Share

Tidak Bisa Diharapkan!

Penulis: Gra_Violla
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-09 00:38:35
Baru kali ini wajah Pak Harsono sangat semringah melihat kepulangan anak gadisnya. Hal ini bukan lain karena digandeng pria yang diagung-agungkan bisa menjadi menantu terbaik. Sementara itu, Nirmala tidak bisa menyembunyikan rasa kaget sekaligus marah karena tanpa pamit, tangan Lucky menggandengnya sangat mesra. Seolah ingin menunjukkan dengan bangga pada teman bisnis papanya itu.

Sekuat tenaga Nirmala hendak berontak, tapi segera dibisiki suara pria kurang ajar di sampingnya, “ikuti permainan dan permintaanku atau kamu akan tau konsekuensinya.” Lucky semakin erat mengapit lengan wanita yang tingginya tidak lebih dari sebahunya itu.

“Selamat malam, Om,” sapa Lucky penuh rasa bahagia.

Pak Harsono menyambut dengan roman jauh lebih bahagia. Baik Lucky ataupun sang tuan rumah, keduanya tampak sangat akrab dan terlihat sangat bahagia seperti pengantin baru.

Sementara, orang yang paling tersiksa di situ adalah Nirmala. Selain karena pegangan tangan Lucky yang erat, batinnya menjerit seperti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Derita Anak Mami

    Kretek satu bungkus yang dibeli sepulang bertemu dengan sang kekasih tadi sudah hampir habis, tinggal beberapa batang saja. Pemuda yang sejatinya kurang suka dengan aroma dan asap hasil bakaran tembakau itu telah menghisapnya sejak dari mengendarai motor hingga kini duduk di teras depan. Sengaja dia tidak masuk rumah sebelum pikirannya yang kalut bisa diredakan.Bagaimana tidak kalut jika perkara restu saja belum beres, harus ditambah dengan fakta bahwa sang pujaan hati hendak dijodohkan? Jika dijodohkan dengan orang yang memang lebih baik dari dirinya, mungkin tidak akan sekacau ini. Bukan karena merasa diri sempurna, tapi apabila benar wanita yang ia kasihi akhirnya menikah dengan orang dengan record doyan wanita, lintah darat dan tukang mabok itu, bukankah sangat menyakitkan? Jika membiarkan begitu saja, ibarat dirinya menyaksikan sang kekasih terjun ke jurang mematikan.Sebagai pria sejati yang mengaku mencintai dengan setulus hati, tentunya ia ingin membebaskan sang kekasih dari j

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-11
  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Sang Penyelamat

    “Biarkan Anggara istirahat. Anggara, masuklah!” Seorang wanita yang terlihat lebih muda dari usia orang yang dipanggil tiba-tiba hadir di tengah-tengah Anggara dan sang ibu. Keduanya kompak menatap sosok yang baru saja datang. Melihat siapa yang kini ada di hadapannya dengan ucapan tersebut, membuat wanita yang selalu tampil dengan lipstik warna merah itu semakin menyala karena naik pitam. Tak disangka jika sosok tersebut tiba-tiba muncul di kondisi seperti ini.“Nggak usah belain dan ikut campur urusanku, Wahyu!” Sorot mata Bu Diana tajam menatap wanita yang tampak tak gentar itu.“Jangan terlalu keras dengan anak. Kasihan Anggara jadi tertekan. Belakangan dia sepertinya kurang istirahat.”Wanita yang dipanggil dengan nama Wahyu itu terlihat begitu prihatin dengan tingkah Bu Diana. Kedua matanya yang teduh itu sesekali melihat ke arah keponakan yang tampak tidak nyaman.“Sewaktu kamu di rumah sakit, anakmu ini hampir tidak bisa tidur dan istirahat dengan baik. Apa kamu tidak kasihan?

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Sekali Seumur Hidup

    “Gara, omku udah di rumah. Jadi konsul, gak?”Anggara sedang meratapi nasib di kamar, ketika sebuah pesan muncul di layar ponsel. Setelah membaca kalimat tersebut, ia ingat jika waktu masih menjadi mahasiswa dulu pernah nimbrung obrolan teman kampusnya yang bercerita tentang adik ayahnya--yang ajaib. Selain terkenal pintar secara IQ, beliau juga pintar secara spiritual. Itulah mengapa sosok itu menjadi terkenal dan sering kebanjiran tamu yang datang untuk meminta bantuan solusi atas masalah mereka.Saat itu, Anggara yang cuek, awalnya tidak begitu mengikuti cerita temannya tersebut. Lama-lama tertarik karena sebenarnya saat itu ia juga butuh sosok yang bisa memberikan pencerahan tentang hubungan rumit bersama sang kekasih.Namun, dulu belum sempat untuk mengutarakan ketertarikannya. Barulah akhir-akhir ini rasanya ia sangat membutuhkan sosok tersebut. Untunglah, kontak temannya yang bernama Dimas itu masih ada.Setelah menunggu cukup lama, akhirnya pemberitahuan tentang sosok yang diju

