Home / Romansa / Nobody Knows / Kenangan Menyakitkan

Share

Kenangan Menyakitkan

Author: Poppuri
last update Last Updated: 2021-08-09 16:35:43

Jessica baru saja keluar dari toilet, dia berjalan keluar untuk kembali ke tempatnya bersama Kirei dan Renata. Dia melihat sekeliling mencari keberadaan sosok yang ingin dia temui lagi. Dia berpikir jika pria yang menyelamatkannya hari itu berharap bisa dia temui lagi di sini.

Jessica terdiam melihat seseorang yang tidak jauh darinya, bukan karena menemukan sosok pria yang dia cari melainkan karena dia melihat sosok mantan pacarnya yang saling rangkul bersama seorang gadis dengan mesra, pria itu berjalan kearahnya. Jessica panik dia melihat kanan dan kiri untuk mencari tempat bersembunyi.

Sebuah tangan tiba-tiba menarik lengannya, menyudutkannya ke tembok. Jessica mau protes karena badan pria yang menariknya itu terlalu dekat dengannya tapi dia terpaku saat mendongak melihat wajah pria itu. Pria yang dia cari-cari.

Di depan wajah Jessica sekarang adalah dada bidang lelaki itu, jantungnya rasanya seperti sudah jatuh ke perut sekarang. Lelaki itu sedikit menunduk menatap wajah Jessica.

“Aku tidak tahu apa alasanmu bersembunyi, tapi karena kamu terlihat ingin sembunyi aku hanya membantu,” bisik pria itu. Wajah mereka berdua sangat dekat. Jessica mengabaikan ucapan pria itu, dia sibuk menstabilkan detak jantungnya.

Pria itu menjauhkan badannya melihat gadis itu terlihat seperti tidak bernapas “Hallo? Apa kau mendengarku?” Ujarnya melambaikan tangan di depan wajah Jessica. Jessica tersadar dia tersentak dan melihat pria itu. “Oh? Kamu Haru kan? Terima kasih sekali lagi.” Ujar Jessica gugup.

“Kenapa bersembunyi?” Tanya Haru memiringkan kepala.

“Aku hanya tidak ingin berurusan dengan dia lagi,” cicitnha pelan. Haru mengangguk mengerti “Baiklah, aku permisi kalau begitu.”

“Kalau tidak mau berurusan dengannya jangan ke tempat ini, pria itu sangat sering kemari,” ujar Haru lagi. Dia akan berbalik untuk pergi tapi Jessica tiba-tiba menahan lengannya. Haru menghentikan langkahnya dan menoleh.

“Aku kemari untuk mencarimu,” ujar Jessica tiba-tiba. Haru membalikan badannya menatap Jessica “Kenapa?” tanya Haru datar. Jessica menelan ludahnya gugup dia mengeluarkan ponsel di dalam tasnya dan memberikannya pada Haru.

“Boleh minta nomor ponselmu? Aku ingin mentraktir makan untuk terima kasih” ujar Jessica. Haru menatap wajah Jessica dan ponselnya bergantian. Dia tersenyum.

Jessica kembali ke kamar mandi dia masuk ke salah satu bilik kamar mandi, dia menatap ponselnya bahagia melihat kontak Haru tersimpan di ponselnya. Dia menghentakan kakinya gembira.

                              ...

Haru berjalan di antara kerumunan orang-orang di dalam bar, dia akan menemui kekasihnya. Saat dia menuju meja tempat kekasihnya menunggu, Haru menghentikan langkahnya melihat seseorang yang tidak asing tengah mengobrol akrab dengan kekasihnya itu. Haru tidak melanjutkan langkahnya, berdiri terdiam terpaku. Dia juga tidak mengetahui mengapa dirinya tidak melanjutkan langkah kakinya malah terdiam di sana.

Kekasih Haru yaitu Renata terlihat sangat akrab dengan gadis di depannya. Haru memperhatikan mereka dari jauh.

