa Manager itu selalu memberikan senyuman ramahanya kepada Ayana.
"Silakan masuk Nona, Tuan Diptha sudah menunggu."
"Terima kasih."
Ayana sudah tahu dari ibunya tadi siang kalau nama pria yang akan dijodohkan dengannya adalah Diptha Candhana. Dipta seorang pewaris utama di perusahaan yang kedua orang tuanya miliki, Ayana juga mendengar kalau hotel yang saat ini dia kunjungi adalah salah satu hotel milik keluarga Candhana, tidak heran jika dia diperlakukan dengan baik oleh para petugas hotel.
Sang selebritis itu penasaran dengan wajah Diptha Candhana karena selama ini hanya orang-orang tertentu yang dapat melihat wajah Diptha. Banyak orang mengatakan kalau dia seorang pria yang tampan tapi, tidak sedikit juga orang banyak mengatakan kalau Diptha itu seorang pria yang jelek, katanya saking jeleknya Diptha tidak mau menunjukan wajahnya ke semua orang.
"Aku penasaran seperti apa wajah Diptha itu!" ucap Ayana dalam hati.
Ayana melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan tersebut. Seketika kedua matanya membelalak ketika melihat seorang pria di hadapannya, pria tersebut menyambut Ayana dengan senyuman yang begitu ramah.
"Benar kata orang, dia jelek!" ucapnya kembali dalam hati, "masa iya ibu menjodohkan aku dengan pria seperti ini? Mana culun lagi!"
"Selamat datang Nona Ayana. Perkenalkan saya Chiko Andrian, saya Sekretaris Pak Diptha Chandana. Silahkan masuk."
"Ah i-ya," jawabku sedikit lega, "aku kira dia yang namanya Diptha. Gila aku harus masuk ruangan lagi, seberapa tertutup dan privasinya ruangan ini?" tanyaku heran dalam hati.
Setelah dibukakan pintu oleh Chiko, Ayana melihat seorang pria yang tengah berdiri di depan jendela besar berhiaskan beribu kelap-kelip lampu yang ada di luar sana. Dia berdiri dengan gagah membelakangi Ayana, dia tampak memasukan kedua tangannya kedalam saku celana miliknya.
"Dari postur tubuhnya keren, sih. Tapi, apakah akan sekeren wajahnya?" tanya Ayana.
Bagi Ayana wajah itu sangatlah penting karena itu akan mempengaruhi kehidupannya di masa depan, dia ingin memiliki anak yang cantik atau tampan pula agar dia bisa menjadikan anak-anaknya penerus Ayana di masa yang akan datang.
"Saya datang, Tuan Diptha," ucap Ayana sambil berdiri dengan penuh percaya diri disertai dengan senyum indahnya.
Diptha berbalik dan berkata, "Akhirnya kamu datang juga, Ayana."
Seketika Ayana terpana dan terpesona melihat ketampanan Diptha, dia merasa tidak sia-sia menyetujui unuk menemui Diptha malam ini. Dari sekian artis pria yang beradu akting dengannya, baru kali ini dia melihat seorang pria yang tampan mempesona. Kulitya putih mulus, postur tubuhnya bak model, dan juga senyumannya begitu menenangkan.
"Tunggu, apakah pria setampan ini memiliki sikap yang baik pula?" tanya Ayana dalam hati, "fokus Ayana, kamu jangan terkecoh dengan penampilannya saja," tambahnya.
"Silahkan duduk," ajak Diptha menarik kursi yang akan Ayana duduki secara perlahan.
"Terima kasih."
"Anda mau pesan apa?" tanya Diptha, "saya dengar kalau Anda sangat suka dengan dengan wine, kebetulan saya sudah menyiapkannya untuk Anda."
Dua orang pelayan berseragam rapi dan lengkap menghampiri Ayana dan juga Diptha, mereka menyiapkan dua buah gelas dan satu botol wine. Awalnya Ayana tidak melihat jenis wine yang para pelayan itu siapkan, pandangannya masih terpaku kepada Diptha yang kini berada di hadapannya.