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Petuah Mbah Utomo

    Ketika Anggara muncul, sosok yang sedang duduk di atas ambin bambu beralaskan kloso itu sempat tertegun sejenak. Ia seperti melihat seorang bocah laki-laki yang dipenuhi dengan ketakutan, kecemasan dan kepasrahan. Hatinya pun terlihat lebam. Begitu pun dengan isi kepalanya yang nyaris penuh terisi tali temali rumit. Sebanyak pasien yang telah datang padanya, baru kali ini kedatangan sosok macam tersebut.Setelah salam dan dipersilahkan duduk bersila, Anggara mencoba menatap lebih cermat dan tersenyum ke arah laki-laki yang sejatinya belum pantas dipanggil ‘Mbah’. Ia sempat tidak percaya jika sosok yang diceritakan Dimas ternyata terlihat jauh lebih muda dari yang ada di imajinasinya. Laki-laki bugar dengan kulit coklat tua dan kumis tipis dan rapi itu terlihat seperti baru berumur empat puluhan.“Assalamu’alaikum. Nama saya Anggara,” salam Anggara pelan. Karena baru pertama kali ke tempat konsultasi seperti ini, Anggara terlihat sangat kikuk. Bahkan, sebenarnya ia tidak ada gambaran a

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Pada Akhirnya

    Begitu melihat dari CCTV, Bu Diana mengetahui siapa yang membuat suara derit pintu gerbang. Hati wanita yang terlihat mendung itu terasa amat sakit. Sebelumnya, putra satu-satunya itu tidak pernah ke luar rumah semalam ini, apalagi tanpa berpamitan. Namun, demi seorang wanita lain, ia melakukannya.“Seistimewa itukah gadis itu?” Tiba-tiba saja hatinya dilanda rasa cemburu.Bu Diana sengaja tidak menghubungi putra semata wayangnya, karena masih merasa sakit hati dan kecewa. Namun, ia tetap menunggu di sofa ruang tamu. Jika ada kendaraan yang terdengar mendekati pintu gerbang rumah, dengan cepat akan menyibak tirai jendela. Berkali-kali kecewa, karena suara motor itu tidak masuk ke gerbangnya. Malam semakin larut, wanita yang tak lagi muda itu berpindah duduk di depan monitor CCTV untuk terus memantau kepulangan sang anak. Sayang, sampai subuh tiba, nihil.###Kedua netra Anggara terbuka manakala terasa tertusuk sinar mentari yang memantul dari sebuah kaca besar di depannya. Dengan tenag

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Perseturuan Panas

    “Enggak bisa gitu dong, Pak! Pokoknya, aku mau nikahnya sama Anggara aja dan nggak sudi dijodoh-jodohin. Apalagi, dengan rentenir macam si Mister Dana itu!”Serta merta amarah Nirmala meledak, karena restu sang calon mertua yang sudah turun serasa tidak ada harganya di mata sang bapak. Padahal, untuk mendapatkan restu itu sangat butuh perjuangan dan tidak instan.“Kamu mau ngelawan perintah Bapak, hah?”Merasa reputasinya selama ini yang terkenal otoriter terancam oleh kata-kata sang anak, Pak Harsono naik pitam. Kedua tangannya berkacak pinggang dan matanya melebar semaksimal mungkin.“Cukup selama ini aku dan Mas Gayuh ditindas abis-abisan sampai hampir gila, Pak! Semua didikte dari A sampai Z. Tapi, enggak untuk pasangan hidup. Bapak harus tau kalau Anggara adalah orang yang berkali-kali nyelametin hidupku yang babak belur ini. Bahkan, di saat nyawaku di pinggir jurang, cuma dia yang datang buat ngulurin tangan. Bapak nggak pernah ada!” pekik Nirmala.“PLAK!”Telapak tangan kiri Pak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Semakin Rumit