Renata tengah melihat sekelilingnya mencari Haru yang tidak kunjung datang juga, dia akan mengeluarkan ponselnya. Kirei membuka ponselnya setelah sesaat yang lalu ada pesan masuk, dia melihat pengirim pesan itu bernama ‘kakak’. Kirei membuka pesan itu yang ternyata berisi

‘aku sekarang ada di restoran ambu, aku menunggumu membawa uangnya

Kirei menghela napas, dia segera pamit pada Renata untuk pergi karena ada urusan. “Ada apa? Ada masalah?” Renata seperti seorang pembaca pikiran, Kirei hanya menggelengkan kepalanya dia bersiap untuk melangkah pergi.

“Jessica lama sekali, kalau dia kembali beritahu aku tidak enak badan dan pulang duluan ya Kak.”

Rena mengangguk mengerti, Kirei melangkahkan kakinya pergi meninggalkan bar.

Haru memandangi Kirei yang berjalan menjauh sampai punggungnya menghilang dari pandangannya, Haru menghela napasnya. Dia berjalan mendekati Renata.

“Ayo pergi!" ajak Haru. Renata terkejut melihat kekasihnya itu “Tunggu dulu, aku sedang menunggu seseorang.” Ujar Renata yang tengah menunggu Jessica tidak kunjung keluar kamar mandi.

Haru menghela napas “Kalau begitu aku pergi duluan, aku lelah.” Renata bingung melihat Haru yang malah pergi meninggalkan cafe.

                              ...

Kirei dan kakak lelakinya yang bernama Yuvin kini tengah berada di sebuah restoran, mereka sedang makan bersama. Sang kakak terlihat memakan makanannya dengan lahap sedangkan Kirei hanya mengaduk makanannya, dia menundukan kepalanya.

Kakaknya itu menatap Kirei yang tidak memakan makanannya.

“Kenapa tidak makan? Kau yang akan membayar makanannya. Jadi dimakan, jangan buang-buang uangmu," ujar kakaknya santai. Kirei menatap kakaknya dan menghela napas.

“Aku bisa membayar makanan tapi aku tidak punya uang untuk Kakak. Aku belum gajian,” ujar Kirei pelan menatap kakaknya.

Kakaknya itu berhenti makan dan menaruh alat makannya di meja, dia balas menatap Kirei kesal.

“Lebih baik jangan bekerja di perusahaan itu, kau jadi tidak pernah punya uang. Bekerja paruh waktu lagi saja, dulu kau sering sekali memberikanku uang karena punya banyak pekerjaan paruh waktu kan?” ujar kakaknya. Kirei lagi-lagi hanya menghela napas mendengar ucapan kakaknya.

“Saat itu aku melakukan sepuluh pekerjaan paruh waktu perminggu. Untuk biaya kuliah dan hidupku, juga hidup kakak. Aku hanya tertidur 3 jam perhari aku bahkan pernah tidak tidur karena banyak tugas kuliah. Tega sekali kakak mengatakan itu." Kirei menahan tangisnya. Kakaknya itu mendesis jengah, dasar tukang drama pikirnya.

“Kau tidak ikhlas melakukan itu? Kau pikir kita hidup menderita seperti ini ulah siapa hah?” tanya kakak Kirei sinis. Kirei mengigit bibirnya.

Flashback

Kirei berjalan sempoyongan menyusuri lorong rumah sakit, wajahnya berwarna merah, matanya terlihat sembab. Dia berusaha berjalan dengan benar hingga dia menemukan kakaknya yang tengah menangis histeris di depan sebuah ruangan, Air mata Kirei mengalir matanya semakin memerah saat melihat tulisan ruangan itu. Kamar mayat.

Kirei melangkahkan kakinya mendekati ruangan itu, Kakaknya yang menyadari kedatangan Kirei segera menghampirinya dan mencengkram kerah baju Kirei.

“Gara-gara kamu... orang tuaku meninggal gara-gara kamu. Mereka bersikeras untuk mencarimu karena kamu tidak pulang semalaman, darimana saja kamu? Kalau saja mereka tidak mencarimu... mereka tidak akan kecelakaan!” Kirei menatap lemas kakaknya, tubuhnya yang mungil tidak punya kekuatan untuk menahan cengkraman kakak lelakinya itu. Dia tersungkur ke lantai saat kakaknya melepaskan cengkramannya dengan keras.