"Petrus!" ujarnya kaget ketika melihat wine petrus telah tersaji di mejanya. Ayana yang semula anggun dan terlihat pendiam tiba-tiba berubah ketika melihat sebotol wine langka di dihadapannya, karakter anggun dan pendiamnya seketika hilang.
Sebagaian besar mengatakan kalau wine pertus ini memiliki keistimewaan tersendiri bagi penikmat anggur. Wine petrus memiliki harga yang sangat mahal, tidak hanya itu rasa dari wine ini memiliki rasa yang sangat berbeda dari rasa wine yang lain. Ayana juga mendengar kalu wine jenis petrus ini tidak banyak di produksi.
"Iya, ini wine petrus," jelas Diptha sambil tersenyum.
"Wine harga 14 miliar lebih Anda berikan kepadaku? Apakah Saya sangat spesial?" tanya Ayana.
"Tentu saja, Anda sangat spesial bagi saya. Minumlah, saya yakin Anda tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini."
Ayana dan Diptha menikmati wine mahal tersebut dan beberapa hidangan lezat yang sudah tersaji di meja. Ayana dan Diptha banyak berbincang mengenai pekerjaan dan kegiatanan mereke sehari-hari, membuat mereka berdua semakin dekat dan menghilangkan rasa canggung di antara mereka terlihat dari panggilan yang mulai berubah.
"Ah iya aku lupa. Kamu ulang tahun hari ini, kan? Aku sudah menyiapkan hadiah untukmu, tidak bagus tapi aku harap kamu suka." Diptha mengeluarkan sebuah kotak berwarna hitam yang dibalut dengan pita berwarna emas.
"Apa ini?"
"Buka saja."
Ayana membuka kotak hadiah tersebut, dia begitu kaget ketika melihat sebuah kalung berlian yang indah terpampang nyata dihadapannya. Ayana tahu betul berapa harga kalung berlian itu, mungkin butuh satu bulan lebih dan bekerja tanpa henti untuk Ayana membeli kalung berlian tersebut.
"Ini untukku?" tanya Ayana bingung karena takut Diptha salah memberikannya.
"Iya, itu untukmu. Bagaimana kamu suka?"
"Tentu saja, ini sangat indah," puji Ayana dengan kedua matanya yang berbinar, "ini akan menjadi hadiah ulang tahun terindah selama hidupku."
"Biar aku pakaikan." Diptha mengalungkan kalung tersebut di leher indah Ayana, Diptha sedikit terkagum melihat pundah Ayana yang indah dan juga mulus itu.
"Terima kasih."
Melihat Ayana memakai kalau berlian itu tampak begitu cocok, kalung berlian itu tampak begitu indah ketika dipakai oleh Ayana. Diptha yang melihatnya pun tampak begitu senang, dia bangga karena hadiah yang dia berikan kepada Ayana tidak salah.
"Kamu mau langsung pulang?" tanya Ayana.
"Iya, masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Kenapa? Apa ada tempat yang ingin kamu kunjungi setelah pulang dari sini?"
"Tadinya ada, sih. Tapi, setelah aku dengar kalau kamu masih banyak pekerjaan, rasanya aku harus menundanya, deh."
"It's ok. Aku bisa mengerjakan pekerjaan itu nanti. Sekarang katakan kemana kamu ingin pergi?"
"Tidak, nanti saja. Sekarang lebih baik kita pulang saja, lagian besok aku harus pergi pagi karena ada pemotretan."
"Ya sudah, ayo aku antar kamu pulang."
Ayana dan Diptha satu mobil bersama, Ayana duduk tempat di samping Diptha. Ayana terlihat begitu canggung, dia merasa tidak nyaman duduk di samping seorang pengusaha sukses itu. Namun, Ayana sedikit tenang ketika melihat pemandangan di luar jendela sana. Ketenagan Ayana tidak berlangsung lama, dia kembali di buat berdebar ketika Diptha memulai pembicaraan.
