Share

Bab 11

Author: Miss Yune
last update Last Updated: 2025-04-16 09:55:16

Darahku mendidih mendengar Karina mengaku hamil benih dari suamiku. Kulihat Mas Rafli dengan wajah yang memelas, memintaku untuk mendengarkan penjelasannya.

"Pergilah, aku sudah lelah dengan semua ini, Karina. Kita bicarakan ini, nanti. Di depan keluarga besar kami, kuharap kamu juga datang bersama orang tuamu," ucapku dengan kepala dingin.

"Baiklah, lusa aku akan datang ke rumah kalian. Sekali lagi aku katakan padamu, bertanggung jawablah layaknya seorang pria," balas Karina dengan angkuh.

Kutatap Karina dengan sinis. "Rupanya, ini adalah wajah aslimu. Menggunakan Alia sebagai tameng, tetapi diam-diam menjebak suamiku," tukasku membuat wajah Karina merah padam.

"Kamu sendiri yang tidak dapat menjaga suamimu dengan baik. Jangan salahkan aku jika dia berpaling darimu," ucap Karina penuh keyakinan.

"Hentikan omong kosongmu, Karina. Aku tidak pernah menyangka bila kamu bisa selicik ini," ucap Mas Rafli.

Aku menghela napas, entah hanya akting atau memang Mas Rafli tidak simpati dengan u
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 12

    “Tidak! Aku tidak melakukan apa pun padamu,” balas Mas Rafli dengan penuh keyakinan.“Bagaimana kalau kita lakukan tes DNA saja? Kalau memang yang ada dalam kandungan itu adalah anak dari Rafli,cucuku. Anakku harus bertanggung jawab dengan membiayai semua kebutuhannya,” ucap Pak Andika —Ayah mertuaku— dengan tenang.Di antara beberapa orang yang datang, memang ayah mertuaku itu yang paling tenang dibandingkan ibu mertua atau bahkan aku sendiri. Kulihat ada kegelisahan dalam diri Karina. Gelagat wanita itu menunjukkan bila dirinya tidak menyukai usulan dari Pak Andika. "Lalu, apa yang akan dilakukan Mas Rafli kalau anak yang ada dalam kandunganku adalah anaknya? Aku ingin status yang jelas. Tidak ingin memiliki anak tanpa seorang Ayah."Aku tidak bisa menghilangkan ekspresi jijik di wajahku. Di depanku, secara tidak langsung Karina meminta agar keluarga Rafli mengakui keberadaan anak dalam kandungannya. Baru saja aku kehilangan anakku, dengan berani dia mengaku sedang hamil anak dari

    Last Updated : 2025-04-17
  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 13

    "Ya sesuai perkataanku. Bila kamu ingin mempertanggung jawabkan perbuatanmu dengan menikahi Karina silakan. Akan tetapi, aku akan meminta cerai darimu," ucapku dengan tenang.Sejak Karina mengatakan kalau dirinya hamil anak dari suamiku, perasaan cintaku sedikit demi sedikit sirna. Kalau memang mereka berbuat zina, aku tidak lagi dapat mempertahankan pernikahan ini.Janji suci pernikahan telah dirusak oleh Rafli. Untuk apa aku terus terpuruk hingga membuatku kehilangan segalanya. "Aku tidak akan pernah menceraikanmu, Farah.""Seharusnya, kamu dapat mengetahui konsekuensinya ketika melakukan perbuatan melanggar batas dengan Karina," balasku dengan tegas. Selama ini, aku mengemis perhatiannya. Meminta Mas Rafli untuk menolak permintaan Karina. Akan tetapi, yang aku dapatkan hanyalah pengabaian dari suamiku. Bila memang anak dalam kandungan Karina adalah anak suamiku. Sudah sepantasnya dia bertanggung jawab dengan menikahi Karina."Sudahlah, Farah. Tanpa melakukan tes DNA sebenarnya k

    Last Updated : 2025-04-20
  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 14

    Kedua orang tua Mas Rafli pulang setelah berhasil membujukku agar tetap membiarkan Mas Rafli tinggal bersama dengannya. Dengan gigih, ibu mertuaku membuatku luluh dengan semua ucapannya. Awalnya aku sangat kesal dan meminta Mas Rafli untuk pergi dari rumah ibuku. Akan tetapi, dia memohon dengan berlutut di depanku. "Jangan begini, Sayang. Tolong jangan mengusirku. Aku sangat mencintaimu, semua salahku yang khilaf terlalu kasihan pada Karina," ujar Mas Rafli berlutut di bawah kakiku."Sudahlah, Mas. Bukankah sudah terbukti kalau kalian saling mencintai. Untuk apa menahanku di sisimu bila pada kenyataannya kamu selalu membuat hatiku sakit," balasku. Jujur saja, bila mengingat malam-malam yang kulalui sendirian membuatku sangat sedih. Apalagi ketika Mas Rafli lebih memilih pergi ke rumah Karina dibandingkan tetap bersamaku. "Sayang, tolong berikan kesempatan pada putraku yang bodoh ini. Aku yakin dia tidak memiliki niatan untuk selingkuh. Pasti perempuan itu memperdaya Rafli dengan m