                              ...

Di pemakaman, Kirei hanya terduduk dengan tatapan kosong. Jessica sahabatnya menepuk-nepuk pundak Kirei. Pemakaman di lakukan dengan khidmat. Kakak Kirei menatap adiknya yang sedang duduk, amarahnya memuncak masih tidak ikhlas dengan kematian orang tuanya. Ia akan segera menikah tetapi sepertinya pernikahannya tidak akan terjadi karena kedua orang tuanya meninggal. Dia tidak punya uang untuk membayar biaya pernikahannya, padahal sebelum kecelakaan orang tuanya berjanji akan mencari uang untuk biaya pernikahan.

Yuvin, kakak Kirei mengambil batu besar di tangannya. Dia menghampiri Kirei dengan emosi. Orang-orang di sana tidak ada yang menyadari. Tiba-tiba kakaknya menghantamkan batu besar ke kepala Kirei, orang-orang terkejut melihatnya. Belum puas sampai di situ kakaknya ingin menghantamkan batu lagi tetapi untungnya dilerai oleh orang-orang yang ada disana. Kepala Kirei mengeluarkan banyak darah, dia tidak sadarkan diri.

“Aku akan membunuhmu, aku akan membunuhmu dan mengirimu ke neraka. Dasar anak pungut!” teriak kakaknya itu marah.

Kirei ternyata bukan putri kandung orang tuanya. Orang tuanya mengadopsi Kirei di panti asuhan saat dia berumur 6 tahun. Walaupun anak adopsi Kirei dan keluarganya hidup bahagia. Setidaknya sebelum kedua orang tua angkatnya meninggal.

                              ...

Kirei membuka matanya menatap sekeliling. dia menoleh dan menemukan disampingnya ada seorang gadis tengah tertidur dengan posisi duduk. Gadis itu adalah Jessica, ia terbangun dan terkejut melihat Kirei terbangun setelah tidak sadarkan diri selama seminggu. Dia segera berteriak memanggil ayahnya, ayah Jessica segera memasuki ruangan.

Kirei menatap bingung gadis di depannya.

“Kamu siapa?” mendengar pertanyaan itu, ayah dan anaknya itu terkejut.

Dokter sudah melakukan pemeriksaan pada Kirei ternyata Kirei mengalami hilang ingatan karena syok yang di alaminya. Otaknya secara otomatis menghilangkan ingatannya untuk pertahanan diri.

Sejak saat itu Kirei tinggal bersama dengan keluarga Jessica dan ayahnya karena kakaknya sangat membencinya. Ingatan Kirei juga perlahan kembali kecuali kenangan masa kecilnya dan Kirei mulai menerima kenyataan dan hidup dengan tegar dan mandiri.

Dia bahkan mendapatkan beasiswa jurusan bahasa Korea, dia kuliah tanpa mengeluarkan biaya sedikitpun. Dia juga melakukan banyak pekerjaan paruh waktu untuk menghidupi dirinya dan tidak mau menjadi beban keluarga Jessica.

Suatu hari kakak Kirei menemui Kirei dan sejak saat itu dia selalu meminta uang pada Kirei. Kirei yang masih merasa bersalah pada kakaknya selalu memberikan uang hasil kerja kerasnya saat kakaknya meminta uang.

Related chapters

  • Nobody Knows   Pembunuhan Baru

    Semua karyawan perusahaan Hanseung tengah makan siang bersama di kantin, termasuk Kirei. “Pak Faisal aneh banget, dia tidak pernah makan lagi sama kita. Kira-kira kenapa hari itu dia mau makan sama kita?” Seorang karyawan wanita tiba-tiba menggosipkan Faisal. Kirei diam saja mendengarnya, dia teringat kejadian di restoran. Dia memperingati Faisal untuk berpura-pura tidak mengenalnya dan hanya membahas pekerjaan. Faisal sangat menuruti perkataan Kirei. Kirei melihat sosok Faisal yang tengah berjalan keluar, dia jadi merasa bersalah. ... Faisal duduk di sebuah restoran, dia tengah makan siang sendirian. Memesan satu porsi nasi goreng dan memakannya dengan santai. Seorang gadis memasuki restoran itu dia hendak memesan makanan tetapi matanya melihat sosok Faisal, gadis itu terlihat terkejut. Dia berjalan mendekati Faisal.