    Flashback on“Aku nggak mau tahu, pokoknya kita putus!”Teriakan Nirmala yang berapi-api mampu membuat orang yang sedang berlalu lalang di dekatnya menoleh. Sementara pria yang diteriaki terlihat kebingungan. Ia tidak menyangka jika niat baik membantu salah satu teman sekelasnya akan membuat sang pacar cemburu buta hingga mengeluarkan kata ‘putus’.Sebenarnya, permasalahan ini sudah ingin ia selesaikan sewaktu di kampus tadi—saat Nirmala tengah memergoki dirinya tengah jalan bersama teman sekelasnya. Namun, gadis temperamen itu tidak mau mendengar alasan apa pun dan memilih untuk pulang menggunakan angkutan umum.Karena tidak mau masalah menjadi berlarut, mahasiswa yang sebenarnya masih ada kelas berikutnya itu pun nekat bolos untuk mengejar sang pujaan. Sayang, usahanya untuk meminta sang pacar turun dari angkutan umum yang berkali-kali dilakukan pun nihil. Sampai-sampai ia sebenarnya malu karena berkali-kali mengetuk-ngetuk kaca angkutan tanpa hasil. Apalagi, di dalam sana tidak hany

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-22
  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Dua Penagih Janji

    Sudah sejam lebih Pak Harsono mondar mandir di kamarnya. Sesekali, pria paruh baya itu menggelengkan kepala. Batinnya berkali-kali menggerutu kesal pada diri dan menyesali apa yang telah ia janjikan pada sang putri beberapa menit yang lalu.“Bisa-bisanya aku ngomong begitu?” gerutunya kesal sekaligus menyesal. Laki-laki yang tak lagi muda itu tiba-tiba duduk di pinggir ranjang dan salah satu tangannya memijit pelipisnya yang terasa tak nyaman. Batinnya benar-benar kacau, sementara otaknya dipacu semaksimal mungkin untuk mencari jalan keluar. Ia sangat khawatir jika pemuda yang pernah digamparnya itu benar-benar datang melamar putrinya besok malam.Beberapa saat berpikir keras, pada akhirnya Pak Harsono beranjak sembari bergumam, “aku harus ke sana. Ya, ya. Harus, sekarang juga sebelum terlambat.”Dengan langkah penuh kemantapan jiwa, pria berbadan tegap itu ke luar ruangan. Saking semangatnya, ia tak menghiraukan saat sang istri bertanya hendak kemana.“Jaga anak itu. Jangan sampai be

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-23

Bab terbaru

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Yang Meninggalkan dan Ditinggalkan

    “Kamu yakin, Sayang?” tanya Bu Vera pada putrinya yang beberapa langkah lagi menuju pintu mobil.Dengan mantap mantap, wanita yang masih terlihat pucat itu mengangguk seraya menjawab, “ya, Ma.”Merasa terharu, dipeluknya sang putri dengan penuh kasih.“Aku selalu mendoakan kebahagiaan kamu. Mama akan usahakan pengobatan dan terapi terbaik nanti di sana,” ucap Bu Vera tidak bisa menyembunyikan rasa haru. Wanita yang belakangan merasa begitu dekat dengan putri yang pernah ditinggalkannya itu berkali-kali mengusap usap pundak penuh kasih.Tidak hanya kedua wanita itu yang merasa berat untuk berpisah dengan kampung halaman, rumah kenangan, tapi juga Mbak Duwik. Wanita yang selama Bu Vera di sini selalu siap sedia diperintah itu ikut menangis penuh haru.Seperti mengerti perasaan wanita cekatan itu, Fitonia mendekat, memeluk dan berkata, “ terima kasih ya, Mbak Duwik, selalu ada buat kami.”Wanita yang tadinya mewek dengan suara pelan, kali ini justru sesenggukannya terdengar semakin keras

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Rembug Tua

    Nirmala, Pak Harsono, istri dan kakak perempuannya serempak saling pandang menatap dua orang lelaki yang berdiri di depan pintu rumah. Satu terlihat begitu bugar, gagah dan percaya diri, sementara satunya memancarkan sorot kesedihan mendalam, lemah dan pesimis. Beberapa kali, pria gagah menepuk-nepuk punggung pria tak berdaya di samping sambil mengangguk, seolah tengah menyalurkan kekuatan.“Assalamu’alaikum, Pak Harsono dan keluarga, bolehkah kami masuk?” Karena saking terpananya dengan apa yang dilihat, sekeluarga hanya bisa melongo dan sampai lupa mempersilahkan tamu segera masuk.“Oh, ya, Wa’alaikumsalam. Silahkan masuk,” ujar Bu Harsono seketika sadar.Istri Pak Harsono itulah yang paling awal melihat kedatangan dua pria beda usia tersebut menuju rumah, lalu lari ke kebun samping dan memberi tahukan bahwa ada tamu. Ia sangat penasaran dengan pria yang tengah menuntun calon menantu idamannya, sekaligus kaget dengan keadaan Anggara yang seperti sedang sakit.“Maaf jika kedatangan ka