    Last Updated : 2025-04-21
  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 15

    Setelah kami mengetahui prosedur tes DNA yang dapat dilakukan pada masa kehamilan. Mas Rafli mengirimkan pesan singkat pada Karina. Dia melakukannya tepat di depanku. Entah mencegah agar aku tidak cemburu atau memang dia sudah niat untuk melakukannya."Lihat pesanku padanya selama ini. Tidak pernah satu kali pun aku mengatakan hal yang berlebihan pada Karina. Semua yang kulakukan hanya perasaan kasihan tidak lebih," ujar Mas Rafli menyodorkan ponselnya padaku.Selama ini, aku tidak pernah memeriksa ponsel Mas Rafli. Sejak berpacaran hingga menikah aku merasa ponsel adalah barang pribadi yang merupakan privasi dari suamiku. Namun, lambat laun itu menjadi bumerang bagi rumah tanggaku hingga terjadi kedekatan yang berlebihan antara suami dan sahabatnya ini."Ya, siapa tahu kamu telah menghapus percakapan kalian sebelumnya," ucapku skeptis.Aku hanya melirik sedikit ponselnya ketika dia mengirimkan pesan pada Karina. Kulihat memang tidak ada yang aneh dengan pesan yang diketik suamiku hany

    Last Updated : 2025-04-21
  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 16

    "Apa maksud Kakak memengaruhi Farah? Ini rumah tanggaku, Mbak. Jangan ikut campur," ujar Mas Rafli terlihat marah. Perubahan Mas Rafli begitu terlihat, aku tidak menduga kalau dia begitu takut ketika aku katakan cerai. Sejak awal, aku merasa Mas Rafli begitu menginginkan perpisahan ini karena dia tidak pernah peduli lagi padaku dan calon anak kami.Setelah aku keguguran, tampaknya Mas Rafli baru menyadari bila aku memiliki arti dalam hidupnya. Namun, ketakutan itu tetap ada. Takut bila Mas Rafli kembali mengacuhkan diriku dan memilih untuk bersama dengan Karina dan Alina. "Rafli, walaupun aku adalah kakakmu, aku mengerti perasaan Farah. Kamu bisa dengan mudah mengatakan maaf. Tapi, luka itu akan tetapi ada sampai kapan pun," balas Widya membuat Mas Rafli tampaknya gelisah.Aku sangat memahami perasaan kakak iparku itu. Dia dikhianati begitu dalam oleh suaminya, kemudian dituduh mandul karena memang sampai saat ini belum memiliki seorang anak. Namun, dengan mudah sang suami menduakan

    Last Updated : 2025-04-23
  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 01

    “Mas Rafli, aku ingin bicara,” ucapku sambil menatap punggungnya yang sibuk dengan telepon genggam.Dia mendongak sekilas, lalu kembali menatap layar ponselnya. “Nanti saja, Farah. Aku sedang membalas pesan Karina.”Jantungku mencelos. Lagi-lagi, Karina. Aku mendekatinya, berdiri di depan sofa tempat dia duduk. "Apa yang dia mau sekarang?" tanyaku, mencoba terdengar tenang, meski dalam hatiku sudah berkecamuk."Alia sedang demam. Dia butuh seseorang untuk membantunya mengantar Alia ke dokter," jawab Mas Rafli tanpa menatapku.Aku berusaha menahan amarah yang perlahan menggerogoti kesabaranku. “Dia tidak bisa menghubungi orang lain? Bukannya Karina punya keluarga atau teman lain selain kamu?”Mas Rafli menghela napas panjang, meletakkan ponselnya di meja. “Kamu tahu sendiri, Farah. Setelah Yudhi meninggal, Karina tidak punya siapa-siapa. Aku tidak bisa membiarkannya sendirian.”Nada suaranya seolah mengatakan bahwa aku ini tidak berperasaan, bahwa aku salah karena mempertanyakan perhat

    Last Updated : 2025-03-24
  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 02