"Ay, kamu tahu tujuan kedua orang tua kita mempertemukan kita seperti ini?" tanya Diptha.
"Iya, aku tahu," jawab Ayana singkat.
"Setelah kita bertemu dan banyak berbincang bersama. Apakah kamu akan menerima perjodohan ini?" taya Diptha.
"Menurutmu? Apakah aku pantas untuk dijadikan istrimu? Rasanya mustahil aku memiliki seorang pria seperti kamu, Dip. Aku hanya seorang selebritis yang mungkin penghasilanku tidak berarti apa-apa bagimu."
"Kamu sangat pantas untuk aku jadikan istri, Ay. Asal kamu tahu kalau aku tidak peduli mengenai penghasilanmu dan setelah menikah nanti, jika kamu sudah lelah kamu bisa berhenti kapan saja dari pekerjaanmu," jawab Diptha yakin, "jadi, apakah kamu akan menerima perjodohan ini?"
Ayana terdiam dia kembali teringat akan kehamilannya yang sudah menginjak enam minggu ini, dia takut keluarga Diptha dan Diptha sendiri tahu kalau dia tengah mengandung anak orang lain dan bukan anak kandungnya. Ayana tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kepada hidupnya jika rahasia itu terbongkar.
"Aku akan memikirkannya terlebih dahulu, aku harap kamu sabar menunggu jawaban dariku."
"Baiklah, aku akan bersabar menunggu."
Keesokan Harinya
Kecemasan Ayana untuk menerima perjodohan terbawa sama pagi, dia sangat menginginkan Diptha karena selain tampan, baik hati, Diptha juga kaya raya, Ayana pikir dia akan menjadi seorang suami sempurna untuknya. Namun, apa yang harus dia lakukan dengan kandungannya?
Ayana menceritakan semua yang terjadi kepada Dokter Lingga, hanya Dokter tersebut yang pasti akan mengerti keadaan hatinya. Ayana duduk berdampingan di rumah Dokter Lingga karena kebetulan hari ini Dokter Lingga tengah libur.
"Seharusnya kamu senang karena ada pria yang mau menikahimu, Ay. Apalagi dia seorang Diptha Candhana, semua orang tahu siapa dia," kata Dokter Lingga.
"Iya aku juga senang, tapi bagaiamana dengan kandungan ini, Dok? Bagaimana kalau mereka tahu mengenai kandungan ini?"
"Kamu tenang saja, kehamilanmu bisa aku rahasiakan. Jika nanti kamu menikah dengan Diptha, kamu bilang kalau kamu hamil dan mengandung anaknya."
"Tapi usia kandungan ini lebih dulu dari pada usia pernikahan kita nanti, Dok. Pasti keluarga Diptha akan curiga."
"Itu dia! Yang harus kamu lakukan setelah itu, melakukan pemeriksaan kehamilan hanya kepadaku dan jangan ke Dokter lain. Aku akan membantumu."
"Serius? Kamu akan bantu aku?" tanya Ayana senang.
"Iya. Kamu tenang saja, rahasia kamu akan aku jaga dengan baik."
Senang bukan kepalang, masalah Ayana berhasil diselesaikan dengan baik. Selain anak yang ada dalam kandungannya bisa memiliki seorang ayah, dia juga bisa mendapatkan bonus memiliki suami yang sempurna yang banyak diinginkan para kaum hawa. Pikir Ayana, hidupnya akan sempurna, hidupnya akan terjamin dan akan akan baik-baik saja. Akanakah berjalan seperti itu?