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Tamu Mengejutkan

    “Benarkah itu Johan?” Bu Diana hampir tidak percaya dengan apa yang dilihat. Sosok yang sebentar lagi pasti mengetuk pintu itu memang bisa dibilang jauh berbeda dengan suaminya dulu, tapi sebagai istri, ia masih tidak lupa dengan cara berjalannya yang gagah dan khas. Terlebih, saat tamu tak diundangnya mengetuk pintu tapi merasa tidak direspon dan wajahnya berusaha mengintai lewat kaca, Bu Diana kini yakin seratus persen bahwa orang tersebut adalah suami yang pernah diusirnya berkali-kali. Hal itu terlihat dari bekas luka sabetan benda tajam di wajah.“Ada apa si Johan kembali lagi ke sini? Bukankah sudah kusuruh tidak lagi menginjakkan kaki di rumah ini lagi? Berani sekali dia!” Bu Diana yang cukup pangling dengan penampilan sang tamu itu berkali-kali mengucek mata untuk memastikan.“Assalamu’alaikum...Assalamu’alaikum,” salam Pak Johan setelah ketukan pintunya yang berkali-kali tidak digubris.Nada suaranya yang kini terdengar adem dan lembut itu mengundang simpati Bu Diana. Wanita

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Peran Pak Johan

    Melihat sosok yang selama ini dirindukannya, Anggara merasa begitu lega. Kali ini, tidak lagi ada kecanggungan. Ia telah menemukan kembali kenyamanan berada di dekat seorang ayah seperti dulu waktu kecil sering bermain dan bercanda.Pak Johan langsung mempersilakan sang putra masuk ke kamar penginapan yang hanya dia sendiri di sana. Entah kebetulan atau memang sudah takdir, biasanya ia akan berada di sebelah tuannya kapan pun. Jika sedang tour kota semacam ini, kalau tidak tidur di pondok pesantren persahabatan, ya menginap di penginapan lengkap dengan tim.Namun, kali ini sungguh berbeda. Gus Hamdan, pendakwah muda yang tengah naik daun itu tengah membersamai istri tercinta pasca melahirkan di klinik dan kini telah dibawa ke rumah sakit khusus ibu dan anak demi mendapatkan fasilitas terdepan.“Bapak istirahatlah. Aku sudah pesankan kamar di penginapan dekat rumah sakit ini. Beristirahatlah setenang mungkin. Jangan pikirkan aku atau Ning. Tenang saja, ada Bik Fatimah dan beberapa sant

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Kembalinya Sang Ayah

    “Kabari Ayah kapan pun kamu mau. 082****.”Anggara memandang secarik kertas yang sepertinya ditulis dengan buru-buru itu penuh haru. Ia memang masih menyimpan kenangan indah bersama sang ayah sewaktu kecil dulu, sebelum pada akhirnya kepala rumah tangga itu diusir pemilik sah rumah itu. Dalam hati, ia memang berniat untuk kembali bertemu, bahkan ada secercah harapan untuk bisa hidup bersama lagi seperti dulu.Malam telah cukup larut. Jalanan sudah mulai sepi. Terlebih, klinik bersalin itu berada di pinggir kota. Di jam segini, mana mungkin ada kendaraan umum, kecuali ojek. Setelah berjalan dan bertanya beberapa orang, akhirnya ia menemukan tukang ojek yang langsung dimintanya untuk membawa pulang.Kali ini, ia sebisa mungkin menghentikan sementara pikiran tentang Pak Johan, Nirmala dan Fitonia. Sebagai seorang anak laki-laki satu-satunya yang dimiliki sang ibu, Anggara berpikir keras mencari kata yang hendak diucapkan saat bertemu dengan wanita single parent itu.Ia ingat betul bagaim