    Last Updated : 2021-08-13
  • Nobody Knows   Who Are You?

    Kirei menatap di depannya dengan pandangan kosong. Di sinilah ia sekarang, di kantor polisi untuk memberi keterangan mengenai kejadian mengerikan yang terjadi tadi malam. Pak Ardi menghampiri Kirei memberikan kopi untuk Kirei yang terlihat linglung. “Tenang saja, ini hanya memberikan keterangan tentang apa yang kamu ketahui, kamu tidak akan jadi tersangka.” Ujar Pak Ardi menenangkan, Kirei menatap ayah sahabatnya itu. “Kak Rena, Apa dia benar-benar meninggal?” Tanya Kirei, ia menundukan kepalanya dan menutup wajahnya lalu mengusapnya kasar. “Itu semua salahku, seharusnya aku mengunci pintu rumahnya setelah pergi, seharusnya aku menemaninya.” Air mata Kirei mengalir ia tidak percaya seseorang yang kurang dari 6 jam yang lalu bersamanya dan mengobrol bersamanya sudah meninggal dengan cara yang mengenaskan seperti itu. Pak Ardi mengulurkan tangannya menepuk-nepuk pelan bahu Kirei. “Ini bukan salahmu,” ujar Pak Ardi menenangkan. “A

    Last Updated : 2021-08-17
  • Nobody Knows   Tree House Cafe

    Haru melangkahkan kakinya menuju cafe. Di dalam, dia melihat Jessica yang tengah duduk menunggunya. Haru menghampiri Jessica, Jessica yang menyadari segera bangkit dia terkejut melihat luka memar di wajah Haru. “Wajahmu kenapa?” tanya Jessica khawatir, ia memegang wajah Haru dengan tangannya, memegang memar itu mengusapnya pelan. Haru menatapnya, Jessica tersadar dengan tatapan Haru dia menelan ludahnya gugup karena wajah mereka sangat dekat. Tidak menyingkirkan tangannya di wajah Haru, Jessica memberanikan diri menatap Haru. “Aku menyukaimu.” Jessica tiba-tiba mengakui perasaannya. Haru hanya menatapnya dengan tatapan dalam, Jessica merasakan seperti tatapan Haru menarik dirinya masuk ke dalam. Haru hanya terdiam tidak mengatakan apapun. “Apa kau pernah memikirkanku?” tanya Jessica, dia sedikit menyesal sepertinya dia terlalu cepat menyatakan perasaannya. Haru tiba-tiba menarik wajah Jessica dan menciumnya. Jessica membelalakan matany

    Last Updated : 2021-08-19
  • Nobody Knows   Jangan Dekati Dia

    Hari ini adalah hari pertama Kirei menjadi penerjemah langsung. Hari ini dia tidak tahu harus memiliki perasaan apa, perasaannya campur aduk. Dia sangat senang karena ini hari pertama dia menunjukan keahliannya dalam menerjemahkan kepada atasan yang langsung datang dari kantor pusat di Korea, di lain sisi juga tidak senang karena dia harus menerjemahkan ucapan pria dingin misterius tidak berperasaan itu. Kirei sebetulnya sudah tidak ingin berhubungan lagi dengan pria itu, pria itu terlihat misterius dan sangat berbahaya. Kirei masih tidak mengerti mengapa Jessica sangat menyukai Haru. “I eumlyoneun maggeolliwa keopiui honhabmullo mandeul-eojibnida.” Kirei menerjemahkan apa yang di katakan Haru pada atasannya dengan senyuman di wajahnya. Tangannya tidak tinggal diam, selain menjelaskan menggunakan kata-kata Kirei juga menjelaskan menggunakan tangannya. Haru menahan senyumannya melihat Kirei yang terlihat sangat bersemangat. “Kopi memiliki banya