Ayana menyetuji perjodohan yang direncanakan oleh ibunya, dia bersedia menikah dan menjadi istri dari seorang pengusaha muda yang bernama Diptha Candhana berusia 32 tahun. Setelah menyiapkan beberapa persiapan pernikahan mulai dari gaun pernikahan, undangan, cincin kawin, hari ini Ayana Birdie akan dipersunting oleh seorang pria yang sangat dia sukai yaitu Diptha Candhana. Pernikahan mereka berdua digadang-gadang akan menjadi sebuah pernikahan termewah tahun ini, hotel mewah bintang lima milik keluarga Candhana akan menjadi saksi terikatnya cinta kasih Ayana dan Diptha. Banyak orang yang mendukung pernikahan mereka, ada pula yang iri dan cemburu melihat dua insan cantik dan tampan dipersatukan menjadi satu. Banyak pria dan wanita yang ingin berada di posisi mereka saat ini. "Ya ampun, Anda sangat cantik Nona," puji merias wajah dan rambut ketika melihat Ayana sudah siap menemui pangerannya yang sudah menunggu di depan sana. "Terima kasih," jawab Ayana sambil tersenyum ramah. Dengan
Entah apa yang sudah Diptha lakukan semalam yang jelas dia tidak pulang kembali ke Hotel setelah dia mengetahui hal yang mengejutkan semalam. Ayana yang baru saja selesai mandi tampak sedang duduk di kursi dengan hidangan sarapan tepat di hadapannya, kedua matanya tertuju kepada sebuah pantai yang menghampar luas di luar jendela besar sana. Pikiranya di penuhi dengan ke khawatiran dan juga kegelisahan tentang Diptha yang akan menerimanya atau justru malah melepaskannya setelah Diptha tahu kalau Ayana tidak sesuai dengan apa yang suaminya itu bayangkan. Apa yang akan di katakan orang jika baru satu malam saja menikah Ayana bercerai? Dan bagaimana bayi yang ada dalam kandungannya? Lamunan Ayana buyar ketika dia mendengar seseorang masuk dan membuka pintu, Ayana menoleh dan melihat ternyata yang datang itu suaminya. "Kamu pulang, Mas?" tanya Ayana disertai dengan senyumanya yang hangat. Diptha tidak menjawab sama sekali, dia malah masuk ke dalam kamar dengan raut wajahnya yang dingin
Semua mata tertuju kepada Ayana, tidak sedikit pengunjung Mall secara diam-diam mengambil foto dan video Ayana yang tengah berbelanja dengan ibu mertuanya. Ada yang senang melihat Ayana seorang selebriti terkenal secara langsung, ada juga yang iri melihat Ayana yang hidupnya dirasa sempurna. Namun, kekaguman mereka tiba-tiba berubah ketika ada sebuah artikel yang mengatakan kalau hubungannya dengan suaminya hanya sebatas bisnis dan tidak ada cinta di antara mereka. Sontak hal tersebut pun membuat kaget Hanna dan Septha selaku orang yang selama ini kenal kepada Hanna. "Mbak, kenapa orang-orang usil seperti ini sangat cepat membuat opini yang buruk?" tanya Septha."Aku juga enggak tahu, mungkin mereka iri karena setelah menikah dengan keluarga Chandana karir Ayana akan semakin melejit," jawab Hanna yang masih membaca dengan teliti artikel tersebut, "apa yang harus aku lakukan dan bagaimana caraku memberitahu Ayana mengenai berita ini?""Sulit Mbak, lihat saja penjagaan yang dilakukan