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Ayah dan Buah Hatinya

    “Ma, istirahatlah. Aku baik-baik saja. Hanya, aku butuh obat tidur, terlelap, lalu bangun dalam keadaan siap menghadapi takdir yang ada. Maaf, telah membuat Mama, Papa dan keluarga kecewa, malu dan sedih. Setelah ini, aku berjanji tidak akan mengulanginya,” tulis Fitonia di pesan singkat, lalu mengiriminya pada sang mama, yang langsung lemas setelah membaca.Pak Rudi yang ikut membaca karena penasaran dengan penyebab sang istri langsung menjatuhkan diri ke dadanya itu juga tidak tahan untuk tidak bersedih. Terlebih, lelaki sukses itu merasa menyesal, mengapa baru kali ini datang ke mari, kenapa tidak kemarin-kemarin saat istrinya meminta.Ia sama sekali tidak menyangka jika putri sulungnya itu justru akan bertambah parah ketika berada di sini. Dikiranya, kesehatannya membaik karena waktu hendak pulang ke kampung halaman, dia melihat harapan dari senyum semangat sang putri. Ditepuk-tepuknya pundak sang istri seraya berucap,”dia gadis cerdas, pasti bisa bangkit segera. Papa yakin itu, M

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Perenungan yang Dalam

    “Bapak...” panggil Nirmala pada lelaki brewokan di teras rumah. Beberapa bulan tidak melihat, wajah Pak Harsono yang dulu hampir selalu rapi, kini tampak tidak terurus. Rambut-rambut dibiarkan tumbuh liar di wajah menambah kesan garang.“Kalian dari mana aja jam segini baru pulang?” cecar Pak Harsono sembari menatap tajam ke arah pasangan muda mudi yang terlihat tegang itu.Anggara menatap kekasihnya seolah memberi isyarat apakah dirinya harus jujur atau tidak. Seperti mengerti makna sorotan mata itu, Nirmala menggeleng pelan.“Maaf, Pak. Tadi, abis kontrol. Antriannya panjang, jadi sampai telat pulangnya. Bapak kapan pulang?” tanya Nirmala lirih penuh kehati-hatian.Bersamaan dengan jawaban putrinya, Bu Harsono yang mendengar suara sang suami yang cukup lantang tadi segera ke luar.Ditatapnya muda-mudi itu dengan sorot kecemasan. Sebagai seorang Ibu, Bu Harsono memiliki ikatan batin kuat kepada sang putri yang dari tatapannya seperti tengah meminta bantuan.“Oh, kalian sudah pulang,

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Runyam

    “Kamu dari mana aja, Gara? Tante nyariin kamu kemana-mana, kirain ke toilet atau ke luar beli sesuatu.”Begitu sampai di depan ruangan tempat Nirmala diperiksa tadi, terlihat Tante Ayu tengah gelisah. Wanita yang tampak kelelahan dan kebingungan itu langsung lari menyusul saat melihat Anggara muncul.“Nggak dari mana-mana, Tante,” jawab Anggara singkat. Pikirannya masih tersangkut pada sosok yang baru saja ditemuinya.“Kamu lho, seperti linglung begitu. Ada apa? Oh, ya, Nirmala sudah siuman. Tadi Tante udah masuk sebentar. Ini mau jemput ommu di rumah Fitonia. Duh, suasana katanya kacau balau. Kamu di sini tunggu Nirmala, ya. Jaga kesehatan dan mental dia. Tante jemput om dulu,” pamit Tante Ayu terlihat tergesa-gesa.Anggara hanya mengangguk. Langkahnya lesu masuk ke ruangan yang sedari tadi ditunggui tantenya itu. Batinnya senang mendengar sang kekasih sudah siuman, tapi tetap saja masih terasa ada yang mengganjal.Melihat Nirmala menatapnya, ia berusaha tersenyum ceria. Diingatnya b

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Kejutan di Klinik Bersalin

    Melihat ekspresi putranya yang begitu terkejut dan panik, Bu Diana mendelik. Dicubitnya sang putra sebagai bentuk protes sekaligus permintaan untuk tetap duduk melanjutkan prosesi acara lamaran. Seperti tidak mau kehilangan kesempatan, wanita yang tidak menyangka akan ada kejadian tak terduga tersebut pun langsung meminta panitia untuk tetap melanjutkan acara.Ia mengajak calon besan untuk saling mengaitkan cincin di masing-masing calon pengantin. Namun, Anggara yang hatinya terkoyak melihat kekasih hati jatuh pingsan, tidak kuasa untuk bertahan. Ia bangkit tanpa memperdulikan pekikan dan larangan sang ibu. Dipapahnya wanita muda yang tidak sadarkan diri itu ke luar tempat acara.Tante Ayu yang menyaksikan adegan memilukan itu pun tergugah hatinya, lalu bangkit dan meminta kunci pada sang suami. Wanita yang sudah menganggap Nirmala sebagai anak sendiri itu pun menyuruh sang keponakan untuk memasukkan Nirmala ke mobilnya.“Tante yang nyupir,” ujarnya sigap membukakan pintu. Ia benar-be

DMCA.com Protection Status