    “Aku cuma butuh kamu sedikit lebih pengertian, Farah,” suara Mas Rafli memecah keheningan pagi. Dia berdiri di dekat meja makan, wajahnya tampak lelah namun tetap mencoba menampilkan kesabaran yang mulai menipis.“Pengertian?” aku meletakkan gelas di tanganku dengan sedikit keras, menatapnya tajam.“Seberapa pengertian lagi aku harus bersikap, Mas? Aku sudah mencoba memahami hubungan kalian, tapi ini sudah melewati batas. Karina tidak hanya bergantung padamu. Dia seperti menjadikanmu suaminya.” Aku benar-benar lelah dengan semua keadaan ini.Wajah Mas Rafli menegang. “Kamu terlalu jauh, Farah. Karina bukan orang seperti itu.”Aku tertawa kecil, penuh ironi. “Oh, tentu saja dia tidak terlihat seperti itu. Tapi apa kamu sadar, Mas? Setiap langkahnya, setiap permintaannya, selalu membuatmu memilih dia daripada aku.”“Dia tidak memilih, Farah,” ucap MasRafli membantah. “Aku yang memutuskan membantu dia karena dia membutuhkan itu. Kamu tahu sendiri, aku dan Yudhi bersahabat sejak lama. Aku

    Last Updated : 2025-03-24
  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 03

    “Kenapa harus menuruti semua permintaan Karina?” tanyaku tajam ketika Mas Rafli menjelaskan rencananya.Dia baru pulang dari rumah Karina, dan kini dia mengatakan sesuatu yang bahkan lebih tak masuk akal.“Ada masalah dengan atap rumah Karina. Bocor, dan tukangnya nggak bisa langsung datang. Aku nggak mungkin biarkan dia dan anaknya tidur di rumah yang nggak layak,” jawab Mas Rafli dengan nada datar.“Kenapa harus kamu, Mas? Ada banyak orang lain yang bisa dia hubungi. Dia bisa menyewa jasa apa pun. Kenapa harus kamu yang selalu ada untuknya?”“Karina nggak punya siapa-siapa lagi,” katanya, suaranya mulai meninggi. “Dia cuma punya aku. Apa kamu nggak bisa mengerti itu?”Aku berdiri, memeluk perutku yang kian membesar.“Aku juga cuma punya kamu, Mas. Tapi apa aku harus teriak-teriak dulu baru kamu sadar kalau aku ini istrimu, dan aku sedang membutuhkanmu?” ucapku.Dia terdiam. Tapi bukan karena menyadari kesalahannya, melainkan karena kelelahan menghadapi argumen yang baginya tidak ber

    Last Updated : 2025-03-24

Latest chapter

  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 16

    "Apa maksud Kakak memengaruhi Farah? Ini rumah tanggaku, Mbak. Jangan ikut campur," ujar Mas Rafli terlihat marah. Perubahan Mas Rafli begitu terlihat, aku tidak menduga kalau dia begitu takut ketika aku katakan cerai. Sejak awal, aku merasa Mas Rafli begitu menginginkan perpisahan ini karena dia tidak pernah peduli lagi padaku dan calon anak kami.Setelah aku keguguran, tampaknya Mas Rafli baru menyadari bila aku memiliki arti dalam hidupnya. Namun, ketakutan itu tetap ada. Takut bila Mas Rafli kembali mengacuhkan diriku dan memilih untuk bersama dengan Karina dan Alina. "Rafli, walaupun aku adalah kakakmu, aku mengerti perasaan Farah. Kamu bisa dengan mudah mengatakan maaf. Tapi, luka itu akan tetapi ada sampai kapan pun," balas Widya membuat Mas Rafli tampaknya gelisah.Aku sangat memahami perasaan kakak iparku itu. Dia dikhianati begitu dalam oleh suaminya, kemudian dituduh mandul karena memang sampai saat ini belum memiliki seorang anak. Namun, dengan mudah sang suami menduakan

  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 15

    Setelah kami mengetahui prosedur tes DNA yang dapat dilakukan pada masa kehamilan. Mas Rafli mengirimkan pesan singkat pada Karina. Dia melakukannya tepat di depanku. Entah mencegah agar aku tidak cemburu atau memang dia sudah niat untuk melakukannya."Lihat pesanku padanya selama ini. Tidak pernah satu kali pun aku mengatakan hal yang berlebihan pada Karina. Semua yang kulakukan hanya perasaan kasihan tidak lebih," ujar Mas Rafli menyodorkan ponselnya padaku.Selama ini, aku tidak pernah memeriksa ponsel Mas Rafli. Sejak berpacaran hingga menikah aku merasa ponsel adalah barang pribadi yang merupakan privasi dari suamiku. Namun, lambat laun itu menjadi bumerang bagi rumah tanggaku hingga terjadi kedekatan yang berlebihan antara suami dan sahabatnya ini."Ya, siapa tahu kamu telah menghapus percakapan kalian sebelumnya," ucapku skeptis.Aku hanya melirik sedikit ponselnya ketika dia mengirimkan pesan pada Karina. Kulihat memang tidak ada yang aneh dengan pesan yang diketik suamiku hany