“Jadi, kau sungguh akan pergi dariku?” tanya seorang wanita cantik dengan air mata yang ada sudah mengisi setiap relung matanya. “Maafkan aku, aku tidak bisa mempertahankan kisah cinta kita. Aku harus menikah dengan wanita pilihan kedua orang tuaku. Selamat tinggal,” balas seorang pria yang menggunakan jas lengkap berdasi.“Tidak. Aku mohon jangan pergi! Lantas bagaimana denganku?” tanya si wanita yang menggenggam erat tangan si pria.Si pria menghempaskan genggaman tangan wanitanya dan kemudian berkata dengan lirih, “Maaf.”Wanita cantik itu berlutut melepaskan kepergian sang kekasih, dia menangis terisak seorang diri di pinggir jalan tanpa memperdulikan banyaknya orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Wanita berambut panjang itu merasakan sakit yang begitu luar biasa di dalam hatinya dan sesak di dalam dadanya, dia masih tidak menyangka seorang kekasih yang sudah menjalin hubungannya sejak lama meninggalkannya karena terhalang restu kedua orang tuanya. “CUT!” Sang Sutradara bert
Ayana sedang bersiap untuk pergi ke pesta makan malam yang diadakan oleh Pak Sutradara, hal tersebut membuat Ayana sibuk dan melupakan masalah semalam yang sampai saat ini masih belum dia ingat siapa pria tersebut. Dia pikir selama tidak ada perubahan dalam dirinya yang begitu jelas dan signifikan, dia rasa itu semua akan baik-baik saja. “Ya ampun Mbak Aya! Kamu masih belum siap juga? Pak Sutradara sudah menunggumu dari tadi,” kata Septha yang menerobos masuk ke dalam kamar hotel yang Ayana tempati. “Iya, iya. Ayo kita pergi sekarang,” sahut Ayana sambil sedikit merapikan kembali riasan wajahnya. Acara penutupan malam ini diadakan di sebuah restaurant mewah tepat pinggir pantai. Karena acara makan malam ini tidak diliput oleh media sama sekali, Ayana berani mengenakan baju seksi berwarna putih. Dia menggunakan pakaian berjenis one shoulder dress. Dress yang Ayana kenakan membuat satu sisi bahu yang mulusnya terbuka, apalagi potongan dress yang panjang membelah sampai atas lutut mem
Satu Bulan Kemudian Kilatan cahaya lampu dari sebuah kamera seorang Kameraman sudah menjadi pemandangan biasa bagi Ayana. Tahun ini dia kembali mendapatkan penghargaan sebagai Artis terbaik yang sudah pasti malam ini para Wartawan tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk mewawancarai Ayana dan lain sebagainya. Bukan sebuah mimpi bagi Ayana, tetapi itulah kenyataannya. Dia Ayana Birdie seorang Artis papan atas yang tengah terkenal tahun ini. “Bagaimana perasaan Anda ketika kembali mendapat penghargaan di tahun ini?” tanya salah satu Wartawan. “Pastinya aku sangat bersyukur dan bahagia atas semua yang telah aku raih,” jawab Ayana dengan senyuman ramahnya. Setelah menjawab beberapa pertanyaan wartawan Ayana segera masuk ke dalam mobil dibantu para Petugas Keamanan yang melerai jalannya dan juga langkah kakinya dari kerumunan para Wartawan dan Fans. Mustahil bagi Ayana menjawab semua pertanyaan Wartawan yang tidak ada habisnya, apalagi ketika ada yang bertanya ‘Kapan akan mengakhiri masa
Beberpa menit kemudian Ayana masih terbaring di sebuah sofa, pandangannya yang masih buram berusaha mencoba melihat sekeliling dan dia melihat Septha tengah duduk di samping dirinya. Septha mencoba menyadarkan Ayana dengan minyak angin yang dia genggam, tercium dari baunya yang khas dan menyengat.“Hari ini kan jadwal pemeriksaan Ayana, kenapa kau tidak membawanya?” tanya Hanna yang tengah mengomeli Septha.“Iya, tapi Mbak Aya menolak untuk melakukan pemeriksaan katanya masih banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan,” sahut Septha.Ditengah pendengaran yang masih samar Ayana mendengar perdebatan tersebut. Dia langsung bangun dan berkata, “Sudah kalian jangan berdebat. Ini semua salahku.”“Ayana, kamu pasti kelelahan. Kita ke Rumah Sakit sekarang,” ajak Hanna yang begitu khawatir terlihat dari raut wajahnya.Ayana sudah tidak bisa menolak lagi, kali ini dia harus segera pergi ke Rumah Sakit untuk memeriksakan semua kesehatan tubuhnya. Ayana yang sering meminum wine, sudah