    Last Updated : 2021-08-23
  • Nobody Knows   Awal Hubungan Baru

    Kirei tengah makan sendirian di restoran, setelah beberapa hari yang lalu ia bertemu dengan ayah Jessica ia jadi sering memikirkan Haru. Penasaran apakah benar Haru adalah tersangka pembunuhan berantai? Ia juga harus berpikir bagaimana mengatakan itu pada Jessica, karena yang dia tahu Jessica sangat keras kepala dia baru akan menyerah jika dia sendiri ingin menyerah dia bukan type orang yang mendengar perkataan orang lain. Kirei menghela napas memikirkan banyak masalah di kepalanya, ia kembali memasukan sendok berisi bubur ke dalam mulutnya. Pagi hari sekali diakhir pekan Jessica sudah pergi meninggalkan kostan tanpa memberitahunya. Kirei berpikir pasti Jessica ingin menemui Haru lagi. Dia memijat kepalanya yang terasa pening. “Bagaimana aku memberitahunya untuk menjauhi Haru,” gumam Kirei pelan. “Aku kenapa?” Kirei hampir tersedak melihat sosok yang baru saja bicara, sosok itu duduk di depan meja Kirei, mereka duduk berhadapan. “Bu saya bakso

    Last Updated : 2021-08-27
  • Nobody Knows   Aku, Kamu dan Hujan

    Faisal, Dini dan Kirei tengah bekerja di cafe Haru, mereka masih harus menyelesaikan beberapa laporan yang harus diterjemahkan. Di meja yang sama, Kirei dan Dini duduk bersebelahan dan Faisal yang duduk di depan mereka. Sudah sekitar 4 jam mereka duduk di sana setelah kepergian atasan mereka. Dini melakukan peregangan, otot-ototnya yang terasa kaku karena sudah lama sekali mereka duduk di sana. Faisal menyadari itu menyuruh Dini pulang duluan karena laporannya hampir selesai. Dini mengiyakan dan pergi duluan. Kini hanya Kirei dan Faisal yang berada disana, Faisal bangkit dan pindah duduk menjadi di samping Kirei. Kirei yang tidak terlalu mengindahkannya masih fokus mengerjakan laporan. Faisal menatap Kirei tanpa sadar dirinya menyunggingkan sebuah senyuman, Haru yang berada tidak jauh darisana menatap mereka tanpa berkedip. “Oh? Kirei kamu disini?” Jessica yang entah datang darimana tiba-tiba menyapa Kirei. Kirei terkejut melihat kedatangan Je

    Last Updated : 2021-08-31
  • Nobody Knows   Liburan Tiga Hari Dua Malam

    Siang hari begitu terik menyinari kota, Jessica hendak pergi makan siang di restoran tempat dia biasa makan, gadis itu duduk di salah satu bangku restoran. Dia mengehela napas panjang sembari melihat keluar jendela, tatapannya menerawang. Lalu iris matanya melihat orang-orang sekitar yang juga tengah makan siang di restoran itu, mereka tengah mengobrol tentang beratnya pekerjaan mereka. Jessica lagi-lagi hanya menghela napas panjang. Setelah lulus SMA, dia memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah, dan sepertinya dia sedikit menyesalinya sekarang. Mencari pekerjaan sulit sekali hanya menggunakan ijajah SMA. Tahu begini, dia kuliah di jurusan kedokteran saja seperti yang ayahnya sarankan, mungkin sekarang dia tidak perlu repot-repot mencari pekerjaan. Jessica awalnya bekerja part time bersama Kirei. Walaupun tidak sebanyak pekerjaan Kirei, Jessica pernah bekerja part time di restoran cepat saji. Tetapi sekarang dia keluar dengan alasan bosan, setiap hari hanya