  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 14

    Kedua orang tua Mas Rafli pulang setelah berhasil membujukku agar tetap membiarkan Mas Rafli tinggal bersama dengannya. Dengan gigih, ibu mertuaku membuatku luluh dengan semua ucapannya. Awalnya aku sangat kesal dan meminta Mas Rafli untuk pergi dari rumah ibuku. Akan tetapi, dia memohon dengan berlutut di depanku. "Jangan begini, Sayang. Tolong jangan mengusirku. Aku sangat mencintaimu, semua salahku yang khilaf terlalu kasihan pada Karina," ujar Mas Rafli berlutut di bawah kakiku."Sudahlah, Mas. Bukankah sudah terbukti kalau kalian saling mencintai. Untuk apa menahanku di sisimu bila pada kenyataannya kamu selalu membuat hatiku sakit," balasku. Jujur saja, bila mengingat malam-malam yang kulalui sendirian membuatku sangat sedih. Apalagi ketika Mas Rafli lebih memilih pergi ke rumah Karina dibandingkan tetap bersamaku. "Sayang, tolong berikan kesempatan pada putraku yang bodoh ini. Aku yakin dia tidak memiliki niatan untuk selingkuh. Pasti perempuan itu memperdaya Rafli dengan m

  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 13

    "Ya sesuai perkataanku. Bila kamu ingin mempertanggung jawabkan perbuatanmu dengan menikahi Karina silakan. Akan tetapi, aku akan meminta cerai darimu," ucapku dengan tenang.Sejak Karina mengatakan kalau dirinya hamil anak dari suamiku, perasaan cintaku sedikit demi sedikit sirna. Kalau memang mereka berbuat zina, aku tidak lagi dapat mempertahankan pernikahan ini.Janji suci pernikahan telah dirusak oleh Rafli. Untuk apa aku terus terpuruk hingga membuatku kehilangan segalanya. "Aku tidak akan pernah menceraikanmu, Farah.""Seharusnya, kamu dapat mengetahui konsekuensinya ketika melakukan perbuatan melanggar batas dengan Karina," balasku dengan tegas. Selama ini, aku mengemis perhatiannya. Meminta Mas Rafli untuk menolak permintaan Karina. Akan tetapi, yang aku dapatkan hanyalah pengabaian dari suamiku. Bila memang anak dalam kandungan Karina adalah anak suamiku. Sudah sepantasnya dia bertanggung jawab dengan menikahi Karina."Sudahlah, Farah. Tanpa melakukan tes DNA sebenarnya k

  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 12

    “Tidak! Aku tidak melakukan apa pun padamu,” balas Mas Rafli dengan penuh keyakinan.“Bagaimana kalau kita lakukan tes DNA saja? Kalau memang yang ada dalam kandungan itu adalah anak dari Rafli,cucuku. Anakku harus bertanggung jawab dengan membiayai semua kebutuhannya,” ucap Pak Andika —Ayah mertuaku— dengan tenang.Di antara beberapa orang yang datang, memang ayah mertuaku itu yang paling tenang dibandingkan ibu mertua atau bahkan aku sendiri. Kulihat ada kegelisahan dalam diri Karina. Gelagat wanita itu menunjukkan bila dirinya tidak menyukai usulan dari Pak Andika. "Lalu, apa yang akan dilakukan Mas Rafli kalau anak yang ada dalam kandunganku adalah anaknya? Aku ingin status yang jelas. Tidak ingin memiliki anak tanpa seorang Ayah."Aku tidak bisa menghilangkan ekspresi jijik di wajahku. Di depanku, secara tidak langsung Karina meminta agar keluarga Rafli mengakui keberadaan anak dalam kandungannya. Baru saja aku kehilangan anakku, dengan berani dia mengaku sedang hamil anak dari