Satu minggu sudah Ayana berada di Rumah Sakit dan hari ini Ayana sudah bisa pulang dengan kondisi tubuh yang terasa sehat. Atas bantuan dari Dokter Lingga, Ayana berhasil mengatasi berita mengenai kesehatannya yang simpang siur yang ada di luar sana dan atas bantuan dari Dokter Lingga juga Ayana hanya mengonsumsi obat-obat khusus Ibu hamil selama berada di Rumah Sakit. Setelah hampir satu minggu ini dan selama berada di rumah sakit, Ayana sudah memutuskan dan bertekad dengan sangat yakin kalau dia akan mempertahankan bayi yang ada dalam kandungannya. Ayana tidak mau menambah dosa dengan menggugurkan janin tersebut. Ayana sangat yakin pasti dia memiliki jalan keluar untuk mengatasi masalah yang akan terjadi kepada dirinya di kemudian hari. “Hari ini kamu istirahat saja. Jika kesehatanmu sudah mulai pulih, kamu bisa melanjutkan syuting yang sempat tertunda,” kata Hanna. “Iya Mbak, mungkin besok aku sudah siap untuk kembali syuting.”
Semua mata tertuju kepada Ayana, tidak sedikit pengunjung Mall secara diam-diam mengambil foto dan video Ayana yang tengah berbelanja dengan ibu mertuanya. Ada yang senang melihat Ayana seorang selebriti terkenal secara langsung, ada juga yang iri melihat Ayana yang hidupnya dirasa sempurna. Namun, kekaguman mereka tiba-tiba berubah ketika ada sebuah artikel yang mengatakan kalau hubungannya dengan suaminya hanya sebatas bisnis dan tidak ada cinta di antara mereka. Sontak hal tersebut pun membuat kaget Hanna dan Septha selaku orang yang selama ini kenal kepada Hanna. "Mbak, kenapa orang-orang usil seperti ini sangat cepat membuat opini yang buruk?" tanya Septha."Aku juga enggak tahu, mungkin mereka iri karena setelah menikah dengan keluarga Chandana karir Ayana akan semakin melejit," jawab Hanna yang masih membaca dengan teliti artikel tersebut, "apa yang harus aku lakukan dan bagaimana caraku memberitahu Ayana mengenai berita ini?""Sulit Mbak, lihat saja penjagaan yang dilakukan
Entah apa yang sudah Diptha lakukan semalam yang jelas dia tidak pulang kembali ke Hotel setelah dia mengetahui hal yang mengejutkan semalam. Ayana yang baru saja selesai mandi tampak sedang duduk di kursi dengan hidangan sarapan tepat di hadapannya, kedua matanya tertuju kepada sebuah pantai yang menghampar luas di luar jendela besar sana. Pikiranya di penuhi dengan ke khawatiran dan juga kegelisahan tentang Diptha yang akan menerimanya atau justru malah melepaskannya setelah Diptha tahu kalau Ayana tidak sesuai dengan apa yang suaminya itu bayangkan. Apa yang akan di katakan orang jika baru satu malam saja menikah Ayana bercerai? Dan bagaimana bayi yang ada dalam kandungannya? Lamunan Ayana buyar ketika dia mendengar seseorang masuk dan membuka pintu, Ayana menoleh dan melihat ternyata yang datang itu suaminya. "Kamu pulang, Mas?" tanya Ayana disertai dengan senyumanya yang hangat. Diptha tidak menjawab sama sekali, dia malah masuk ke dalam kamar dengan raut wajahnya yang dingin