    Last Updated : 2021-09-06
  • Nobody Knows   Pasangan Tertukar

    Faisal dan Kirei sudah sampai di villa tempat mereka menginap, mereka berdua bingung melihat jendela yang sudah berlubang dan seorang Bibi pengurus villa yang tengah membersihkan pecahan kaca yang berserakan di lantai.“Apa yang terjadi?” tanya Kirei pada Bibi yang tengah menyapukan pecahan kaca, bibi itu menghentikan aktivitasnya.“Ummm... Anu... Tadi ada yang ngelempar batu besar ke villa neng, kayanya sengaja gitu.” Ujar Bibi itu ragu-ragu.Kirei dan Faisal saling menoleh, mereka berdua sama-sama bingung, “Neng sama Abangnya ada di kamar, lagi nenangin diri,” ujar Bibi itu lagi. Kirei dan Faisal mengangguk dan segera ke kamar yang dimaksud.Kirei dan Faisal memasuki ruangan yaitu kamar Jessica dan Kirei, di sana Jessica sedang duduk dan memeluk pinggang Haru yang tengah berdiri, Kirei melihat ekspresi Haru yang terlihat seperti memikirkan sesuatu sambil menepuk-nepuk pundak Jessica menenangkan.“Kamu bai

    Last Updated : 2021-09-18

Latest chapter

  • Nobody Knows   Pasangan Tertukar

    Faisal dan Kirei sudah sampai di villa tempat mereka menginap, mereka berdua bingung melihat jendela yang sudah berlubang dan seorang Bibi pengurus villa yang tengah membersihkan pecahan kaca yang berserakan di lantai.“Apa yang terjadi?” tanya Kirei pada Bibi yang tengah menyapukan pecahan kaca, bibi itu menghentikan aktivitasnya.“Ummm... Anu... Tadi ada yang ngelempar batu besar ke villa neng, kayanya sengaja gitu.” Ujar Bibi itu ragu-ragu.Kirei dan Faisal saling menoleh, mereka berdua sama-sama bingung, “Neng sama Abangnya ada di kamar, lagi nenangin diri,” ujar Bibi itu lagi. Kirei dan Faisal mengangguk dan segera ke kamar yang dimaksud.Kirei dan Faisal memasuki ruangan yaitu kamar Jessica dan Kirei, di sana Jessica sedang duduk dan memeluk pinggang Haru yang tengah berdiri, Kirei melihat ekspresi Haru yang terlihat seperti memikirkan sesuatu sambil menepuk-nepuk pundak Jessica menenangkan.“Kamu bai

  • Nobody Knows   Liburan Tiga Hari Dua Malam

    Siang hari begitu terik menyinari kota, Jessica hendak pergi makan siang di restoran tempat dia biasa makan, gadis itu duduk di salah satu bangku restoran. Dia mengehela napas panjang sembari melihat keluar jendela, tatapannya menerawang. Lalu iris matanya melihat orang-orang sekitar yang juga tengah makan siang di restoran itu, mereka tengah mengobrol tentang beratnya pekerjaan mereka. Jessica lagi-lagi hanya menghela napas panjang. Setelah lulus SMA, dia memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah, dan sepertinya dia sedikit menyesalinya sekarang. Mencari pekerjaan sulit sekali hanya menggunakan ijajah SMA. Tahu begini, dia kuliah di jurusan kedokteran saja seperti yang ayahnya sarankan, mungkin sekarang dia tidak perlu repot-repot mencari pekerjaan. Jessica awalnya bekerja part time bersama Kirei. Walaupun tidak sebanyak pekerjaan Kirei, Jessica pernah bekerja part time di restoran cepat saji. Tetapi sekarang dia keluar dengan alasan bosan, setiap hari hanya