  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 11

    Darahku mendidih mendengar Karina mengaku hamil benih dari suamiku. Kulihat Mas Rafli dengan wajah yang memelas, memintaku untuk mendengarkan penjelasannya."Pergilah, aku sudah lelah dengan semua ini, Karina. Kita bicarakan ini, nanti. Di depan keluarga besar kami, kuharap kamu juga datang bersama orang tuamu," ucapku dengan kepala dingin."Baiklah, lusa aku akan datang ke rumah kalian. Sekali lagi aku katakan padamu, bertanggung jawablah layaknya seorang pria," balas Karina dengan angkuh.Kutatap Karina dengan sinis. "Rupanya, ini adalah wajah aslimu. Menggunakan Alia sebagai tameng, tetapi diam-diam menjebak suamiku," tukasku membuat wajah Karina merah padam. "Kamu sendiri yang tidak dapat menjaga suamimu dengan baik. Jangan salahkan aku jika dia berpaling darimu," ucap Karina penuh keyakinan."Hentikan omong kosongmu, Karina. Aku tidak pernah menyangka bila kamu bisa selicik ini," ucap Mas Rafli. Aku menghela napas, entah hanya akting atau memang Mas Rafli tidak simpati dengan u

  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 10

    POV Farah..Apa yang sebenarnya Mas Rafli inginkan dari pernikahan ini? Aku tidak pernah menginginkan pernikahan tanpa cinta yang dia berikan padaku, batinku dipenuhi dengan tanda tanya. Pernikahan tanpa cinta, itulah yang telah terjadi pada pernikahan kami. Meskipun, dia terus mengatakan kalau ingin mengubah keadaan ini. Aku tetap tidak bisa mempercayai ucapan yang dia katakan tanpa pembuktian yang jelas. “Hari ini, kamu dapat pulang. Benarkah kamu tidak ingin kembali ke rumah kita?” tanya Mas Rafli membuka pembicaraan di pagi hari."Aku menginginkan ketenangan. Kalau kamu tidak bisa ikut di rumahku tidak apa-apa. Aku tidak memaksamu," jawabku yang sudah duduk di ranjang tempat tidur. Mas Rafli menggeleng, dia bersikeras untuk ikut ke rumahku. "Aku akan ikut bersamamu. Walau jarak kantor dan rumah Ibu cukup jauh. Aku tidak apa-apa," ujar Rafli."Terserah kamu saja, Mas," balasku kemudian mendahuluinya. Perawat membantuku menaiki kursi roda, Mas Rafli membantuku untuk naik ke mo

  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 09

    POV Rafli.."Aku ingin kamu menjauhi Karina, tidak ada alasan lagi untuk terus bertemu dengan dirinya," ucap Farah dengan tenang."Sudah berulang kali aku katakan padamu, tidak ada hubungan antara aku dan Karina. Tidak perlu cemburu seperti itu," balasku.Aku merasa sangat aneh dengan sikap Farah. Selama ini aku memang lebih memperhatikan Karina dan tidak mengindahkan Farah. Apa sikapku membuat Farah berubah?"Kalau kamu masih ingin berhubungan dengan Karina silakan, Mas. Aku akan menggugat cerai dirimu. Kamu bisa bebas bertemu dengan Karina tanpa larangan dariku," ucap Farah dengan mata nanar. Kulihat mata Farah mencerminkan wajah yang putus asa. Tidak bisa aku memutuskan saat ini tentang hubunganku dengan Karina. Masih belum rela rasanya melepaskan diri dari sahabatku yang sudah menjanda itu. Padahal Karina masih memiliki orang tua, tetapi aku tidak tenang karena dia adalah sosok yang lemah lembut berbeda dengan Farah yang terlihat lebih mandiri. Namun, keadaan Farah yang baru s

  • Nikahi Saja Sahabatmu, Mas!    Bab 08

    POV Rafli ..Sebelum Yudhi meninggal, aku segan untuk berdekatan dengan Karina. Dia merupakan sahabat karibku sejak SMA. Namun, semua berubah ketika Yudhi meninggal karena kecelakaan.Karina menjadi bergantung padaku, apa pun dia katakan padaku. Bahkan, tak segan dia memintaku untuk sesuatu yang sebenarnya bisa dia lakukan sendiri.Namun, semua itu membuat Farah terganggu, dia selalu mempertanyakan semua perhatianku pada Karina. Perempuan itu menjadi berubah dan sangat cerewet. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya ada dalam pikirannya."Kamu akan lelah bila terus mempertanyakan persahabatanku dengan Karina," ujarku pada saat Farah kembali merajuk. "Tapi, kamu selalu saja lebih mendahulukan dia dibandingkan aku yang sedang hamil anakmu." "Sudahlah, aku harus pergi ke rumah Karina. Dia membutuhkanku saat ini. Jangan berpikiran negatif tentang hubunganku dengan Karina," ucapku berusaha untuk pergi dari hadapan Farah.Sebenarnya itu adalah salah satu caraku untuk menghindari pertanyaan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status