Ayana menyetuji perjodohan yang direncanakan oleh ibunya, dia bersedia menikah dan menjadi istri dari seorang pengusaha muda yang bernama Diptha Candhana berusia 32 tahun. Setelah menyiapkan beberapa persiapan pernikahan mulai dari gaun pernikahan, undangan, cincin kawin, hari ini Ayana Birdie akan dipersunting oleh seorang pria yang sangat dia sukai yaitu Diptha Candhana. Pernikahan mereka berdua digadang-gadang akan menjadi sebuah pernikahan termewah tahun ini, hotel mewah bintang lima milik keluarga Candhana akan menjadi saksi terikatnya cinta kasih Ayana dan Diptha. Banyak orang yang mendukung pernikahan mereka, ada pula yang iri dan cemburu melihat dua insan cantik dan tampan dipersatukan menjadi satu. Banyak pria dan wanita yang ingin berada di posisi mereka saat ini. "Ya ampun, Anda sangat cantik Nona," puji merias wajah dan rambut ketika melihat Ayana sudah siap menemui pangerannya yang sudah menunggu di depan sana. "Terima kasih," jawab Ayana sambil tersenyum ramah. Dengan
Sesuai dengan permintaan sang ibu malam ini Ayana bertemu dengan seorang pria pilihan ibunya yang akan dijodohkan dengannya. Pria tersebut tampaknya tahu kalau wanita yang akan di kunjungi adalah seorang selebritis terkenal, sehingga dia memesan tempat makan malam di sebuah ruangan VIP yang tertutup dan dijaga ketat oleh para petugas keamanan, tidak sembarangan orang bisa masuk di tempat makan tersebut yang tempatnya di hotel bintang lima yang berada di tengah kota Bandung.Ayana terlihat berpakaian rapih, cantik dan anggun. Dia memakai midi dress berwarna hitam, sepatu high heels hitam dan tas merah tua yang elegan, tidak hanya itu dia juga memakai riasan wajah yang terlihat sexy terlihat dari warna lipstik yang dia gunakan berwarna merah darah."Nona Ayana Birdie?" tanya salah seorang pria berpakaian rapi berdasi seorang Manager Hotel."Iya, saya.""Mari ikut saya, Nona," ajaknya dengan sangat ramah.Tidak lama Ayana berhenti di depan sebuah pintu tinggi yang sudah ada dua penjaga d
Ayana tidak mau difitnah begitu saja oleh artis baru terkenal tersebut, dia harus menunjukan siapa dia sebenarnya kepada artis baru itu. Kebetulan dan sepertinya dewi fortuna baru saja berpihak kepadanya, Ayana harus beradegan dengan Briana secara langsung, di adegan tersebut menceritakan Ayana harus menunjukan rasa marahnya kepada Briana dan katanya amarah itu harus terlihat natural dan memuncak."Camera! Rol! Action!" teriak Pak Sutradara menandakan Ayana harus memulai keahliannya untuk berakting.Ayana menatap kedua mata Briana dengan sangat tajam, dengan luka yang ada di wajah dan sekujur tubuhnya dia mulai menampar wajah Briana. Bepura-pura melayangkan tamparan keras tidak dilakukan oleh Ayana, dia melakukan tampan keras itu secara nyata dan membuat Briana benar-benar merasakan sakit dan perih di pipinya."Awh sakit," rintih Briana membuat pengambilan gambar kali ini gagal."Briana, seharusnya kamu jangan merintih kesakitan seperti itu. Tidak ada dialog 'awh sakit' di naskah!" ko
Satu minggu sudah Ayana berada di Rumah Sakit dan hari ini Ayana sudah bisa pulang dengan kondisi tubuh yang terasa sehat. Atas bantuan dari Dokter Lingga, Ayana berhasil mengatasi berita mengenai kesehatannya yang simpang siur yang ada di luar sana dan atas bantuan dari Dokter Lingga juga Ayana hanya mengonsumsi obat-obat khusus Ibu hamil selama berada di Rumah Sakit. Setelah hampir satu minggu ini dan selama berada di rumah sakit, Ayana sudah memutuskan dan bertekad dengan sangat yakin kalau dia akan mempertahankan bayi yang ada dalam kandungannya. Ayana tidak mau menambah dosa dengan menggugurkan janin tersebut. Ayana sangat yakin pasti dia memiliki jalan keluar untuk mengatasi masalah yang akan terjadi kepada dirinya di kemudian hari. “Hari ini kamu istirahat saja. Jika kesehatanmu sudah mulai pulih, kamu bisa melanjutkan syuting yang sempat tertunda,” kata Hanna. “Iya Mbak, mungkin besok aku sudah siap untuk kembali syuting.”