  • Nobody Knows   Aku, Kamu dan Hujan

    Faisal, Dini dan Kirei tengah bekerja di cafe Haru, mereka masih harus menyelesaikan beberapa laporan yang harus diterjemahkan. Di meja yang sama, Kirei dan Dini duduk bersebelahan dan Faisal yang duduk di depan mereka. Sudah sekitar 4 jam mereka duduk di sana setelah kepergian atasan mereka. Dini melakukan peregangan, otot-ototnya yang terasa kaku karena sudah lama sekali mereka duduk di sana. Faisal menyadari itu menyuruh Dini pulang duluan karena laporannya hampir selesai. Dini mengiyakan dan pergi duluan. Kini hanya Kirei dan Faisal yang berada disana, Faisal bangkit dan pindah duduk menjadi di samping Kirei. Kirei yang tidak terlalu mengindahkannya masih fokus mengerjakan laporan. Faisal menatap Kirei tanpa sadar dirinya menyunggingkan sebuah senyuman, Haru yang berada tidak jauh darisana menatap mereka tanpa berkedip. “Oh? Kirei kamu disini?” Jessica yang entah datang darimana tiba-tiba menyapa Kirei. Kirei terkejut melihat kedatangan Je

  • Nobody Knows   Awal Hubungan Baru

    Kirei tengah makan sendirian di restoran, setelah beberapa hari yang lalu ia bertemu dengan ayah Jessica ia jadi sering memikirkan Haru. Penasaran apakah benar Haru adalah tersangka pembunuhan berantai? Ia juga harus berpikir bagaimana mengatakan itu pada Jessica, karena yang dia tahu Jessica sangat keras kepala dia baru akan menyerah jika dia sendiri ingin menyerah dia bukan type orang yang mendengar perkataan orang lain. Kirei menghela napas memikirkan banyak masalah di kepalanya, ia kembali memasukan sendok berisi bubur ke dalam mulutnya. Pagi hari sekali diakhir pekan Jessica sudah pergi meninggalkan kostan tanpa memberitahunya. Kirei berpikir pasti Jessica ingin menemui Haru lagi. Dia memijat kepalanya yang terasa pening. “Bagaimana aku memberitahunya untuk menjauhi Haru,” gumam Kirei pelan. “Aku kenapa?” Kirei hampir tersedak melihat sosok yang baru saja bicara, sosok itu duduk di depan meja Kirei, mereka duduk berhadapan. “Bu saya bakso

  • Nobody Knows   Jangan Dekati Dia

    Hari ini adalah hari pertama Kirei menjadi penerjemah langsung. Hari ini dia tidak tahu harus memiliki perasaan apa, perasaannya campur aduk. Dia sangat senang karena ini hari pertama dia menunjukan keahliannya dalam menerjemahkan kepada atasan yang langsung datang dari kantor pusat di Korea, di lain sisi juga tidak senang karena dia harus menerjemahkan ucapan pria dingin misterius tidak berperasaan itu. Kirei sebetulnya sudah tidak ingin berhubungan lagi dengan pria itu, pria itu terlihat misterius dan sangat berbahaya. Kirei masih tidak mengerti mengapa Jessica sangat menyukai Haru. “I eumlyoneun maggeolliwa keopiui honhabmullo mandeul-eojibnida.” Kirei menerjemahkan apa yang di katakan Haru pada atasannya dengan senyuman di wajahnya. Tangannya tidak tinggal diam, selain menjelaskan menggunakan kata-kata Kirei juga menjelaskan menggunakan tangannya. Haru menahan senyumannya melihat Kirei yang terlihat sangat bersemangat. “Kopi memiliki banya

  • Nobody Knows   Tree House Cafe

    Haru melangkahkan kakinya menuju cafe. Di dalam, dia melihat Jessica yang tengah duduk menunggunya. Haru menghampiri Jessica, Jessica yang menyadari segera bangkit dia terkejut melihat luka memar di wajah Haru. “Wajahmu kenapa?” tanya Jessica khawatir, ia memegang wajah Haru dengan tangannya, memegang memar itu mengusapnya pelan. Haru menatapnya, Jessica tersadar dengan tatapan Haru dia menelan ludahnya gugup karena wajah mereka sangat dekat. Tidak menyingkirkan tangannya di wajah Haru, Jessica memberanikan diri menatap Haru. “Aku menyukaimu.” Jessica tiba-tiba mengakui perasaannya. Haru hanya menatapnya dengan tatapan dalam, Jessica merasakan seperti tatapan Haru menarik dirinya masuk ke dalam. Haru hanya terdiam tidak mengatakan apapun. “Apa kau pernah memikirkanku?” tanya Jessica, dia sedikit menyesal sepertinya dia terlalu cepat menyatakan perasaannya. Haru tiba-tiba menarik wajah Jessica dan menciumnya. Jessica membelalakan matany

  • Nobody Knows   Who Are You?