Beberpa menit kemudian Ayana masih terbaring di sebuah sofa, pandangannya yang masih buram berusaha mencoba melihat sekeliling dan dia melihat Septha tengah duduk di samping dirinya. Septha mencoba menyadarkan Ayana dengan minyak angin yang dia genggam, tercium dari baunya yang khas dan menyengat.“Hari ini kan jadwal pemeriksaan Ayana, kenapa kau tidak membawanya?” tanya Hanna yang tengah mengomeli Septha.“Iya, tapi Mbak Aya menolak untuk melakukan pemeriksaan katanya masih banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan,” sahut Septha.Ditengah pendengaran yang masih samar Ayana mendengar perdebatan tersebut. Dia langsung bangun dan berkata, “Sudah kalian jangan berdebat. Ini semua salahku.”“Ayana, kamu pasti kelelahan. Kita ke Rumah Sakit sekarang,” ajak Hanna yang begitu khawatir terlihat dari raut wajahnya.Ayana sudah tidak bisa menolak lagi, kali ini dia harus segera pergi ke Rumah Sakit untuk memeriksakan semua kesehatan tubuhnya. Ayana yang sering meminum wine, sudah
Satu Bulan Kemudian Kilatan cahaya lampu dari sebuah kamera seorang Kameraman sudah menjadi pemandangan biasa bagi Ayana. Tahun ini dia kembali mendapatkan penghargaan sebagai Artis terbaik yang sudah pasti malam ini para Wartawan tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk mewawancarai Ayana dan lain sebagainya. Bukan sebuah mimpi bagi Ayana, tetapi itulah kenyataannya. Dia Ayana Birdie seorang Artis papan atas yang tengah terkenal tahun ini. “Bagaimana perasaan Anda ketika kembali mendapat penghargaan di tahun ini?” tanya salah satu Wartawan. “Pastinya aku sangat bersyukur dan bahagia atas semua yang telah aku raih,” jawab Ayana dengan senyuman ramahnya. Setelah menjawab beberapa pertanyaan wartawan Ayana segera masuk ke dalam mobil dibantu para Petugas Keamanan yang melerai jalannya dan juga langkah kakinya dari kerumunan para Wartawan dan Fans. Mustahil bagi Ayana menjawab semua pertanyaan Wartawan yang tidak ada habisnya, apalagi ketika ada yang bertanya ‘Kapan akan mengakhiri masa
Ayana sedang bersiap untuk pergi ke pesta makan malam yang diadakan oleh Pak Sutradara, hal tersebut membuat Ayana sibuk dan melupakan masalah semalam yang sampai saat ini masih belum dia ingat siapa pria tersebut. Dia pikir selama tidak ada perubahan dalam dirinya yang begitu jelas dan signifikan, dia rasa itu semua akan baik-baik saja. “Ya ampun Mbak Aya! Kamu masih belum siap juga? Pak Sutradara sudah menunggumu dari tadi,” kata Septha yang menerobos masuk ke dalam kamar hotel yang Ayana tempati. “Iya, iya. Ayo kita pergi sekarang,” sahut Ayana sambil sedikit merapikan kembali riasan wajahnya. Acara penutupan malam ini diadakan di sebuah restaurant mewah tepat pinggir pantai. Karena acara makan malam ini tidak diliput oleh media sama sekali, Ayana berani mengenakan baju seksi berwarna putih. Dia menggunakan pakaian berjenis one shoulder dress. Dress yang Ayana kenakan membuat satu sisi bahu yang mulusnya terbuka, apalagi potongan dress yang panjang membelah sampai atas lutut mem