    Kirei menatap di depannya dengan pandangan kosong. Di sinilah ia sekarang, di kantor polisi untuk memberi keterangan mengenai kejadian mengerikan yang terjadi tadi malam. Pak Ardi menghampiri Kirei memberikan kopi untuk Kirei yang terlihat linglung. “Tenang saja, ini hanya memberikan keterangan tentang apa yang kamu ketahui, kamu tidak akan jadi tersangka.” Ujar Pak Ardi menenangkan, Kirei menatap ayah sahabatnya itu. “Kak Rena, Apa dia benar-benar meninggal?” Tanya Kirei, ia menundukan kepalanya dan menutup wajahnya lalu mengusapnya kasar. “Itu semua salahku, seharusnya aku mengunci pintu rumahnya setelah pergi, seharusnya aku menemaninya.” Air mata Kirei mengalir ia tidak percaya seseorang yang kurang dari 6 jam yang lalu bersamanya dan mengobrol bersamanya sudah meninggal dengan cara yang mengenaskan seperti itu. Pak Ardi mengulurkan tangannya menepuk-nepuk pelan bahu Kirei. “Ini bukan salahmu,” ujar Pak Ardi menenangkan. “A

  • Nobody Knows   Pembunuhan Baru

    Semua karyawan perusahaan Hanseung tengah makan siang bersama di kantin, termasuk Kirei. “Pak Faisal aneh banget, dia tidak pernah makan lagi sama kita. Kira-kira kenapa hari itu dia mau makan sama kita?” Seorang karyawan wanita tiba-tiba menggosipkan Faisal. Kirei diam saja mendengarnya, dia teringat kejadian di restoran. Dia memperingati Faisal untuk berpura-pura tidak mengenalnya dan hanya membahas pekerjaan. Faisal sangat menuruti perkataan Kirei. Kirei melihat sosok Faisal yang tengah berjalan keluar, dia jadi merasa bersalah. ... Faisal duduk di sebuah restoran, dia tengah makan siang sendirian. Memesan satu porsi nasi goreng dan memakannya dengan santai. Seorang gadis memasuki restoran itu dia hendak memesan makanan tetapi matanya melihat sosok Faisal, gadis itu terlihat terkejut. Dia berjalan mendekati Faisal.

  • Nobody Knows   Kenangan Menyakitkan

    Jessica baru saja keluar dari toilet, dia berjalan keluar untuk kembali ke tempatnya bersama Kirei dan Renata. Dia melihat sekeliling mencari keberadaan sosok yang ingin dia temui lagi. Dia berpikir jika pria yang menyelamatkannya hari itu berharap bisa dia temui lagi di sini. Jessica terdiam melihat seseorang yang tidak jauh darinya, bukan karena menemukan sosok pria yang dia cari melainkan karena dia melihat sosok mantan pacarnya yang saling rangkul bersama seorang gadis dengan mesra, pria itu berjalan kearahnya. Jessica panik dia melihat kanan dan kiri untuk mencari tempat bersembunyi. Sebuah tangan tiba-tiba menarik lengannya, menyudutkannya ke tembok. Jessica mau protes karena badan pria yang menariknya itu terlalu dekat dengannya tapi dia terpaku saat mendongak melihat wajah pria itu. Pria yang dia cari-cari. Di depan wajah Jessica sekarang adalah dada bidang lelaki itu, jantungnya rasanya seperti sudah jatuh ke perut sekarang. Lelaki itu sedikit menund

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status